Siang ini ternyata Ryan tidak bisa ikut menjumpai Citra. Terpaksa Faiz berangkat sendiri. Awalnya ia ragu. Tapi setelah dipikir-pikir lagian dia dan Citra memang tidak ada hubungan apa-apa.
Faiz memarkir mobilnya. Mereka bertemu di cafe Galletto. Ini cafe favorit Audy sewaktu mereka masih pacaran. Tapi yang memilih tempat ketemuan memang bukan Faiz, entah kebetulan atau bukan, Citra yang sedang mau makan Honey Chicken di cafe Galetto. Memang menu yang paling hits di sana. Juga menu favorit Audy.
Citra ternyata pergi dengan seorang temannya. Sepertinya seorang sales promotion girl rokok. Mereka pun ngobrol biasa yang tanpa sepengetahuan Faiz dari jauh Audy melihatnya.
Hatinya tercabik-cabik. Siang itu setelah merias akad nikah pengantin, Audy dan Devin berjanji akan bertemu klien baru yang akan menyewa jasa mereka untuk resepsi pernikahan bulan depan. Kebetulan mereka be rjanji di Coffee Bar Queen di sebelah Cafe Galetto.
Audy kehilangan fokus. Dadanya bergemuruh kuat. Ia sudah tak sabar. Tapi ia harus profesional menyelesaikan pekerjaannya.
Faiz nampak gelisah melihat jam tangan berulang-ulang. Hari ini ia juga masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Sebelum Faiz beranjak, meeting Audy dan Devin dengan kliennya terlebih dahulu selesai.
"Devin, gue lagi pengen pesen makanan di cafe Galetto. Tunggu sebentar ya." Audy nampak gusar tapi ditutupinya di depan Devin.
"Oke. Gue di sini aja ya." Devin masih menikmati kopinya.
Audy berjalan melewati meja Faiz. Ia pura-pura berjalan dan menyenggol Faiz.
"Aduh, maaf ya mas." Audy pura-pura tak kenal.
"Cantik-cantik tapi kayak orang bego. Orang segede gaban di tabrak." saut teman Citra sambil tertawa diikuti Citra.
Faiz terkejut. Seketika mukanya kaku dan lidahnya kelu.
"Oh iya bego. Iya emang saya bego, kalo gak bego saya udah dapet suami sultan." saut Audy berlalu.
"Audy kamu sama siapa?" tanya Faiz.
"Bukan urusan kamu." jawabnya tanpa menoleh. Audy tidak jadi memesan makanan ia berbalik kembali ke arah Devin. Faiz masih heran.
"Audy sama laki-laki?" Faiz mengejarnya dan meninggalkan Citra yang masih kebingungan. Mungkin Citra tidak tahu kalau Faiz sudah punya isteri.
"Faiz tunggu." panggil Citra.
"Nanti ku hubungi ya." Faiz berlari mengejar Audy.
Sesampai di parkiran Faiz melihat kiri dan kanan mencari Audy tapi mereka sudah menghilang.
"Damn!" gerutuk Faiz. Faiz mengeluarkan ponselnya menelpon Audy berkali-kali tapi tidak ada jawaban. Lalu ia mengirimkan pesan whatsapp ke Audy.
Faiz: Kita selesaikan masalah ini di rumah. Aku pulang sekarang.
Hingga di depan rumah pesan tersebut tak dibaca oleh Audy.
Audy sudah membaca pesan Faiz melalui layar depan. Ia malas membalasnya. Audy memang langsung minta diantar pulang oleh Devin. Hatinya hancur. Audy menangis di dalam kamar. Sementara Cindy masih dititipkan di rumah mami nya.
Faiz masuk dan langsung mencari Audy. Ditemukannya Audy sedang menangis di kamar.
"Aku cuma ketemu Citra karena dia sedang ada meeting di kantor pusat di sini. Tadinya aku mau ajak Ryan. Tapi Ryan sibuk." Faiz menjelaskan tanpa basa-basi.
"Aku nggak nanya." jawab Audy terisak.
"Sekarang aku yang nanya, siapa laki-laki tadi? Kamu gak pernah cerita soal pekerjaan dan rekan kerjamu?" Faiz menahan dan memgontrol emosinya.
"Emangnya kamu pernah kasih tau aku soal Citra? Kalau bukan karena mengintip pesan grup whatsapp teman-temanmun itu, aku gak akan pernah tau. Dan kalau bukan mencari sendiri aku gak akan pernah tau muka nya Citra kayak ap? Terus cewe kayak gitu yang kamu suka? Yang ngehina isteri mu sendiri! Dia bilang aku bego, Faiz. Kayaknya bener aku bego, mau percaya dan dinikahin sama kamu." Audy mulai meluap-luap.
Faiz diam. Sebenarnya hatinya pun membara, apalagi Audy tak menjelaskan siapa laki-laki yang bersamanya tadi.
"Sekarang semua terserah kamu, aku capek. Hubungan kita udah gak baik. Mungkin ketika niat ku bekerja dikabulkan Tuhan dengan baik, karena Tuhan tahu kejadiannya akan seperti ini. Mulai detik ini tolong, jangan sentuh aku lagi." Hati Audy benar-benar sakit dan ia kecewa. Apa yang ditakutkannya terjadi.
"Jadi kamu mau kita bagaimana?" tanya Faiz dengan nada tegas.
Audy memikirkan kedua orangtuanya. Mereka selalu mewanti-wanti agar Audy menjaga rumah tangganya. Karena ia tahu orangtuanya selalu menjaga maruah keluarga dengan baik. Seandainya ia berpisah dengan Faiz, pasti mami dan papi kecewa. Audy takut orangtuanya terbebani dan jatuh sakit.
"Kamu talak aku." jawab Audy singkat.
Faiz masih diam menatap tajam Audy. Ia tahu Audy sangat keras kepala. Buktinya soal pekerjaan saja dia tak peduli persetujuan suaminya.
"Kamu talak aku. Perceraian kita ada di dalam rumah ini. Kamu bebas mau pergi dengan siapapun. Kamu boleh tinggal di sini silakan gunakan kamar Cindy. Cindy akan tidur dengan ku. Perceraian kita tidak akan sampai ke pengadilan sampai waktu yang tepat untuk kita melakukannya. Aku tidak ingin melukai Cindy juga mami dan papi. Kamu gak perlu lagi nafkahin aku, cukup kamu nafkahi Cindy." Mendengar keputusan Audy yang membuat Faiz kecewa, Faiz pun menyetujui.
"Baik. Mulai saat ini kamu aku Talak!" Faiz pergi meninggalkan rumah.
Di hatinya ada kekecewaan. Secepat itu Audy mengambil keputusan. Entah mungkin laki-laki tadi yang membuat Audy mengambil keputusan dengan cepat.
Kini dibenaknya hanya ada Cindy. Ia tak bisa membayangkan kalau harus berpisah dengan Cindy. Sementara 3tahun ini ia sudah terbiasa dengan Audy dan Cindy.
Faiz menemui teman-temannya di coffee bar. Pikirannya kusut. Ia penat dengan rumitnya masalah yang sedang ia hadapi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Santi Rizal
kejujuran dalam rumah tangga Haus ada..
begini lah akhirnya kalo tak ada kejujuran
2023-05-15
0
Uthie
Yg laki emang sifatnya gak pekaan soal wanita... dan wanitanya sendiri aga egois dan keras kepala juga yaa.. dan kebiasaan juga wanita suka nyimpulin sendiri sesuatu yg kadang gak seperti yg dipikirkan nya 🤦
2022-10-10
0
Ranung Anatasya
Ini br namanya pasangan api ketemu api,jd hangus dhe
2022-05-10
0