Malam hari, tepat jam 07.15 WITA. Khery mengirim pesan singkat bahwa ia sedang menuju kemari dengan alamat yang sudah ku kirim di pesan singkat siang tadi. Aku sibuk mondar mandir memilah milih baju yang pantas untuk ku kenakan malam ini agar terlihat lebih girly dan feminim. Mengingat dulu, Khery selalu meledek ku karena sikap ku yang sedikit tomboy.
" Bunda, ehm. . . Fanny mau bilang sesuatu. " Ucap ku menghampiri bunda yang sedang santai menonton TV.
" Hemm, ada apa sayang? kenapa canggung begitu, sini duduk. " jawab ibu ku, dengan tingkah kikuk aku duduk di samping nya.
" Bunda, ehm. . . boleh gak, kalau Fanny menerima temen cowok main kekontrakan kita ini??? "
Seketika ibu menatapku dengan heran kemudian tersenyum seolah sedang menggoda ku.
" Boleh, kenapa tidak? Yang penting dia tidak risih dengan kondisi rumah kontrakan kita yang seadanya ini. " jawab ibu ku.
" Ehm. . . iya bunda, makasih ya. Dan malam ini, Khery sedang menuju kemari. "
" Oh ya??? ciyeee cinta monyet bersemi kembali nih. . . " Ucap ibu menggodaku,
" Ih apaan sih bunda, enggak. Kami juga belum ketemu, hanya melalui pesan singkat aja tadi. Sebenarnya kemarin. . . "
Tok tok tok. . .
" Permisi. . . "
Terdengar ketukan pintu dan suara seseorang. Yang bisa ku pastikan itu Khery, aku salah tingkah kebingungan di depan ibu.
" Itu. . . itu mungkin Khery bunda, sudah sampai ". Jawab ku dengan sedikit terbata-bata.
Entah lah, kenapa aku jadi salah tingkah dan kikuk begini. Padahal dia hanya teman sekelas ku, meski dulu aku sempat menyukainya. Tapi itu hanya cinta monyet saja, tidak lebih. Bahkan kita di sekolah selalu seperti tikus dan kucing yang menghiasi pertemanan kita dengan pertengkaran gak jelas.
" Ya sudah ayo buka pintu sana ". Perintah ibu ku.
" Aaah, bunda aja deh yang bukain pintu. Fanny malu, " Jawab ku dengan meremas-remas kedua tangan ku yang sudah mulai berkeringat dingin.
Ibu yang melihat sikap ku ini justru mentertawaiku dengan geli.
" Baik lah, bunda kedepan dulu ya ".
Dengan diam-diam aku mengikuti ibu membukakan pintu menyambut kedatangan Khery. Dengan ramah ibu menyapanya yang di tanggapi dengan antusias oleh Khery. Aku hampir tidak percaya ini, karena mengingatnya sikapnya di masa SMP dulu dia selalu jutek dan sombong saat bertemu dengan ibu.
" Malam tante, apa kabar? sudah lama ya tante kita gak ketemu, tante awet muda dan masih cantik ".
" Tunggu sebentar, apakah kau sungguh Khery teman SMP Fanny dulu? "
" Iya tante saya Khery, teman SMP Chella eh Fanny maksud ku. "
" Hahaha, ya ampun kau tumbuh dengan sangat sehat dan subur ya. Dulu kamu tuh sangat kecil dan kurus, dan kamu masih mengingat panggilan masa kecil Fanny. Michella, "
" Ah tante, bisa aja deh. Eh Fanny nya ada kan ? " Tanya Khery dengan malu-malu.
" Tunggu sebentar ya, tante panggil. Ayo masuk dulu, harap maklum ya apa adanya. " Ucap ibu ku dengan riang gembira.
" Fanny. . . " Teriak ibu memanggilku yang semulai tadi mondar mandir di kamar dengan gelisah antara malu, nervous tapi jujur aku senang bisa bertemu lagi dengan nya.
Akhirnya dengan langkah ragu aku berjalan menunduk menghampiri Khery yang sudah duduk di ruang tamu di temani ibu.
" Hai. . . " Sapa ku singkat melambaikan tangan dengan kegelisahan tak menentu menahan nervous ku.
" Hai, apa kau sungguh Fanny teman SMP ku dulu??? "
" Iya lah, emang siapa lagi? " Jawab ku cetus.
" Nah, kalau sikap judes mu ini aku tetap kenal. Hahaha, " Jawab nya dengan tertawa lepas mengejek ku. Aku yang melihatnya bersungut-sungut dengan menggerutu dalam hati.
" Sudah sudah, kalian ngobrol santai dulu ya. tante siapin minum dulu untuk mu Khery, " Ucap ibu ku kemudian.
" Oh iya tante, maaf ngerepotin. " jawab Khery dengan santun.
Kemudian aku duduk dengan wajah menunduk di hadapan Khery, kembali aku salah tingkah ketika diam-diam mencuri pandang padanya, dia sedang memandangiku tanpa kedipan mata.
" Chel, eh maksud ku Fanny. Aduh aku jadi ingat masa-masa kita di SMP dulu. " Ucapnya dengan salah tingkah.
" Cih apaan sih salah tingkah begitu, gak lucu. Jauh banget dengan sikap mu yang selalu sok cool di sekolah dulu. " Jawab ku meledeknya.
" Habisnya. . . kau berubah sangat cantik dan modis sekarang Fan, "
Degh !!!
Aku terdiam sesaat menatap wajah nya.
" Hahahaha. " Tanpa sadar aku tertawa lepas di hadapannya, sehingga dia tertegun mengerutkan kedua alisnya menatapku heran.
" Upz, maaf Khery. Aku jadi lepas kontrol. " Jawab ku kemudian.
" Apa yang kau tertawakan hah? " Tanya nya cetus.
" Kau bilang aku berubah sangat cantik dan modis? Haduh udah lah jangan gombal, kita baru saja bertemu. lebih baik kau ceritakan bagaimana bisa kau tinggal di kota ini dan apa pekerjaan mu? ". Jawab ku mengalihkan.
" Ehm, Fan ngomong-ngomong om mana? aku mau menyapanya juga " Tanya nya lagi dengan clingak clinguk melihat sekeliling ruangan.
" Eh. . . ayah ku. . . baru saja meninggal beberapa bulan yang lalu karena kecelakaan. "
" Oh ya ampun, sory Fan. . . aku bener-bener gak tau soal ini, aku turut berduka cita ya. Sekali lagi maaf aku gak bermaksud membuatmu sedih. "
" Hemm, gapapa. Aku sudah mengikhlaskannya, mungkin ini sudah menjadi takdir yang harus aku terima mau gak mau. "
" Aduuuh kenapa jadi pada tegang kalian, ini minum dulu ". Kemudian ibu datang memecah keheningan saat Khery dengan serius mendengar ceritaku tentang kepergian ayah.
" Eh makasih tante, maaf ngerepotin. " Ucap Khery dengan langsung meneguk minuman yang di bawakan ibu barusan.
Kemudian kami berbincang dan saling berbagi cerita kami sebelum hingga akhirnya tinggal di kota yang sama. Aku masih seperti mimpi saja, bisa kembali bertemu dengan Khery dan dengan berbagai perubahannya yang terlihat semakin dewasa dan berani.
Dia bekerja di sebuah toko perhiasan milik orang india sebagai owner. Dan dia sudah bisa menyewa apartemen pribadi, Wow !!! Hatiku memujinya tanpa sadar. Dari dulu dia memang gigih dalam pelajaran, jadi tidak heran jika saat ini dia bisa terbilang sukses.
Di tengah hangatnya obrolan kami, beberapa kali aku memalingkan wajah dari tatapan Khery yang semulai tadi tanpa jeda melihatku. Terkadang dia mencuri pandang tersenyum menatapku. Dan sepertinya ibu mengetahui hal ini.
" Ehhem, ya sudah kalian lanjut ngobrol berdua saja ya. Tante jadi sedikit ngantuk nih. " Ucap ibu ku tiba-tiba berdiri.
" Eh, maaf tante jika tante mau istrahat Khery pulang aja deh. "
" Eeeh. . . gapapa, kalian lanjut ngobrol aja berdua. Tante tinggal dulu ya, ke dalam. Ehm, Khery, makasih ya sudah mau berkunjung kemari. Tante titip Fanny jika nanti kalian akan kembali bertemu saat jam kerja atau dimana pun itu. Fanny belum kenal siapapun di kota ini, dan belum memiliki teman akrab disini. " Jelas ibu ku pada Khery.
" Oh siap tante, jangan khawatir. Khery bakal jagain Fanny dimana pun dan kapan pun itu. " Jawab nya dengan senyuman semangat.
" Cih, apaan sih ? " Jawab ku menanggapi.
Kemudian hanya tinggal kami berdua di ruang tamu. Kembali Khery memandangiku dengan senyuman, membuatku canggung.
" Kenapa sih mandangin aku terus, aku gak nyaman tau. " Ucap ku.
" Hahaha, iya iya sory. Pelit banget sih, cuma mandangin doang juga. Takut luntur itu make up ?"
" Ih apaan sih ? aku cuma gak nyaman aja di pandangi terus menerus daritadi. " Jawab ku masih dengan nada cetus.
" Ok ok, fine. Aku gak mandangin kamu lagi deh, Ehhem. Boleh tanya sesuatu yang serius ? "
" Apa ? " Tanya ku dengan nada galak.
" Udah punya cowok ? "
Aku terperangah sesaat, dengan bibir berbentuk O.
" Belum. "
" Jomblo dong? "
" Ngeledek ? " Tanya ku.
" Haha, tidak. Astaga, kau ini. Galak banget, pantas saja masih belum punya pacar. "
" Songong lu, lalu kau ? udah punya cewek berapa banyak ? " Tanya ku meledeknya. Karena aku yakin dia tetap suka menggombal pada semua wanita seperti waktu SMP dulu.
" Apa aku masih terlihat playboy di mata mu Fan??? "
" Pasti lah !!! " Jawab ku singkat.
" Ya ya, terserah kau saja. Tapi aku, masih jomblo. Sama sepertimu, sebulan yang lalu aku baru saja putus dengan pacar ku yang sudah hampir setahun kami berpacaran. "
" Oh ya? Kasihan banget tu cewek. "
" Kok malah kasihan ma cewek ku sih Fan ? "
" Ya iya lah, mungkin dia tau kalau kamu itu suka gombal sama semua cewek. Jadi dia gak betah deh. "
" Karena orang tua ku tidak menyukai gayanya yang kebarat-baratan itu. Orang tua ku menentang keras hubungan kami. "
" Upz, sory. Ku pikir karena. . . "
" Ah udah lah, semua sudah berlalu. Sekarang aku bersyukur dan jujur bahagia banget bisa bertemu lagi dengan mu Fan ". Jawab nya dengan menatapku serius, kemudian malam sudah hampir larut. Khery berpamitan untuk pulang. Aku mengantarnya sampai di teras, saat dia sudah melangkah pergi membelakangiku, langkah nya terhenti dan menoleh kebelakang menatapku dari jauh.
" Setelah ini langsung tidur ya, jaga kesehatan mu. "
Sok perhatian !!! Umpat ku dalam hati.
" Hem, makasih " Jawab ku kemudian.
Sesampainya di kamar tidur, aku menghela nafas panjang berdiri di balik pintu kamar. Walau bagaimanapun, jujur aku juga senang malam ini bisa bertatap muka dan ngobrol banyak dengan Khery. Cinta monyet ku, ya meski hanya sekedar bahagia saja karena akhirnya aku memiliki teman di kota baru ini.
Kemudian ponsel ku bergetar, pesan singkat mendarat di layar ponsel ku. Nomor baru Khery yang belum sempat ku save tadi.
Good Nite, Fanny 🌹
Aku tersenyum membaca pesan singkatnya itu.
Dalam hati ku,
Good nite juga Khery. . . semoga tidur mu nyenyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
Runengsih
knp ga ketemu lg aja thor Ama kevin
2022-06-11
0
Diane Sumilat
Kevin,Kevin,Kevin ....
ternyata bukan tipe cowok yang bisa diandalkan
2021-07-11
0
Indah Putri
uuiiiii
2021-06-02
0