BAB 7

Pagi ini ternyata Faiz bangun awal. Padahal semalam dia tidur hampir pukul 3 pagi. Ia duduk di meja makan dengan setelan ke kantor yang sudah rapi. Audy masih menyiapkan sarapan dan mencuci piring bekas Faiz makan semalam.

"Tumben bangun sebelum alarmnya bosen?" tanya Audy sambil mencuci piring.

"Sarapannya udah siap?" Faiz tak menjawab pertanyaan Audy. Audy pun tak menjawab. Ia langsung menyuguhkan kopi susu dan sepiring mie goreng telur dadar kesukaan Faiz. Tapi Faiz merasa dak berselera karena ia sedang penasaran dengan yang ia lihat di kamar.

"Duduk di sini." Faiz meminta Audy untuk duduk di meja makan.

"Kamu belanja kosmetik banyak banget?" Faiz to the point.

"Biasanya kamu gak pernah nanya-nanya juga kalo aku belanja." jawan Audy sambil makan mie goreng juga. Dalam hatinya bahagia, Faiz pasti berpikir keras soal box kosmetik di kamar.

"Aku gak ngelarang kamu mau belanja. Mau kamu habiskan juga gak masalah. Aku cm mau tau, duit darimana kamu bisa belanja langsung banyak gitu? Aku yakin kamu habis jutaan buat belanja itu semua. Sementara aku tau persis uang yg aku kasih gak pernah sebanyak itu. Kamu minta sama mami papi?"

Faiz mencecarnya langsung dengan pertanyaan itu. Audy hanya tersenyum.

"Aku mau buka jasa make up lagi." jawabnya santai.

"Kenapa? Uang dariku gak cukup?" Faiz paling tidak bisa dipermainkan dengan kata-kata.

"Aku bosen di rumah. Aku mau manfaatin ilmu yang udah ku beli dengan harga yang mahal. Tuhan kasih kemampuan buat aku. Kenapa gak aku manfaatin? Sementara gak semua orang bisa dapet bakat kan?" Audy merasa sedikit puas.

"Iya tapi aku pernah bilang, jangan bikin harga diri suamimu rendah di mata orangtuamu dengan meminta uang ke mereka. Kamu bisa ngomong baik-baik ke aku tentang keinginan kamu. Gimana caranya aku akan usahain menuhin keinginan kamu. Kamu minta uang ke mereka sama aja nelanjangin suami mu di jalanan." Faiz nampaknya mulai kesal.

"Ngomong baik-baik? Kamu punya waktu buat aku?" jawab Audy.

"Kamu tahu kan kalo aku masih pulang ke rumah. Kamu masih bisa ngeliat muka aku. Aku masih bisa denger kalo kamu mau ngomong. Kamu udah kebiasaan ngomel di chat whatsapp jadinya gak bisa ngomong baik-baik langsung ke suami." Sepagi ini suasana sudah sepanas kuah bakso yang baru mendidih.

"Lha, soalnya hp mu gak lepas tuh dari tangan mu. Coba kamu inget-inget lagi, seminggu berapa kali pegang tangan isteri? Banyakan juga megang hp." Audy merasa puas, unek-uneknya keluar sepagi ini. Walaupun caranga salah tapi ia senang, karena itu artinya Faiz masih memperhatikan apa yang ia lakukan. Selanjutnya Audy ingin melakukan perubahan pada dirinya. Memulai perawatan tubuh walaupun hanya di rumah karena budgetnya masih terbatas. Kembali berskin care ria dan cardio juga work out di rumah. Semua serba di rumah untuk menghemat pengeluaran.

Audy menyusun menu-menu diet sehat. Segalanya harus dimulai. Audy harus lebih tenang. Ia puas bisa membuat Faiz berpikir keras akan dirinya.

Faiz berangkat ke kantor tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Audy. Ia hanya mencium hangat Cindy. Memberikan senyuman terbaiknya walaupun ia sedang kesal setengah mati.

"Papa ke kantor ya. Cindy jangan nakal. Nanti sore papa pulang. Papa mau ajak Cindy jalan-jalan." Janji Faiz.

"Papa pulang sore? yeyeyeyeyeye.." Cindy girang sekali. Mungkin setelah sekian lama tak pernah jalan-jalan dengan papanya.

Audy hanya tersenyum.

"Ini baru gertakan loh." batin Audy.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!