" Fan, maafkan aku. Jangan marah begitu dong. " Irgy terus saja memohon maaf padaku sepanjang perjalanan kami pulang. Aku terpaksa berpamitan untuk pulang lebih cepat tanpa menunggu untuk makan malam bersama mereka. Sebenarnya aku sangat ingin marah, sehingga rasanya sampai ingin menangis saja.
Tidak, bukan lagi ingin menangis. Saat ini justru aku sudah menangis dalam perjalanan pulang. Aku sangat ingin mengumpat dan memaki Irgy kali ini, dia sudah keterlaluan kali ini membuatku malu. Melihat hal ini Irgy menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
" Jangan menangis lagi, maafkan aku jika kau sangat marah kali ini kau boleh memarahiku. "
" Irgy, apa kau belum sadar? kau sudah keterlaluan mengerjaiku kali ini. Kau sengaja membuatku malu di depan kedua orang tuamu. " Aku sudah seperti anak kecil sehabis kena marah orang tuanya. Aku terisak menangis seperti anak kecil kali ini. Astaga, malunya aku.
" Mengerjaimu? membuatmu malu? Oh ya ampun, kenapa kau selalu mengira aku mengerjaimu? Lihat aku sekarang, tatap mataku. Apa yang di katakan kedua orang tua ku tadi adalah kebenaran hatiku daat ini. "
Degh !!!
Lagi dan lagi, Irgy. Dia menatapku dengan tatapan serius kali ini, dan jantungku. Astaga, darimana debaran ini muncul? dan sejak kapan? mungkin kah aku???
Ah, tidak tidak. Tidak mungkin !!!
" Fanny, apa kau mau menikah dengan ku? "
" Irgy, jangan bercanda. Dasar bocah, " Aku masih sempat meledeknya dengan sebutan yang biasa aku ucapkan padanya.
" Aku serius !!! " Ucapnya singkat dengan menggenggam kedua tangan ku.
Gila, dia sudah gila. Bahkan dia sudah berani menggenggam tangan ku begini? Ada apa dengan nya kali ini?
" Kau gila, jangan bercanda terus. Kau tau kita baru saja saling kenal dan mulai akrab baru beberapa bulan saja. Bagaimana mungkin kita akan menikah begitu saja hah? Kau belum tau banyak tentang ku, begitu juga aku. Tapi, ah sudah lah. Kau hanya bocah kecil yang tidak akan pernah bisa memahami maksud ku. "
" Aku paham, aku mengerti semua yang kau bicarakan ini. Lalu mau mu apa? kau ingin kita berpacaran dulu? lalu setelah saling mengenal dan merasa tidak cocok kita akan memilih mengakhirinya begitu saja? dan kami tidak bisa lagi saling bertemu meski sebatas teman, begitu yang kau inginkan dalam hidupmu Fanny? "
Degh !!!
Sejak kapan, dia memiliki pemikiran yang membuatku merinding seperti ini. Bagaimana bisa, aku yang lebih dewasa darinya tidak pernah punyai pemikiran seperti itu sebelumnya. Aku memang sudah lelah dalam perihal hubungan pacaran yang selalu berakhir luka. Tidak kah hari ini aku seharusnya bahagia???
" Tapi, kau seharusnya mencari wanita yang lebih muda dariku. Yang sesuai usiamu, atau mungkin yang sederajat dengan keluargamu Irgy. Aku, aku bukan wanita yang pantas untuk mu. "
" Hanya aku yang berhak menilai siapa wanita yang pantas untuk ku Fanny, "
" Jujur aku masih trauma Irgy, berapa kali aku gagal dalam hal pernikahan. Dan aku, aku tidak ingin mengecewakan mu jika kau mengenal ku lebih jauh lagi. "
" Katakan apa yang tidak aku ketahui lagi tentang mu Fanny? Tentang semua laki-laki pengecut yang pernah menjanjikanmu kebahagiaan itu? lalu mereka pergi dengan sendirinya tanpa memikirkan perasaan mu dan juga ibu mu bukan? aku tidak ingin seperti mereka. Maka dari itu, aku ingin kita segera menikah saja. Tanpa ikatan apapun sebelumnya, kita akan memulai suatu hubungan setelah menikah nanti. Jadi ku mohon, jangan menolak ku. "
" Irgy, aku sudah tidak suci lagi. Kehormatan ku sudah musnah ketika aku bersama tunangan ku dulu, dan kau tau. Aku bukan hanya melakukannya sekali dua kali bersamanya, setelah batal menikah dengan nya aku pun kembali menjalin hubungan dengan beberapa lelaki dan aku melakukannya lagi bersama mereka. Lalu apa kau masih mau menerimaku yang hina ini menjadi istrimu? hah? jangan mempermalukan dirimu sendiri nantinya. Aku bukan wanita baik-baik Irgy, "
Irgy terdiam sesaat, wajahnya begitu berkeringat dan mulai memucat. Tapi tak sedikitpun, tatapannya beralih dariku. Hah, aku yakin setelah ini dia akan berpikir seribu kali untuk tetap menikahi wanita hina sepertiku.
" Aku akan tetap menikahimu. Apapun alasannya dan bagaimanapun kehidupan mu di masa lalu, aku tidak peduli. Karena hatiku telah mantap memilihmu dari awal untuk ku jadikan pelabuhan hatiku. "
Aaaaaarght Tuhan, aku ingin pingsan. Aku ingin pingsan, aku ingin lenyap saja dari hadapan bocah ini detik ini juga.
" Fanny, "
" Beri aku waktu, ok. Beri aku waktu untuk berpikir dengan jernih, fiuht !!! " Nafasku serasa terengah-engah. Aku sungguh gusar tidak karuan kali ini, ku pegangi kepalaku dengan kedua tangan ku di depan Irgy.
" 24 jam. Aku memberimu waktu 24 jam saja, ok. "
" Apa? apa kau sudah gila Irgy? kau memang gila. Kau keterlaluan mendesak ku Irgy, jangan konyol. " Aku kembali terkejut dan membentaknya dengan amarah ku yang tertahan.
" Jangan protes lagi. Ku yakin waktu 24 jam sudah lebih dari cukup untukmu berpikir menerima lamaran ku untuk menikah dengan ku. "
Aku sungguh ingin menjambaknya saja kali ini. Hatiku terus memakinya tiada henti, dan. . .
Krucuk, krucuk. . . !!!
" Hahaha, kau lapar? Hahaha, sepertinya ketegangan hari ini membuat seluruh tenaga mu terkuras habis. Ayo kita mampir ke restoran dulu, kita juga juga melewatkan makan malam bukan? " Ucapnya menertawaiku tiada henti.
Aaaarght. . . sial !!! Memalukan saja perut ku ini. Kenapa harus berisik di tengah ketegangan ini, aku bahkan tidak mampu menatap wajah Irgy lagi karena malu.
Kemudian Irgy kembali melajukan mobilnya dengan cepat hingga kami tiba di sebuah restoran. Dengan tergesa-gesa ku mencari-cari meja kosong kemudian aku segera menempatinya ketika sudah ku dapati yang kosong di pojok sana.
" Fanny, " Panggil seseorang dengan nada terkejut dari arah samping ku, aku menolehnya dengan cepat.
" Khery, kau. . . "
My God, kenapa harus bertemu lagi dengan laki-laki brengsek ini? Aaarght sial.
" Eh, mas Khery ? Kau disini juga rupanya. " Sapa Irgy yang kini berdiri tepat di samping ku.
" Mas Khery? Kau mengenal Khery juga, Irgy??? " Tanya ku terkejut.
" Dia kakak sepupu ku, kau mengenalnya juga ? "
Oh my God, ini tidak baik. Kenapa? kenapa mereka harus sepupu? baru saja tadi, kau memberikan ku kejutan bukan main Tuhan. Lalu ini, apa lagi? Sosok lelaki yang tak lain juga teman sekolah ku dulu, Khery. Yang juga menjadi bagian masa lalu menyakitkan bagi ku. Kini harus menjadi sepupu dari laki-laki yang baru saja melamarku untuk menjadi istrinya.
" Gy, elu ngapain disini? Pantas saja seharian gak kelihatan di kantor. " Ucap Khery sembari melirikku dengan tajam.
" Oh, ya. Tadi ada acara penting dirumah mas, eh by the way kalian kenapa bisa saling mengenal? tapi syukur deh, jadi gak perlu aku kenalin lagi. Hehe " Jawab Irgy dengan santai tanpa dia ketahui wajah ku ini sudah merah padam. Astaga Tuhan, sulit ku percaya ini semua.
Ku lihat Khery masih kikuk dengan penuh ekspresi terkejut menatapku dengan canggung. Heh, ku membalas tatapannya dengan senyuman menyeringai. Jika mengingat kembali apa yang telah dia lakukan pada ku dan ibu saat itu, aku sungguh ingin mengumpatnya saat ini juga. Ingin ku lempar sepatu ku saja di wajah nya yang sok kegantengan itu. Cih,
" Halo, kok jadi tegang gini ya? haha, ada apa ini? kalian sungguh saling mengenal bukan? atau jangan-jangan kalian, mantan ya? "
" Bukan. Dia hanya teman sekelas ku saat SMP dulu, dan kita hanya sebatas kenal saja. " Jawab ku mendahului ketika ku lihat Khery hendak angkat bicara. Kemudian dia menatapku kembali dengan ekspresi seolah tidak menerima ucapan yang ku lontarkan pada Irgy.
" Kami, ya. Kami satu sekolah saat SMP dulu. Dan, kau Irgy bagaimana bisa mengenal Fanny? "
" Oh, syukur lah jika kalian hanya sebatas teman SMP saja. Hihi, gak lucu dong ya jika kalian dulunya mantan lalu saat ini Fanny harus menjadi istri ku. " Jawab Irgy kemudian dengan tawa cengengesan. Dasar bocah, tidak bisakah kau melihat bagaimana ekspresi kami Irgy?
" Apa? kau dan Fanny akan menikah? jangan mengerjaiku Irgy, tidak lucu. " Ucap Khery cetus dengan mata terbelalak.
" Apa aku terlihat bercanda mas? aku serius lah, baru saja tadi aku memperkenalkan Fanny pada mama dan papa. Dan mereka sendiri yang meminta Fanny bersedia menerima ku sebagai suami. Iya kan sayang? "
Ya tuhan Irgy, kau panggil aku apa barusan? Sayang? hahaha, sayang jidat mu itu. Dasar bocah, ya ampun ingin rasanya ku remas-remas mulutnya yang selalu cengengesan itu.
" Gy, kau ini. " Aku tak mampu berkata apa-apa lagi kecuali hanya terus melototi nya dengan geram. Namun dia masih tersenyum ceria tanpa beban dan merasa bersalah sedikitpun, sementara Khery terlihat mengepal kedua tangannya diam-diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
Gina Savitri
khery lagu2an kaget, di todong nikah sama mama fanny aja pucet dan gugup..gimana fanny mau terima 😬
2021-07-17
0
Thomas Juwita
semoga fanny menerima irgy n semoga ini awal dr kebahagiaan fanny setelah apa yg terjd dlm percintaan fanny yg selalu gagal n menyakitkan
2021-01-23
0
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
setelah badai datang muncullah pelangi..mgkn ini tepat utk Fanny..stlh cobaan yg bertubi tubi mgkn inilah saatnya ia menemukan kebahagiaannya lwt Irgy
2020-08-27
0