Hari ini satu hari menjelang pernikahan Amel dan Alfin , kedua keluarga besar itu sudah semakin sibuk dengan segala persiapannya , Elin yang beberapa hari ini terus mondar mandir antara rumah Green dan rumah Amel , dan sepagi ini ia sudah berada dirumah keluarga Vernandes untuk membantu Green menjaga Naina karena semua orang sedang sibuk dengan urusannya masing masing..
" Mama yin ,mama yin kok nggak nikah seperti ayah dan bunda " ucap Naina yang sedang duduk di pangkuan Elin dan yang dia maksud ayah bunda adalah Alfin dan Amel.
" Naina kan tidak punya papa , jadi mama yin mana bisa menikah seperti bunda " jelas Elin yang menahan ketawa karena pertanyaan lucu dari ponakannya.
" Berarti Naina harus cari papa dulu ya ? , biar mama yin juga bisa menikah seperti ayah dan bunda " ujar Naina dan Elin hanya mengangguk tertawa.
" Oke , nanti Naina akan cari papa , biar mama nggak sendiri dan ada temannya " ujar Naina dengan polosnya.
Elin terdiam sesaat mendengar perkataan Naina , ternyata gadis kecil ini begitu memperhatikan hidupnya ,
" mama yin kan tidak sendiri , ada Naina yang nemenim mama "
" Tapikan Naina nggak terus bersama mama , pokoknya nanti kalau Naina sudah ketemu sama calon papa , mama harus mau menikah seperti ayah dan bunda ya "
" Iya anakku " jawab Elin dengan penuh gemas mencium pipi Naina.
" Hay anak mommy " sapa Green yang baru saja datang bersama Nathan.
" Mommy " teriak Naina dan berlari kearah Green.
" Apa dia merepotkanmu ? " tanya Green yang merasa tidak enak pada Elin.
" Jangan berlebihan Greenindia " geram Elin.
" Hay pak " lanjutnya menyapa Nathan.
" Aku bukan lagi gurumu Elin , bisakah mulai sekarang kau memanggilku kakak " ujar Nathan.
" Oke, baiklah kak Nathan " kata Elin dengan tertawa , Green yang mendengar pun ikut tertawa.
" Agak sedikit menggelikan , tapi aku akan berusaha " lanjut Elin yang masih merasa belum terbiasa memanggil Nathan dengan panggilan kakak.
" Jo " panggil Alfin seraya berjalan kearah mereka.
" Apa sore ini kau sibuk ? " tanyanya pada Nathan.
"emmm.. sepertinya tidak , karena semua pekerjaan sudah aku selesaikan kemarin , ada apa ? " tanya balik Nathan.
" Daniel datang sore ini , apa kau bisa menjemputnya di bandara ? " jelas Alfin singkat.
" Benarkah ?, tapi apa dia tidak membawa pasukannya , berani sekali tuan muda itu datang sendiri" ujar Nathan tersenyum.
Elin dan Green hanya saling melempar pandangan ,.masih merasa asing dengan nama orang yang menjadi pembicaraan Nathan dan Alfin.
" Sayang , siapa Daniel ? " tanya Green yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.
" Dia sahabatku waktu sekolah di Inggris dan sudah menjadi sahabat Alfin juga " jelas Nathan.
" Kamu tidak pernah menceritakannya "
" Ya , belakangan ini kami jarang berkomunikasi , karena dia orang yang sangat sibuk "
" Jadi Jo , Apa kau bisa menjemputnya ? " potong Alfin dan Nathan menanggukkan kepalanya.
" Jam berapa ? " tanya Nathan memastikan.
" Mungkin jam 5 pesawatnya akan tiba di Jakarta " sahut Alfin sambil menatap alroji di tangannya.
" oke " jawab Nathan yang kembali mengggukkan kepala.
****
" Sayang aku pergi dulu " pamit Green pada Nathan , ia baru saja ingin berangkat kerumah Amel ,karena malam ini adalah malam henna untuk Amel dan tiga perempuan itu harus berkumpul.
" Iya , aku juga akan segera pergi untuk menjemput temanku " kata Nathan sambil mengenakan jam tangan dan menggulung kaos lengan panjang berwarna hitam yang ia gunakan.
" Jangan tebar pesona di bandara " ucap Green dengan tatapan tajam sambil mengecup pipi Nathan ,
Nathan tersenyum mendengar perkataan Green ,sejak kapan istrinya mulai posesif seperti ini.
" Aku menyukai saat kamu cemburu " kata Nathan yang langsung menarik tangan Green dan mengecup lembut bibir manis istrinya.
" Siapa yang cemburu , kamu salah mengartikannya sayang " kata green berkilah dan segera berjalan menjauhi Nathan sambil tertawa.
" Kamu masih saja gengsi " ujar Nathan berbicara pelan dan terus menatap Green dengan
tersenyum , tidak ada yang berubah dalam rumah tangga mereka , cinta mereka masih terus menggebu-gebu seperti dulu , di tambah dengan kehadiran Naina yang membuat rumah tangga mereka makin terlihat sangat manis.
" Aku pergi dulu , Elin sudah meneleponku berapa kali , kamu hati hati dan ingat apa yang di katakan istrimu tadi , oke , bye and i love you somuch " ucap Green yang begitu buru buru namun tidak melupakan ciuman sebelum pergi pada suaminya..
" i love tou so much my wife " jawab Nathan yang membalas ciuman bibir Green begitu lembut .
****
Seorang pemuda baru saja keluar dari dalam bandara dengan kemeja berwarna biru laut dan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya ,
ia menyadari semua mata menatap kearahnya , terlebih tatapan dari kaum wanita , namun ia tidak peduli karena suasana seperti itu sudah menjadi makanannya kemanapun dirinya pergi.
" Daniel Remkez " teriak Nathan tertawa dan mengulurkan tangannya , setelah menyadari siapa yang ada di hadapannya , dengan cepat Daniel menyambut uluran tangan Nathan.
" Jonathan Vernandes " ucap Daniel dan segera memeluk tubuh sahabat lamanya itu.
" Pesonamu sudah terpancar dari ujung terminal bandara " ujar Nathan tertawa.
" Tapi tidak akan mengalahkan pesona seorang Jonathan Vernandes " bantah Daniel dengan bahasa Indonesia yang terdengar sangat kaku , masih dengan tertawa bahagia Nathan merangkul pundak Daniel dan berjalan menuju mobilnya.
dan semua orang masih tidak bisa memalingkan tatapan kagum mereka pada dua laki laki tampan yang menjadi objek indah sore ini di bandara.
" Aku tidak menyangka kau akan datang sendiri " ucap Nathan setelah mereka berada dalam mobil .
" Aku datang sebagai sahabat bukan sebagai klienmu jo " jawab Daniel tertawa.
" Berapa lama kau akan disini ? " tanya Nathan karena melihat Daniel membawa koper cukup besar
" emm.. mungkin tiga sampai empat hari , setelah acara penikahan Alfin mungkin aku akan terbang ke Lombok " jelas Daniel.
" Apa kau ingin membeli resort disana ? " tanya Nathan lagi dan Daniel segera menggelengkan kepala.
" Tidak , keluargaku sudah memilikinya disana dan tempatnya sangat bagus untuk menenangkan diri " jelas kembali Daniel dan Nathan menganggukkan kepalaa karena ia cukup tahu sahabatnya satu ini sangat menyukai tempat yang begitu tenang.
"Kenapa kau tidak datang dengan kekasihmu rem ?" tanya Nathan dan memanggil Daniel dengan panggilan akrab mereka .
mendengar itu , Daniel menoleh kearah Nathan sebentar lalu kembali menatap kedepan.
" Apa kau tahu tentang itu dari media ? " tanya Daniel tersenyum , karena ia belum pernah memperkenalkan Hannah pada Nathan.
" Iya , walau aku jarang menghubungimu tapi aku selalu memperhatikanmu lewat media , dan demi apapun kalian sangat cocok , pengusaha sukses dan model papan atas di New York " jelas Nathan dan tertawa pada Daniel.
" Aku sudah tidak lagi mempunyai hubungan dengannya Jo , semua sudah berakhir " jelas Daniel dengan mata yang menatap kosong ke depan , Nathan terdiam sesaat merasa sudah salah berbicara pada sahabatnya.
" Apa ini alasanmu untuk menenangkan diri di Lombok " ledek Nathan untuk mencairkan suasana.
" Aku tidak selemah itu teman , sesekali aku harus merehatkan otakku dari pekerjaan " bantah Daniel tertawa.
" Karena waktumu sangat singkat disini , sebaiknya kau tidur dirumahku , karena bunda dan ayah pasti akan sangat menyukainya "
" Tapi aku sudah memesan hotel "
" Kau tidak akan rugi hanya dengan membatalkannya " ujar Nathan tertawa
" Baiklah , aku juga sangat tidak sabar ingin bertemu putri mungilmu " ucap Daniel dan Nathan segera menekan pedal gas mobil menuju rumahnya , karena tidak sabar ingin memberi kejutan pada bunda dan ayahnya.
jangan lupa vote , like dan coment🤗
dan sekali lagi terimakasih atas segala dukungannya🙏😇💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
🌹YazmiN🌹
Papa Naina udah OTW,, tapi sayang belum ada ujungnya,, karena cerita ini udah tujuh purnama nggak up up.. biarpun begitu nggak bisa move on jadi diulang ulang deh...
Semoga dirimu sehat selalu authorrrr biar cerita ini berlanjut
2023-12-17
1
Ita rahmawati
waaaahhh bntar lg naina ketemu sm papany nih 😂😂😂
2023-01-17
0
Lia Rochmatuz
Apakah mereka akan berjodohh
2022-05-14
0