Antrian dokter langganan Faiz dan Audy cukup ramai. Sementara Audy merasa lemas sekali. Kepalanya pusing luar biasa. Faiz menawarkan bahu untuk Audy bersandar.
"Mau bersandar?" tawar Faiz.
Kepala Audy tiba-tiba menuju bahu Faiz. Ia merasakan kerinduan yang luar biasa. Ia tahu Faiz mencemaskannya. Tapi ia belum bisa menghilangkan ingatannya soal Citra.
Selama menunggu antrian mereka lebih banyak diam. Hanya bicara satu dua kata seperlunya. Sesekali Faiz membelai kepala Audy. Betapa romantisnya mereka bila dilihat saat ini. Tak ada yang tau bahwa ada talak yang sudah jatuh diantara keduanya.
Ponsel Faiz berbunyi. Ada pesan whatsapp dari Citra. Audy melirik sepintas ia melihat nama Citra. Hatinya tiba-tiba sakit. Tapi ia tak mau berkomentar. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk membahasnya. Faiz pun mengabaikan pesan tersebut.
"Audy Danita", terdengar nama Audy dipanggil untuk masuk ke ruangan periksa.
Faiz menggandeng Audy masuk ke dalam ruangan.
"Selamat malam, dok." Faiz menyapa dokter Faisal. Dokter setengah baya yang cukup Faiz dan Audy kenal.
"Halo selamat malam, romantis sekali sih pasangan ini. Siapa yang sakit? Nyonya ya?" tanya dokter ramah.
"Iya dok. Ketahuan ya karena yang mukanya pucat dan lemas itu saya." Audy menjawab lemah.
Dokter menanyakan keluhan yang Audy rasakan. Mendengar keluhan Audy, dokter Faisal tersenyum.
"Coba test pack dulu ya nyonya Audy." Dokter Faisal menyarankan. Audy dan Faiz saling menoleh.
"Hanya untuk memastikan ya. Karena kalau ternyata hamil saya gak bisa kasih obat sembarangan. Tapi kenapa seperti nya bapak dan ibu kaget?" tanya dokter Faisal.
"Gak dok. Saya cuma gak ngeh. Padahal dulu hamil anak pertama juga gini keluhannya. Tapi semua diluar rencana kami dok. Semenjak buka usaha saya lupa untuk suntik KB lagi." jawab Audy. Sebenarnya ia memang terkejut. Mereka keluar ruangan dulu membeli test pack dan menampung urine. Jantung Audy berdebar. Sementara nampak raut bahagia Faiz. Audy masuk ke dalam toilet dan memeriksa urine nya. Ia memejamkan mata menunggu garis merah akan keluar satu atau dua.
Perlahan Audy membuka matanya. Nampak 2 garis merah tegak dan jelas di test pack.
Audy memejamkan matanya. Perasaannya bercampur aduk. Ia bahagia karena Cindy akan punya adik, namun juga bersedih memikirkan apa yang akan terjadi dengan masa depan rumah tangganya.
Tok tok tok
Terdengar ketukan pintu toilet.
"Audy, kamu gak apa-apa kan?" tany Faiz yang khawatir karena Audy tak bersuara di dalan toilet.
Audy tak menjawab. Ia membuka pintu. Kemudian menyerahkan test pack ke Faiz. Melihat hasilnya positif Faiz merasa girang dan bahagia.
"Audy, terimakasih ya." Faiz merangkul Audy untuk kembali ke ruangan dokter Faisal.
Dokter Faisal menyarankan Audy untuk segera memeriksakan diri ke dokter kandungan. Audy masih belum banyak berkomentar. Sesampai di rumah baru ia akan membahas semua ini denga Faiz.
Sepanjang perjalanan Audy melamun. Ia bingung harus bagaimana.
"Kamu gak boleh banyak mikir yang nggak-nggak ya. Jangan stres. Aku janji aku gak jakan bikin kamu sakit hati." Belum selesai Faiz bicara, Audy memotongnya.
"Faiz, please, aku belum mau bahas apa-apa. Aku masih belum bisa memutuskan apa-apa tentang kita. Sementara biar saja semua seperti ini. Aku capek. Batinku sakit." Faiz mencoba mengalah.
"Baik. Terserah kamu. Tapi aku minta jaga anak kita baik-baik." Jawab Faiz.
Setelah menjemput Cindy dan sampai di rumah Audy langsung istirahat tidur di kamar. Ia menarik nafas dalam. Air matanya menetes. Diusapnya perut yang sedang berisi janin hasil buah cinta ia dan Faiz.
"Yang kuat ya, nak. Bantu mama. Kita sama-sama berjuang. Mama janji, setelah kamu lahir semua akan indah pada waktunya. Semua akan baik-baik saja." Audy mencoba untuk tidur.
Faiz merasakan sebuah kebahagiaan. Seolah ia lupa akan berbagai masalah yang dihadapinya. Ia berjanji pada dirinya sendiri akan berubah menjadi lebih baik.
Saat sedang menyeruput kopi susunya, Ponse Faiz berdering. Panggilan dari Citra.
Faiz: Halo. Ada apa?
Citra: Gak apa-apa. Kok chat ku gak dibalas?
Faiz: Ada perlu apa Citra?
Citra: Kamu pulang gak bilang-bilang.
Faiz: Sorry aku buru-buru. Cindy sakit dan tadi juga aku sedang mengantar istri ku ke dokter. Hm, maaf ya aku masih ada urusan lain. bye.
Faiz menutup telpon dari Citra. Ia tahu Citra mulai menyukainya dan mengabaikan bahwa ia sudah mempunyai isteri dan anak.
Faiz menggelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Sulati Cus
cewek rasa ulet bulu
2022-01-12
0
Sulati Cus
nah gitu tegas jgn ksh celah sm calon 2 ulet bulu
2022-01-12
0
금
Jiwa pelakor mana tau malu wl sudah di tolak, itu mab kl satu kota pasti si faiz bakal di pepet terus, begitulah pelakor
2021-01-03
0