" Terimakasih Mike " ucap Elin setelah mereka berada di parkir mobil apartemen.
" ah aku sudah cukup bosan dengan ucapan terimakasih darimu hari ini " sahut Mike tersenyum , dan keluar dari dalam mobil menuju bagasi belakang tempat mengambil semua belanjaan Elin.
" Apa kau belanja untuk satu bulan Nona " tanyanya setelah Elin menyusulnya ke belakang.
" Ini barang barang yang akan aku bawa besok " jelas Elin sambil mengambil semua barang belanjaannya.
" Maaf telah merepotkanmu Mike " ucap Elin tersenyum.
" Biar aku bantu bawakan " kata Mike mencoba mengambil sebagian belanjaan Elin.
" Aku bisa sendiri Mike "
" Kau terlalu sungkan Nona " ucap Mike yang langsung mengambil alih semua belanjaan tanpa memperdulikan Elin yang masih diam mematung di sisi mobil.
" Kau cukup keras kepala " ucap Elin tertawa, kemudian mensejajarkan langkahnya pada langkah kaki Mike.
" emm.. lantai berapa ? " tanya Mike setelah mereka berada di dalam lift , Elin tersenyum dan langsung menekan tombol angka tujuh pada dinding lift.
" oh tujuh , kita berbeda dua lantai " ucap Mike
yang memang tinggal di lantai sembilan.
" Aku tidak bertanya Mike " sahut Elin tertawa.
" Aku yang berinisiatif sendiri untuk mengatakannya " ujar Mike membuat Elin semakin tertawa.
ting " suara pintu lift terbuka.
" Sekali lagi terimakasih Mike , kau tidak perlu mengantarku sampai ke depan pintu " ucap Elin yang langsung mengambil alih semua belanjaan yang berada di tangan Mike.
" Baiklah , aku tidak akan memaksa " ujar Mike tersenyum.
" Jangan sungkan untuk meminta apapun nona , sekarang kita bukan hanya teman tapi tentangga dalam satu apartemen " lanjutnya.
" Baiklah , bye Mike , Selamat malam " ucapEelin kemudian berjalan keluar dari dalam lift menuju apartemennya , mata Mike terus menatap ke arah punggung Elin meski tubuh itu pelan pelan hampir menghilang tertutup oleh pintu lift.
" Cute " gumam Mike tersenyum kemudian menekan tombol sembilan menuju apartemennya.
****
Drrrttt drrtt " hape Elin bergetar dengan panggilan telepon yang masuk.
segera ia hentikan aktifitas berberesnya dan mengambil hape yang masih terus bergetar di atas meja .
" Siapa yang meneleponku di jam segini " gumamnya karena melihat jam yang sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam dan telepon yang masuk adalah nomor tanpa nama.
" Hallo " jawab Elin pelan.
" Hay Nona cantik , apa aku mengganggumu ? " Ucap seseorang di seberang telepon , Elin tidak menjawab , otaknya terus berpikir suara siapa yang sedang berbicara di balik telepon.
" Aku Hannah " lanjut Hannah tertawa.
" oh , hay Hannah , maaf aku lupa untuk menyimpan nomor teleponmu " jelas Elin.
" Aku cukup tersinggung untuk hal itu " sahut Hannah tertawa.
" Maafkan aku , aku benar benar lupa "
" Aku bercanda Elin , sekarang kamu dimana ?
"emm.. aku di apartemenku"
" Apa aku boleh mampir kesana ? , Malam ini aku tidak mau sendiri " ujar hannah yang terdengar lirih.
" Tentu Hannah , kamu tahu apartemenku ? , dan telepon aku jika kamu sudah berada di bawah , aku akan segera menjemputmu " sahut Elin.
" Terimakasih lin " ucap Hannah.
" Aku belum melakukan apapun Hannah " kata Elin tertawa.
" Cepatlah kemari dan hati hati dalam perjalananmu " lanjut Elin dan panggilan itu di tutup oleh Hannah.
" Ada apa dengaannya ? " gumam Elin yang merasa kasian dengan gadis cantik yang baru ia kenal ini , terlihat jelas di wajahnya bahwa ia memiliki beban namun ia selalu berusaha menyembunyikkannya dengan ceria ,
Elin sangat tahu tentang itu karena ia pernah mengalaminya , menyembunyikan kepedihan dan membohongi semua orang dengan senyum dan tawa , Elin sangat tahu bagaimana rasnyaa .
" Kamu sudah melangkah sejauh ini lin " gumamnya pada diri sendiri , karena sesaat sesak itu kembali muncul dan segera ia mengela nafasnya meredahkan emosi yang hampir keluar dari butiran bening di matanya.
drrrttt drrrttt " handphone yang masih berada di tangan Elin kembali berdering.
" ya Hannah , apa kamu sudah berada di bawah ?, Baiklah tunggu , aku akan segera menjemputmu " ujar Elin kemudian segera bergegas menuju lobby apartemen.
" hay Hannah " panggil Elin setelah melihat gadis itu berdiri tidak jauh dari pintu masuk lobby.
" Maaf merepotkanmu lin "
"Jangan terlalu sungkan jika kamu memang menganggapku sebagai teman Hannah"ujar Elin tertawa
" Mari " ajak Elin menuju apartemennya.
" Duduklah Hannah , dan jika kamu ingin beristirahat , kau bisa tidur di kamar itu " lanjut Elin dengan menunjuk satu kamar yang letaknya berada di samping kamar tidurnya.
" Terimakasih lin , tapi aku datang kemari bukan untuk tidur " sahut Hannah tersenyum dan kemudian duduk di sofa.
" Capucinno atau Coffee " tanya Elin.
" Coffee , Terimakasih nona " ucap Hannah tertawa.
" Apa aku tidak menganggumu ? " tanyanya sambil berjalan menghampiri Elin.
" Kalau kau menganggu , aku tidak akan menerimamu di sini " sahut Elin dan memberikan coffee yang sudah selesai ia buat untuk Hannah.
" Terimakasih lin " ucap Hannah lagi.
" emm.. kamu bisa melakukan apa saja di sini Hannah , tapi maaf aku meninggalkanmu sebentar, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan "
" Aku sungguh tidak enak karena telah mengganggumu l"
" Apa kau perlu bantuanku ? " lanjut Hannah.
" Aku hanya membereskan barang barangku Hannah , duduk manislah dan nikmati kota New York dari sini " ujar Elin tersenyum kemudian ia berjalan menuju kamarnya.
tok tok tok
" Masuklah " teriak Elin dari dalam karena pintu kamar memang tidak di tutup sepenuhnya.
" Apa aku boleh masuk ? "
" Tentu " sahut Elin yang sedang melipat pakaian yang akan di masukkan ke dalam koper.
" Apa kau mau pergi ?" tanya Hannah setelah melihat koper di sisi tempat tidur Elin.
" Aku akan pulang besok Hannah , sahabatku akan menikah beberapa hari lagi " jelas Elin sambil terus melanjutkan pekerjaannya.
" Dia pasti salah satu perempuan yang berada di antara fotomu di depan " ujar Hannah dan Elin tersenyum.
" Sepertinya mereka sangat berharga untukmu " lanjutnya.
" tentu Hannah , aku sangat beruntung memiliki mereka di hidupku , bahkan aku pikir mereka segalanya " ujar Elin yang tersenyum membayangkan rasa bahagia karena sebentar lagi ia akan segera bertemu dengan dua perempuan menyebalkan itu.
" Tidak perlu kau jelaskan itu sudah terlihat dari senyummu lin , persahabatan kalian pasti sangat indah dan aku sangat iri untuk itu " kata Hannah yang tersenyum namun tatapannya begitu kosong.
"kau juga pasti memiliki orang orang yang berharga seperti aku memiliki mereka " ujar Elin.
" Jika aku memilikinya , tentu aku tidak akan di sini dan menganggu waktu istirahatmu , hidupku kesepian lin , aku tidak mempunyai orang orang yang peduli terhadapku " kata Hannah dengan mata yang menatap satu arah.
" Hannah , mulai sekarang aku temanmu , kau bisa bercerita dan meminta tolong apapun padaku " ujar Elin lembut yang mengerti bahwa gadis di hadapannya ini begitu kesepian.
" Terimakasih lin , hatiku benar benar menghangat setelah kau mengatakan ini , sekarang yang aku punya di dunia ini hanya pekerjaanku dan kamu " ucapnya tersenyum , Elin menghentikan kegiatannya dan segera menghampiri Hannah dan memeluknya .
" Aku tidak tahu bagaimana hidupmu dan apa yang kau jalani , tapi aku mengatakannya dengan tulus , datanglah jika kau membutuhkan aku Hannah , pintu apartemen ini akan terbuka lebar untukmu " ucap Elin dan Hannah langsung menangis dalam pelukan mereka .
" aku tidak sendiri lagi " gumam Hannah dalam tangisan
" iya Hannah , sekarang ada aku " sahut Elin sambil mengusap lembut punggung perempuan itu.
" Sekali lagi terimakasih Elin, aku harap aku tidak akan pernah mengecewakanmu " ujar Hannah dengan rasa bersyukurnya.
" Apa ini pacarmu ? " tanya Hannah setelah melepas pelukan mereka dan melihat foto Elin dengan seorang laki laki yang di letakan di atas nakas.
Elin terdiam sesaat kemudian menganggukkan kepalanya pelan , lidahnya keluh untuk mengatakan iya ,
" Pacarmu tampan dan terlihat kalau dia begitu mencintaimu "ujar Hannah yang terkagum menatap foto bahagia Elin bersama Gerry "hidupmu begitu beruntung Elin , memiliki dua sahabat dan laki laki yang begitu mencintaimu " lanjut Hannah tersenyum.
Mendengar itu Elin hanya bisa memaksakan bibirnya untuk melengkung dan menahan air matanya yang hampir keluar.
" Kemaren aku juga memiliki laki laki yang begitu mencintaiku , tapi aku melakukan hal bodoh yang akhirnya membuat dia pergi " ujar Hannah yang kembali menatap kosong .
" Aku sangat bodoh , padahal yang aku miliki hanya dia " lanjut Hannah dengan suara yang mulai terdengar serak.
" Dia akan kembali jika memang jodohmu Hannah " ujar Elin mendekat dan mengusap lembut pundak Hannah.
" Kesalahanku tidak bisa di maafkan Elin , dan semua sudah benar benar berakhir " jelas Hannah yang mulai terdengar menangis.
" Jika kau mencintainya maka jaga hatinya karena jika sudah kehilangan sepertiku , semua hanya menjadi penyesalan " lanjut Hannah sambil mengusap sisa air matanya dan kembali melihat ke arah foto di atas nakas.
" Tuhan lebih mencintainya dari pada aku Hannah " ucap Elin tanpa sadar dengan air mata yang sudah menetes dari pipinya.
Mendengar itu Hannah langsung mengerti bahwa laki laki yang berada di dalam foto itu sudah berada di dunia yang berbeda.
" Maafkan aku lin , aku tidak tahu jika .. " kata Hannah menggantung dan ia segera memeluk Elin.
" Jika aku bisa memutar waktu kembali , aku akan memilih tetap bisa melihatnya walau tidak bisa bersama , berpisah tanpa mengucapkan kata perpisahan sangat menyedihkan Hannah " ucap Elin yang mulai terisak.
" Maafkan aku karena sudah mengingatkan kembali lin , maafkan aku " kata Hannah yang sudah ikut menangis , sekarang ia mengerti kehilangan yang ia rasakan sekarang tidak sebanding dengan apa yang di rasakan Elin ,
setidaknya ia masih beruntung walau tidak bersama tapi ia masih bisa melihat laki laki yang ia cintai dan mengakhirinya dengan manis , untuk hal ini dia masih cukup beruntung.
jangan lupa vote , like dan coment🤗
dan sekali lagi terimakasih atas segala dukungannya🙏😇💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Anisul Mukaromah
aku tuh tiap baca tentang kisah gery selalu aja nangis makanya aku nunda baca novel merlinda sampek tahun 2023 ini karena gak terima aja gery dibuat meninggal tapi pas sekarang baca tetap aja nangis gak terima gerynya meninggal
2023-01-23
0
adning iza
jgan singgung tentang gery lgi thoorrr sumpah nyeseg bgettt
2023-01-04
0
Lia Rochmatuz
Masih beruntung bisa melihat orang yg kita cintai walaupun tdk bisa bersama, dari pada tdk bisa melihatnya sama sekali...
Because, itu sangat menyakitkan
2022-05-14
0