BAB 9

Audy sudah mulai tak peduli soal Faiz yang keluar kota dan tak menghubunginya seharian bahkan hanya sekedar menanyakan Cindy. Cindy sebenarnya merengek tadi siang untuk video call dengan papanya. Padahal biasanya tidak pernah ia meminta untuk menghubungi papanya yang sedang kerja. Dan entah kenapa Audy menolaknya. Alasan Audy bahwa Faiz sedang mengendarai. Padahal ia menolak karena gengsi.

Jam 10 malam Faiz baru sampai rumah. Dilihatnya Cindy sudah tidur. Terdengar gemercik suara di kamar mandi kamar. Audy sedang mandi. Ada rasa yang menggoda mendengar suara gemericik air mandi Audy. Sudah lama hasratnya tak terpenuhi karena perang dinginnya dengan Audy. Terkadang ingin ia menyentuh Audy ketika sedang tidur. Tapi kalau ingat soal keributan mereka, Faiz langsung mengurungkan niatnya.

Setelah berganti baju Faiz duduk di tepi ranjang. Menyender dan membuka ponsel. Tak lama Audy keluar dengan handuk melilit di tubuhnya. Tampak kulit Audy semakin putih dan bersih. Tubuhnya nampak sedikit berbentuk. Mungkin efek workout dan dietnya selama hampir 2 bulan ini. Harum sabun mandi khusus untuk dirinya sangat menggoda libido Faiz. Walaupun mereka tampak masih dingin. Faiz tak dapat menolak keinginan si 'rambo' di balik kolornya yang mulai menegang.

"Kapan pulang?" tanya Audy sambil menuju lemari pakaian

"Barusan." jawab Faiz sambil mengalih-alihkan pandangannya. Ia begitu berhasrat melihat Audy dengan rambut basah tergerai.

"Darimana kok baru habis mandi?" Faiz sedikit mencairkan suasana yang beku. Nampaknya Audy menangkap sinyal hasrat Faiz. Iya sedang malas. Sedang tidak ingin bercinta.

"Ini orang pas mau enaknya baik banget. Kalo udah tuntas hasratnya pasti main game lagi. Dingin lagi." batin Audy.

Faiz beranjak mendekatinya. Ia sudah tak tahan. Persetan dengan perang dinginnya. Dirangkulnya Audy yang sedang memilih baju.

"Aku mau kasih nafkah batin sebagai suami." bisiknya pada Audy.

Sebenarnya Audy juga rindu dengan sentuhan Faiz. Ia sangat menyukai gaya bercinta Faiz yang selalu membuatnya klimaks. Tapi, teringat seharian ini Faiz pergi tanpa pamit dan tak menghubunginya, Audy kesal.

"Aku capek. Boleh aku minta untuk istirahat?" Audy mencoba menolak Faiz. Faiz sepertinya sedang benar-benar berhasrat. Ia tetap memaksa. Ia tuntaskan hasratnya. Tanpa memakai pengaman seperti biasa.

"Kamu gak pake pengaman? Aku lupa suntik KB!" Audy terkejut tapi dasar laki-laki kalau sudah tak tahan ia tak peduli.

Saking sibuknya hampir 2 bulan ini Audy tak melakukan suntik kb. Selesai bercinta Faiz mandi dan meninggalkan Audy. Itu yang kadang membuat Audy sakit hati. Tapi ia tak berdaya, Faiz masih berhak atas dirinya.

Audy terpaksa mandi lagi.

"Bisa-bisa aku hamil nanti. Anak baru satu aja susah minta ampun perhatiannya" batin Audy. Audy hanya bisa pasrah. Tapi ia berharap tak terjadi kehamilan, karena Cindy saja sudah menjadi korban keegoisan kedua orangtuanya. Haruskah menambah korban lagi. Tapi semua sudah terjadi.

Besok Audy harus bangun pagi karena ia mendapatkan job merias akad nikah seorang anak pejabat. Ia sudah mulai membangun hubungan sosial dengan orang lain. Begitu banyak yang dikenalnya baru-baru ini, semua orang-orang penting yang berlangganan denga jasa make upnya. Usahanya yang terbilang baru ini semakin berkembang. Audy bisa membeli sedikit gaun pengantin untuk disewakan. Ia juga berkenalan dengan seorang fotografer bernama Devin Marendra. Mereka menjalin kerja sama. Jika ada yang menggunakan salah satu jasa dari mereka, maka mereka saling menawarkan jasa ke customer. Faiz tidak tahu sama sekali soal pekerjaan Audy. Siapa saja rekan Audy. Karena ia tak pernah mau tahu dan Audy pun tidak pernah bercerita. Faiz hanya tahu Audy tiba-tiba pulang, terkadang sebelum dirinya tiba di rumah atau sesudah dirinya yang lebih dulu di rumah. Mereka akan banyak berbasa basi jika Faiz sedang berhasrat menidurinya .

Merias acara akad nikah yang akan berlangsung pukul 9 pagi Audy harus berangkat sehabis subuh.

Faiz masih tertidur pulas. Ia menuliskan secarik pesan di atas nakas.

Aku berangkat pagi. Job merias akad nikah. Cindu ku gendong ke rumah mami supaya kamu gak repot pas mau berangkat kerja. Sorry aku gak bangunin.

Faiz hanya menggeleng kepala. Pagi ini sepertinya tanpa sarapan. Tapi ada secangkir kopi. Audy tak sempat membuat sarapan ia kelelahan setelah melayani Faiz semalam.

Pesan whatsapp dari Citra sepagi ini tiba-tiba menghampiri ponsel Faiz.

Citra: Boss hari ini sibuk gak?

Faiz: Kenapa nih? Kayaknya gak terlalu deh.

Citra: Aku ada meeting di kantor pusat di kota mu. Bisa ketemuan gak?

Faiz: Oh boleh. Jam makan siang ya.

Citra: Oke.

Faiz akan menjumpai Citra. Ia mengajak Ryan. Karena jika ada panggilan mendadak dari kantor Citra bisa ditemani Ryan. Lagi pula untuk menghindari fitnah, takut bertemu dengan orang-orang yang kenal Audy atau bahkan Audy sendiri. Bisa kacau deh.

Terpopuler

Comments

Asmin Eni

Asmin Eni

gereget aku jadi gk mau baca lg 🤣

2020-05-04

0

Meisya Nababan

Meisya Nababan

laki laki mank suka bgt...ama bini aja cueknya stgh mampus giliran sm orang lain wadeuh perhatiannya minta ampun

2020-03-12

5

Aqila Qila

Aqila Qila

itu mah salah si suami ga peka tau x hp terus, punya teman cewek lg mn perhatian lg sm tu cewek, klu sm istri cuik x minta ampun gimana ga kesal cuba.

2020-02-18

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!