Audy membereskan peralatan make up yang sudah dibelinya. Box make up nya penuh terisi dengan alat-alat make up. Ia tersenyum puas.
"Tinggal nungguin ring lightnya sampe." kata Audy dalam hati sambil tersenyum puas.
"Mama, ini apa?" tanya Cindy penasaran karena ia baru pertama kali melihat peralatan make up mamanya.
"Ini alat kerja mama. Nanti kalo mama kerja, Cindy sama oma ya. Kalo mama kerja, mama punya uang sendiri, mama bisa beliin Cindy mainan, ngajakin Cindy jalan-jalan." jelas Audy.
"Kalo mama kerja, nanti mama kayak papa. Pulangnya lama. Mama nanti sama hp terus." Cindy begitu polos.
"Kok sama hp terus. Mama kerjanya bikin orang jadi cantik bukan mainin hp terus, Nak." Audy faham Cindy khawatir ia akan seperti Faiz.
"Kata papa kalo main hp itu kerja, Ma." Audy hampir menangis. Cindy pun merasakan hal yang sama.
"Papa bilang gitu ke Cindy? Bukan sayang, jadi kalo lagi main hp itu papa lagi ngurusin kerjaannya. Mungkin ada telfon dari Pak Rudi bosnya papa." Audy mencoba menjelaskan agar Cindy semakin tak terdoktrin hal buruk tentang Faiz.
"Mama punya boss juga?" tanya Cindy. Audy pun tertawa.
"Punya." goda Audy.
"Berarti nanti mama sering main hp dong." Audy mencubit gemas pipi Cindy.
"Bossnya mama ya, Cindy. Mama kerja buat Cindy. Mama yang nelfon cuma Cindy." Mendengar hal tersebut jiwa polos Cindy tersenyum.
"Horeeee.. Cindy sayang mama."
"Mama juga sayang Cindy"
Mereka berpelukan. Setelah seharian yang sibuk Audy dan Cindy kelelahan. Mereka tidur lebih awal. Audy menyiapkan makan malam untuk Faiz sebelum membereskan belanjaannya.
Sepulang dari kantor, Faiz melihat keadaan rumah sepi. Biasanya Cindy dan Audy di ruang TV. Entah Cindy bermain atau Audy menggosok pakaian kerjanya. Karena hari ini ia pulang lebih awal. Dibukanya pintu kamar, nampak lampu tidur sudah menyala. Suara dengkur halus Cindy dan wajah lelah Audy. Dibelainya wajah Cindy dan diciuminya pipi bulat Cindy. Kemudian diusapnya kepala Audy, lalu menciumi kening Audy.
Tadinya ia berniat mengajak Audy dan Cindy untuk makan di luar. Sengaja ia pulang lebih awal. Ternyata Audy dan Cindy sudah tidur.
Faiz memang tak pernah romantis semenjak menikah. Tapi tanpa sepengetahuan Audy dia selalu menciumi Audy dan Cindy sebelum tidur.
Faiz melihat lauk pauk, nasi dan segelas air putih juga secangkir kopi susu hangat sudah terhidang di meja. Sebelum tidur Audy menyeduh kopi susu dengan air mendidih agar jika Faiz pulang tak terlalu malam kopi tersebut masih hangat.
Faiz selalu lahap dengan masakan isterinya. Ia lbh suka Audy memasak daripada makan di restoran. Audy tahu masakan yang pas dengan lidah Faiz. Faiz selalu bilang kalau ia disuruh memilih makan di restoran atau makan telur dadar masakan Audy, maka ia akan memilih makan telur dadar masakan Audy. Baginya masakan Audy lebih pas dan berselera. Apalagi kalau Audy menemaninya makan. Selesai makan, Faiz masih duduk di kursi teras rumahnya. Merokok dan bermain gadget lagi. Ia jenuh dan suntuk, Audy dan Cindy sudah tidur. Padahal biasanya Audy masih cerewet, ngomel dan cemberut tak jelas. Sebenarnya Faiz tak ambil hati. Karena ia tahu mungkin Audy lelah seharian mengurusi Cindy dan rumah. Makanya ia berniat mengajak Audy dan Cindy keluar malam ini supaya isterinya tak merasa jenuh.
Jam menunjuk kan pukul 2 pagi. Karena tidur awal, Audy terbangun. Dilihatnya tempat Faiz tidur masih kosong.
"Belum pulang atau..." bisik Audy.
Audy memasang telinga mendengar ada atau tidak suara TV. Karena biasanya kalau sudah pulang Faiz selalu menyalakan TV walaupun ditinggalkan begitu saja karena ia duduk merokok di teras depan. Sunyi. Tidak ada suara TV. Audy beranjak keluar kamar. Matanya masih berat. Tapi ingin memastikan Faiz ada dimana. Ia mengintip lewat jendela ruang tamu.
"Huh.. udah dini hari masih aja main game. Padahal besok ngantor." gumam Audy tak habis pikir.
Dia kembali ke kamar dan mengambil ponselnya. Kemudian mengirim pesan whatsapp ke Faiz.
Audy: Udah pagi. Nanti sakit lagi begadang gak jelas. Sayang diri sendiri aja gak bisa, pantesan gak sayang sama isteri.
Faiz: Iya. Ini mau masuk.
Audy pun memutuskan untuk kembali tidur.
Selesai mandi, Faiz masuk kamar. Dilihatnya Audy sudah kembali tidur. Kemudian Faiz melihat box besi. Dia tak tahu kalau itu box make up. Dibukanya. Dahinya berkerut. Peralatan make up masih bersegel yang berarti semuanya masih baru.
"Audy baru belanja sebanyak ini? Dapet duit darimana? Pergi sama siapa dan kemana? Kapan? Kok dia gak minta izin dulu?" Batin Faiz. Karma itu memang ada, ia berjalan seiring dengan waktu. Faiz merasakan juga pikiran yang penuh tanda tanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Sulati Cus
gmn bank negatif jg kan pikiran mu pdhl cm g ijin gmn dg km??
2022-01-12
1
Rosie Posie
karma itu emg ada.. maka berhati2lah dlm bertindak, jgn sampai merugikan atau menyakiti org lain.
2020-08-24
0
Sartini Cilacap
Kasihan sama Cindy yang merindukan papanya
2020-02-06
0