" Lin apa kau benar benar bisa ?, aku tidak mau besok pagi tanganku sudah seperti lukisan abstrak " gerutu Green dengan tangan yang terulur pada Elin.
" Jangan meragukan aku Greenindia , kau lupa aku ini anak desain jadi tidak mungkin hasilnya mengecewakan " sahut Elin yang tetap fokus pada tangan Green yang sedang ia gambar dengan tintah henna.
" Itu bagus kok " sambung seorang perempuan yang memang di datangkan untuk melukis tangan Amel malam ini.
" tuh dengarin Green mbanya juga bilang bagus " kata Elin yang merasa bangga.
" Jangan di puji mba , nanti dia malah besar kepala " sahut Green dan Amel hanya tertawa tanpa bisa bergerak , karena jika ia bergerak ada kemungkinan riasan di tangannya akan hancur seketika.
" Saya bukan memuji , tapi itu sungguh sangat bagus sebagai pemula , saya saja tidak seperti itu saat pertama kali membuat henna " jelas perempuan itu dan Elin semakin tersenyum percaya diri dengan hasil karyanya di tangan Green.
Sambil terus menghias tangan ,mereka tidak berhenti mengobrol tentang segala hal , dari mulai awal mereka berteman , semasa mereka bersekolah dan sampai hari ini dimana Green yang sudah menemukan jodoh tanpa di cari dan Amel yang akan menikah dengan saudara dari suami Green.
" Gimana rasanya mau menikah mel ? " tanya Elin tersenyum nakal.
" Sumpah deg degan ,nano nano , pakoknya susah di jelasin , nanti kamu juga akan tahu " jelas Amel dengan wajah yang terlihat gugup.
" Separah itu ya , padahal cuma duduk di pelaminan, pahal yang ijab kobulnya kak Alfin " ujar Elin yang sedikit berpikir kalau itu berlebihan , maklum dia belum pernah merasakannya.
" Kalau kamu Green waktu mau nikah dulu rasanya gimana ? " tanyanya beralih pada Green yang sedang sibuk menambah pernak pernik pada warna henna di tangannya.
" Lebih parah lagi , seperti naik roller coaster , udah di jodohin , pernikahan dini pula, lengkap sudah , kalau di ceritain rasanya satu malam ini tidak akan cukup " jelas Green dengan tertawa.
" Dulu inget banget ya , waktu kita ngobrol terus kita bilang sepertinya lucu deh kalau kita jadi keluarga , eh tahunya beneran sekarang aku dan Amel akan jadi keluarga " lanjut Green mengingat kenangan mereka dulu.
" iya ya , tidak ada yang bisa menebak takdir , kalau aku sih maunya jodohku juga tidak jauh jauh dari kalian , biar kita tidakak berpisah " sambungEelin tertawa.
"nanti aku tanya siapa tahu Nathan masih punya satu saudara lagi " sahut Green ikut tertawa.
" wah aku tidaak bisa bayangin gimana riwehnya keluarga Vernandes nanti " sambung Amel sambil tertawa karena membayangkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi jika mereka bertiga benar benar bersatu.
" Kalau saja kak Gerr... " kata Amel menggantung karena tangannya lebih dulu di cubit oleh Green.
" Jangan merusak hari bahagia ini mel " ucap Green pelan dan Amel segera menatap wajah Elin dengan merasa bersalah.
" Aku sudah baik baik saja Green , kadang yang di rencanakan memang tidak selalu sesuai rencana , and now , aku sudah baik baik saja dan menerimanya dengan ihklas , Tuhan pasti punya rencana mengapa aku dan dia di pertemukan dulu" jelas Elin tersenyum.
" Apa kau sudah membuka hatimu lin ? " tanya Amel dan Elin hanya menanggapinya dengan kembali tersenyum.
" Tentu , walau tidak mudah " jawab Elin tertawa namun dengan menghela nafas , karena sampai hari ini belum ada di pikirannya untuk mencari mengganti Gery , atau mungkin memang tempat Gerry yang tidak akan pernah tergantikan.
****
" Rem duduk dulu di sini " ucap Nathan pada Daniel sambil menunjuk sofa besar di ruang keluarga dan berjalan meninggalkan Daniel , untuk mencari penghuni rumah megah itu.
" Bunda , Ayah , Alfin " teriak Nathan dari lantai satu , Wilna yang masih sibuk dengan semua persiapan besok menghentikan kegiatannya , Banyu yang hari ini memang sudah mengambil cuti dan sedabg bermain bersama Naina di taman belakang pun ikut menghentikan aktifitasnya ,sedangkan Alfin si calon pengantin langsung mengerti dengan suara panggilan Nathan karena ia langsung tahu bahwa Daniel sahabat mereka sudah berada disana dan segera beranjak dari dalam kamar tidurnya menuju lantai bawah tempat saudaranya berteriak.
" Ada apa nak ? " tanya Wilna yang masih dengan kesibukannya dan belum menyadari siapa laki laki yang tertutup oleh tubuh Nathan.
" Lihat bunda siapa yang datang ? " ucap Nathan tersenyum dan menggeser tubuhnya , Daniel yang memang sudah melihat kedatangan Wilna langsung saja berdiri dan tersenyum pada wanita paruh baya itu , ia sangat menyukai kedua orang tua Nathan , selama mereka sekolah di Inggris Wilna selalu mengirimkan makanan bahkan bukan hanya untuk Nathan tapi juga untuk dirinya , dan saat keluarga Daniel tidak bisa menghadiri kelulusan mereka , Wilna dan Banyu dengan senang hati menggantikannya dan yang Daniel miliki saat kelulusan adalah foto bersama keluarga Vernandes.
" Bunda " ucap Daniel tersenyum manis , wilna begitu terkejut saat melihat laki laki muda di hadapannya.
" Daniel " teriak Wilna dan langsung memeluk tubuh Daniel , laki laki muda yang memang sudah di anggap seperti anaknya sendiri , bahkan Wilna pernah mengatakan jika Daniel tidak memiliki orang tua seperti Alfin , dia juga akan mengangkat Daniel sebagai anaknya , karena pasti sangat bahagia mempunya tiga anak laki laki yang begitu tampan seperti Nathan , Alfin dan Daniel.
" Ayah lihat , anak ketiga kita datang " teriak Wilna memanggil Banyu yang masih berada di taman belakang bersama Naina.
" Kenapa baru datang sekarang ? " tanya Wilna lagi sambil memukul lengan Daniel.
" Maaf bunda , bunda pasti tahu kalau Daniel sangat sibuk " jawab Daniel tersenyum dan begitu merasa bersalah , karena berapa kali ia pulang ke Indonesia dia tidak pernah memberitahukannya pada keluarga Nathan.
" Ada apa bunda berteriak ? " kata Banyu datang sambil menggendong Naina .
" Ayah " panggil Daniel membuat Banyu juga tidak kalah terkejut , Daniel berjalan mendekat dan segera mencium punggung tangan Banyu , ia sangat paham dengan budaya kesopanan orang Indonesia.
" Apa kabar nak ?, Ayah lihat kau begitu sukses sekarang " ucap Banyu dengan menepuk pelan punggung bidang Daniel.
" Itu semua karena ajaran dari Ayah " sahut Daniel tersenyum.
" Apa ini ponakanku Jo " lanjut Daniel saat melihat Naina di dalam gendongan Banyu sedangkan Naina terus menatap Daniel yang masih begitu asing dari penglihatan matanya.
" Iya itu anakku Rem , namanya Naina " jelas Nathan dan segera mengambil alih Naina dari dalam gendongan Banyu.
" Sangat cantik , matanya juga sangat indah jo , kau harus menjaganya nanti " ucap Daniel tertawa dan menatap kagum pada wajah cantik putri sahabatnya itu.
" Daniel Remkez " teriak Alfin dari ujung tangga dan segera berlari menghampiri Aaniel.
" Selamat bro " ucap Daniel memeluk Alfin dengan tertawa.
" Kau baru bisa mengucapkan selamat jika aku sudah selesai mengucapkan ijab kobul besok " sahut Alfin ikut tertawa.
" Bunda minta pelayan untuk menyiapkan kamar tidur untuk Daniel " kata Nathan pada Wilna.
" Jadi putra ketigaku akan tidur di sini " ucap Wilna begitu bahagia.
" Akhirnya aku bisa merasakan , tiga putra tampanku berkumpul di rumah ini " sambungnya lagi dengan bibir yang terus melengkung keatas .
" Tunggu sebentar , bunda akan segera meminta pelayan untuk menyiapkan kamar tidur untukmu , sekarang duduk lah disini dulu , oke " ujar Wilna pada Daniel , dan Daniel menganggukkan kepala sambil tersenyum karena merasa sangat bahagia berada di rumah keluarga harmonis ini.
" Naina , kenapa melihat uncle Daniel seperti itu ? " tanya Nathan pada putrinya.
" Uncle " ulang Naina dan menatap wajah Nathan dan Daniel bersamaan.
nathan menganggukkan kepala membenarkan kata kata Naina yang menyebut " uncle"
" Papa " ucap Naina tiba tiba, membuat Daniel yang diam tersenyum menatap naina pun ikut terkejut.
" No sayang , ini uncle Daniel , bukan papa " jelas Nathan , namun gadis mungil itu langsung menggelengkan kepalanya.
" No Daddy , ini papa bukan uncle , Naina tidak punya aunty, Naina punya Mama , Mama Yin " jelasnya , Alfin yang mendengar itu langsung tertawa , sedangkan Nathan terdiam sesaat tidak bisa lagi menjelaskan apa apa yang membuat putri kecilnya itu mengerti.
" Nak " ucap Nathan pelan berusaha untuk kembali menjelaskan.
" tidak apa apa jo , aku tidak masalah jika di panggil papa oleh putrimu " sambung Daniel tersenyum pada Naina.
" Jadi pulang ke Indonesia kau langsung mempunyai satu anak rem " timpal Alfin tertawa.
" Itu keberuntungan fin " sahut Daniel yang ikut tertawa.
" Jadi Naina , apa kamu mau di gendong papa ? " tanya Daniel dengan merentangkan kedua tangannya pada Naina.
" Papa " ucap Naina , yang mengartikan pada Nathan kalau dia ingin di gendong oleh Daniel.
" Anakmu sudah cukup paham dengan laki laki tampan jo " ujar Daniel tertawa dan segera mengangkat tubuh kecil Naina ke dalam gendongannya.
jangan lupa vote , like dan coment🤗
dan sekali lagi terimakasih atas segala dukungannya🙏😇💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
pink biru
berarti yg menjodohkan elin dengan daniel secara tidak langsung itu si naina kecil y thor. . . . . . 😂
2023-03-05
0
adning iza
mama yin udh dijdohkn naina dg papa daniel😁😁😁😁
2023-01-04
0
Lia Rochmatuz
Duh senangnya punya 3 pasang orang tua
2022-05-14
0