Part 1

Setelah kelulusan SMA mereka mendaftarkan diri mereka di Universitas yang sama, daerah Bandung. Bima Bangsa menjadi pilihan mereka untuk menimba ilmu, Kayla dan Airin masuk jurusan yang sama yaitu Ekonomi, sedangkan Raihan dan Nathan masuk jurusan Bisnis, karena sebagai anak laki-laki pertama mereka akan melanjutkan perusahan keluarganya masing-masing, tentunya di ikuti oleh Cherry yang terus membuntuti kemana pun Nathan pergi namun kali ini Dia harus berpisah jurusan dengan Nathan, Cherry harus masuk jurusan akuntansi seperti yang di inginkan orangtuanya, sedangkan Aditya masuk jurusan Hukum dan Maria yang masih kelas 3 SMA di Jakarta harus terpisah dengan kekasihnya Raihan..

"Gimana ospek terakhir kalian? " tanya Raihan yang sedang duduk di kantin kampus mereka ditemani oleh Nathan.

"Gila capek banget gue, apalagi nih cewe satu banyak banget senior yang ngejar-ngejar (sambil nyenggol tangan Kayla yang duduk di sebelahnya)" ucap Airin

Nathan yang mendengar itu langsung melirik ke arah Kayla yang berada di depannya .

"Apaan sih Rin, gue rasa itu biasa aja, salam perkenalan aja" jawab Kayla yang sedikit gugup karena terus dilirik oleh Nathan.

"Ya Lo yang biasa aja, gue sih liatnya jijik! Apalagi liat mata cowok-cowok lapar gitu setiap kali Lo lewat" ucap Airin

" eh mana cewek Lo Nat ko gue ga liat dari tadi" tanya Airin pada Nathan

"(Menaikan bahunya) ga tau" jawabnya singkat.

Mereka pun menyantap makanan yang sudah di pesan oleh Raihan sebelumnya.

Setelah makanan mereka habis, mereka pulang ke apartemen yang di milik mereka, sebenarnya orang tua mereka bisa sih membelikan satu-satu Apartemen seperti ini untuk mereka, namun mereka menolaknya, dengan alasan ingin tinggal bersama agar lebih aman, jadilah mereka membeli Apartemen ini patungan dengan uang tabungan mereka sendiri, Mereka tinggal di 1 Apartemen mewah yang memiliki 4 kamar didalamnya dan kamar mandi didalam kamar masing-masing, orang tua mereka tidak masalah dengan permintaan anak-anak nya, karena mereka sudah dianggap seperti anak oleh orang tua mereka masing-masing.

Mereka menempati 1 kamar sendiri-sendiri, Airin dan Kayla kamarnya bersebelahan, Raihan dan Nathan kamarnya bersebelahan juga, dan letak kamar mereka yang saling berhadapan, walaupun mereka terlahir dari keluarga yang berada tapi mereka tumbuh jadi sosok yang mandiri, mampu mengerjakan semuanya sendiri. Walaupun orang tua mereka menyediakan jasa Asisten rumah tangga untuk membantu mereka, tapi mereka menolak dan sepakat untuk mengerjakan dan menyediakan kebutuhan mereka bersama-sama.

Karena kelelahan, Airin dan Kayla masuk ke dalam kamar Kayla, sedang kan Nathan dan Raihan duduk di sofa ruang tamu sambil bermain game.

"Kay? " panggil Airin setelah mereka sampai di dalam kamar Kayla.

"Kenapa Rin? " jawab Kayla

"Gue tau kalian sama-sama suka dari dulu tapi kenapa sih kalian ga mau saling terbuka aja? Gemes gue liatnya! " ucap Airin langsung duduk di ranjang Kayla.

"Gue ga mau jadi perusak hubungan orang. (Sambil memasukan baju-bajunya ke dalam lemari) lagian kita sahabatan Rin" ucap Kayla sendu.

"Dalam persahabatan kita, ga ada larangan kalo sahabat ga boleh pacaran, gue dan Raihan akan tetep dukung kalian ko, maslaah perusak hubungan orang kata lo? Yang namanya cinta ga bisa di paksain, Nathan ga cinta sama Cherry! " ucap Airin yakin.

"Tau dari mana Lo? Buktinya mereka jadian, ah biarin aja lah, gue juga belom mau pacaran, dan gue ga mau kalo sampai kita pacaran, putus, yang ada persahabatan kita hancur, gue cuma mau kita bareng-bareng sampai kita tua, kalaupun jodoh ga akan kemana! " ucap Kayla yang duduk di pinggir Airin.

"Ah lo emang jomblo terus kan? Kapan coba gue liat lo pacaran? Kaya gak laku aja, padahal banyak banget cowok yang suka sama lo, Adit salah satunya" ucap Airin dengan nada sedih.

"Apa sih Rin ko jadi Melo gini? Seperti yang lo bilang tadi, kalau cinta enggak bisa di paksain! Gua ga suka sama Adit, gua cuma anggap dia sebagai sahabat gue aja, lo yang sabar ya gue janji bakalan bantuin lo sama dia, inget ya persahabatan kita lebih penting dari pada cowok sekalipun! " sambil merangkul pundak Airin.