Rivaldo Ghaisan, putra tunggal Tirta Ghaisan. Wajahnya tampan, dengan kulit putih, hidungnya yang bangir, serta bibir tipis dan juga alis tebal melengkapi ciptaan Tuhan yang sangat indah selain Alam semesta dan seluruh isinya. Pria berperawakan Sunda - Eropa itu membuat siapa saja pasti terpikat oleh kharismanya yang menawan.
Pria itu mempunyai seorang bayi yang tampan mirip sepertinya, sebut saja dia Nino Ghaisan.
Flashback on....
Kehidupan Valdo berawal dari masa lalunya bersama Velyn. Mereka berdua dijodohkan satu sama lain oleh orang tua mereka yang notabennya adalah sahabat bahkan bisa dibilang melebihi hubungan darah.
Berawal dari alasan itulah mengapa kedua keluarga Velyn dan Valdo akhirnya menjodohkan mereka berdua.
Saat ini umur gadis kecil itu masih belia, tepatnya menginjak taman kanak-kanak. Namun kecantikannya mampu membuat siapa saja terpikat oleh gadis lugu itu, gadis manis berpipi chubby, serta poni ditengah membuat siapa saja gemas terhadapnya. Termasuk Valdo yang selalu bermain dengannya.
Valdo bagi Velyn adalah kakak yang baik menurutnya, selain kakak kandungnya Rendra. Meski jarak usia mereka cukup jauh, namun kehadiran Velyn mampu membuat hari-hari Valdo berwarna.
Kala itu dirinya tengah masuk sekolah SMP, namun sifatnya yang ingin melindungi Velyn begitu besar.
"kakak Paldo... Pelyn mau coklat"
Ucapnya manja dan merengek pada pria yang kini hampir menginjak masa pubertas itu. Valdo hanya tersenyum, dirinya sangat menyayangi Velyn seperti adiknya sendiri.
"boleh... tapi jangan banyak-banyak ya"
"kenapa kak??"
Tanya Velyn dengan tatapan matanya yang sendu serta guratan sedih dipipi mulusnya.
"nanti Velyn giginya ompong kalau makan coklat banyak-banyak"
"begitu ya kak???"
Tanyanya lagi dan dibalas anggukan oleh Valdo yang kali ini memberikannya coklat kesukaan Velyn. Tak lama kemudian senyuman itu tergurat indah dipipi cantik gadis kecil itu, menunjukkan giginya yang putih dan rapi membuat siapa saja pasti gemas dengan tingkah anak itu.
"terimakasih kakak Valdo"
"sama-sama Velyn..."
Suatu hari, Ghaisan memberitahu pada Valdo tentang pertunangannya bersama Velyn. Alih-alih menolak, dirinya malah bersemangat dan menyetujui perkataan sang ayah padanya.
"Valdo.. sini nak"
Suara itu membuat Valdo yang tengah bermain game tersentak dan menoleh pada sang ayah yang kini menatapnya serius.
"ada apa pa???"
Tanya Valdo yang tak kalah serius.
"begini... papa dan om Rahardian berencana ingin menjodohkan kalian berdua"
"maksud papa, aku dan Velyn??"
Pertanyaan itu dibalas anggukan oleh sang ayah. Seketika wajahnya semakin bersemangat dan senyum merah merona diwajah Valdo merekah bagai buah tomat yang siap untuk dipanen dari pohonnya.
"serius pa???"
Ghaisan mengangguk, membuat pria itu tersenyum dan memeluk sang ayah.
"iya pa... Valdo mau.. Valdo janji bakal jagain Velyn selamanya, Valdo akan lindungi Velyn, dan menyayangi dia"
Mereka berdua memiliki masa kecil yang indah dan ceria. Namun keceriaan itu tak berlangsung lama.
7 tahun kemudian....
Gadis berpipi chubby, dengan kacamata bulat memenuhi kedua matanya, dan jerawat dimana-mana. Gadis itu memang putih dan tinggi, namun karena gemuk, dirinya sering ditertawakan oleh teman-temannya juga mendapat perilaku bullying disekolah.
Siapa sangka, gadis manis dan kecil yang dikenal karena keimutannya kini menjadi gadis dengan tampang buruk rupa dan badan kerbau seperti yang dikatakan oleh teman sebayanya.
Arvelyna Putri Chandra, gadis itu tumbuh berbeda dengan perkiraan orang-orang padanya. Semua berawal dari dirinya yang sering mengemil pada malam hari, dan kesukaannya memakan makanan cepat saji.
"hey gendut!!! udah bau, gendut, kacamatanya gede lagi"
Ujar teman laki-laki gadis yang kini memakai seragam putih biru itu. Tanpa memperdulikannya Velyn berjalan santai sambil tetap mengulum permen lollipop dimulutnya.
.
Bahkan saat Velyn dan Valdo bertemu pada malam pertemuan keluarga, Valdo seperti tak mengenal gadis itu. Pandangannya mengalih keseluru penjuru kecuali dirinya.
"aku sudah kenyang pa..."
Ujarnya membuat orang tua tunggal itu terhenyak dan menatap putranya yang kali ini pergi begitu saja. Valdo adalah anak yang ditinggal oleh ibunya sejak ia lahir, namun karena dirinya adalah anak tunggal, Ghaisan selalu memanjakan putranya.
Meskipun demikian, ia tak ingin Valdo terjerumus dan mendidiknya sebagai seorang lelaki yang santun dan berbudi luhur pada setiap orang.
"kamu mau kemana Valdo... acara makan malam baru saja dimulai dan..."
"sudah kubilang aku kenyang... selera makan ku sudah hilang sejak tadi"
Ujarnya dengan suara keras dan menatap tajam Velyn yang kali ini hanya terdiam sambil memandangi Valdo tak mengerti.
"sudah San, biarkan saja... mungkin dia sedang tidak mood"
Ucap Malia sambil menatap prihatin pada kedua ayah dan anak ini. Valdo tak menggubris orang-orang disekitarnya, dia memilih untuk pergi dari sana daripada menatap wajah buruk gadis yang dulunya pernah ia sayangi itu.
.
.
.
Tahun berlalu, begitupun musim yang silih berganti datang dan pergi. Kini Velyn tengah menginjak usia remaja yang sesungguhnya, ia sudah berumur 18 tahun. Dirinya sekolah disalah satu sekolah terbaik diibukota.
Sedang Valdo kini menjalankan bisnis ayahnya. Dirinya telah lulus kuliah tahun lalu, dengan keterampilan dan juga bakat yang ia punya, serta jurusan yang ia ambil dalam universitas kini ia mampu memegang saham perusahaan sendiri dalam tempo kurang dari satu tahun.
.
Valdo kini tengah asik menatap layar monitor didepannya, tiba-tiba saja suara dering ponsel membuat pria itu mengangkat asal panggilan disebrang sana.
"hallo..."
"makan malam lagi pa???? malam ini kan malam minggu... aku mau keluar"
Ujarnya dengan menghentikan jemarinya untuk mengetik keyboard didepannya. Pria itu mendengus kesal pada Ghaisan yang kali ini mengajaknya makan malam bersama dengan keluarga Chandra malam ini.
"pa... aku sibuk... maaf, jika papa ingin makan malam bersama mereka, maaf.. aku sudah tidak bisa"
Ujarnya sambil menutup telfon dan beralih menatap malas pada layar komputer dihadapannya. Pria itu menatap ponselnya lagi, mengetik beberapa pesan singkat untuk kekasih hatinya.
'sayang... keluar yuk malam ini???"
Tak berselang lama, balasan dari Lisa masuk dan membuatnya tersenyum.
'iya sayang... boleh...'
Senyum merekah dan guratan bahagia terlukis indah diwajah tampan pria itu. Baginya lebih baik dirinya keluar bersama Lisa daripada harus memandang gadis jelek yang menjadi mimpi buruk baginya.
.
.
.
.
Malam yang indah ditemani bintang bertaburan di atas sana. Valdo kini telah mempersiapkan makan malam romantis dengan Lisa kekasihnya.
"bagiamana???"
Sebuah makan malam yang menampilkan indahnya pemandangan ibukota pada malam yang gelap gulita. Lisa tersenyum kearah pria yang kali ini menatapnya, pria itu mengeluarkan sebuah kalung berlian untuk gadis yang sangat ia cintai itu.
"wow... indah sekali Valdo... kamu ya yang siapain ini semua?"
Valdo mengangguk bangga.
"sendiri?"
Valdo menarik tangan Lisa dan mengecupnya, kini tiada lagi kebahagiaan kecuali gadis dihadapannya. Rasa yang begitu tenang dan nyaman ia rasakan meski orang tua mereka tak saling merestui.
"will you marry me Alysha Kiandra??"
Mata Lisa berkaca-kaca dengan guratan senyum dipipi cantiknya. Gadis itu mengangguk dengan air mata yang menetes dipipinya.
Tak butuh waktu lama, pria itu memakaikan kalung berlian indah dileher Lisa.
.
.
.
Plakkkk.....
Satu tamparan keras dipipi Valdo dari sang ayah yang kini menatapnya penuh amarah. Kini wajah Isan memerah dengan rahangnya yang mengeras.
"ANAK NGGAK TAU MALU...!!!!"
"pa, aku sayang sama Lisa... aku cuma mau nikah sama dia pa..."
Ucap Valdo dengan wajahnya yang memelas membuat Isan kini semakin naik pitam dibuatnya.
"LANCANG!!!! kamu kira papa akan setuju dengan keputusan mu haaa??!!! nggak akan kira Valdo..."
.
"non, maaf ya bibi mau kebelakang dulu... tuan Isan lagi ada di ruang TV kayanya"
Velyn hanya mengangguk patuh, dirinya melangkah mendekat ketika suara samar-samar yang terdengar berteriak membuatnya semakin penasaran.
Usai pembantu itu pergi, gadis itu dengan langkah cepat mendekati ruangan itu.
"PA....!!! sampe kapanpun juga, aku nggak mau dijodohin sama dia pa...!!! aku nggak mau nikah sama cewek gendut dan jelek kaya dia"
Plakkkkk....
"TUTUP MULUTMU VALDO!!!! apa kau tau siapa yang membantu papa hingga keluarga kita bisa sesukses ini haaa??? jika bukan karena om Rahardian dan keluarga Velyn, kita pasti akan menjadi gelandangan"
"kalau begitu kenapa bukan papa aja yang nikah sama dia?? kenapa aku yang harus jadi tumbal??? papa egois, demi kepentingan papa sendiri, papa mau mengorbankan anak semata wayangnya..."
Plakkkkk
"SEKALI LAGI KAMU BICARA SEPERTI ITU TENTANG VELYN.... MAKA PAPA NGGAK AKAN SEGAN-SEGAN"
krakkk...
Velyn menutup mulutnya dan tak sengaja menjatuhkan bingkisan yang ia bawa. Terlihat matanya memerah dengan air mata yang mengalir deras membasahi pipinya.
Ayah dan anak itu bergantian menatap Velyn. Dengan langkahnya yang cepat gadis itu berlari sekuat tenaga. Dirinya merasakan sakit yang tiada kira kala Valdo benar-benar membenci dirinya.
"VELYN....!!!!"
Teriakan Isan seperti tak didengar olehnya, pria paruh baya itu berlari mengikuti langkah Velyn yang semakin cepat keluar dari kediamannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Nna Rina 💖
diawal ktnya velin cantik sprt dewi mitologi, tp dipart ini ktnya gendut. iya hmmm 🤔
2020-08-25
2
Ayunina Sharlyn
nice
2020-07-16
0