Dan pada akhirnya, di hari libur ku bekerja tidak bisa menikmati waktu tidur mengganti rasa kantuk ku semalaman. Guling sana, guling sini diatas kasur tidak jelas dan susah memejamkan mata.
Huh, brengsek. Ucapan Khery tadi sungguh membuatku emosi hingga kini, dia selalu memandangku rendah. Hah, sebaiknya aku keluar kamar saja.
" Bunda, sibuk gak? " Tanya ku kemudian menghampiri bunda yang sedang mondar mandiri di dapur. Dengan malas ku hempaskan tubuhku bersandar pada dinding ruang dapur.
" Hemm, kenapa nak? bunda lagi buat kue kering kesukaan mu nih. Buat cemilan di tempat kerja juga nantinya, kamu bagi-bagi untuk teman kerjamu ya. " jawabnya sembari mondar mandir di hadapan ku.
" Bunda, menurut bunda Irgy itu gimana? eh maksud Fanny apa dia terlihat seperti para lelaki brengsek yang pernah Fanny kenal sebelumnya. " Mendengar ucapan ku, ibu terhenti sejenak dari aktifitasnya. Beliau menoleh ke arahku dengan senyuman menggoda, membuatku tersipu malu.
" Apa kau menyukai Irgy sayang? " Tanya ibu tiba-tiba.
" Ah, e,eh. . . Tidak bunda, bukan begitu. Tapi, ehm. Ih bunda, jawab saja. " Jawab ku gelagapan namun berusaha untuk tetap tenang. Walau hati sudah berisik menabuh gendang. Ada apa dengan hatiku saat ini? kenapa setiap kali mendengar nama Irgy di sebut, jantung ini serasa mau lompat keluar.
" Irgy anak yang baik, dia polos apa adanya, mungkin karena sesuai dengan usianya yang masih terbilang muda. Eh satu lagi, dia tampan dan manis. " Jawab ibu dengan mengedipkan mata pada ku.
" Ehm, dia memang masih bocah. Jadi bagaimana mungkin aku akan menjadikannya suami, bahkan mendengarnya saja aku merasa geli. " Tanpa sadar aku melontarkan kata yang sebelumnya ingin aku sembunyikan dari ibu dahulu.
" Apa? suami? hahaha, nak. Kau ini, hahaha. Apa kau sungguh menyukai Irgy sampai mengkhayal akan menikahinya? "
Mati lah aku !!! Kenapa aku ngomong begitu tadi, aaakh. . . sial.
" Bunda, Fanny. . . "
Aduh bagaimana ini? apa yang harus aku sampaikan? harus ku mulai darimana?
" Ada apa nak? apa terjadi sesuatu saat kau berkenalan dengan orang tuanya kemarin? kau belum bercerita pada bunda. Bagaimana sambutan mereka, berapa bersaudara, dia anak yang sederhana atau. . . ? " ucapan ibu terhenti ketika melihatku mulai gelisah.
" Fanny, ada apa nak? " kembali ibu bertanya.
" Kedua orang tuanya sangat baik menyambut kedatangan Fanny bunda, meski Fanny sempat minder. Fanny rasa, Irgy anak konglomerat. Rumahnya begitu megah bak istana, tapi kedua orang tuanya sangat sederhana dan humble. Dan sesuatu yang sama sekali tidak ada dalam bayangan Fanny telah terjadi. " Jelasku dengan bibir gemetaran.
" Ada apa? ceritakan sama bunda? apa kau telah membuat malu? apa kau membuat suatu kesalahan? lalu bagaimana dengan Irgy? apa dia masih mau berteman dengan mu? " Tanya ibu ku kembali dengan penuh kepanikan dan kekhawatiran.
" Bunda, mereka melamar Fanny untuk menjadi istri Irgy. Menjadi menantu mereka dirumah itu, apa bunda bisa bayangkan perasaan Fanny kemarin? keterkejutan Fanny membuat Fanny hingga kini susah tidur. Fanny masih gak percaya ini semua begitu mendadak. Dan bunda juga tau, jika Fanny baru saja mengenal akrab Irgy. Kami hanya teman, dia masih bocah pula. Lalu bagaimana mungkin kami akan menikah bunda? konyol gak sih? "
Oh my God, tidak bisakah bernafas sejenak dan berbicara dengan pelan Fanny??? Aku menggerutu dalam hati menahan sesak antara bahagia, malu, dan entahlah.
" Nak, " panggil ibu dengan lembut. Setelah ku tengadahkan wajah melihatnya, kedua mata ibu berkaca-kaca menghampiriku. Memelukku dengan hangat. Aku bertanya-tanya, ada apa dengan nya?
" Nak, apa kau percaya? Irgy adalah laki-laki yang gentle dan tulus. Dia berani dengan sengaja mengundangmu bertamu kerumahnya untuk bertemu orang tuanya, tapi nyatanya dia sudah pasti merencanakan ini dari awal. Apa kau belum bisa memahami jika Irgy, diam-diam sangat tulus mencintaimu sayang? "
Degh !!!
Benarkah demikian Tuhan? Benarkah seperti yang saat ini ibu sampaikan Tuhan? Tapi selama ini kita hanya sebatas teman, meski banyak hal yang sudah kami jalani bersama. Bukan dalam ikatan cinta, atau suatu hubungan sepasang kekasih. Melainkan sebatas teman kala aku sedang sepi.
" Apa yang kau pikirkan Nak? " Tanya ibu ku kembali, membuatku tersadar dari pikiran ku yang sudah melayang jauh.
" Irgy memberiku waktu 24 jam untuk memikirkan lamaran orang tuanya secara langsung pada ku bunda, dan ini masih terdengar konyol. "
" Nak, sudah saatnya kau hidup dalam ikatan pernikahan. Bunda sudah lama menantikan seorang laki-laki hebat seperti Irgy, setiap hari bunda berdoa agar Tuhan menghadirkan seseorang yang dengan tulus memintamu jadi istrinya tanpa iming-iming lagi. Dan mungkin, ini lah jawabannya. "
" Bunda, Irgy dan Fanny bukannya lebih muda dia? ih gak kebayang kan dia masih bocah lalu menjadi kepala keluarga dalam rumah tangga Fanny? "
" Lalu kenapa? Bunda lihat dia dewasa kok, usia tidak menjamin seseorang akan mampu bersikap dewasa atau tidak. Bunda sangat yakin, Irgy lebih dewasa pola pikirnya dari yang kau bayangkan. "
" jadi??? " Aku kembali bertanya pada ibu, harap-harap cemas menanti jawaban ibu.
" bunda sih, YESS. " Jawabnya dengan tegas dan mantap.
Sudah ku duga !!! Dengan tatapan tajam aku menatap wajah bunda yang berubah seketika menjadi berbinar-binar penuh kebahagiaan. Lalu setelah ini? aku? apa aku akan memberikan jawaban yang sama juga?
Dalam sekejap, aku meneteskan air mata di hadapan ibu. Membuat ibu tampak kebingungan memelukku kembali.
" Ada apa lagi sayang? kenapa kau menangis? apa ibu salah memberikan jawaban iya? " Aku menggeleng dalam pelukannya.
" Bunda, andai. . . Ayah masih bersama kita saat ini, aku rindu ayah. Fanny ingin memeluk ayah saat ini, Fanny rindu. Fanny ingin ayah tahu kebahagiaan bunda saat ini, " Tangis ku pecah dalam dekapan bunda. Tak kuasa lagi ku tahan ketika bayangan wajah ayah sekilas tersenyum di pelupuk mata.
" Sssstttt. . . Jangan menangis, seharusnya kau tunjukkan kebahagiaan mu nak. Ayah mu pasti sudah melihat ini dari alam sana, dia tau putri simata wayang nya akan mendapat kebahagiaan yang du nantinya selama ini. Jangan sedih dong, bunda jadi ikut nangis kan. " Jawab ibu dengan air mata yang juga mengalir di kedua pipinya.
Di tengah haru biru ini, ponselku kembali berdering yang semulai tadi ku simpan di balik kantong piyama tidurku. Seketika aku meraih dengan melepas pelukan ibu, ku lihat di layar ponsel si tampan memanggil.
Cih, si bocah. Dia mengganggu saja, tidak bisa kah dia meloloskan ku sehari ini saja tanpa suaranya yang selalu mengusik di telinga dengan kekonyolannya itu?
** Halo Fanny, kau sedang libur bekerja kan?
Tanya nya, ketika ku pencet tombol menerima panggilannya.
Hemm, kenapa?
Tanya ku dengan setengah menutup mulut ku agar tidak terdengar jika aku sedang menangis.
**Ayo kita ke makam ayah mu, sebelum kemalaman nantinya. Sebentar lagi aku akan menjemputmu, ok.
Tu, tunggu. Ke makam ayah? untuk apa Irgy**?
Untuk apa dia mengajak ku berkunjung ke makam ayah? bukan kah aku sudah bercerita dimana ayah ku di makamkan, dasar bocah. Apa dia tidak bekerja hari ini? kenapa selalu seenak hatinya mengajak ku pergi tanpa dia memikirkan pekerjaannya? Bahkan ibu juga terlihat heran mendengar ucapan ku ini.
**Halo, Fanny. Kau masih mendengarku?
A,ah. . . Iya, aku masih mendengar. Apa kau tidak bekerja? untuk apa mengajakku berkunjung ke makam ayah?
Aduh, kau ini. Meski beliau sudah tiada, tapi aku harus tetap meminta ijin dari nya. Untuk menikahimu, lalu kemudian aku akan datang ke apartemen membawa kedua orang tua ku menemui ibu mu.
Hey, kau. Apa kau pikir aku sudah menerima lamaran mu**?
Ibu yang mendengar ocehan ku ini tertawa geli melihat tingkah ku.
Aku tidak peduli, ayo lah siap-siap aku akan segera menjemputmu.
Bip, bip, bip. . .
Panggilan berakhir.
" Dasar bocaaaaaaaaah !!!" Teriak ku seketika. Ibu semakin tertawa melihat ku berteriak.
" Bunda, jangan selalu menertawaiku. Aah, bunda ih. " jawab ku merengek pada nya.
" Lihat, belum jadi suami aja dia sudah menghargai ayah mu yang sudah tiada. Bukan kah itu idaman sekali? Aduh Irgy, bunda jadi ikut jatuh cinta nih. "
" Aaaaaah, bundaaaaa. . . "
🌹 Hai hai hai para readers ku tercinta, Author lagi ikut contest nih. Untuk bisa berada di 20 besar Author butuh banyak like dan dukungan vote. Ayo dong, yang banyak like dan vote nya, jadi sedih deh. . . 🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
Saujanar Renjana 88
Irgi, aku juga sama kaya, Bunda. Jatuh cinta
2024-12-18
0
Ratnawaty Arjunindyta
lope lope buatmu Irgy.....
2020-10-27
0
By_me
Aku juga jadi ikut jatuh cinta sama Irgy thorr😍
2020-07-30
2