Tidak ada yang berani menanggapi perkara rumah tangga Faiz. Semua temannya hanya bisa mendukung yang terbaik bagi Faiz.
Ryan merasa bersalah karena dari dirinyalah Faiz dan Citra bisa saling mengenal.
"Sorry ya, bro. Kalo gue gak ngenalin lo ama Citra mungkin gak akan serumit ini. " Ryan meminta maaf.
"Bini gue aja cemburu buta. Gue sama Citra emang gak ada apa-apa." Jawab Faiz.
"Tapi bro seandainya kita balik kejadiannya Audy adalah Citra, apa lo rela bini lo berduaan sama suami orang di kantor?" Dery menimpali. Dery ini dulunya teman baik Audy. Mereka dulu satu kampus. Dery juga yang menjadi saksi perjalanan hubungan Audy dan Faiz ketika KKN.
"Gue tahu gue salah. Tapi lo tau kan gimana keras kepalanya Audy?" Kata Faiz sambil mengurut keningnya yang memang terasa sakit karena menahan emosi.
"Lo tenangin diri lo. Semua bicarakan baik-baik. Lo gentle,sekalipun Audy salah, lo minta maaf aja. Lo bujuk Audy kek. Beliin apaan kek." Ryan menyarankan.
"Masalahnya Audy udah gue talak. Dan itu permintaan dia." Faiz meninggalkan teman-temannya yang terkejut dengan pernyataan Faiz.
Ryan hanya bisa menggeleng kepala. Ia benar-benar merasa bersalah.
Faiz masih pulang seperti biasa ke rumahnya. Audy masih menyiapkan makan malam seperti biasa. Tapi suasananya tak sehangat biasanya.
"Baju-bajumu ku pindahkan ke lemari Cindy. Kamu bisa mandi di kamar mandi luar kan. Ingat kita sudah talak. Itu artinya diantara kita harus saling menjaga diri." Audy mengingatkan. Faiz malas menjawab. Ia hanya diam. Ada rasa sakit dan kecewa yang teramat dalam. Ia tak selera makan. Setelah mandi ia duduk di teras seperti biasa.
Tiba-tiba email masuk di ponselnya. Dari kantor yang memintanya untuk bertugas ke kota x selama satu minggu. Mau tidak mau ia tidak bisa menolak. Karena itu sebuah kewajiban. Faiz masuk ke dalam. Audy sedang merapikan peralatan make up nya. Sepertinya ia baru saja membeli 3 buah mannequin untuk gaun-gaun pengantin.
"Aku akan dinas keluar kota satu minggu. Pekerjaan wajib dari kantor yang harus ku selesaikan." tegur Faiz.
"Hm." Audy pura-pura sibuk.
Dalam hatinya menggerutu, "Mungkin mau melamar Citra. Padahal talak hanya di rumah. Belum resmi bercerai. Dasar pelakor. Liat aja ya, aku akan bikin Faiz nyesel pisah sama aku."
Di dalam kamar Faiz merapikan sendiri pakaian dan semua peralatan yang akan dibawanya. Biasanya jika Faiz akan pergi jauh dan lama semua Audy yang mengemas sampai tak ada yang terlupakan.
Setelah membereskan perlengkapannya Faiz meminta izin untuk masuk ke kamar Audy menemui Cindy. Cindy sudah tidur. Gadis mungil itu belum tahu apa-apa tentang kedua orangtuanya. Ia hanya tahu bahwa ia masih bersama mama dan papanya.
Melihat wajah polos Cindy yang sedang terlelap, tak terasa menetes air mata lelaki Faiz. Banyak yang mengatakan, air mata lelaki itu jujur. Ia mengusap lembut rambut Cindy. Diciumi nya pipi bulat Cindy hingga Cindy menggeliat. Dikecupnya kening Cindy kemudian ia keluar kamar.
Setelah subuh Faiz akan berangkat. Nampak di meja makan ad sarapan.
"Makanlah. Semalam kamu gak makan. Aku gak mau Cindy bertanya-tanya kalau papanya sakit." Audy masih sembab. Mungkin semalaman juga ia menangis.
Faiz diam. Ia menghargai Audy yang susah payah menyiapkannya sarapan.
"Aku berangkat. Jaga Cindy baik-baik." pamit Faiz.
Sebenarnya Audy kasihan pada Faiz. Mencari nafkah sepagi buta ini dan pulang larut malam. Tapi segala kebiasaan buruknya yang kerap mengabaikan ia dan Cindy, ditambah dengan hadirnya Citra, membuat Audy merasa jengah. Kesabarannya sudah porak poranda.
Sudah seringkali Audy memberi tahu Faiz. Entah kenapa sepertinya Faiz suka melakukan hal-hal yang tidak disukai Audy.
Audy belum menceritakan pada siapapun prahara dalam rumah tangganya. Ia memendamnya sendiri. Batinnya sesak. Ia ingin menangis dan menumpahkan segalanya.
Hari ini Audy akan merias di studio Devin. Ada foto maternity shoot dari istri seorang pengusaha. Devin yang akan menjemput Audy. Ia mengirimkan Chat whatsapp.
Devin: otw gue jemput.
Audy: Oke.
Audy menyiapkan box make upnya. Ia melihat ke cermin. Mukanya suntuk,sembab dan kusut. Sementara ia harus fokus dan profesional. Karena sekarang hidupnya bergantung pada usahanya ini.
Devin sudah tiba. Ia membantu Audy mengangkat peralatannya dan memasukkan ke dalam bagasi.
"Gue mau nganterin anak gue dulu ya." pinta Audy sambil menggandeng Cindy masuk ke mobil Devin.
"Mama, ini siapa?" tanya Cindy.
"Om Devin. Temen kerja mama. Om Devin suka motoin orang. Dan kalo ada yang cantik-cantik abis mama make up-in pasti difotoin om Devin." terang Audy agar Cindy tak salah paham.
"Halo cantik. Mau om fotoin?" Devin memperkenalkan diri.
Cindy menggeleng malu.
"Cindy ikut aja gak apa-apa. Di studio ku santai kok. Dia bisa main di sana. Kebetulan ada keponakan ku lagi nginep." Devin menawarkan.
Ponsel Audy berdering. Dari mami.
Audy: Halo mi. Ada apa?
Mami: Kamu hari ini ada job? Mami lagi gak bisa jagain Cindy. Mami sama papi mau ke rumah sakit jengukin temen.
Audy menghela nafas.
Audy: Ya udah gak apa-apa, Mi. Cindy hari ini mau jalan-jalan sama aku.
Akhirnya ini untuk pertama kalinya Cindy ikut Audy untuk bekerja. Untungnya Cindy bisa diajak kerjasama.
Diam-diam Devin memperhatikan Audy. Ia tahu Audy sedang dalam masalah. Raut wajahnya letih dan moodnya gak semangat seperti Audy yang biasanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Sulati Cus
tar udah di talak km hamil bisa runyam
2022-01-12
0
Tutik Herlina
pondasi rumah tangga terkuat adalah komunikasi dan saling percaya,hilang salah satunya maka akan mudah goyah dan hancur
2020-11-23
4
Rosie Posie
awalnya Audy uda ngeluarin uneg2nya ke Faiz mengenai ketidakharmonisan rt dan keluhan2nya tp ditanggapi dingin oleh Faiz berujung pny kenalan tmn cewe diluar kota yg ga tau kl dy ud pny istri.. itu namanya apa coba??? berkacalah Faiz sblm menyalahkan org lain
2020-08-24
11