Green sudah berdiri tepat di depan pintu keluar bandara dengan penerbangan Amerika-Indonesia ,
sepatu putih , rok jeans di atas lutut dan baju kaos berwarna hitam adalah pilihan outfitnya hari ini , dan tidak lupa kaca mata hitam bergagang gold penyempurna penampilan santai namun tetap elegan dirinya , tidak ada satu pun orang yang akan menyangka bahwa dia mama mudah beranak satu.
" Green " teriak seorang perempuan , mendengar suara itu , Green yang masih fokus pada handphonenya dengan segera mendongakkan kepala dengan senyum yang merekah.
" Welcome back" teriak balik Green dengan merentangkan kedua tangannya lebar lebar , ia tidak peduli dengan semua mata yang menatap kearah mereka.
" Sumpah , aku sangat merindukanmu " ujar Elin memeluk gemas tubuh Green yang hampir saja ambruk menahan pelukan mereka.
" Aku lebih merindukanmu " balas Green tidak kalah gemas memeluk Elin , berapa bulan berpisah dengan sahabatnya ini sungguh membuat dadanya sesak dan semua menghilang saat ia kembali menatap wajahnya.
" ah aku cukup cengeng sekarang " lanjut Green sambil menghusap butiran bening di balik kaca matanya , hatinya tiba tiba saja menjadi terharu.
" Aku tahu kau sangat merindukan aku Green , dan aku juga " ucap Elin tertawa namun dengan mata yang berkaca kaca.
" Kita harus cepat pergi , sebelum orang mengira kalau kita pasangan lesbi yang baru saja bertemu " ujar Green tertawa dan Elin ikut tertawa.
" wawww " ujar Elin tiba tiba dan Green segera membalikkan tubuhnya dengan sebelah tangan yang langsung mengambil alih koper Elin.
" Ada apa ? " tanya Green.
" Mommy seksi ya " goda Elin.
" Aku masih berumur 22 tahun Elin , apa kau ingin aku memakai daster menjemputmu " sahut Green berdelik.
" Tentu Nyonya Vernandes tidak akan melakukan itu " ujar Elin tertawa , dan berjalan mendahului Green.
" Aku sangat bahagia kau pulang " ucap Green tersenyum dan merangkul pundak Elin.
" Aku tahu , mommy " balas Elin dan balik merangkul pundak Green , rasanya tidak ada yang lebih bahagia selain bertemu dengan orang orang yang begitu kita rindukan.
~
" Anakku dimana Green ? " tanya Elin setelah mereka masuk ke dalam mobil sport kuning milik Green.
" Aku sengaja meninggalkannya bersama mami , karena kalau tidak begitu aku tidak akan bisa merasakan mudah lagi " jelas Green tertawa.
"karena sekeren apapun pakaian yang aku pakai , melihatnya membuatku tidak akan lupa bahwa aku perempuan beranak satu " lanjutnya dengan bibir yang terus tertawa dan segera melajukan mobilnya meninggalkan bandara.
" Sekeren apapun gayamu , tidak ada yang bisa kamu bohongi Green , satu Indonesia tahu Greenindia Halmusd adalah istri Jonathan Vernandes dan ibu dari Naina Pragya Vernandes " jelas Elin tertawa
" Bisakah untuk tidak memperjelasnya Lin ? " sahut Green dengan wajah kesal membuat Elin semakin tertawa.
" Jadi kemana kita sekarang Green ? " tanya Elin.
" Kita ke tempat desainer gaun Amel , hari ini terakhir fitting baju resepsi pernikahannya dan aku sudah menyiapkan ruang khusus untuk acara Bridal Shower kita di sana " jelas Green dengan terus melajukan mobilnya.
" Seperti ini enaknya kalau berteman dengan orang kaya , semua tinggal terima beres " ujar Elin tertawa dan melirik kearah Green.
" Ya , kau memang beruntung memiliki sahabat sepertiku " ucap green sombong.
" Tentu , bahkan sangat beruntung " jelas Elin yang tidak berhenti tertawa dan di mobil mereka terus bercanda dan menceritakan apa saja yang mereka lewatkan selama mereka di pisahkan oleh jarak.
****
" Sayang ada apa ? " tanya Alfin menghampiri Amel yang terlihat tidak bersemangat,
Amel menggelengkan kepala dengan bibir yang sedikit di paksakan untuk melengkung.
" Kamu tidak bisa membohongi aku sayang , aku tahu sedang terjadi sesuatu denganmu , Apa kamu tidak bahagia dengan pernikahan kita ? " ucap Alfin dan Amel segera menggelengkan kepalanya.
" Jangan bicara bodoh calon suamiku , tentu aku sangat bahagia dengan hari pernikahan kita " jelas Amel dengan menangkup wajah Alfin dengan kedua tangannya.
" Lalu ? " tanya Alfin
" Aku sedih , kedua sahabatku seperti tidak peduli dengan pernikahanku , Green terus sibuk dan tidak pernah memberi kabar , sedangkan Elin dia baru akan pulang satu hari sebelum pernikahan kita , padahal aku sudah menyiapkan gaun untuk foto bersama mereka sebelum aku melepas masa lajangku " jelas Amel dengan mata yang sudah berkaca kaca menahan kesedihannya.
Mendengar itu Alfin menahan senyumnya , ia sudah mengetahui semua rencana Green, walau hatinya terenyuh melihat wajah sedih calon istrinya tapi tentu dia tidak akan menceritakan yang sebenarnya , untuk kali ini saja ia membiarkan Amel bersedih , setelah ini dengan semua yang ia miliki , ia akan terus berusaha untuk membahagiakan wanita yang akan menemani di seumur hidupnya.
" Mereka mungkin memang sibuk , Green terus menemani bunda untuk urusan pernikahan kita juga dan Elin mungkin memang cukup sibuk dengan semua tugas kuliahnya sayang , " kata alfin lembut untuk menenangkan calon istrinya di dalam dekapan.
" Yang terpenting mereka ada di hari bahagia kita jadi jangan sedih lagi , oke " lanjut Alfin dan mengusap sisa air mata di wajah Amel.
" Calon pengantin tidak boleh menangis " ujar Alfin dan Amel segera tersenyum .
" wih wih wih , apa calon pengantin ini tidak di pingit ? " ucap suara laki laki namun dengan nada bicara perempuan.
" duh mak , cakep amat nih manten " lanjutnya tersenyum gemas menatap Alfin.
" Aduh sis , calon istrinya di sini loh " ujar Amel menatap tajam kearah Larry asisten desainer yang akan mengurus gaun pernikahan Amel dan Alfin.
" Galak ya " sahut Larry dengan jari tangan yang ia lentikkan.
" Sudah ya Nona cantik jangan cemberut suamimu tidak akan eke ambil , biar dia tampan tapi bukan tipe eke , tapi kalau dianya mau eke juga nggak akan nolak " ujar Larry , membuat Amel tertawa dan Alfin hanya bisa menggelengkan kepala dengan tangan yang mengusap pada pangkal hidungnya.
" Sekarang coba gaun mewahmu dan anda pangeran silahkan coba toxedo anda di kamar sebelah " pinta Larry pada Amel dan Alfin.
Selang beberapa menit Amel keluar dari dalam ruangan dengan gaun berwarna peach yang membentuk tubuhnya dengan tambahan ekor gaun yang di perkirakan memiliki panjang hampir tiga meter ,
Larry tersenyum puas dengan mata berbinar melihat hasil karyanya yang tampak menakjubkan di tubuh Amel.
" Perfect " ucap Larry bangga dan Amel ikut tersenyum puas , di lihat dari kaca gaun peach berpayet crystal itu memang sungguh luar biasa di mata Amel , semua tampak sempurna dan gaun yang sesuai dengan keinginannya .
" Karyamu sangat memuaskan Larry " ucap Amel yang tersenyum dan berulang kali memutar tubuhnya di depan kaca.
" Aku tidak akan mungkin mengecewakan calon nyonya vernandes " ujar larry tersenyum bangga.
" Apa ini pas di tubuhku ? " ucap Alfin yang baru saja keluar dari ruang ganti dan terus menatap toxedo berwarna cream yang akan ia gunakan untuk menyempurnakan gaun Amel.
" Luar biasa perfect " ucap Larry lagi yang semakin bangga dengan hasil karyanya.
" wawww " ucap takjub Alfin dengan mata berbinar menatap Amel dengan gaun pengantin .
" Apa gaun ini cocok di tubuhku ? " tanya Amel yang merasa tidak percaya diri dengan tatapan Alfin.
" Tentu sayang bahkan sangat cocok , rasanya aku sudah tidak sabar menunggu hari pernikahan kita " ujar Alfin yang terus mengembangkan senyumnya menatap Amel.
" Kalian ya , membuat eke ingin cepat cepat menikah juga " timpal Larry dengan gaya perempuannya.
" Sungguh ? , apa ini tidak berlebihan " tanya Amel lagi dan Alfin segera menggelengkan kepalanya .
" Kamu luar biasa cantik dengan gaun ini dan aku sangat menyukainya " jelas Alfin ,wajah Amel memerah , walau laki laki di hadapannya ini akan segera menjadi suaminya , tapi perkataan pujian yang keluar dari mulutnya tidak bisa menyembunyikan rasa malu dari diri Amel , jantungnya masih terus bedegub dengan cepat saat laki laki itu memberikannya pujian.
" Terimakasih sayang , kamu juga sangat tampan dengan toxedo ini, bahkan sangat tampan " ucap Amel menekan kan katanya , mendengar itu Alfin menghela nafas dengan senyuman yang terus terukir dari bibirnya ,
" Ternyata seperti ini rasanya mau menikah " ucap Alfin.
" Seperti apa rasanya ? " tanya Amel.
" Tidak bisa di jelaskan dengan kata kata tapi yang pasti rasanya sangat bahagia " jawab Alfin memegang pundak Amel dan mencium puncak kepalanya.
Garis senyum tak pudar dari sepasang kekasih yang sedang menunggu hari bahagianya , hari dimana mereka saling memiliki seutuhnya dan hari dimana mereka memulai kehidupan mereka yang sesungguhnya.
jangan lupa vote , like dan coment🤗
dan sekali lagi terimakasih atas segala dukungannya🙏😇💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Lia Rochmatuz
Tinggal Elin ini yg belum nikah, kasian bnget d tinggal untuk selamanya... mana sekarang Elin nya masih jomblo lagi.. blm ada tanda2 mau pacaran
2022-05-14
0
Ayuna
sekilas ngebayangin Nia Ramadhani sebagai Greenindia🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-04-03
0
Daffodil Koltim
persahabatan yg sangat luar biasa,,,,
2021-12-08
0