Bab 4

Matahari pagi mulai menampakkan sinarnya. Ira sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya dan Regina, Putri semata wayangnya. Setelah apa yang terjadi semalam, Ira berharap pagi ini sudah tidak ada keributan. Apa yang terjadi semalam, cukup sampai di situ saja. Pagi ini, semuanya harus berubah dengan sebuah senyuman. Harapan terbaik seorang ibu.

Ketukan pintu serta panggilannya sama sekali tidak mendapat sahutan. “Re, mana masuk, ya?” tangannya memutar gagang daun pintu kamar milik sang putri. “Re?” panggilnya lagi karena tidak mendapati seseorang yang dia cari di atas tempat tidur. Berjalan menuju kamar mandi. Dan, kosong, tidak ada siapapun.

“Papi.” Ira turun. Dengan wajah panik, dia mengatakan kepada suaminya bahwa Regina tidak ada di kamar.

“Mungkin dia sudah berangkat ke kantor, Mi.” Surya mencoba mengenangkan. Mengambil ponsel, mencoba menghubungi putrinya. “Nomor Regina tidak bisa dihubungi, Mi.” Wajahnya mulai terlihat panik.

“Kan. Dia tidak mungkin masuk kerja, dia pasti—”

“Tenang dulu!” tegas Surya. “Papi coba telpon Jessica.” Wajah Surya terlihat lebih khawatir, putrinya tersebut tidak ada bersama Jessica. Biasanya, Jessica adalah pelarian terakhir Regina jika ada masalah di rumah. Namun, kali ini ternyata tidak. Surya kelimpungan mencari sang putri. Ditambah, istrinya menyalahkan dirinya sebab perginya Regina dari rumah karena kesalahannya.

“Kalau saja semalam, Papi, menerima—”

“Cukup, Mi. Jangan membuatku semakin pusing!” Surya meninggalkan rumah. Dia melakukan mobilnya menuju ke rumah Anton. Dia ingin membuat perhitungan jika lelaki itu membawa kabur putrinya.

***

Malam itu, Regina diam-diam meninggalkan rumah dan pergi untuk menemui Anton, di rumahnya. Kedatangannya membuat lelaki itu terkejut. Anton masih marah dengan perlakuan Surya, namun dia juga tidak bisa membiarkan Regina tetapi berada di depan rumahnya semalaman.

“Pulanglah, Re, kita tidak seharusnya seperti ini. Percuma saja kamu kabur dari rumah, papimu tidak akan pernah menyukaiku. Kamu sudah melihat bagaimana perlakuan papimu kepadaku. Lebih baik kita—”

“Aku mencintaimu, Anton. Aku tidak akan menyerah begitu saja.”

Anton tetap menyuruh Regina untuk pulang, namun wanita itu tetap pada pendiriannya untuk tidak pulang ke rumah jika papinya tidak mau menikahkannya dengan Anton.

“Jangan seperti anak kecil, Re, papimu justru akan semakin tidak menyukaiku kalau kamu seperti ini.” Anton tetap memaksa, namun sifat keras kepala Regina tidak mudah untuk dibujuk.

Dengan terpaksa, Anton membawa Regina ke apartemen miliknya yang jarang dia tinggali sebab wanita itu menolak jika diantar ke apartemen Jessica. Masalah akan semakin rumit pula jika Surya mengetahui bahwa Regina ada di rumahnya.

Anton membuka matanya, dia merasa terganggu sebab nada dering ponsel miliknya yang terus saja memekakkan telinga. Nama Jessica tertera di layar ponselnya. “Halo?”

Apa kamu bersama Regina? suara dari seberang telponnya.

“Iya, aku akan mengirim alamatnya.” Anton memutus panggilan lalu mengirim alamat apartemennya kepada sahabat kekasihnya tersebut.

Tidak perlu waktu lama untuk Jessica datang. Wanita itu terus mengetuk pintu dengan wajah yang terlihat sangat khawatir. Berbagai pikiran jelek terlintas ketika dia mengetahui bahwa sahabatnya semalaman sedang bersama Anton. Sama seperti Surya, Jessica juga tidak menyukai Anton.

“Anton, kamu baru bangun tidur? Apa yang kamu lakukan—”

“Aku tidak berbuat apa-apa! Lihat!” Anton menunjuk sofa yang terdapat banyak dan selimut, tempat dia tidur semalam. “Aku tidur di sofa dan Regina di kamar.”

Jessica bernapas lega. “Aku pikir—”

“Aku masih punya pikiran sehat, Jes!” Tukas Anton yang mengerti ke mana arah ucapan dan pemikiran Jessica.

Jessica masuk ke kamar di mana Regina berada dan membangunkannya. “Re, ayo pulang, papi dan mami sangat khawatir.”

Regina menolak dengan keras. “Pulanglah sendiri. Dan jangan katakan kalau aku ada di sini!”

Jessica merasa kesal. Dasar bodoh!

“Pulanglah dulu, Re, jangan membuat semuanya semakin rumit.” Anton pun merasa kesal. Regina benar-benar sangat keras kepala.

“Aku akan pulang jika papi mau merestui hubungan kita.”

Jessica pergi, percuma saja memarahi wanita yang sedang dibutakan oleh cinta. Semuanya tidak ada gunanya.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!