Pagi ini Annisa memakai rok hitam full rempel dan kemeja panjang biru langit sedang kerudung nya senada dengan kemeja yang di pakai nya.
Dan saat ini annisa tengah berjalan di trotoar jalanan bersama rika teman sekamar nya dengan membawa dua kantung kresek yang cukup besar di kedua tangan annisa.
Kedua nya baru saja berbelanja kebutuhan bulanan dan keluar dari mini market yang buka 24 jam yang cukup dekat dengan kampus nya.
Annisa memperlambat langkah kaki lalu membuka kresek.
"Rik, kamu beli pengharum buat di kamar mandi nggak?" Tanya Annisa sambil mengobrak abrik kantung kresek nya.
Ikut membuka kresek nya dan memeriksa.
"Nggak nis, lupa aku."Jjawab Rika.
Annisa merapihkan kembali kantung kresek dan menurunkan nya.
"waktu untuk masuk kelas berapa jam lagi nih?" Tanya Annisa sambil melihat jam yang ada di pergelangan tangan nya.
Ikut melihat pergelangan tangan yang terdapat jam.
"Sekitar 1 setengah jam lagi Nis, kan hari ini akan ada praktek juga ke lab." Ucap Rika menoleh ke arah annisa yang ada di samping nya.
Annisa memberikan kedua kantung kresek nya ke rika.
"Rik, tungguin di sini sebentar, aku mau beli pengharum ruangan dulu." Titah Annisa menggiring rika ke sebuah kursi panjang.
Rika menghela napas dan menerima pasrah lalu duduk di kursi panjang yang berada di trotoar jalan.
"Baiklah, jangan lama lama yah nis. Nanti kita telat." Ucap Rika lalu menaruh semua kresek ke bawah kursi panjang.
Annisa mengangguk dan mengacungkan satu jempol nya sebagai tanda kata 'oke'.
Lalu annisa berbalik lagi untuk menuju mini market yang sebelumnya annisa berbelanja untuk membeli kebutuhan yang belum ke beli nya.
Annisa berjalan di trotoar dengan pandangan kadang lurus ke depan dan sesekali menunduk, di depan annisa berjalan ada seorang nenek yang tidak terlalu sepuh membawa tas selempang yang di kaitkan ke lengan nya dan seorang pria yang berprawakan tinggi dengan wajah sangar dan memakai jaket jeans.
Pria itu terus membuntuti s nenek dan annisa pikir dia adalah cucu nya s nenek sehingga tidak menaruh curiga dengan gerak gerik nya yang ingin mendekati s nenek.
Dan ketika annisa meluruskan pandangan nya, annisa tidak sengaja melihat pria yang berjalan di depan nya itu mengambil dompet s nenek yang kebetulan tas s nenek tidak tertutup rapat sehingga dompet nya nongol keluar memudahkan pria itu mengambil nya.
"Awas nek, copet!!" Teriak Annisa dan berhenti melangkah.
Seketika s nenek dan pria itu menengok ke belakang, dan karena dompet s nenek sudah di ambil, pria itu langsung berlari.
Nenek itu memeriksa isi tas selempang.
"Benar cu, dompet nenek hilang.. tolong.. copet.. copet.." Teriak s nenek yang di copet.
Annisa menghampiri segera ke nenek yang berteriak.
"Nenek tunggu d sini, saya akan kejar copet nya." Titah Annisa.
Lalu Annisa mengangkat rok rempel nya ke atas dan mengikatkan ke pinggang ramping nya sehingga memperlihatkan trening olahraga longgar yang di pakai annisa, tidak lupa annisa menalikan kedua ujung kerudung segi empat nya ke belakang leher.
Setelah nya, Annisa dengan sekuat tenaga mengejar pria yang mencopet dompet s nenek.
Terjadilah annisa kejar mengejar s pria itu dengan lari yang cukup kencang."woy, berhenti." Teriak Annisa di sela lari nya.
Namun pria yang mencopet dompet s nenek tidak menggubris teriakan annisa dan terus berlari ke jalanan dan mengajak annisa berlari ke jalanan yang cukup sepi lalu masuk ke sebuah gang cukup luas yang berjalan buntu.
Sementara dalam sebuah mobil sport berwarna putih.
"Cewek brandal, kenapa dia lari lari begitu." Celetuk Egi yang melihat annisa tengah berlari dan memasuki gang.
Egi memberhentikan mobil nya di pinggir jalan untuk memarkirkan nya lalu egi keluar dari mobil untuk memastikan penglihatan nya tidak salah jika annisa telah memasuki gang bersama pria.
Di dalam mobil hitam mewah.
Sekertaris Tang melihat mobil putih yang di kenal nya lalu melirik nomor plat.
"Tuan, bukannya itu mobil Tuan Egi." Ucap Tang di sela menyetir dan melihat mobil putih yang terparkir di pinggir jalan.
Arga mencondongkan tubuh nya ke depan untuk melihat nomor plat mobil tersebut.
"Benar, sedang apa dia. Kenapa mobil nya berhenti di pinggir jalan begitu?" Tanya Arga.
Sekeratis Tang melambatkan laju mobil nya.
"Saya tidak tahu tuan."
"Kau lihat sana, siapa tahu dia sedang berbuat aneh aneh lagi." Titah Arga.
Tang ikut membelokkan mobil nya agar terparkir di dekat mobil egi."Baik tuan" ucap Tang lalu turun dari mobil untuk mencari egi.
-------
Sementara annisa yang masih berlari di gang mengejar s copet, napas nya sudah memburu tersendat karena berlari cukup jauh dan dengan sangat kencang mengejar s pria copet.
Pria yang mencopet dompet berhenti ketika sudah bergabung dengan teman nya yang menunggu di ujung gang jalan buntu.
Sial, kenapa nih copet ngajak aku kemari, wah benar ini copet bawa kawan nya..kenapa bisa kena jebakan nya.
Pria yang berprawakan sama dengan pria s copet, pria tersebut maju selangkah dan melihat annisa dari atas sampai bawah.
"Wah..wah..hebat sekali kau kawan, membawa gadis cantik dan mulus kemari." Ucap nya lalu tersenyum miring (anggap saja pria A).
Memberikan dompet hasil copetan ke pria di samping nya.
"Tentu saja lah, siapa dulu gue gitu. Jika mencopet pasti selalu membawa hadiah lebih." Bangga pria yang mencopet dompet s nenek (pria B).
Mendekati pria A dan menatap annisa.
"Hay, manis. Boleh nih kenalan sama abang," goda pria lain (pria C).
Annisa yang sudah mengatur napas nya yang terengah karena berlari, annisa menatap ke arah tiga pria di hadapan nya.
"Gue ke sini mau ngambil dompet yang lo copet, cepat kembalikan dompet itu." Tegas Annisa dengan tatapan tajam.
Tersenyum sambil mengusap dagu nya dengan jemari.
"Manis sekali. Selain cantik kau sangat pemberani, benar benar selera ku." Celoteh pria A.
Annisa berdecih dan membuang muka.
"Cih!! Mimpi apa gue semalam, bisa bertemu dengan pria gila seperti kalian." Tutur Annisa.
"Wah, bang aku ingin wanita ini. Manis sekali dia bang." Ucap Pria C antusias.
Tertawa senang."Hahaha..dia bagian gue dik." Ucap Pria A.
Annisa masih menatap tajam.
"Udah lo semua jangan banyak bacot, cepat kembalikan dompet itu ke gue. Kalau kagak, gue akan memakai cara kasar merebutnya," ucap Annisa sambil mengepalkan kedua tangan nya geram.
Berdiri di antara kedua teman nya.
"Hahaha..gadis kecil tidak lihatkah kau mau melawan kita bertiga sedang kau sendirian. Itu mustahil manis..sudahlah temani abang saja bermain." Tutur Pria A.
"Hah mimpi..kalian mau sepuluh orang juga, gue jabanin. Siapa takut." Tantang Annisa.
"Semakin suka gue dengan wanita ini, baiklah anak manis. Mari lawan kita bertiga, jika kau menang kau boleh ambil dompet itu. Tp jika kau kalah, siap2 kau harus mau ikut dengan kita." Tawar Pria B.
Annisa mengangguk mantap.
"Boleh siapa takut, dan kalian jangan pakai senjata, hadapi dengan tangan kosong. jangan banci," pinta Annisa.
Mereka bertiga mengangguk paham.
"Tentu saja tangan kosong manis, karena aku tidak ingin kulit mu tergores akan terlihat jelek nanti nya dan membuat kita tidak berselera terhadap mu.. Haha." Ucap Pria A dan tertawa senang.
Cih!! Jijik aku melihat nya. Kenapa jantung ku berdegup kencang gini yah, tenang annisa...mereka tidak membawa benda tajam jadi harus tenang, kau pasti menang. haish...mana sudah hampir waktu nya masuk kelas lagi.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Kris Wanti
kuereenn...💪💪💪
2020-03-26
0
Wulan PesEkk
q sukaa kalau pemeran pertama ceweknya modelnyaa kayak ginii...gak gampang disakiti...
2020-03-03
1
Sutiah
aku suka
2020-02-20
1