Sadar sedang berada di tempat yang cukup banyak orang di dalam nya, dengan cepat aku menyeka air mata ku yang semulai tadi mengalir dengan sendirinya.
Aaakh, sial. Kenapa terus saja mengalir air mata ini, tidak bisakah dia berhenti membuat ku malu saja di lihat oleh beberapa orang di sekeliling. Dengan kembali aku menyeruput minuman dingin dan segar di depan ku, seseorang menyapa ku dengan kata yang ku dengar sebagai ejekan.
" Apakah kau begitu menikmati minuman di kantin ini, sampai menangis begitu? "
Aku menoleh nya, saat ia tiba-tiba berdiri di samping ku.
Rupanya, dia. Cowok yang pernah berkunjung ke butik untuk membelikan dress mini buat adik nya. Cowok nyebelin itu. . .
" Apa kau memang suka asal bicara pada orang yang baru kau temui? " Tanya ku cetus sembari menyeka air mataku kembali.
" Siapa bilang baru ku temui? Kalo gak salah ini sudah yang ke tiga kali nya. Justru sering malah ku lihat kau selalu makan siang di kantin ini. " jawab nya santai.
" Apa? kau. . . sering melihatku di kantin ini? Sejak kapan? "
" Kau terlalu asyik dengan dunia mu, sampai tidak sadar ada banyak mata yang memperhatikan mu. "
Cih, apaan ini cowok. Dia meledek ku lagi???
" Baru putus cinta? "
" Jangan sok akrab. " Jawab ku cetus.
" Hum, ya sudah. Aku tidak akan mengganggu wanita yang baru putus cinta, atau mungkin. . . ah, kau sedang mendapat tamu bulanan kah? Huuuh aku tidak mengganggu, aku akan pergi. " Jawabnya dengan ekpresi panik namun entah kenapa dia tetap terlihat sedang meledek ku. Ingin rasanya aku mengumpatnya langsung saat ini. Tapi Dia sungguh pergi dari hadapan ku.
Brengsek gak sih tu cowok, sok kenal, sok tau, sok akrab. Aaaaaaarght. . . nyebelin.
Aku menggerutu dalam hati, ada apa dengan ku hari ini? Kenapa semua seolah menghujatku saja. Huh !!!
Lebih baik aku pulang saja kerumah, pasti ibu sudah menunggu ku untuk makan malam bersama.
🌻🌻🌻
Sesampainya dirumah, yang ku harapkan tadi ibu akan menungguku untuk makan malam ternyata tidak sedemikian yang ku pikirkan.
Memang sudah tersedia makan malan di meja makan, tapi dimana ibu???
" Bunda, apakah bunda di kamar??? " Tanya ku dengan mengetuk pelan pintu kamar nya.
" Bunda, ayo kita makan malam. " Ucap ku lagi ketika tak terdengar suara ibu.
Jam berapa ini? Bukan kah ini terlalu cepat untuk tertidur? Atau. . . bunda masih marah padaku?
Aku bertanya-tanya dalam hati. Tapi ya sudah lah, aku akan memberikannya waktu berpikir tenang. Aku tidaj ingin beliau kembali pada masa ketika awal kepergian ayah. Beliau begitu depresi dan mudah marah, dengan susah payah aku bersabar menghadapinya hingga kini beliau sudah normal kembali. Aku tidak ingin masa itu kembali terjadi. Itu akan sangat menyakitiku !!!
Hingga ke esokan hari nya, di pagi hati saat aku harus menjalani aktifitasku seperti biasa, Ibu masih mengabaikan sapaan ku. Beliau sangat cuek, bahkan tidak menatapku seperti biasanya.
" Bunda, apa bunda masih marah sama Fanny tentang percakapan kita kemarin? " Tanya ku dengan suara lirih. Jujur aku takut beliau akan marah ketika beliau hanya diam saja mendengar ucapan ku pagi ini.
" Bunda. . . ayo lah, jangan begini. Jangan marah lagi. " ucap ku merengek padanya.
" Apa kau sudah memikirkan yang ibu inginkan? " Jawab nya kemudian dengan tanpa menatap wajah ku sedikitpun.
Hah, apakah harus tentang Khery lagi???
" Bunda, harus dengan cara apa lagi aku meyakinkan bunda? Khery bukan laki-laki yang seperti yang bunda pikir. " ucap ku dengan sedikit menekan suara ku.
" Apa kau sudah menolaknya Fanny? sehingga sudah dua hari ini dia tidak datang kerumah ini, apa kau sungguh akan menentang keinginan bunda mu kali ini??? " Aku menundukkan wajah mendengar jawaban ibu kali ini, aku bahkan tidak sadar jika Khery sudah dua hari tidak datang berkunjung. Bahkan dia juga tidak pernah memberikan ku kabar apapun, tidak ada panggilan telepon atau pesan singkat sekalipun.
" Menikah lah dengan Khery, berikan dia kesempatan kali ini. " Jawab ibu kali ini dengan menatap wajah ku penuh harap.
Oh tuhan, apa yang harus ku jawab kali ini? agar tidak kembali mengecewakan hati bunda.
" Baik lah bunda, berikan Fanny waktu untuk memikirkannya kembali. Tapi pliss, jangan marah lagi. Itu membuat Fanny sedih. " Jawab ku dengan ekspresi meyakinkan, biarlah kali ini aku memberinya jawaban begitu untuk membuatnya senang. Ku lihat ibu menatap ku dengan tatapannya yang mulai melembut yang kemudian memeluk ku.
" Maafkan bunda sayang, jika bunda terkesan memaksamu. Ini demi kebaikan mu di masa depan, bunda yakin Khery akan mampu membuatmu bahagia selalu. "
Aku hanya mengangguk pelan menanggapi ucapan ibu, meski dalam hatiku berkata tidak. Bukan Khery yang ku inginkan tapi aku akan mencoba nya, karena setiap orang tua lebih tau mana yang terbaik untuk anak-anaknya. Begitu juga ibu saat ini.
Kemudian aku berlalu pergi menuju tempat kerja ku. Sesampainya di butik, aku kembali menjalani tugas ku sebagai kasir seperti biasa. Hari ini cuaca sedang tidak mendukung, diluar sana turun hujan gerimis membasahi jalanan kota ini. Tampak beberapa orang yang berjalan kaki menikmati nya dengan berpayungkan warna warni terlihat.
Ah, ingin rasanya ikut menikmati nya di luar bersama mereka. Gerimis kian semakin deras, sehingga banyak orang berlarian mencari tempat berteduh walau beberapa diantara mereka sudah memakai payung. Para pelanggan di butik jadi sedikit sepi, aku jadi semakin nyantai tanpa ada yang menggangguku menikmati pemandangan diluar.
Dan kau tau, di tengah pandangan ku pada hujan yang sedang turun mengguyur begitu deras. Sepasang kekasih sedang terlihat menghindari hujan dengan gelak tawa bersenda gurau mesra. Si pria terlihat sangat memanjakan wanitanya itu, aku pun ikut tersenyum bahagia menyaksikan mereka demikian.
Eh tunggu !!!
Bukan kah itu Khery???
Tanya ku dalam hati. Ah, tidak. Aku pasti salah orang, tapi penglihatan ku belum rabun meski samar di balik derasnya hujan.
Entah apa yang membuatku berani beranjak dari posisi ku sebagai kasir saat ini, aku berlari menuju pintu kaca di depan ku.
Itu benar Khery, walau bagaimanapun tertutupi derasnya hujan aku yakin itu Khery.
Tapi siapa wanita itu? Apa dia pacarnya?
Hah, jadi ini alasan mu tak lagi berkunjung kerumah ku Khery? Kau bahkan tak lagi menelpon ku dan mengusik ku di pesan singkat seperti biasanya.
Kau sedari dulu memang brengsek Khery. Kau tidak pernah serius dengan pernyataan cinta mu pada ku sedari dulu. Hahaha. . . siapa kau? Yang berani terus menerus mengerjaiku? Kau pikir aku akan percaya dan mudah luluh?
Tapi kau sudah membuat ibu ku mempercayaimu, aku tidak akan terima hal itu. Kau memang brengsek, laki-laki playboy.
Ku raih ponsel di kantong celana ku, aku akan menelponnya saja dulu.
Tuuuuut. . . tuuuuuut. . .
Ku lihat dia masih saja asyik bercanda bercumbu mesra dengan wanita di sampingnya itu. Setelah berkali-kali aku mencoba menelponnya tetap saja dia mengabaikan panggilan telepon ku.
Aku tidak tahan, aku harus menghampirinya langsung tidak peduli ini hujan begitu deras.
" Mbak, bisa di total berapa semua baju-baju ini??? "
Aku baru saja hendak berlari keluar butik, tapi seorang pelanggan memanggilku untuk melakukan transaksi pembayaran.
Aaaarght, sial !!!
Sangat di sayangkan aku harus menahan diri untuk tidak memakinya langsung hari ini.
Ya ampun Tuhan. . . kenapa aku harus se emosi ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
Saujanar Renjana 88
Akhirnya Egi muncul, eeeh sampai lupa Irgi apa Egi suami Fany? aku senang.
2024-12-18
0
Heny Ekawati
knp ibux fany egois banget sih
2021-07-27
0
TaThom
ibu fanny hrsnya tau donk fanny trauma sm cowo sampe gmn. ini kenal bener juga blom malah maksain +ngambek lg. hadeeeh..
2020-11-27
1