" Aaah, ini tante buatin minuman untuk nak Irgy. Ayo langsung diminum, " Ibu ku kembali menghampiri kami dengan segelas syrup rasa melon untuk di suguhkan pada Irgy.
" Jadi nak Irgy ini teman kerja Fanny di butik? "
" Pfftt. . . hahahaha, bukan bunda. Oh ya ampun, apa dia terlihat cocok bekerja di butik??? hahahaa. " Sontak ku tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan ibu pada Irgy kali ini.
" Ehm, bukan tante. Irgy. . . Hanya pekerja biasa aja kok, " Jawab nya dengan ragu. Namun, dari sorot matanya dan gerak gerik tangannya aku melihat suatu kebohongan. Dia pasti sedang menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya entah itu apa.
Huhft, sabar Fanny. Nanti kau akan mengetahuinya juga, sabar dulu. Tahan dulu, ucapku dalam hati.
" Oh ya, kalau magang kan pasti tau dong nama perusahaan nya apa atau di bagian apa. Bagaimana kalian bisa saling mengenal dulunya? " Dan lagi-lagi Irgy mampu memberikan jawaban yang masuk akal meski ku tau dia berbohong dan banyak menyembunyikan sesuatu tentangnya. Anehnya dia bisa dengan tenang menjawab berbagai pertanyaan ibu meski dengan keringat yang mulai mengucur di keningnya itu.
" Jadi tante, boleh gak kalau Irgy mengajak Fanny bertemu dengan orang tua Irgy? "
" Oh ya, untuk apa? " Tanya ibu ku heran bercampur kaget.
" Ya, biar adil aja gitu tante. Kan Irgy sudah mengenal tante nih, jadi giliran besok Fanny yang mengenal orang tua Irgy. Boleh kan tante? "
Sejenak ibu terdiam kemudian melirik ku, ekspresi ku mulai tak karuan campur aduk. Entah kali ini apa lagi yang akan ibu pikirkan.
" Ehm, boleh. Asal tidak merepotkan nantinya, " Jawab ibu ku dengan tegas.
Jleb !!!
Mati lah aku, jika ibu sudah mengijinkan begini. Aduh, terserah lah. Lagipula ini hanya bertemu dan berkenalan biasa saja kan dengan orang tua Irgy? Tapi sejak kapan, Jika laki-laki dan perempuan berteman harus pula melibatkan kedua orang tua belah pihak. Kami bukan pacaran apa lagi akan menikah? haha tidak mungkin.
Akhirnya, setelah semua dianggap selesai dengan sempurna. Perbincangan kami cukup hangat dan menyenangkan. Kami bahkan sudah saling bersenda gurau sesekali, sepertinya ibu sangat menyukai Irgy. Ah, ku rasa siapapun juga akan menyukai Irgy yang polos lugu dan konyol ini. Iya kan? Dan dia, entah sejak kapan aku merasa jika dia memang tampan dilihat secara dekat malam ini.
Hey, apa yang kau pikirkan Fanny. Ayo lah, jangan mikir aneh-aneh.
Kemudian Irgy berpamit untuk pulang, aku berniat mengantarnya hingga di halaman bawah. Namun dia menolaknya dengan alasan ini dan itu tidak jelas. Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa sih? aneh banget. Tapi ya sudah lah, terserah dia saja. Pikir ku.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Sesuai yang sudah kami janjikan, sore ini Irgy akan mengajakku berkunjung kerumahnya bertemu dengan orang tuanya. Sudah sejak tiba di butik tadi aku sibuk memilah milih baju yang cocok dan pantas untuk ku kenakan bertemu dengan orang tua Irgy. Meski aku sedikit ragu, kenapa aku begitu ingin berpenampilan lebih anggun dan tentunya lebih cantik dari sebelumnya. Irgy hanya teman ku, tidak lebih. Iya kan? Ah, tapi paling tidak aku harus menjaga penampilanku.
Kemudian ponsel ku bergetar, sebuah pesan singkat dari Irgy. Cepat-cepat ku membukanya setelah aku memang menunggunya menjemputku sore ini.
Aku sudah di lantai bawah, perlu ku jemput ke atas lagi kakak cantik?
Cih, dasar ini bocah. Masih saja memanggilku kakak, aku tersenyum membaca pesan singkatnya itu.
Tidak usah, aku akan turun sendiri. Tunggu aku, bocah nyebelin.
" Ehhem, duh cantiknya anak bunda ini. Akhirnya mulai dandan lagi niye, " Ibu menggodaku, setelah melihat aku berpenampilan tak seperti biasanya. Dan senyum-senyum sendiri membaca pesan singkat Irgy tadi.
" Ih, bunda. Apaan sih, Fanny pamit ya bund. Berangkat dulu, Irgy sudah menungguku di bawah. " ucap ku sembari melangkah pergi.
" Nak, tunggu. " Jawab ibu ku menghentikan langkahku sejenak dan menolehnya ke belakang,
" Ya bu, "
" Bersikaplah sopan dan santun juga ramah ya, jangan memalukan diri sendiri. Ingat itu, dan hati-hati. Sampaikan salam bunda untuk Irgy ya. "
" Siap bunda, jangan khawatir. Ya udah, bye. . . " Kemudian kembali aku melangkah dengan buru-buru, dengan senyuman bahagia terpancar di bibir ini. Entah apa yang membuatku sebahagia ini.
Sesampainya di bawah, aku melihat Irgy sedang berdiri bersandar pada sebuah mobil yang sangat mewah berwarna merah. Ini membuatku sangat terkejut dan terperangah hingga bibir ku ini berbentuk huruf O dengan mata melotot keduanya.
Dengan senyuman ceria, Irgy melambaikan tangan pada ku membuatku sadar seketika. Wah, apa-apaan ini? Aku belum pernah melihatnya menggunakan mobil bahkan saat pergi jalan dengan ku kami selalu menaiki taxi.
" Kenapa sih ekspresinya gitu banget Fan? " Tanya nya pada ku.
" Gy, apa ini? Kamu punya mobil? jadi selama ini sebenarny kau bisa bawa mobil tapi bersikap pura-pura tidak bisa mengendarai sebuah mobil? gitu? " Tanya ku sedikit kesal. Aku sungguh terkejut melihat ini semua. Sementara Irgy menertawaiku dengan santai tanpa merasa bersalah.
" Sudah, ayo masuk dulu. Silahkan, kakak cantik. " Ucap nya kemudian membukakan pintu mobil itu untuk ku. Aku masih berdiri dengan terperangah kembali,
" Tung. . . tunggu sebentar, ini mobilmu ? "
" Bukan, kantor tempatku bekerja meminjamkan nya karena aku bilang akan membawa seorang wanita bertemu kedua orang tua ku. Haha, perusahaan tempatku baik banget kan pada laki-laki yang selalu kau panggil bocah ini? " Jawab nya mendekatkan wajah nya pada ku. Membuatku sedikit salah tingkah, bener-bener bocah menyebalkan ini.
Mana mungkin, perusahaan mana yang begitu baik para karyawan magangnya sampai di pinjamkan mobil sebagai fasilitas kantor? atau apa? Aaaargh, aku jadi semakin heran sembari menaiki mobil tersebut dengan tingkah kikuk.
Di tengah perjalanan, aku menikmati semua ini yang masih terasa asing dan mengejutkan bagiku.
" Kok diem aja sih, " Tanya Irgy kemudian.
" Lalu, mau mu aku crewet lagi? " Tanya ku cetus.
" Sepi tau, diem gitu mulu. Ngomong dong, tanya apa gitu bebas. Sebelum tiba dirumah ku, kau semakin tidak bisa banyak bicara nantinya. Hahaha " Dia mulai meledekku lagi, tapi membuatku semakin gugup. Padahal in bukan lah yang pertama bagiku, bertemu dengan orang tua dari laki-laki yang mengenalku cukup dekat. Tapi kali ini aku gugup bukan main, ah gak lucu.
Sudah tiba di sebuah perumahan elite yang entah ini di jalan apa dan dimana. Hanya saja ku lihat sekeliling sekitaran jalanan ini rata-rata memiliki rumah yang sangat elite dan megah. Hingga mobil yang kami kendarai memasuki sebuah halaman rumah yang begitu luas dan di depan sana sebuah rumah bak kastil menjulang tinggi begitu megahnya.
Ku tarik nafas dalam-dalam sembari memejamkan mata, apakah ini mimpi? Ku pikir rumah Ammar adalah yang terbesar, tapi ini lebih megah bak di negeri dongeng. Astaga, apakah kali ini aku berperan sebagai cinderella nya???
Hahaha. . . ini tidak lucu sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
holang kaya nh Irgy
2020-08-27
0
Rohayah Misah
lanjut aja
2020-07-18
0
Alya
semoga aja ortu nya Igry sebaik anaknya..
2020-04-21
5