Melawan (2)

Annisa mulai memasang kuda kuda siaga untuk menyerang mereka bertiga yang mengelilingi nya.

Sial kenapa main kepung, bisa gawat nih. Mereka kan berotot juga gede2 badan nya dan mau melawan gadis kecil seperti ku, tp annisa kau harus bisa. Malu lah dengan kejuaraan taekwondo yang kau raih selama ini.

"Gadis manis menyerahlah, sebelum kau menangis tersedu karena kekalahan mu." Ucap Pria B dan tersenyum mengejek.

"Tak sudi gue." Balas Annisa.

"Baiklah jika itu mau mu cantik, kita akan maju satu persatu untuk melawan mu," ucap pria A.

"Mau lawan satu persatu atau tiga lawan satu sekaligus juga gue gak akan takut." Tegas Annisa membuat mereka tertawa.

Dengan tatapan fokus dan tajam annisa mengarahkan pukulan nya dengan gerakan cepat pada salah satu pria yang mengelilingi nya.

"Bugh..bugh" annisa tepat memukul dan menendang keras pada bagian dada pria A.

Mengaduh memegangi dada nya yang sakit dan sesak."uhuk..uhuk..sial" ucap nya lalu muntah darah.

Melihat lawan lengah dan kedua pria lain nya belum menyerang annisa kembali melayangkan pukulan nya.

"Bugh.." menendang bagian lutut dan terakhir.

"Bugh..bugh.." Annisa memukul beberapa kali bagian belakang kepala pria A yang tidak sempat menyerangnya tersebut karena gerakan annisa begitu cepat.

Dan ketika pria itu akan melayangkan tinju nya untuk melawan, annisa dengan keras tanpa ampun meninju hidung dan pelipis pria itu hingga mengeluarkan darah dan akhirnya pria itu tepar pingsan seketika.

Kedua pria yang menonton."Bang." Serempak kedua pria yang melihat salah satu teman nya sudah pingsan.

Mendengus menatap tajam ke annisa.

"Kau tak akan ku ampuni anak manis." Ucap Pria C lalu menyerang annisa hendak meninju wajah.

Annisa dengan sigap menangkap tinjuan nya, lalu memutar tangan pria C ke belakang.

"Kraakk.." Suara lengan pria C yang di putar paksa oleh annisa.

"Aduuuh..duu..sakit, hey.." Ucap Pria C melirik ke teman nya yang di belakang annisa.

Pria B yang mengerti isyarat dari teman nya, hendak menyerang annisa dari belakang, namun annisa yang menyadari hal itu langsung berbalik lalu menendang kepala pria B dengan cepat dan keras.

"Bugh.." Pria B terjungkal ke tanah dan ada darah mengalir dari hidung nya.

Melihat annisa lengah pria C yang sudah terlepas tangan nya hendak memukul annisa tepat dari belakang.

Namun lagi lagi annisa menyadari nya dan menendang dada pria C sehingga dia terjerembab ke tanah dan mengeluarkan darah dari mulut nya, lalu annisa mendekati pria C dan memutar kembali tangan nya ke belakang.

"Cepat serahkan dompet nya sebelum ada korban lagi." Pinta Annisa.

Mengaduh sakit."Dompet nya bu..bukan sama saya..aaa..sama abang ta..tadi..do..dompet nya

" Gagap Pria C karena merasakan sakit lengan nya di putar oleh annisa.

Karena geram annisa menendang belakang lutut pria C, dan tidak lupa annisa memukul kepala nya beberapa kali sehingga terjatuh dan merunduk.

Pria B yang sudah berdiri kembali sambil memegangi wajah nya yang mengeluarkan darah dari sudut bibir dan hidung.

"Kau ternyata hebat juga cantik, sekarang kita selesaikan." Ucap Pria B lalu maju dan mulai menyerang annisa hendak memukul wajah nya.

Namun Annisa dengan sigap lagi memutar tubuhnya melompati berguling melewati punggung pria B yang kebetulan mencondong ke depan lalu menendang belakang kepala pria B dengan sangat keras.

"Bugh.." Terhuyung pusing sambil memegang kepala nya.

Melihat kesempatan musuh nya lengah, annisa juga memukul bagian perut pria B sehingga memuntahkan cairan.

"Ka..kau." Geram pria B dan dengan sisa tenaga nya hendak maju menyerang annisa.

Dan lagi lagi annisa dengan cepat menendang kembali ke bagian tepat ulu hati pria tersebut sehingga membuat nya terhuyung ambruk memegangi perut nya dan tidak lama pria B ikut tepar pingsan di samping Pria A yang sudah pingsan lebih dulu.

Annisa menepuk kedua telapak tangan seakan membersihkan debu.

"Hah, merepotkan..padahal tinggal kasih saja sih dompet nya kan nggak bakal seperti ini kalian ini." Tutur Annisa mengatur napas nya lalu menoleh ke arah Pria C yang tidak jauh ada di belakang nya.

Duduk bersender di tembok.

"Ampun dek, silahkan ambil dompet nya. Jangan pukul saya lagi." Celoteh Pria C yang masih duduk terkapar memegangi tangan dan dada nya yang masih sakit lalu pria C menunjuk pria A untuk memberitahukan keberadaan dompet.

Annisa tersenyum miring lalu menghampiri kedua pria yang sudah tepar pingsan, annisa menunduk dan merogoh saku jaket pria A untuk mengambil dompet yang di copet mereka.

Berbalik dan berjalan hendak ke arah keluar gang lalu mendekat ke pria C.

"Maka nya jangan nyopet, tak laporin ke polisi mau." Tegas Annisa.

Menunduk."Tidak dek, kami tidak akan nyopet lagi. Ampun." Ucap nya sambil menangkup kedua tangan memohon.

Mengibaskan sebelah tangan.

"Hah, sudahlah. Yang terpenting dompet nya sudah kembali, urus tuh kakak2 mu dan usahain jangan nyopet lagi carilah rejeki yang halal." Balas Annisa lalu beranjak pergi meninggalkan mereka bertiga.

Annisa berjalan lamban untuk keluar dari gang.

"Pasti rika sudah menunggu ku cukup lama, mana belum membeli pangharum nya lagi, tidak apalah biar lain waktu saja aku membeli nya." Ucap Annisa sambil merapihkan kembali rok dan kerudung nya ke semula.

Sedang egi yang bersembunyi di balik tembok memperhatikan sedari tadi aksi annisa ketika melawan pria pria yang berprawakan seperti preman itu.

Egi tersenyum kecil.

"Pertunjukan yang menarik. Benar benar cewek brandal." Gumam Egi lalu berbalik untuk menuju mobil nya kembali.

Dan Sekertaris Tang juga yang menyaksikan annisa dari balik tembok lain, Tang tersenyum kagum.

"Luar biasa, wanita yang sangat menarik. Tidak salah jika aku tertarik dengan nya." Ucap Tang dan ikut berbalik untuk ke mobil tuan nya.

Alis egi berkerut heran karena melihat mobil kakak nya terparkir tepat tidak jauh di belakang mobil nya.

Ngapain kakak memarkirkan mobil nya di situ.

Lalu egi hendak membuka pintu kemudi mobil, namun gerakan tangan nya terhenti karena melihat sekertaris Tang tengah berjalan ke arah nya.

"Sekertaris Tang." Ucap Egi heran.

"Bertemu lagi dengan saya, tuan egi." Balas Tang yang sudah berada di hadapan egi.

Egi berdiri bersender ke mobil dengan kedua tangan ke saku celana lalu egi menatap dingin.

"kau mengikuti ku" tanya egi.

Tang berdiri tepat di hadapan egi dan memasukkan sebelah tangan nya ke saku celana, tang tersenyum sinis.

"Bukan mengikuti tapi memastikan." Ucap nya membuat egi bingung.

"Maksud kau?" Tanya Egi menatap tajam.

Tang bersedekap tangan di depan dada.

"Memastikan jika dia adalah wanita mu, tp seperti nya dugaan saya tepat." Ucap Tang.

Egi mengepalkan tangan nya yang berada di dalam saku.

"Dugaan apa maksud kau, hah!!" Tegas Egi dengan nada tajam.

Mencondongkan sedikit tubuh nya ke depan sehingga cukup dekat dengan telinga egi.

"Dia bukan wanita mu kan." Ucap Tang membuat egi sedikit melebarkan mata nya dan terpaku.

Bagaimana dia bisa tahu jika cewek brandal itu adalah pengganti palsu, sebisa mungkin aku harus menyangkal dengan dugaan s Tang ini agar kakak percaya jika wanita itu adalah kekasih ku.

Egi menoleh ke arah Tang dan menatap nya tajam.

"Darimana kau bisa menyimpulkan hal itu, sedang foto itu adalah bukti jika dia wanita ku," tegas Egi.

Tang tersenyum sinis.

"Jika dia benar2 wanita mu, tidak mungkin kau akan berdiam diri membiarkan dia begitu saja melawan ketiga preman waktu tadi, dan kau hanya menonton nya saja di balik tembok. Bukan kah sudah jelas untuk membuktikan jika dia bukan wanita mu, Tuan Egi yang terhormat." Simpulan Tang dengan apa yang di lihat nya.

"Kau.." geram Egi menantang dan menatap tajam.

Tang tertawa pelan.

"kenapa!! Apakah benar dengan simpulan saya itu tuan egi." Ucap Tang lalu tersenyum sinis.

Tidak, aku tidak boleh mengakui nya, bagaimana pun dia belum punya bukti kuat jika aku hanya bersandiwara.

Egi menatap Tang.

"Sekertaris Tang, bagaimana bisa anda menyimpulkan nya begitu. Anda salah, sangat salah, bukannya kau sudah melihat kehebatan dari wanita ku tadi. Dan karena kehebatannya dalam bela diri, jadi saya tidak perlu khawatir lagi untuk membantu dan melindungi nya, karena jika saya membantu nya itu akan membuat kekasih saya tersinggung. Dan lagi di antara kami masih ada selisih paham yang masih belum selesai." Jelas Egi bohong untuk meyakinkan Tang.

Sekertaris Tang mendengus.

"Begitukah, baiklah jika begitu saya mungkin salah menilai nya. Tp lain kali saya akan lebih teliti lagi untuk memastikan dan menyimpulkan nya." Tutur Tang lalu menyeringai.

Egi mengangguk kecil.

"Silahkan Sekertaris Tang, karena bagi saya tidak ada yang perlu di pastikan lagi sedang bukti dan kenyataan sudah jelas." Tegas Egi dengan nada tenang.

Tang melirik mobil hitam tuan arga.

"Baiklah tuan egi, sepertinya pembahasan kita sampai di sini terlebih dahulu, karena saya harus kembali ke mobil. Tuan arga telah menunggu dan akan terlambat menuju kantor, selamat jalan dan hati hati." pamit Tang menunduk hormat.

Lalu Tang berjalan ke arah mobil hitam yang berada di belakang mobil egi.

Egi memasuki mobil nya lalu duduk di kursi kemudi. Memukul setir kemudi dengan geram.

"Sial..kenapa bisa seperti ini, semoga saja s Tang tidak mencurigai ku. Bisa gagal rencana ku," tutur Egi kesal, lalu melajukan mobil nya bergabung dengan kendaraan lain di jalanan.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Sutiah

Sutiah

hebat Anisa

2020-02-20

0

Kim_ISZU

Kim_ISZU

kapan Egi bisa membuat move on sama hatinya

2020-01-18

1

mahira

mahira

lagi dong thor up nya

2020-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Memulai
2 Saran
3 Menjalankan
4 Celoteh
5 Rencana
6 Salah Paham (1)
7 Palah Paham (2)
8 Minta Maaf
9 Obrolan
10 Teguran
11 Pulang
12 Sepakat
13 Memastikan
14 Melawan (1)
15 Melawan (2)
16 Terpesona
17 Berusaha
18 Siasat
19 Perintah
20 Terciduk
21 Memeriksa
22 Di Curigai
23 Permintaan
24 Menjelaskan
25 Janji Suci
26 Ingin di Akui
27 Buku Pemberian
28 Kambuh
29 Menjalankan Kewajiban part 1
30 Menjalankan Kewajiban part 2
31 Sarapan
32 Di Antar
33 Masalah Bekal
34 Berkemas
35 Gara gara Chat
36 Merasa Aneh part 1
37 Merasa Aneh part 2
38 Merasa Aneh part 3
39 Bertemu
40 Salah Paham
41 Mengalah
42 Di Pertanyakan
43 Menyelidik
44 Teringat Dia
45 Memikirkan
46 Bersitegang
47 Pikiran dan Emosi
48 Pesan Peringatan
49 Penasaran
50 Arga dan Romisa
51 Menjemput
52 Egi Sakit part 1
53 Egi Sakit part 2
54 Egi Sakit part 3
55 Egi Sakit part 4
56 Sadar
57 Makan Siang
58 Merajut Rasa
59 Merajut Rasa Part 2
60 Lirikan Curiga
61 Tindakan di Balik Ucapan
62 Keanehan
63 Keinginan
64 ArRos
65 Cemburu
66 Maaf
67 Sengaja
68 Kedatangan
69 MiYam
70 Salah Sangka
71 Bertukar
72 Rencana Pindah
73 Sadap
74 Pindah
75 Romisa Melahirkan part 1
76 Romisa Melahirkan part 2
77 Berkunjung
78 Frist Kiss
79 Penyelidik
80 Hasil Selidik
81 Bersiap Menjemput
82 Pernyataan Alan
83 Akhirnya Bertemu
84 Pernyataan dan Kenyataan
85 Ungkapan Perasaan
86 Jealous Egi
87 Kencan part 1
88 Kencan part 2
89 Rencana ke-2 Ayah Putra
90 Berebut
91 Terakhir satu kamar
92 Kesepakatan Hak
93 Gosip
94 Gosip 2
95 Titipan Alan
96 Perdebatan Ray & Rika
97 Pengganggu
98 Izin untuk Jhon
99 Makan Malam
100 Pisah Kamar
101 Sarapan bareng Jhon
102 Meredam Gosip
103 Pulang Dinas
104 Ungkapan Annisa
105 Trauma Terulang 1
106 Trauma Terulang 2
107 Trauma Terulang 3
108 Trauma Terulang 4
109 Trauma Terulang 5
110 Siuman
111 Kesalah Pahaman
112 Pembalut
113 Darah
114 Hukuman
115 Madu
116 Di Jenguk 1
117 Di Jenguk 2
118 Di Jenguk Ayah
119 Bersiap Pulang
120 Pulang
121 Pergi 1
122 Pergi 2
123 Menahan Asa
124 Membiasakan diri
125 Nyamuk
126 Rindu, Merindu
127 Keluarga Besar
128 Undangan
129 Belanja
130 Bersiap Pesta
131 Resepsi 1
132 Resepsi 2
133 Resepsi 3
134 Pesta Telah Berakhir
135 First Night
136 Ucapan Terimakasih
137 Ekstra Part
138 Bab 1 season 3
139 Bab 2
140 Bab 3
141 Bab 4
142 Bab 5
143 Bab 6
144 Bab 7
145 Bab 8
146 Bab 9
147 Bab 10
148 Bab 11
149 Bab 12
150 Bab 13
151 Bab 14
152 Bab 15
153 Bab 16
154 Bab 17
155 Bab 18
156 Bab 19
157 Bab 20
158 Bab 21
159 Bab 22
160 Bab 23
161 Bab 24
162 Bab 25
163 Bab 26
164 Bab 27
165 Bab 28
166 Bab 29
167 Bab 30
168 Bab 31
169 Bab 32
170 Bab 33
171 Bab 34
172 Bab 35
173 Bab 36
174 Bab 37
175 Bab 38
176 Bab 39
177 Bab 40
178 Bab 41
179 Bab 42
180 Bab 43
181 Bab 44
182 Bab 45
183 Bab 46
184 Bab 47
185 Bab 48
186 Bab 49
187 Bab 50
188 Bab 51
189 Bab 52
190 Bab 53
191 Bab 54
192 Bab 55
193 Bab 56
194 Bab 57
195 Bab 58
196 Bab 59
197 Bab 60
198 Bab 61
199 Bab 62
200 Bab 63
201 Bab 64
202 Bab 65
203 Ekstra Part
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Awal Memulai
2
Saran
3
Menjalankan
4
Celoteh
5
Rencana
6
Salah Paham (1)
7
Palah Paham (2)
8
Minta Maaf
9
Obrolan
10
Teguran
11
Pulang
12
Sepakat
13
Memastikan
14
Melawan (1)
15
Melawan (2)
16
Terpesona
17
Berusaha
18
Siasat
19
Perintah
20
Terciduk
21
Memeriksa
22
Di Curigai
23
Permintaan
24
Menjelaskan
25
Janji Suci
26
Ingin di Akui
27
Buku Pemberian
28
Kambuh
29
Menjalankan Kewajiban part 1
30
Menjalankan Kewajiban part 2
31
Sarapan
32
Di Antar
33
Masalah Bekal
34
Berkemas
35
Gara gara Chat
36
Merasa Aneh part 1
37
Merasa Aneh part 2
38
Merasa Aneh part 3
39
Bertemu
40
Salah Paham
41
Mengalah
42
Di Pertanyakan
43
Menyelidik
44
Teringat Dia
45
Memikirkan
46
Bersitegang
47
Pikiran dan Emosi
48
Pesan Peringatan
49
Penasaran
50
Arga dan Romisa
51
Menjemput
52
Egi Sakit part 1
53
Egi Sakit part 2
54
Egi Sakit part 3
55
Egi Sakit part 4
56
Sadar
57
Makan Siang
58
Merajut Rasa
59
Merajut Rasa Part 2
60
Lirikan Curiga
61
Tindakan di Balik Ucapan
62
Keanehan
63
Keinginan
64
ArRos
65
Cemburu
66
Maaf
67
Sengaja
68
Kedatangan
69
MiYam
70
Salah Sangka
71
Bertukar
72
Rencana Pindah
73
Sadap
74
Pindah
75
Romisa Melahirkan part 1
76
Romisa Melahirkan part 2
77
Berkunjung
78
Frist Kiss
79
Penyelidik
80
Hasil Selidik
81
Bersiap Menjemput
82
Pernyataan Alan
83
Akhirnya Bertemu
84
Pernyataan dan Kenyataan
85
Ungkapan Perasaan
86
Jealous Egi
87
Kencan part 1
88
Kencan part 2
89
Rencana ke-2 Ayah Putra
90
Berebut
91
Terakhir satu kamar
92
Kesepakatan Hak
93
Gosip
94
Gosip 2
95
Titipan Alan
96
Perdebatan Ray & Rika
97
Pengganggu
98
Izin untuk Jhon
99
Makan Malam
100
Pisah Kamar
101
Sarapan bareng Jhon
102
Meredam Gosip
103
Pulang Dinas
104
Ungkapan Annisa
105
Trauma Terulang 1
106
Trauma Terulang 2
107
Trauma Terulang 3
108
Trauma Terulang 4
109
Trauma Terulang 5
110
Siuman
111
Kesalah Pahaman
112
Pembalut
113
Darah
114
Hukuman
115
Madu
116
Di Jenguk 1
117
Di Jenguk 2
118
Di Jenguk Ayah
119
Bersiap Pulang
120
Pulang
121
Pergi 1
122
Pergi 2
123
Menahan Asa
124
Membiasakan diri
125
Nyamuk
126
Rindu, Merindu
127
Keluarga Besar
128
Undangan
129
Belanja
130
Bersiap Pesta
131
Resepsi 1
132
Resepsi 2
133
Resepsi 3
134
Pesta Telah Berakhir
135
First Night
136
Ucapan Terimakasih
137
Ekstra Part
138
Bab 1 season 3
139
Bab 2
140
Bab 3
141
Bab 4
142
Bab 5
143
Bab 6
144
Bab 7
145
Bab 8
146
Bab 9
147
Bab 10
148
Bab 11
149
Bab 12
150
Bab 13
151
Bab 14
152
Bab 15
153
Bab 16
154
Bab 17
155
Bab 18
156
Bab 19
157
Bab 20
158
Bab 21
159
Bab 22
160
Bab 23
161
Bab 24
162
Bab 25
163
Bab 26
164
Bab 27
165
Bab 28
166
Bab 29
167
Bab 30
168
Bab 31
169
Bab 32
170
Bab 33
171
Bab 34
172
Bab 35
173
Bab 36
174
Bab 37
175
Bab 38
176
Bab 39
177
Bab 40
178
Bab 41
179
Bab 42
180
Bab 43
181
Bab 44
182
Bab 45
183
Bab 46
184
Bab 47
185
Bab 48
186
Bab 49
187
Bab 50
188
Bab 51
189
Bab 52
190
Bab 53
191
Bab 54
192
Bab 55
193
Bab 56
194
Bab 57
195
Bab 58
196
Bab 59
197
Bab 60
198
Bab 61
199
Bab 62
200
Bab 63
201
Bab 64
202
Bab 65
203
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!