Annisa mulai memasang kuda kuda siaga untuk menyerang mereka bertiga yang mengelilingi nya.
Sial kenapa main kepung, bisa gawat nih. Mereka kan berotot juga gede2 badan nya dan mau melawan gadis kecil seperti ku, tp annisa kau harus bisa. Malu lah dengan kejuaraan taekwondo yang kau raih selama ini.
"Gadis manis menyerahlah, sebelum kau menangis tersedu karena kekalahan mu." Ucap Pria B dan tersenyum mengejek.
"Tak sudi gue." Balas Annisa.
"Baiklah jika itu mau mu cantik, kita akan maju satu persatu untuk melawan mu," ucap pria A.
"Mau lawan satu persatu atau tiga lawan satu sekaligus juga gue gak akan takut." Tegas Annisa membuat mereka tertawa.
Dengan tatapan fokus dan tajam annisa mengarahkan pukulan nya dengan gerakan cepat pada salah satu pria yang mengelilingi nya.
"Bugh..bugh" annisa tepat memukul dan menendang keras pada bagian dada pria A.
Mengaduh memegangi dada nya yang sakit dan sesak."uhuk..uhuk..sial" ucap nya lalu muntah darah.
Melihat lawan lengah dan kedua pria lain nya belum menyerang annisa kembali melayangkan pukulan nya.
"Bugh.." menendang bagian lutut dan terakhir.
"Bugh..bugh.." Annisa memukul beberapa kali bagian belakang kepala pria A yang tidak sempat menyerangnya tersebut karena gerakan annisa begitu cepat.
Dan ketika pria itu akan melayangkan tinju nya untuk melawan, annisa dengan keras tanpa ampun meninju hidung dan pelipis pria itu hingga mengeluarkan darah dan akhirnya pria itu tepar pingsan seketika.
Kedua pria yang menonton."Bang." Serempak kedua pria yang melihat salah satu teman nya sudah pingsan.
Mendengus menatap tajam ke annisa.
"Kau tak akan ku ampuni anak manis." Ucap Pria C lalu menyerang annisa hendak meninju wajah.
Annisa dengan sigap menangkap tinjuan nya, lalu memutar tangan pria C ke belakang.
"Kraakk.." Suara lengan pria C yang di putar paksa oleh annisa.
"Aduuuh..duu..sakit, hey.." Ucap Pria C melirik ke teman nya yang di belakang annisa.
Pria B yang mengerti isyarat dari teman nya, hendak menyerang annisa dari belakang, namun annisa yang menyadari hal itu langsung berbalik lalu menendang kepala pria B dengan cepat dan keras.
"Bugh.." Pria B terjungkal ke tanah dan ada darah mengalir dari hidung nya.
Melihat annisa lengah pria C yang sudah terlepas tangan nya hendak memukul annisa tepat dari belakang.
Namun lagi lagi annisa menyadari nya dan menendang dada pria C sehingga dia terjerembab ke tanah dan mengeluarkan darah dari mulut nya, lalu annisa mendekati pria C dan memutar kembali tangan nya ke belakang.
"Cepat serahkan dompet nya sebelum ada korban lagi." Pinta Annisa.
Mengaduh sakit."Dompet nya bu..bukan sama saya..aaa..sama abang ta..tadi..do..dompet nya
" Gagap Pria C karena merasakan sakit lengan nya di putar oleh annisa.
Karena geram annisa menendang belakang lutut pria C, dan tidak lupa annisa memukul kepala nya beberapa kali sehingga terjatuh dan merunduk.
Pria B yang sudah berdiri kembali sambil memegangi wajah nya yang mengeluarkan darah dari sudut bibir dan hidung.
"Kau ternyata hebat juga cantik, sekarang kita selesaikan." Ucap Pria B lalu maju dan mulai menyerang annisa hendak memukul wajah nya.
Namun Annisa dengan sigap lagi memutar tubuhnya melompati berguling melewati punggung pria B yang kebetulan mencondong ke depan lalu menendang belakang kepala pria B dengan sangat keras.
"Bugh.." Terhuyung pusing sambil memegang kepala nya.
Melihat kesempatan musuh nya lengah, annisa juga memukul bagian perut pria B sehingga memuntahkan cairan.
"Ka..kau." Geram pria B dan dengan sisa tenaga nya hendak maju menyerang annisa.
Dan lagi lagi annisa dengan cepat menendang kembali ke bagian tepat ulu hati pria tersebut sehingga membuat nya terhuyung ambruk memegangi perut nya dan tidak lama pria B ikut tepar pingsan di samping Pria A yang sudah pingsan lebih dulu.
Annisa menepuk kedua telapak tangan seakan membersihkan debu.
"Hah, merepotkan..padahal tinggal kasih saja sih dompet nya kan nggak bakal seperti ini kalian ini." Tutur Annisa mengatur napas nya lalu menoleh ke arah Pria C yang tidak jauh ada di belakang nya.
Duduk bersender di tembok.
"Ampun dek, silahkan ambil dompet nya. Jangan pukul saya lagi." Celoteh Pria C yang masih duduk terkapar memegangi tangan dan dada nya yang masih sakit lalu pria C menunjuk pria A untuk memberitahukan keberadaan dompet.
Annisa tersenyum miring lalu menghampiri kedua pria yang sudah tepar pingsan, annisa menunduk dan merogoh saku jaket pria A untuk mengambil dompet yang di copet mereka.
Berbalik dan berjalan hendak ke arah keluar gang lalu mendekat ke pria C.
"Maka nya jangan nyopet, tak laporin ke polisi mau." Tegas Annisa.
Menunduk."Tidak dek, kami tidak akan nyopet lagi. Ampun." Ucap nya sambil menangkup kedua tangan memohon.
Mengibaskan sebelah tangan.
"Hah, sudahlah. Yang terpenting dompet nya sudah kembali, urus tuh kakak2 mu dan usahain jangan nyopet lagi carilah rejeki yang halal." Balas Annisa lalu beranjak pergi meninggalkan mereka bertiga.
Annisa berjalan lamban untuk keluar dari gang.
"Pasti rika sudah menunggu ku cukup lama, mana belum membeli pangharum nya lagi, tidak apalah biar lain waktu saja aku membeli nya." Ucap Annisa sambil merapihkan kembali rok dan kerudung nya ke semula.
Sedang egi yang bersembunyi di balik tembok memperhatikan sedari tadi aksi annisa ketika melawan pria pria yang berprawakan seperti preman itu.
Egi tersenyum kecil.
"Pertunjukan yang menarik. Benar benar cewek brandal." Gumam Egi lalu berbalik untuk menuju mobil nya kembali.
Dan Sekertaris Tang juga yang menyaksikan annisa dari balik tembok lain, Tang tersenyum kagum.
"Luar biasa, wanita yang sangat menarik. Tidak salah jika aku tertarik dengan nya." Ucap Tang dan ikut berbalik untuk ke mobil tuan nya.
Alis egi berkerut heran karena melihat mobil kakak nya terparkir tepat tidak jauh di belakang mobil nya.
Ngapain kakak memarkirkan mobil nya di situ.
Lalu egi hendak membuka pintu kemudi mobil, namun gerakan tangan nya terhenti karena melihat sekertaris Tang tengah berjalan ke arah nya.
"Sekertaris Tang." Ucap Egi heran.
"Bertemu lagi dengan saya, tuan egi." Balas Tang yang sudah berada di hadapan egi.
Egi berdiri bersender ke mobil dengan kedua tangan ke saku celana lalu egi menatap dingin.
"kau mengikuti ku" tanya egi.
Tang berdiri tepat di hadapan egi dan memasukkan sebelah tangan nya ke saku celana, tang tersenyum sinis.
"Bukan mengikuti tapi memastikan." Ucap nya membuat egi bingung.
"Maksud kau?" Tanya Egi menatap tajam.
Tang bersedekap tangan di depan dada.
"Memastikan jika dia adalah wanita mu, tp seperti nya dugaan saya tepat." Ucap Tang.
Egi mengepalkan tangan nya yang berada di dalam saku.
"Dugaan apa maksud kau, hah!!" Tegas Egi dengan nada tajam.
Mencondongkan sedikit tubuh nya ke depan sehingga cukup dekat dengan telinga egi.
"Dia bukan wanita mu kan." Ucap Tang membuat egi sedikit melebarkan mata nya dan terpaku.
Bagaimana dia bisa tahu jika cewek brandal itu adalah pengganti palsu, sebisa mungkin aku harus menyangkal dengan dugaan s Tang ini agar kakak percaya jika wanita itu adalah kekasih ku.
Egi menoleh ke arah Tang dan menatap nya tajam.
"Darimana kau bisa menyimpulkan hal itu, sedang foto itu adalah bukti jika dia wanita ku," tegas Egi.
Tang tersenyum sinis.
"Jika dia benar2 wanita mu, tidak mungkin kau akan berdiam diri membiarkan dia begitu saja melawan ketiga preman waktu tadi, dan kau hanya menonton nya saja di balik tembok. Bukan kah sudah jelas untuk membuktikan jika dia bukan wanita mu, Tuan Egi yang terhormat." Simpulan Tang dengan apa yang di lihat nya.
"Kau.." geram Egi menantang dan menatap tajam.
Tang tertawa pelan.
"kenapa!! Apakah benar dengan simpulan saya itu tuan egi." Ucap Tang lalu tersenyum sinis.
Tidak, aku tidak boleh mengakui nya, bagaimana pun dia belum punya bukti kuat jika aku hanya bersandiwara.
Egi menatap Tang.
"Sekertaris Tang, bagaimana bisa anda menyimpulkan nya begitu. Anda salah, sangat salah, bukannya kau sudah melihat kehebatan dari wanita ku tadi. Dan karena kehebatannya dalam bela diri, jadi saya tidak perlu khawatir lagi untuk membantu dan melindungi nya, karena jika saya membantu nya itu akan membuat kekasih saya tersinggung. Dan lagi di antara kami masih ada selisih paham yang masih belum selesai." Jelas Egi bohong untuk meyakinkan Tang.
Sekertaris Tang mendengus.
"Begitukah, baiklah jika begitu saya mungkin salah menilai nya. Tp lain kali saya akan lebih teliti lagi untuk memastikan dan menyimpulkan nya." Tutur Tang lalu menyeringai.
Egi mengangguk kecil.
"Silahkan Sekertaris Tang, karena bagi saya tidak ada yang perlu di pastikan lagi sedang bukti dan kenyataan sudah jelas." Tegas Egi dengan nada tenang.
Tang melirik mobil hitam tuan arga.
"Baiklah tuan egi, sepertinya pembahasan kita sampai di sini terlebih dahulu, karena saya harus kembali ke mobil. Tuan arga telah menunggu dan akan terlambat menuju kantor, selamat jalan dan hati hati." pamit Tang menunduk hormat.
Lalu Tang berjalan ke arah mobil hitam yang berada di belakang mobil egi.
Egi memasuki mobil nya lalu duduk di kursi kemudi. Memukul setir kemudi dengan geram.
"Sial..kenapa bisa seperti ini, semoga saja s Tang tidak mencurigai ku. Bisa gagal rencana ku," tutur Egi kesal, lalu melajukan mobil nya bergabung dengan kendaraan lain di jalanan.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Sutiah
hebat Anisa
2020-02-20
0
Kim_ISZU
kapan Egi bisa membuat move on sama hatinya
2020-01-18
1
mahira
lagi dong thor up nya
2020-01-18
1