Setelah selamat dari pertanyaan dan di biarkan masuk oleh bu wati sang penjaga asrama, annisa memasuki kamar nya yang langsung di sambut oleh teman sekamarnya Rika.
"Assalamualaikum." Salam annisa sambil memasuki kamar dan melepaskan sepatu lalu mengganti nya dengan sandal rumah.
Rika yang semula rebahan di ranjang terjengkat menghampiri annisa.
"Umiiii... Rika kesepian di rumah sendirian." Teriak Rika berhambur memeluk annisa.
"kasihan sekali kamu nak, btw salam nya mana, kok malah langsung meluk." Ucap Annisa mulai drama.
Lalu Annisa berjalan pelan ke arah kursi kembar di dekat ranjangnya annisa.
Rika cengengesan dan melepaskan pelukan nya.
"walaikumsalam umii annisa." Jawab rika dan mengikuti annisa.
Annisa mendudukan tubuh nya di kursi lalu meletakkan kresek di atas meja bundar.
Rika duduk di kursi hadapan annisa hanya terhalang meja.
"Apa tuh Nis. Bawa bawa kresek, kamu beneran habis cari nafkah ya?" Tanya Rika.
"Lihat sajalah, buat kamu satu dan buat aku satu. Jadi pilihlah kesukaan mu yang mana." Titah Annisa sambil melepaskan tas gendong lalu menaruh nya ke atas kasur.
Rika memeriksa kantung kresek yang di bawa annisa, seketika mata nya melebar berbinar.
"Waaah, kamu tahu aja nis, kalau aku lagi kepengen martabak jagung." Celoteh Rika yang telah membuka salah satu kotak martabak.
"Kalau suka di makanlah dan habiskan, aku mau mandi dulu. Lengket banget nih badan." Ucap Annisa.
Lalu Annisa beranjak mengambil handuk yang menyampir dan pakaian tidur di lemari.
Rika tersenyum girang.
"Makasih loh nis, ternyata benar kamu sudah cari nafkah. Buktinya Pulang2 membawa buah tangan hasil mencari nafkah." Cerocos Rika sambil mengambil satu potong martabak jagung.
Annisa menggeleng beberapa kali.
"Ckckck..iyain aja dah, biar cepet." Jawab Annisa lalu hendak beranjak ke kamar mandi.
Mengunyah martabak. "Tp Nis. Ini halal kan?" Curiga Rika.
Pletakk.
Annisa menghampiri rika lalu menjentik kening rika sehingga membuat rika mengusap kening nya yang terasa panas.
"Jelas halal Rika Nur Hasanah..mana mungkin aku memberikan nafkah yang haram untuk anak curut umii." Tutur Annisa lalu melanjutkan langkah kaki nya menuju kamar mandi.
"Aaaa...Annisatul Alawiyah, sakit tau." Gerutu Rika mencebikkan bibir sebal lalu menyuapkan kembali martabak ke mulut nya.
--------
Tidak berselang lama annisa keluar dari kamar mandi dengan badan yang segar, lalu mata nya langsung mendapati rika yang sudah lelap di tempat tidur nya dengan posisi tidur tengkurap.
"Dih!! Dasar anak curut, habis makan langsung tepar di kasur, kebiasaan mu tidak baik rika." Ucap Annisa sambil membeberkan handuk basah nya di tempat penyampiran handuk.
Annisa mendekati ranjang rika untuk membenarkan posisi tidur rika agar menyamping, lalu menyelimuti nya, tidak lupa annisa menutup ranjang rika dengan kolambu berwarna gelap karena annisa takut dengan lampu mati jadi rika mengalah, rika menggunakan kolambu gelap untuk menutupi tempat tidur nya dari sinar lampu.
Annisa duduk di kursi lalu membuka kotak martabak yang masih utuh dan mengambil satu potong untuk di makan.
"Lapar bener dah, nih perut. Belum sempat makan malam gara gara si Tang linggis ngajak diskusi nya lama amat." Celoteh Annisa pada diri nya sendiri sambil mengunyah martabak keju.
Otak annisa teringat dengan tawaran egi untuk menentukan pilihan nya sampai jam 12 malam batas waktu nya.
"Lah, hampir saja aku lupa. Belum kabarin s anak songong itu, hah bikin repot saja sih tuh anak." Ucap nya sambil mengambil ponsel di dalam tas gendong.
Eh, bentar ini bener tah aku terima saja tawaran nya. Tp sudahlah terima saja, toh sudah terlanjur terciduk juga oleh si Tang linggis itu.
Jadi yaa lanjutkan saja.. selain itu, mendengar cerita dari mbak misa kalau anak itu susah move on bikin aku kasihan juga, okelah..akan ku bantu kau anak songong untuk menyembuhkan rasa patah hati mu dan menunjukkan jika dunia ini tidak sekecil daun kelor..
tp bagaimana cara nya yah sedang aku saja belum pernah merasakan cinta juga patah hati..haaah sudahlah kan bisa cari tahu di buku2 atau internet, yang terpenting sekarang langkah pertama nya aku harus mengabari si songong jika aku menyetujui tawaran nya, sebelum tuh anak melaporkan kejadian tadi sore pada tuan arga.
Annisa mencari nama kontak egi di ponsel nya tapi tidak menemukan nya.
"Itu anak namain kontak nya apa, kenapa nggak ada nama egi di kontak." Celoteh Annisa sambil mengscroll ke bawah untuk mencari nama kontak yang baru.
Mata nya menatap geli ke layar ponsel dan bibirnya tersungging senyuman jijik.
"Cih!! PD bener nih anak, namai kontak nya dengan nama pria tampan. Ada yah orang yang mengagumi diri sendiri, yaa meskipun kenyataan nya benar sih." Cerocos Annisa lalu mendial nomor egi.
Menempelkan ponsel ke telinga nya. Tut...tut..tut.. nada sambung menandakan panggilan terhubung.
"Hallo." Sapa orang dari sebrang telpon.
"Assalamualaikum." Salam Annisa.
"Walaikumsalam." Jawab Egi.
Annisa mengambil sepotong martabak lalu mengigitnya.
"Anda masih bangun, belom tidur?" Tanya Annisa yang sudah jelas tahu jawaban nya.
"Siapa?" Tanya Egi.
"Oh, iya lupa. Saya annisa orang yang menghajar anda tadi sore." Jawab Annisa di sela kunyahan nya.
"Oh. Langsung saja to the point jangan banyak basa basi, apa yang akan anda katakan karena waktu saya sangat berharga." Tegas Egi.
Haish..ini anak tidak berubah, nggak di telpon nggak di hadapan masih saja sikap songong nya nggak ilang.
Annisa menghela napas sambil mengambil satu potong martabak dan menyuapkan ke mulutnya.
"Iya baiklah, sayo hanya ingon menyampaikan mengenai persoolan tawaran anda wakto sore tadi, sayo monyotujui nya." Ucap Annisa tidak jelas karena berkata di sela kunyahan memakan martabak.
"Anda berkata apa, saya tidak mengerti. jika anda hanya ingin main main mengganggu waktu istirahat saya, lebih baik saya matikan panggilannya." Tegas Egi.
Annisa menelan semua makanan yang ada di mulutnya lalu mehembuskan napas panjang.
"wey jangan di matikan dulu saya belum berbicara maksud tujuan menelpon. Oke, saya ulangi lagi perkataan tadi. Saya menyetujui mengenai tawaran anda yang waktu sore." Ucap Annisa mantap.
"Bagus." Jawab Egi singkat dengan nada datar.
Annisa kembali mengambil potongan martabak.
"Inget janji anda, jangan laporkan masalah saya yang memukul anda sewaktu tadi ke tuan arga." Tegas Annisa.
"Saya tidak pernah mengingkari janji saya." Jawab Egi.
"Saya pegang ucapan anda, kalau begitu sekarang saya sudah menjadi kekasih bayangan anda." Tegas Annisa sambil menyuapkan martabak ke mulut.
"Ya, jadi jalankan tugas anda dengan baik dan bersandiwara senatural mungkin jangan sampai keluarga saya mencurigai nya."
Mengambil potongan martabak lagi lalu memakan nya.
"Bereslah, Jadi di mulai sandiwara nya kapan nih?" Tantang Annisa.
"Jika saya membutuhkan anda untuk akting maka jalankan tugas anda, tp jika saya tidak mengisyaratkan apa apa, bersikap lah seperti biasa nya sebagai diri anda sendiri."
Annisa mengangguk paham.
"Oke..kalau begitu, denger denger saya dari mbak misa, anda itu di bawah umur saya. Jadi gimana kalau saya memanggil anda dengan nama saja." Usul annisa.
"Terserah anda."
"Oke deal.. saya memanggil anda dengan sebutan egi, anda juga boleh lah panggil saya dengan sebutan annisa tidak apalah nggak pakai kakak juga, biar lebih berasa muda saja." Pinta Annisa.
"Hemm. Sepertinya pembicaraan nya sudah selesai, saya tutup panggilan nya, Assalamualaikum." Pamit Egi lalu mematikan panggilan telpon secara sepihak.
"Hey...hey..saya belum selesai bicara..iish dasar anak songong. Main matin saja." Gerutu Annisa melihat layar ponsel lalu menyuapkan potongan martabak yang di pegang ke mulut.
"Walaikumsalam." Ketus Annisa lalu melemparkan ponsel nya ke atas kasur dengan kesal.
Annisa melirik kotak martabak yang tinggal menyisakan 1 potongan lagi, namun perut nya masih terasa lapar.
"Seperti nya masih ada mie instant di lemari makanan." Ucap Annisa lalu beranjak melihat lemari tempat persediaan kebutuhan.
Mengambil sebungkus mie instant yang tinggal sebungkus lagi lalu memanaskan air di panci listrik.
"Lupa belum belanja kebutuhan bulanan, untung masih ada sisa satu bungkus. Lumayan lah buat ganjal perut." Celoteh Annisa sambil menunggu air matang.
Sementara egi di dalam kamar nya.
Egi menatap layar ponsel dan mengetikkan sebuah nama untuk menamai kontak annisa, egi menamai nya dengan sebutan 'cewek brandal'.
"Misa, takdir kita memang tidak akan terpisahkan. Jadi segala sesuatu nya akan di mudahkan bagi ku agar selalu berada di samping mu." Ucap egi.
Lalu Egi menatap layar ponsel nya yang menampilkan foto romisa tersenyum bahagia, yang pernah egi ambil secara diam diam.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Ella Nursanti
knp bicara smbil mkan kya'a gmn gtu..
2020-08-02
0
Ani Cee Pesek
aduh thorr
kau mengingatkan aku sama mantan aq aja..namanya juga egi..kakak kelas waktu SMK...apa yg nmanya egi emng cuek semua thor?😁😁
90% egi mantan q sama dgn egi novel mu thor...😂😂
2020-06-18
1
Marny Ariqah Maisarah
Egi bodoh
2020-05-16
1