Tanpa terasa ku lirik jam tangan ku sudah menunjuklan pukul 6 petang. Sebentar lagi pekerjaan ku selesai, tapi jujur semulai tadi aku masih terbayang dan memikirkan sosok laki-laki yang tanpa sengaja ku lihat di kantin tadi.
Apakah dia Khery teman sekelas ku di SMP dulu? Tapi dilihat dari postur tubuhnya bukan kah sangat tidak mungkin? tapi wajah nya yang selalu tampak jutek dan bibirnya yang tebal itu tetap masih sama. Aku masih sangat mengingatnya dengan jelas.
Kemudian ponsel ku berdering pelan membuatku sedikit terkejut dan terbangun dari lamunan ku. Ku raih dari kantong celana ku dan ku lihat sebuah nomor baru menelpon.
"" **Halo. . .
Hah syukur lah masih bisa di hubungi**.
Terdengar suara wanita di balik telepon itu dengan ekspresinya yang terbayang seolah dia bernafas lega.
**Fanny, ini aku Maulida. apa kau ingat ?
Maulida. . . ehm, ah maulida teman sekelas ku di SMP bukan?
Kyaaaa. . . betuuul ini aku Maulida, bagaimana kabarmu Fanny? aku sangat rindu. Terakhir ku dengar kabar tentang kepergian ayah mu, turut berduka cita ya.
Hemm. . . ya makasih, kabar ku baik. kamu gimana Da??? aku juga rindu. Kau jahat, menghilang begitu saja setelah menikah.
Maafkan aku Baby, pahami lah. Kau pun tau pekerjaan suami ku apa kan??? Tapi sudah dua hari ini aku di kota A. Tapi saat berkunjung kerumah mu, rumah mu kosong. Lalu aku bertemu kak Rendy dan dia memberikan nomor mu kepada ku.
Aku. . . aku sementara ini pindah ke kota X, karena. . .
Apa??? Kota X? jadi itu sungguh kau Fanny???
Apa maksud mu Da?
Khery memberitahuku bahwa tanpa sengaja tadi melihat mu sedang makan di kantin yang sama dengan nya. Tapi dia bilang kau berubah, jadi dia enggan menyapamu. Howah. . . ini sangat menarik. Hihi**
Degh !!!
Jadi tadi itu, sungguh Khery? cinta monyet ku. Hahaha astaga. . . aku tidak menyangka setelah bertahun-tahun lama nya kami tidak pernah lagi bertemu.
**Halo. . . halo Fanny, apa kau masih mendengarku???
Ah iya, masih. ya sudah nanti kita sambung ngobrolnya ya, ini masih di tempat kerja ku.
Ya baik lah, jangan lupa simpan nomor ku ini ya dan kabari setelah kau tidak sibuk**.
Bip bip bip. . . Panggilan telepon berakhir.
Aaaarght, jadi dia sungguh Khery? ya ampun, dia berubah sangat drastis. Eh tapi, kenapa dia bisa berada satu kantin yang sama dengan ku? apakah dia juga tinggal di kota ini???
Hatiku mulai bertanya-tanya, ada kebahagiaan tersendiri setelah mendengar Khery tadi juga mengenaliku. Ah sebaiknya aku pulang saja dulu.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Sesampainya dirumah, ku lihat ibu sedang duduk termenung di teras rumah. Aku langsung saja memanggil dan memeluk nya dengan manja.
" Hey, kau sudah pulang Nak? Apa kau sudah lapar?bunda sudah memasak enak untuk makan malam mu "
" Sungguh??? wah. . . kebetulan Fanny sudah sangat lapar dan haus. " jawab ku dengan riang gembira.
" Hemm. . . tapi sepertinya kau sangat bahagia malam ini nak? apa kau memenangkah sebuah lotre? " tanya ibu ku dengan tatapan heran.
" Ih bunda, lotre apaan? emh. . . Fanny hanya. . . sedikit senang, makan siang tadi tanpa sengaja Fanny melihat Khery. Teman sekelas Fanny waktu SMP dulu, apa bunda ingat? ". Jelas ku dengan antusias.
" Khery? teman mu yang jutek itu? "
" Aaah bunda, dia memang jutek tapi. . . "
" Anak bunda suka, cerita cinta monyet. " Jawab ibu ku sembari mencubit hidung ku.
" Ih bunda apaan sih, itu dulu. hanya bawaan masa puber saat SMP hahaha. Sudah lah jangan di bahas lagi, membuat malu saja ".
Kemudian aku memasuki kamar dengan setengah berlari menahan rasa malu ku di depan ibu.
Lalu, setelah selesai makan malam aku memasuki kamar. Seperti biasa, sifat ku ini tidak pernah berubah. Selalu menjadikan kamar adalah salah satu pilihan terbaik untuk menyendiri dengan pikiran yang berkecamuk.
Di kamar ini, aku masih bisa memandangi langit malam lewat jendela kamar.
Malam ini bulan sedang bersembunyi di balik awan, sepertinya dia juga tersipu malu melihat wajah ku yang semulai tadi selalu menyimpulkan senyuman bahagia. tapi ada apa dengan ku hari ini? apa yang membuat hatiku begitu bahagia?
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Tok tok tok. . .
" Sayang, apa kau masih tidur? ayo bangun sudah pagi, nanti kau terlambat ".
" Ya bunda, Fanny sudah bangun ". Aku yang terburu-buru memasang sepatu ku menjawab dengan setengah teriakan kemudian membuka pintu kamar. Ku lihat ibu sudah berdiri di depan kamar ku.
" Sarapan dulu ayo " ucapnya. Dengan terburu-buru aku melewati nya meraih sepotong roti isi selai cokelat dan segelas susu hangat sudah tersedia di atas meja makan.
Sambil berdiri ku teguk segelas susu hangat dengan cepat dan berjalan menggigiti potongan roti tersebut.
" Bunda, Fanny langsung berangkat ya nanti terlambat. Jalanan disini rawan macet loh, nanti Fanny telat ke tempat kerja. Bye. . . " Ucap ku sembari mengecup pipi bunda dan mencium lembut tangan nya.
" Hati-hati Nak. . . " ucap ibu berteriak kala aku sudah berlari keluar rumah.
Beruntung nya lagi, rumah kontrakan kami tak jauh dari jalanan kota. Sengaja ku mencari dan memilih area ini, sehingga memudahkan ku untuk menunggu taxi.
Sesampainya di tempat kerja, aku kembali dengan tugas ku sebagai kasir seperti biasa. Di tengah kesibukan ku, sejenak aku terbayang masa-masa ku ketika masih ada ayah di sampingku. Aku tidak akan selelah ini pastinya.
Ah, maafkan aku Tuhan. aku tak bermaksud menyalahi takdir yang sudah kau tentukan untuk ku. Hanya saja, aku merasa terlalu cepat Engkau memanggil beliau dari sisi ku.
" Fan, sudah waktunya makan siang ". sapa salah satu staff di butik ini, mengguyarkan lamunan ku.
" Eh iya sebentar lagi ya aku nyusul ". Jawab ku singkat.
Ketika hendak pergi ke kantin sebelah seperti biasa, ponsel ku berdering. Maulida memanggil. . .
"" Halo cinta
Sapanya ketika ku angkat teleponnya.
**Hemm. . . dasar. sory ya semalem aku ketiduran, belum sempat balas pesan mu lagi.
No problem cinta. Eh nomor mu boleh gak aku kasih si Khery. Semalam dia kirim email ma aku loh, mints nomor kamu.
Aduh gimana ya. . . ehm, ya deh gapapa itung-itung nambah temen di kota baru ini**.
Siap bos. saat sudah jadian jangan lupa ya kabari aku. Hahahaha**
Bip bip bip. . .
Halo Da. . . Halo. . .
" Ih tu anak apaan sih, main matiin telepon aja. jadian apaan yang dia maksud??? hahaha, dasar. "Ucap ku berbicara sendiri di depan butik. Kemudian melihat sekeliling lalu pergi menuju kantin.
Setibanya di kantin, kembali ponsel ku berdering sebuah pesan singkat dari nomor baru tak di kenal ku lihat di layar ponsel.
Fan, ni gue Khery. hehe
Degh !!!
Hatiku seolah sedang melompat-lompat gembira dengan sendirinya hingga tanpa ku sadari aku tersenyum.
Upz, apaan sih aku ini? kenapa jadi senyum-senyum begini. Ku balas aja seadanya aja deh. Aku gak mau kembali terulang masa SMP dulu, apakah sifat dia sudah berubah???
Apa kabar???
Balas ku singkat.
Hmm. . . jutek nya. . . masih sama seperti dulu.
Melihat balasan nya ini membuatku kembali tersenyum.
***Hehe, biasa aja.
Ketemuan yuk, ntar malem di kafe Z. Aku udah tau dari temen kita Maulida, kalau kamu tinggal di kota yang sama dengan ku.
Boleh, tapi gak janji ya. Aku harus ijin dulu sama bunda.
Oh, jadi tante ikut tinggal disini? ya udah deh kirim alamat mu, aku kerumah mu aja sekalian ingin menyapa tante udah lama gak ketemu***.
Dalam hatiku,
Kerumah? ketemu bunda? yang benar saja ingin menyapa. Bukan kah dulu dia paling anti sekedar say hello di jalan, sekarang ingin menyapa bunda? emang berani? Hahahaa. Ok, kita lihat bagaimana dia akan bersikap nantinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
Heny Ekawati
jgn buat fany kecewa dan sedih lagi thor
2021-07-27
0
Munasipah Ekaputri
pngen Fanny ma Kevin thor
2021-02-10
0
Turrofiah Inee
berharap ketemu lagi sama keviin Thor😘
2020-12-23
0