brakkk...
Sebuah gebrakan meja tepat didepan Randy dan Dino membuat mereka berdua tersentak.
"SUDAH SAYA KATAKAN... JANGAN BERBUAT ULAH SELAMA KULIAH DITEMPAT INI...!!! apa kalian sebelumnya tidak belajar dari kesalahan kalian haaa???!!!!"
Suara seorang lelaki paruh baya tengah menegur Randy dan Dino yang kali ini hanya menunduk ketakutan.
Sedang diluar ruangan Velyn hanya terdiam sambil duduk dengan fikirannya yang entah melayang kemana. Tanpa sadar tangan Velyn digenggam oleh seorang pria yang membuat pandangannya sedikit teralihkan.
Hal itupun membuat Oca yang berdiri disamping Velyn berdiri terperanjat dan pura-pura mengalihkan pandangannya.
"Velyn... kamu sudah baik-baik saja kan... jangan difikirkan lagi ya"
Ucapan Andra bagaikan air mengalir di pegunungan. Dingin dan sejuk, membuat hati Velyn terasa bergetar dibuatnya. Pria dihadapannya tersenyum ramah sambil mengacak rambutnya hingga dirinya mampu terlena oleh perlakuan lembut Andra padanya.
Velyn hanya mengangguk dan tersenyum tipis, menanggapi hiburan dari Andra yang membuatnya sedikit lebih tenang dari yang ia rasakan sebelumnya.
"Oca kamu bisa kembali ke kelas... sepertinya Velyn butuh istirahat, saya yang akan mengantarnya nanti"
Oca mengangguk mengerti, gadis berperawakan tomboi itu akhirnya meninggalkan Velyn dan Andra yang kini masih bersimpuh dihadapan sahabatnya.
.
.
.
Suara jalanan yang lengang membuat perjalanan menuju kompleks Mentari Permai lancar.
Kini Andra tengah menyetir mobil sambil sedikit melirik pada gadis yang duduk disampingnya. Mungkin ini pertama kalinya ia mengajak mahasiswi nya sendiri untuk ikut naik mobil bersamanya.
Terlebih apa yang dialami gadis disampingnya baru saja mendapatkan perlakuan yang tidak sepantasnya oleh temannya sendiri.
Gadis itu masih terdiam dengan tatapan mata yang kosong dan raut wajah datar.
"ehem"
Bahkan suara deheman dari Andra seperti tak didengar olehnya. Andra lantas menegur Velyn dengan suaranya yang begitu maskulin yang sepatah katapun dapat membuat perempuan mana saja pasti akan terbang hanya dengan mendengar dirinya bersuara lembut.
"jangan bengong mulu... nanti cantiknya ilang loh"
Ucapnya sambil terkekeh. Namun alih-alih menggubris, Velyn hanya menatapnya datar.
"Lyn, gimana kalo saya traktir kamu makan siang, mau nggak?"
Velyn mengalihkan pandangannya lagi, entah mengapa sepertinya dirinya sengaja mengacuhkan Andra yang kali ini mencoba untuk menghiburnya.
"baiklah, kamu diam saja itu tandanya saya anggap setuju... tapi kamu yang bayarin ya, kan pakek mobil saya"
Ucap Andra sambil menyunggingkan senyum andalannya membuat Velyn menatapnya dengan mengangkat sebelah alisnya tanpa melepas tatapan datar dari wajahnya.
Andra tak memperdulikan tatapan Velyn padanya, dirinya masih fokus pada jalanan dan memberhentikannya tepat didepan restoran.
Kali ini Andra duduk dihadapan Velyn, dirinya masih sibuk memilah-milah menu makanan yang berada didaftar menu. Sedang Velyn, bisa ditebak, masih diam membisu dengan pandangannya mengarah pada Andra.
"Lyn... kamu mau pesan apa?"
Velyn masih terdiam, dirinya menerima buku menu yang diulurkan oleh Andra padanya, dan membacanya sekilas.
Ketika pelayan datang pun dirinya masih enggan untuk menatap yang lain kecuali kedua bola mata Andra yang teduh dan penuh perhatian. Sedang Andra hanya mengulas senyum padanya.
"mau pesan apa mbak mas?"
"ayam bakar saus barbeque"
Ucap mereka bersamaan, membuat sang pelayan tertegun dan segera menulis pesanan.
Terlihat wajah Andra tersenyum menang menatap mata Velyn yang masih datar.
"minumnya?"
"frappuccino ice"
Ucap mereka bersamaan lagi. Tanpa fikir panjang pelayan lelaki itupun menulis pesanan mereka.
"ada lagi?"
"tidak..."
Ucap mereka bersamaan untuk yang ketiga kalinya.
Setelah pelayan pergi, Andra menahan tawanya. Dirinya menutup mulutnya dengan jemari yang membuat Velyn mengalihkan pandangannya.
"ternyata kita punya selera yang sama ya"
Ucapan Andra hanya dibalas lenguhan malas dari Velyn.
Dalam hati Andra melihat tingkah Velyn yang begitu dingin membuatnya semakin penasaran dan ingin lebih dekat dengannya. Baginya hanya Velyn seorang yang menanggapi dirinya seperti ini, dingin, dan acuh. Bahkan dimatanya tiada kepedulian sama sekali pada keberadaan orang dihadapannya.
Berbeda dengan wanita atau gadis yang ia kenal, mereka selalu terkesan ingin mendapatkan perhatian dari Andra.
"Lyn... kamu cuek banget sih, kalo kamu ngomong sama pacar apa juga secuek ini?"
Pertanyaan itu dibalas gelengan oleh Velyn.
"enggak"
Balasnya dengan nada datar tanpa ekspresi.
"atau kamu agresif, ramah kaya orang biasa?"
"enggak"
Jawabnya lagi, membuat Andra mengusap kasar wajahnya sendiri.
"terus?"
"saya nggak punya pacar"
Ucapnya dengan tatapannya yang masih datar seperti sebelumnya. Ucapan itu entah mengapa membuat Andra tersenyum kecil, ada setitik bahagia kala Velyn mengatakan statusnya yang masih sendiri.
"bapak kenapa senyum-senyum sendiri?"
Pertanyaan itu dibalas gelengan dan deheman dari Andra yang kini mulai menutup sebagian mulutnya menggunakan jemarinya.
"ehem... enggak apa-apa... saya hanya heran"
"heran kenapa pak?"
"heran, kenapa cewek secantik kamu masih jomblo sampai saat ini"
"oh"
Ujarnya datar sambil mengalihkan pandangannya pada pengunjung restoran yang tengah ramai karena jam makan siang sudah tiba.
Akhirnya setelah sedari tadi Andra mengajak Velyn berbicara kini dia mulai mau untuk membuka suara. Meskipun tanggapannya masih sama. Cuek dan dingin, namun pria itu tak memperdulikannya, beberapa kali Andra mengajaknya untuk berbicara, meski terkadang Velyn sendiri enggan untuk memberikan tanggapan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
DoFi Yuli
1
2021-09-20
0
Erna Ernayana
asik ahirx dosenx penasaran sm sikap velin
2020-10-04
0
Erna Ernayana
manjur hiburanx
2020-10-04
0