Zalina kembali menghapus setiap deraiaan air mata yang membasahi kedua pipi mulusnya itu.
" Andai saja persahabatan kita masih seperti dulu, andai saja kamu beritahu Aku dari awal pasti. Dan pasti aku rela jika Gilang orang yang membuatmu bahagia, walau itu melukaiku tapi demi kamu Rei. Aku rela", batin Zalina.
Dia begitu merindukan Reina, namun sejak saat terakhir mereka bertemu di smp. Sejak itu pula, persahabatanya dengan Reina sudah tamat. Reina tidak pernah berkomunikasi dengan Zalina. Walaupun sekarang mereka satu sekolah, dan satu kelas akan tetapi Reina tidak pernah menyapa Zalina.
" Selamat malam keluarga tercintaku, papa pulang mama, Zalina", sapa seorang lelaki tua. Semua bajunya sudah di penuhi kotoran. Baik ternoda bensin, sisahan makanan atau pun kotoran lainnya. Maklum seorang pemulung pasti akan ternoda dengan kotoran sampah karena tugasnya adalah memungut sampah-sampah dan barang bekas. Dia adalah Ayah Zalina.
Zalin yang mendengar suara Ayahnya secepatnya menghapus air matanya lalu, Ia berlari ke luar rumah dengan senyuman yang sengaja di buatnya agar Ayah atau Ibunya tidak kwatir dengan Zalina.
"Ayah....!"ucapan serentak datang dari Sindy atau Bunda Zalina dan Zalina pada Toy atau Ayah Zalina saat mereka di teras rumah yang sederhana itu.
"Kalian jangan mendekat! di sana saja Ayah sangat kotor, lihat baju Ayah semu....", ucapan Toy terhenti saat Zalin berlari dan langsung memeluk dirinya. Tanpa peduli dengan ucapannya sedikit pun.
"Jangan angap kami seperti orang luar, kerjaanmu mungkin rendah di mata jutaan luar sana, tapi di mata Aku, Bunda, dan Ryan, kamu adalah pangeran pelindung kami", Zalina semakin mengeratkan pelukanya pada Ayahnya, sambil menghapus kristal es yang mencair di pipinya lagi.
" Ko cuma papa yang di peluk?" ucap Sindy sambil melangkah mendekat ke Toy dan Zalin, lalu memeluk Zalina bersama dengan suaminya. Pelukan keluarga kecil itu terjadi selama beberapa menit , hingga Sindy melepaskan pelukan bersama dengan Zalina sambil berkata,
"Mama siapin makanan buat Ayahmu dulu", Sindy kembali melangkah untuk masuk ke dalam rumah.
"Ayah pasti sangat kecapean, sini Zalina bantuin turunin barang-barang Ayah. Lebih baik Ayah masuk dan bersihkan badan Ayah habis itu makan", tutur Zalina saat Ia melepaskan pelukan dari Ayahnya.
"Ya putriku yang bawel, Lihat Dia seperti dirimu", jawab balik Toy sambil tersenyum pada istrinya yang lagi tersenyum bahagia. Melihat kasih sayang putrinya itu pada Ayahnya saat Dia hendak masuk Sindy sedikit memutar badanya melihat kembali putrinya dan suaminya itu.
"Kalo begitu Ayah masuk dulu, terimakasih putri Ayah yang cantik, jangan lupa habis ini cuci tanganmu sebelum masuk rumah, 'ok"
"Siap laksanakna bos", seru Zalina yang tersenyum lebar saat melihat Ayahnya melangkah masuk ke dalam rumah. Zalin kembali membereskan beberapa barang-barang Ayahnya yang ada di gerobak sampah Toy.
Selesai berberes Zalina mencuci tangan di bak ember yang sudah di sediakan Sindy di teras rumah, sesuai kebiasaan mereka setiap hari.
:
:
Matahari telah tebit di ufuk timur, Suasana Sekolah harus kembali di jalani Zalin seperti biasanya. Hari ini Zalin berangkat lebih pagi karena Ia tidak mau ketelatan mencari angkot. Karena hal tersebut Ryan juga ikut bangun pagi agar pergi ke sekolah bersama dengan kakanya.
Persiapan dari kedua saudara itu sudah selesai, Ryan kelas tiga smp, Sedangkan kakaknya kelas dua belas sma. Keduanya berpamitan pada kedua orang tua mereka.
"Ayah, Bunda, kami berangkat dulu", ucap Zalin saat Ia dan Reno sudah ada di hadapan Toy dan Kanta yang juga lagi duduk di meja makan.
"Baiklah, hati-hati di jalan", jawab balik Toy sambil memeluk Ryan dan Zalina.
"Ingat harus semangat belajar, terutama kamu Zal jangan terlalu sibuk bekerja tapi saat sekolah kamu harus fokus ke pelajaran", tambah Sindy saat mencium pipi kedua anaknya itu.
"Baik Bunda, Ayah kerja yang semangat ya", seru Ryan pada Toy saat Ia kembali memeluk Toy lagi beberapa detik.
"Aku memang tidak terlahir dari keluarga yang mewah, tapi Aku beruntung Engkau memberikan kedua orangtuaku yang begitu tulus menyangiku dan adikku, kasih sayang mereka tidak bisa Aku gantikan sekalipun itu emas", Suara hati Zalina.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Calvien Arby
woww
2020-06-07
1
Kireina Yuni
hai, thor. sesuai janjiku, aku mampir dan udah vote ya. kita saling dukung ya, thor
2020-04-14
1
Annisa Dienyati Muasasah
semangat Thor😊
2020-04-14
1