BAB 4

Setelah berusaha menahan gejolak dan tanda tanya, akhirnya tiba waktunya Audy untuk menginterogasi Faiz. Kebetulan Faiz hari ini makan siang di rumah. Selesai makan sambil membereskan piring-piring kotor Audy memulai interogasi. Agak ragu sih, karena Faiz baru saja merasa enakan setelah semalam masuk angin.

"Hmm.. maaf semalam aku liat-liat ponsel kamu." buka Audy. Dan Faiz menanggapinya biasa saja.

"Terus nemu apa di ponsel ku? Gak ada yang aneh kan?" tanya Faiz datar.

"Ada. Kamu kenapa nelpon Citra disaat baru sampe kantor? Jam nya jam kamu sampe kantor deh kalo ku lihat." Audy sambil mencuci piring-piring kotor supaya terkesan santai.

"Emangnya kenapa? Aku biasanya juga nelpon dia jam berapa pun, aku mau izin buat singgah di kantornya untuk beristirahat nanti aku akan ada tugas lagi ke kotanya. Perjalanannya jauh, aku berangkat setelah subuh, kalo gak istirahat aku takut ngantuk di jalan." Faiz menerangkan. Lagi-lagi dengan nada datar. Memang perjalanan Faiz ke kota Citra memakan waktu 4jam perjalanan. Untuk orang yang suka begadang kayak Faiz pasti rasa kantuk akan datang apalagi melakukan perjalanan jauh.

"Ya aku tahu. Tapi kamu gak pernah tuh nelpon Citra di depan aku? Terus waktu aku sama Cindy nemenin kamu kerja ke kota itu kamu kenapa gak ngenalin Citra ke aku? Jadi Citranya tahu kalo aku ini isteri kamu. Kamu malu? Terus waktu itu juga kamu bisa pulang tugasnya lebih awal. Kita sampe lagi ke rumah jam 5 sore. Tapi kalo pergi sendiri kamu pulang bisa sampe jam 9?" unek-unek yang sudah mengacaukan pikiran Audy semalaman akhirnya tersampaikan.

"Kamu kenapa sih? Udah mulai cerewet dan curigaan? Aku gak ada apa-apa sama Citra." Faiz mulai meninggikan nada bicaranya.

"Kok marah sih? Jawab dulu dong pertanyaan aku? Aku isteri kamu. Yang namanya isteri punya insting yang kuat loh." Kini giliran Audy yang mendatarkan suara.

"Audy, aku cepet nyelesain tugas kantor ku waktu ngajakin kamu sama Cindy karena aku tahu kalian capek ngikutin aku kesana kemari. Berjam-jam nungguin di dalam mobil. Lagian buat apa ngenalin Citra ke kamu? Kepikiran soal dia juga nggak. Kecuali kalo kamu mau dia jadi isteri kedua ku. Baru aku kenalin." nampaknya Faiz mulai kesal. Mendengar kalimat akhir Faiz, Audy merasa terbakar cemburu.

"Oh gitu, ya udah silakan. Aku tau mungkin itu maunya kamu. Niat banget ya! Hati-hati omongan itu doa, Faiz." ancam Audy geram.

"Yang mendoakannya itu sugesti negatif kamu. Lagian lancang banget buka-buka hp suami." Hawa keributan mulai tercium.

"Helloooo.. Aku tuh isteri kamu. Kamu emang gak pernah cek hp aku, tapi aku gak pernah menyembunyikan apa-apa dari kamu. Bahkan ruang gerak dan pergaulan ku sekarang terbatas banget. Temenan ama tembok setiap hari, curhat sama tembok, nangis sama tembok. Kamu mana tau soal isterimu ini." kali ini Audy menghindari keributan supaya tidak berlanjut. Apalagi Cindy mulai merengek untuk di temani tidur siang.

Audy merasa kesal. Ia cemburu. Karena ia tahu karir Faiz sedang meningkat. Apalagi meski tak setampan aktor di TV, Faiz selalu berpenampilan rapi. Sebenarnya Faiz juga tipikal humoris dan loyal. Dia baik ke semua orang. Audy takut semua itu membuat Citra tertarik pada Faiz. Jaman dimana istilah pelakor sedang trend dan mewabah tanpa ada rasa malu lagi bagi pelakunya.

Obrolan siang ini pun masih menyisakan tanda tanya besar bagi Audy. Audy yakin saat menumpang singgah di kantor Citra, Faiz pasti berbasa basi, entah itu menawarkan Citra makan siang atau membawakan sesuatu untuk Citra. Wanita kadang-kadang suka baper untuk hal-hal sepele seperti itu.

Audy yakin, karena ia kenal bagaimana suaminya.

"Ah, seandainya waktu bisa diputar kembali. Saat aku mendiamkan Faiz karena bimbang Chiko meminta untuk kembali. Lalu ku abaikan Faiz. Mungkin saat ini aku masih bersenang-senang berkarir dan melajang. Tahu begini sulitnya menjadi seorang isteri, lebih baik sendiri." batin Audy.

Faiz tak sedikitpun berniat membujuk isterinya. Ia malah sibuk bermain game online di ponsel nya dan memilih tidur siang di sofa di depan TV. Audy merasa diacuhkan. Airmatanya menetes.

"Kalau bukan mami yang selalu meminta aku menikah, mungkin aku gak akan terburu-buru menerima lamaran Faiz. Kalau saja mami tahu, Audy gak kuat ma dengan semua ini. Cindy lah yang akan menjadi korban dari semua ini. Maafkan mama ya, Cindy." Audy membelai lembut rambut Cindy yang mulai terlelap. Seorang ibu akan merasa iba terlebih saat melihat buah hatinya sedang tidur. Audy menangis pelan hingga tertidur sambil memeluk Cindy.

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

udah g usah di sesali sekarang yg penting cari tau rasa penasaran mu bermain cantik lah

2022-01-12

0

Sulati Cus

Sulati Cus

suami yg peka istri lg dongkol bukan di rayu mlh di cuekin 😂

2022-01-12

0

Sulati Cus

Sulati Cus

😂😂😂klu ak kebalik mlh suami klu malem suka cek HP ak😂😂😂pdhl klu bicara mantan mantan suami yg lbh banyak cm ak lah mantan terindah makanya di jadikan istri 😂

2022-01-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!