Elin masuk ke dalam apartement membawa begitu banyak belanjaan , Ia baru saja kembali setelah hampir dua jam berbelanja di market yang berada tidak jauh dari apartementnya.
Ia membeli berbagai macam makanan dan segala keperluannya yang tidak ia bawa dari Indonesia .
Di letaknya semua belanjaannya di atas meja dan cepat cepat mengechek hape karena selama di perjalanan pulang benda pipih itu terus berdering.
" Apa kalian sudah begitu merindukan aku" ucapnya tersenyum setelah melihat puluhan kali panggilan tidak terjawab dari layar hapenya dengan nama panggilan Amel dan Green.
Dengan cepat ia menekan tombol panggilan video pada kontak Green.
" Hay " sapa Elin langsung setelah panggilan itu tersambung.
" Dari mana saja kau , kenapa tidak memberi kabar kalau sudah sampai di New York " ujar Green yang langsung menyemprot Elin dengan omelannya.
" Sorry , aku sampai pukul tiga sore di sini dan itu waktu jam tiga pagi di sana , makanya aku mengurungkan untuk menelpon kalian dan berencana akan menghubunginya sekarang , tapi kau sudah lebih dulu menelponku " jawab Elin tertawa.
" Kau bisa mengirimkan pesan supaya aku bisa tahu kalau kau sudah sampai dengan selamat, aku tidak bisa tidur nyenyak semalaman karena cemas memikirkan keadaanmu" lanjut Green marah.
" Maaf mama" sahut Elin dengan tangan yang meminta ampun pada Green.
" Apa kau sudah makan ?" tanya Green dan Elin mengangguk , lalu meletakan hapenya di meja dapur dengan panggilan video yang masih tersambung pada Green.
" Kau lanjutkan berbicara , temani aku membereskan semua belanjaanku tadi " ucap Elin tertawa sambil berjalan menuju lemari pendingin.
" Kalau di lihat dari sini Apartementmu terlihat sangat besar lin " ujar Green yang dari dalam panggilan video hampir bisa melihat sebagian apartement Elin.
" Ya , aku memang sengaja mencari tempat tinggal yang lebih besar supaya tujuh keturunan keluargamu dan Amel bisa kita tinggal di sini" sahut Elin tertawa.
"Iya dan aku pastikan apartement mewah itu akan hancur seketika " ucap Green ikut tertawa.
" Kau sedang apa Nyonya Vernandes , pagi ini kau terlihat begitu santai" tanya Elin dengan tangan yang terus sibuk menata makanannya di dalam lemari es.
" Kau lupa aku Nyonya , mana munkin aku sibuk " jawab Green sombong dan itu terdengar seperti lelucon untuk Elin yang mengerti maksud sebenar bicara Green dan menanggapinya tertawa.
" Semua orang dimana ? Mengapa tidak terlihat dan Naina dimana ?" tanya kembali Elin dengan beruntun.
" Aku berada di taman belakang di kursi biasa kita mengobrol , semua orang sedang sibuk dengan urusannya dan Naina sedang berada di rumah mami , tadi pagi di jemput oleh mami dan Najira" jelas Green dan Elin mengangguk mengerti.
" Apa kalian tidak masuk kuliah ? " tanya Elin , karena Green dan Amel memang sudah melanjutkan sekolah mereka di tingkat kuliah satu tahun lebih dulu dan mengambil tempat sekolah yang sama di Universitas ternama di Jakarta.
" Masuk , kita punya jam kelas siang hari ini " jelas Green.
" Kalau saja kita masih bertiga pasti berada kampus itu akan lebih menyenangkan " lanjut Green sambil menghela nafas.
" Apa kau tidak bahagia hanya bersamaku " ucap Amel tiba tiba , yang mengejutkan Green dari belakang.
" Dasar jelangkung " gerutu Green kesal karena terkejut.
" Jangan galak sama junior Green " ujar Elin tertawa.
" Sepertinya sebelum masuk ke keluarga vernandes dia harus di ospek terlebih dahulu" ledek Green pada Amel.
" Ampun Senior " ujar Amel sambil menyimpuhkan kedua tangannya pada Green.
" Saya senior kamu di sini jadi jangan berani berani kamu melawan saya " ujar Green tertawa menirukan gaya kakak kelas pada adik kelas biasanya.
" ****** lo mel " ledek Elin tertawa di dalam video.
" wah , belum apa apa dia udah mau jahat , jangan sampai persahabatan kita hancur gara gara status baru ini ya Green" sahut Amel tidak mau kalah.
" Sahabat tetap sahabat , di keluarga urusannya beda lagi , aku tetap senior kamu di sini mel jadi walau apapun yang terjadi di dalam keluarga itu tidak ada urusannya dengan persahabatan kita " ucap Green dengan jari telunjuk yang ia gerakan.
" Dasar manusia agois " ucap Amel kesal dan Elin tidak henti hentinya menyengirkan gigi putihnya karena ulah kedua orang di dalam panggilan video.
" Kapan kau mulai masuk kuliah ? " tanya Amel pada Elin.
" Tiga hari lagi mel , sengaja aku datang lebih awal supaya bisa mempersiapkan segalanya terlebih dahulu " jelas Elin.
" Sudah satu tahun kau mempersiapkannya lin " sindir Amel tertawa , karena Elin memang mengosongkan satu tahun jarak sekolahnya hanya untuk bisa belajar dan mempersiapkan segalanya untuk masuk ke PERSON SCHOOL , setelah membatalkan niatnya untuk bersekolah di Paris dan akhirnya memilih kota New York untuk melanjutkan mimpinya sebagai seorang desain .
"Satu tahun tidak cukup membuatku percaya diri mel dan sekarang aku menyadari bahwa ternyata aku hanya jago kandang " ujarnya , Amel dan Green tertawa mendengar itu , mengingat ketika masih berada di DARMABANGSA bahwa Elin adalah murid yang sangat bar bar , yang tidak pernah takut pada siapa pun dan hanya Amel dan Green yang bisa menghentikan tingkah gilanya.
" Apa perlu aku dan Amel pindah ke New York dan bersekolah di tempatmu " ucap Green tertawa
" Sepertinya kegilaan kita tak cukup di Indonesia saja , kita perlu go Internasional Green" sambung Amel
" Ide bagus mel " sahut Green.
" Kalian sudah terkenal dengan menjadi menantu di keluarga Vernandes , jangan menyaingi agnes MO biar dia saja yang go internasional " ujar Elin tertawa.
" Tapi ya , kota New York akan menjadi sangat luar biasa jika ada kalian " lanjut Elin yang sudah merubah mimik wajahnya .
" ya , memang terbaiknya adalah kita bersama " sambung Amel yang ikut merasa sedih.
" Bagaimana persiapan pernikahanmu mel ? " tanya Elin mengalihkan kesedihannya
" hampir 70% , ternyata mempersiapkan pernikahan seribet ini " keluh Amel yang akhir akhir ini terus di sibukkan dengan segala macam persiapan pernikahannya yang akan di adakan kurang dari tiga bulan lagi.
" Jangan mengeluh , nikmati itu rasa lelah menuju kebahagian " sambung Elin.
" iya , cuma kadang merasa capek aja lin , terus si kakak ipar nggak pernah peka atau bantuin kek gitu " ujar Amel menyindir Green.
" Kamu lupa mel dia manusia pisang , punya jantung tapi nggak punya hati jadi mana munkin dia peka "
" Kamu mau di bantuin apa sih mel , nanti deh aku bantuin kamu waktu malam pertama " timpal Green.
"Emang kamu mau bantuin apa di malam pertama , bantu videoin ?" sahut Amel.
" ya banyak ilmu yang harus aku ajarkan padamu di malam pertama , biar bagaimanapun aku ini senior kamu yang sudah lebih dulu merasakannya " ujar Green tertawa
" iya deh yang senior " sahut Amel dengan wajah kesal , sedangkan Elin tidak hentinya terus tertawa melihat Amel dan Green yang terus melanjutkan pembicaraan ngawur mereka , yang tidak boleh di dengar oleh anak berumur di bawah 17 tahun.
dan Ein kembali menghela nafas karena kembali merindukan suasana berada di tempat yang sama bersama Green dan Amel , namun dengan bibir yang masih tersenyum ia terus menatap ke layar hape yang masih tersambung dengan panggilan video bersama kedua sahabatnya.
jangan lupa vote dan coment🙏
dukungan kalian sangat berarti untuk saya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Lia Rochmatuz
Berat memang jika kita harus berjauhan dengan orang yang berarti d hidup kita
2022-05-13
0
Mela Kustiana
ceritanya bagus Thor, aku genapin komen yg ke 100 Thor 😂🤭
2021-10-07
0
Astri
kok gantung pas bab yg elin rapat dan bertemu dgn daniel..
2021-09-27
0