Egi, arga dan sekertaris Tang masuk ke dalam ruangan kerja dan duduk di sofa ruangan tersebut.
Setelah sarapan arga meminta egi untuk mengikuti nya ke ruangan kerja, karena ada yang perlu di tanyakan untuk memastikan nya pada egi.
Arga melempar selembaran foto ke atas meja di hadapan egi yang sebagai penghalang antara egi dan arga.
"Jelaskan!!" Tegas Arga.
Egi yang posisi duduk nya santai dengan kedua siku tangan menumpu ke lutut, egi mengambil selembaran foto dan melihat gambaran di dalam foto.
Alis nya terangkat sebelah lalu tersenyum sinis.
"Apa yang perlu egi jelaskan kakak?" Ucap Egi dengan nada dingin.
Arga menatap tajam.
"Kenapa kau masuk ke kamar istriku seenak nya, jika saja perawat itu tidak mencegah nya kau sudah pasti masuk ke dalam kamar sedang istriku tengah tertidur. Apa maksud mu itu hah!!" Bentak Arga dengan nada kesal.
Menaruh selembaran foto yang di pegang ke atas meja.
Lalu menatap dingin ke arga.
"Egi tidak tahu jika misa tengah tertidur, dan juga kakak perlu tahu maksud kedatangan egi ke kamar misa untuk apa, egi datang ke kamar misa bukan untuk bertemu dengan misa." Tutur Egi dengan nada tenang.
Alis arga berkerut dan menatap tajam.
"Maksud kau?" Tanya Arga bingung.
Masih dengan posisi duduk bertumpu siku tangan ke lutut dan menatap dingin ke arga.
"Ayolah kak, bukannya egi sudah pernah bilang jika egi sudah merelakan misa pada kakak dan mencoba mengganti nya dengan wanita lain. Dan sekarang egi sudah memiliki pengganti nya. Kenapa kakak masih saja bingung mengartikannya." Jelas Egi lalu tersenyum miring.
Mata arga memicing.
"Jadi kau sudah menemukan pengganti romisa, siapa dia. Dan apa kaitan nya dengan kau datang ke kamar istriku?" Tanya Arga masih heran.
Egi terkekeh pelan.
"Kakak ku yang jenius dan terhormat, kau masih saja belum mengerti dari perkataan dan semua kejadian ini yah." Ucap Egi dan tersenyum mengejek.
Arga mendengus.
"Bagaimana aku mengerti sedang kau mengatakannya tersendat sendat penuh drama, cepatlah katakan yang jelas. Jangan membuatku emosi." Tegas Arga yang tidak sabaran.
"Ekhem.."dehem egi dan menatap arga serius.
"Baiklah, egi akan mengatakan yang sebenarnya. Egi datang ke kamar kakak untuk memberikan makanan pesanan bu rina sekaligus ingin bertemu wanita nya egi yang saat itu sedang berada di kamar misa." Tutur Egi membuat arga menatap nya heran.
Arga membenarkan posisi duduk nya.
"Wanita mu, siapa dia?" Tanya Arga masih belum mengerti.
Sekertaris Tang yang sedari tadi duduk di sofa panjang di antara mereka dan menjadi pengamat akhirnya bersuara untuk memberikan kejelasan.
"Tuan, yang jadi wanita nya tuan egi itu adalah Annisatul Alawiyah, perawat nona yang sekarang." Tutur Tang.
Arga menoleh pada Tang.
"Darimana kau tahu jika perawat istriku itu adalah wanita yang di maksud dia?" Tanya Arga minta kejelasan lebih.
"Kemarin saya melihat nona annisa dari cctv rumah, yang memperlihatkan nona annisa keluar dari kamar tuan egi. Bukannya sudah jelas tuan, tidak mungkin tuan egi akan membiarkan seseorang yang tidak di kenal nya bisa masuk begitu saja ke kamar nya bahkan dalam jangka waktu yang cukup lama di dalam kamar. " Jelas Tang.
Arga menghembuskan napas kasar, lalu kembali menatap egi yang sedang tersenyum miring.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu, membuat ku mual saja. Apa yang kau lakukan dengan nya di dalam kamar berdua dan dalam waktu cukup lama, egi." Tanya Arga curiga.
Egi terkekeh pelan.
"Egi mau melakukan apapun dengan nya tidak ada hubungan nya dengan kakak," ucap Egi.
Arga mengepalkan sebelah tangan geram, dan menatap egi tajam.
"Ingat Egi, tidak ada dalam keluarga kita yang mempermainkan wanita. Jika ayah mengetahui nya, ayah pasti akan menikahkan kau seketika itu juga dengan wanita mu. Jadi jangan melanggar peraturan keluarga, kali ini kakak mentolerir kamu dan tidak akan melaporkan nya pada ayah, jadi jaga sikap mu agar sesuai didikan ayah." Tutur Arga menasehati.
Kakak seperti nya sudah terpancing emosi.
Membalas tatapan arga dengan tatapan sinis.
"Lagian jika di nikahkan seketika dengan wanita itu, egi mau. Dan tidak masalah." Tegas Egi dengan nada santai.
"Egii.." Teriak Arga geram.
Egi terperanjat, menunduk lalu tersenyum miring.
Arga menghela napas kasar.
"Hapus kemauan mu itu, kau ini masih anak bocah bau kencur. Bagaimana kau akan mengumpani anak istri mu jika menikah masih bocah." Tegas Arga telak.
"Egi memang masih bocah, tp egi akan berusaha untuk jauh lebih baik dari kakak." Jawab Egi menunduk dan tersenyum sinis.
Akhirnya berhasil juga membuat mu geram kak.
Suasana kembali tenang, arga memicingkan mata nya ke arah egi.
"Terserah kau sajalah, kakak hanya memperingatkan mu. Tp aku masih curiga mengenai wanita mu itu. Jika memang benar dia adalah wanita mu, kenapa dia memukul mu hingga berdarah?" Tanya Arga menyelidik.
Egi tersenyum kecil. "Itu karena aku dan dia sedang ada selisih paham jadi karena saking emosi nya dia memukul egi tanpa sadar." Bohong Egi meyakinkan permainan nya ke arga.
Arga mengangguk kecil dan mengusap dagu nya dengan jemari.
"Baiklah, kali ini kakak percaya. Tp lain kali jika ingin masuk ke dalam kamar romisa, kau harus mengetuk atau memanggil nama orang yang ada di dalam agar tidak terjadi kesalah pahaman seperti ini, termasuk jika kau ingin menemui wanita mu itu yang sedang berada di dalam kamar istriku, kau harus mengikuti aturan ku." Tegas Arga yang di balas anggukkan kepala oleh egi.
Egi menghela napas lalu menatap arga.
"Seperti nya tidak ada lagi yang akan kakak katakan, egi pergi untuk sekolah." Ucap Egi beranjak dari duduk nya lalu menunduk ke arga dan berjalan ke arah pintu keluar.
"Ingat egi jaga batasan mu." Tegas Arga sebelum egi benar benar hilang dari ruangan nya.
Egi mendengus dan tersenyum miring lalu berjalan meninggalkan ruangan kerja arga yang menyisakan arga dan Tang.
Sepeninggalan egi.
"Tang.." Panggil Arga.
"Iya Tuan."
"Kau curiga tidak dengan dia bisa mendapatkan wanita pengganti nya romisa dalam waktu sekejap." Tanya Arga.
Sekertaris Tang mengangguk.
"Saya juga berpikir seperti itu, tp saya akan menyelidiki ini tuan." Ucap Tang.
"Bagus." Tegas Arga.
Tang mengambil selembaran foto yang di tunjukkan ke egi tadi lalu menatap nya.
"Ternyata nona annisa itu benar benar memiliki jiwa pemberani seperti nona romisa." Tutur Tang kagum.
Arga melirik. "Bedalah istirku tidak kasar seperti dia yang langsung main pukul. Romisa wanita paling lembut, sedang dia. Kau lihat saja di foto ini." Ucap Arga menyangkal.
Tang terenyum kecil. "Justru itu tuan, yang membuatnya menarik dan unik. Wanita kasar pemberani namun tau batasan dan tempat." Ucap Tang.
"Tumben kau tersenyum Tang hanya melihat foto saja. Apa kau tertarik pada wanita itu?" Tanya Arga menyelidik.
"Tertarik dengan keunikan nya saja tuan." Ucap Tang.
Arga tertawa pelan.
"Itu tanda nya kau sudah tertarik dengan wanita itu Tang. Kau boleh mengambil nya jika mau, asal kau pastikan dahulu jika diantara egi dan dia tidak ada hubungan apa2, aku tidak tega lagi melihat adikku patah hati dua kali." Tegas Arga.
Tang menunduk untuk menyembunyikan pipi nya yang merona.
Tuan memang paling bisa mengartikan perasaan saya. Tp sepertinya yang di katakan tuan ada benar nya juga, baiklah saya akan memastikan itu.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Ibroatul Hasanah
Egi Ama tang rebutan Nisa tar
2020-02-24
2
mahira
lanjut
2020-01-17
1