Rasakan

Garpu di atas meja makan itu diambil dan diarahkan ke Laura dengan tatapan mata marahnya seolah apapun yang telah dilakukan Laura tadi adalah satu hal yang fatal Dan keberanian Laura patut diapresiasi namun sayang kini nyawanya dipertaruhkan untuk hal sepele di hari pertamanya kerja.

"Apa yang kau lakukan?. " Tuan Freddy mendekat setelah ia memperbaiki jasnya dan duduk di meja makan di kursi utama tersebut, melihat anak semata wayangnya Bryan yang seolah tidak peduli dan malah menganggap jika hal itu sebagai tontonan yang menyenangkan di pagi hari membuat tuan Freddy geram karena tiada tindakan apapun dari anaknya.

"Apakah menurutmu ini hal lucu aku tidak akan berselera makan jika ini terus dilanjutkan, Bryan usir pacarmu ini keluar sekarang juga aku tidak mau melihatnya lagi di sini. "

Wanita itu mendekat memeluk tangan Bryan hingga mendekati laki-laki itu yang sedang sarapan, yang ia ketahui tuan ready sangatlah tegas dan ia takut posisinya akan tergeser dengan satu kalimat dari papanya Bryan tersebut.

"Sayangku tidak akan mengusirku keluarkan? Kita begitu sangat mencintai satu sama lain benarkan?. " Dengan panjang lengan besar itu di elus juga tetapkan mata memohon namun sayang semua itu sia-sia dan tangan wanita itu dihempaskan dengan kasar.

"Apa kau apakah lupa kalau kita sudah bersama selama ini? Tadi itu hanya bercanda benar kan ?." Wanita itu meleleh kepada Laura seolah mengajaknya untuk kerjasama, sekarang yang terpenting adalah menyelamatkan dirinya sendiri dan mengesampingkan egonya namun sayang Laura seolah-olah tidak peduli.

"Nona tadi bilang katanya mau memotong tanganku kan ? Tolong kasihanilah aku nona aku baru satu hari bekerja di sini. " Laura membalas dengan berakting seolah-olah dialah korban di sini meskipun tidak sepenuhnya ia tidak bersalah.

Tuan Fredly memberikan kode kepada para pelayannya untuk mengusir wanita itu keluar, namun sayang wanita itu malah menurunkan harga dirinya dengan berteriak memohon untuk tidak diusir dari sana dan meminta Bryan agar menolongnya tapi yang membuat Laura heran adalah Bryan yang seolah tidak menginginkan wanita itu lagi.

"Rasakan." Gumam Laura dalam hati.

"Hari ini aku akan pergi kau jangan lupa pesanku untuk menemui seseorang telah aku buat janji untuk bertemu. Kalau sampai ini kacau aku tidak peduli kau putraku atau bukan aku akan menghukum mu."

"Papa sudah mengatakan itu mungkin ratusan atau bahkan ribuan kali sampai aku bosan, daripada mengingatkanku tentang hal itu lebih baik mencarikan ku gadis lain karena papa sudah membuangnya satu maka carikan aku penggantinya soal urusan Papa jangan khawatir bukankah aku selalu bisa diandalkan ?."

"Yang ada di pikiranmu selalu saja tentang gadis-gadis cantik, kapan kau akan bersikap serius ?."

"Entahlah tidak tahu mungkin sampai aku bosan."

Kedua tuan besar telah pergi meninggalkan piring kotor yang berada di meja dan beberapa lagu yang masih utuh bahkan hanya terpajang di sana tanpa tersentuh. Para pelayan membereskan meja dan bersih kembali seperti semula.

Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi dan Laura sudah sangat keroncongan, akhirnya kini ia makan bersama dengan para pelayan dengan santapan sederhana dan beberapa lauk yang sedari tadi tuan besar yang tidak tersentuh.

"Apakah setiap hari kita makan sarapan jam segini ?." Laura bertanya kepada Sena saat ia tengah duduk di meja makan khusus pelayan dengan kursi meja dan lauk yang sederhana.

"Iya kita setiap hari memang seperti ini dan kita akan diberikan libur satu bulan empat kali tetapi harinya kita tidak bisa memilih dan lebih bagus lagi kalau kita tidak libur maka gaji kita akan bertambah."

Laura tidak mengapa jika ia harus sarapan jam 09.00 tetapi yang menjadi masalah adalah iya yang harus bangun pagi-pagi buta dan harus bersiap bekerja karena tadi pagi Laura termasuk terlambat dan ia besok harus bangun lebih pagi lagi daripada hari ini.

"Ngomong-ngomong Laura kau benar-benar hebat tadi aku tahu kalau itu sengaja dan nona Meri sangat pantas mendapatkannya, dulu aku juga pernah dikerjai seperti itu tapi aku tidak berani membalas tapi kau sangat hebat aku akan mendukungmu."

"Tapi aku tidak menyangka dengan tuan Bryan yang diam saja melihat pacarnya diseret keluar seperti itu bahkan terlihat miris sampai berteriak-teriak memanggil tuan Bryan tapi tidak kunjung di tolong juga. "

"Tuan Bryan memang begitu orangnya yang seperti haus akan wanita dan ia tidak peduli wanita mana yang dikencaninya, makanya tadi dia diam saja tapi kalau mau juga dia bisa menolong kalau wanita itu lebih dari sekedar pacar dalam satu atau dua hari yang pasti hubungan mereka lebih spesial daripada hanya teman kencan saja. "

"Apakah dulu tuan Bryan pernah memiliki pacar spesial maksudku yang benar-benar dicintainya?. "

"Iya tentu saja ada tapi dia..........."

"Kalian berdua makanya lambat sekali sekarang selesaikan dah langsung bekerja kalau tidak aku akan menghukum kalian berdua dan aku tidak peduli kalau kau adalah pelayan istimewa karena bagiku kalian semua sama."

Kepala pelayan telah memberikan perintah dan mereka berdua langsung bergegas meskipun makanannya masih banyak. Walau lapar tapi Laura lebih penasaran akan cerita dari majikannya tetapi ia harus kembali bekerja dan harus beradaptasi dengan lingkungan di sini seperti para pelayan yang lain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!