Berjalan di halaman rumah yang luas malam malam, annisa dengan dongkol terus mengumpat dalam hati nya, meratapi apa yang terjadi pada dirinya hari ini.
Sial, kenapa pria pria tampan di rumah ini begitu menakutkan sekali. Yang satu tuli dan bisu, satu nya lagi kejam dan bikin horor hanya dengan tatapan nya saja.
Tp kalau arga putra meskipun wajahnya terkesan sangat dingin namun ketika berhadapan dengan mbak misa raut wajah nya berubah hangat penuh kasih sayang terhadap mbak, jadi aku sangat lega dan tenang jika mbak di cintai dan mencintai pria seperti nya.
Kepala annisa menggeleng cepat.
Kenapa otak ku malah memikirkan dua makhluk aneh itu sih. Yang penting sekarang bagaimana aku pulang, sudah jam 8 malam nih, kalau kemalaman kan nggak bisa masuk asrama mau tidur di mana nanti aku.
Naik angkot sepertinya nggak ada angkot yang lewat daerah sini deh. Okelah ..pesen ojol sajalah.
Sambil berjalan untuk menuju gerbang, annisa merogoh ponsel nya yang ada di dalam saku celana, lalu membuka aplikasi ojek online dan memesan satu ojek.
"Nah, kan dapat. Seperti nya sudah dekat. Aku harus cepat cepat ke depan nih." Gumam Annisa sambil mempercepat langkah kaki nya.
Annisa keluar dari gerbang rumah romisa.
"Dek annisa." Panggil seseorang yang annisa kenal.
Annisa berbalik dan melihat orang yang memanggil nya, seketika mata nya sedikit melebar.
"Kak Alan." Kaget annisa.
Alan tersenyum lalu turun dari motor nya untuk menghampiri annisa yang berdiri dekat gerbang.
"Sudah bertemu mbak nya?" Tanya Alan.
Tersenyum canggung.
"Sudah kak. Kenapa Kak Alan bisa ada di sini?" Tanya Annisa heran.
Tersenyum manis. "Coba tebak kenapa." Ucap Alan teka teki.
Annisa menggaruk kepala nya yang tidak gatal terbungkus kerudung.
"Apa kak Alan menjemput annisa?" Tanya Annisa memastikan.
Tertawa pelan.
"Tidak lah dek ternyata adek bisa GR juga, kaka kebetulan lewat saja. Dan melihat mu tadi keluar dari gerbang, kaka sengaja memberhentikan motor di sini, kali saja adek mau ngojek sama kaka. Kan lumayan, lagian kampus dan asrama kita kan berdekatan." Alasan Alan berbohong.
Annisa mengangguk anggukan kepala dan teringat dengan ojol yang di pesan nya tadi.
Annisa mengambil ponsel nya untuk memeriksa ojol nya sudah sampai mana, alis nya berkerut heran.
Kenapa bisa di cancel secara tiba tiba sih sama ojol nya, bukannya tadi sudah hampir di depan gerbang yah, kenapa sekarang malah di cancel. Nyebelin bener.
Melihat annisa berkerut bingung menatap layar ponsel, alan tersenyum.
"Kenapa dek, kok kayak lagi kesal?" Tanya Alan padahal sudah tahu jawabannya.
Annisa mengalihkan pandangannya dari ponsel ke alan.
"Ah, ini kak. Annisa kan tadi sudah pesan ojol, tp tiba tiba di cancel. Kan kesel jadi nya." Gerutu Annisa sebal.
"Itu artinya adek harus pulang sama kakak." Ucap Alan.
Menghela napas pelan lalu mengangguk.
"Boleh Kak, tp bener nih tidak apa apa. Kali aja kaka masih ada kepentingan lain." Tanya Annisa.
Alan menggeleng kecil lalu menghampiri motornya mengambil helm.
"Tidak dek, nih pakai helm nya." Menyodorkan helm ke annisa.
Annisa mendekati motor dan menerima helm lalu memakainya.
Alan sudah menaiki motornya dan meletakkan bantalan penghalang di jok belakang.
"Yuk dek, keburu malam. Nanti nggak bisa masuk asrama loh." Ajak Alan.
Annisa menaiki motor alan setelah meletakkan bantalan ke punggung alan. "Yuk kak." Ucap Annisa.
Mesin motor mulai di nyalakan dan kini melaju di jalanan kota bergabung dengan kendaraan lainnya.
Bibir alan terus mengembangkan senyuman bahagia.
Sebenarnya aku sudah beberapa kali bolak balik memeriksa mu annisa kapan keluarnya dari rumah kak arga, dan tahu nya kamu sudah memesan ojol. Untung ojol itu datang sebelum kamu keluar dari gerbang jadi aku bisa menyuruhnya meng cancel dan membayarnya. Gumam alan dalam hati.
"Kak Alan, bisakah berhenti sebentar di depan warung martabak itu." Tunjuk Annisa pada warung penjual martabak manis di pinggir jalan.
Alan mengangguk mengiyakan lalu melambatkan laju motor dan berhenti di depan warung.
Annisa turun dari motor.
"Kak sebentar yah, annisa pengen beli martabak dulu. Nggak apa apa kan nunggu, nanti annisa tambah deh ongkos nya." Ucap Annisa.
Tersenyum dan mengangguk. "Iya dek." Jawab Alan.
Annisa memesan 3 kotak martabak dengan toping jagung, keju, dan keju cokelat ke abang penjual dan menyuruh nya untuk memisahkan satu kotak martabak keju di kresek lain.
Setelah memesan annisa duduk menunggu di kursi panjang dekat gerobak. Sedang alan yang tidak mau menyia nyiakan kesempatan itu, turun dari motor dan duduk di samping annisa namun jarak nya cukup jauh.
"Dek, boleh tanya?" Tanya Alan menatap annisa.
Annisa menoleh. "Boleh, mau tanya apa?" Jawab Annisa.
"Adek di rumah mbak angkat nya adek memang ngapain, tumbenan loh adek pulang malam hanya karena ingin maen saja." Tanya Alan dengan pandangan tidak luput menatap annisa.
Buat apa kak alan bertanya soal pribadi ku. Biasanya juga tidak banyak bertanya.
Annisa semula menunduk membalas menatap alan.
"Tidak apa, biasa lah temu kangen karena sudah lama tidak bertemu jadi lupa waktu." Bohong Annisa di akhiri senyuman.
Mengangguk kecil. "Besok ke sana lagi nggak?" Tanya Alan.
Annisa mengalihkan pandangan nya ke arah abang2 yang sedang membuat martabak. "Iya." Jawabnya singkat.
Tersenyum. "Boleh kakak antar jemput lagi dek?" Tawar Alan.
Annisa menoleh. "Hmm..boleh juga, tp kasih diskon dong ongkos nya. Hehe," guyon Annisa.
Alan mengacungkan satu jempol tangan.
"Siip, karena adek penumpang langganan, jadi kaka kasih diskon deh 50%." Tanggap Alan di selingi senyuman.
"Annisa guyon saja loh kak, masa diskon 50% bisa rugi bandar kak Alan." Celoteh Annisa dan tertawa pelan.
Kedua nya tertawa menanggapi guyonan annisa. Dan berbarengan abang2 martabak menyodorkan dua kantong keresek ke annisa.
"Neng martabak nya, jadi 60 rb semua nya." Ucap abang penjual martabak.
Menerima kantong keresek dan menyodorkan uang 100 rb.
"kembalian nya buat adik itu saja yah bang." Tunjuk Annisa pada seorang anak kecil jalanan yang sedang duduk di trotoar jalan.
Abang tukang martabak mengangguk mengiyakan.
Annisa dan alan berjalan menghampiri motor, alan melihat annisa susah mengenakan helm karena kedua tangan nya di isi kantung kresek semua, alan berinsiatip mengambil alih helm dari pegangan tangan annisa.
"Sini sama kakak pakai kan." Ucap alan menatap wajah annisa lalu memasangkan helm ke kepala annisa.
Sedang annisa yang di tatap bersikap acuh menunduk membenarkan kantung kresek dengan di talikan.
"Makasih kak." Ucap Annisa setelah helm sudah terpasang di kepala nya.
Alan mengangguk mengiyakan lalu menaiki motor nya. Dan annisa ikut menaiki motor.
Menyalakan mesin motor.
"Yuk, berangkat. bissmillah," ucap alan lalu melajukan motor nya dengan kecepatan sedang.
Dan tidak butuh waktu lama motor yang di tumpangi annisa telah berhenti tepat di depan gerbang kampus nya.
Annisa turun dari motor lalu merogoh dua lembar uang kertas untuk ongkos nya.
Menyodorkan satu kresek martabak dan dua lembar kertas ke alan. "Kak ongkos nya." Ucap Annisa.
Alan melirik kantung kresek lalu menatap annisa bingung.
Annisa seakan mengerti tatapan bingung alan, annisa tersenyum.
"Buat kakak satu, sebagai ganti waktu kakak yang mau menunggu annisa membeli nya." Tutur Annisa.
Masih terdiam tidak menerima apa yang di sodorkan annisa.
"Ekhem...kak tangan annisa pegel nih, mana sudah hampir larut malam. Nanti annisa nggak bisa masuk asrama gimana." Celoteh Annisa melihat ke arah dalam gerbang.
Alan menerima uang dan kresek yang di sodorkan annisa.
"Adek paling bisa cari alasan, makasih yah dek annisa." Ucap Alan.
Tersenyum lalu melepaskan helm.
"Makasih juga sudah mengantar annisa. Ya sudah annisa masuk dulu yah kak. Assalamualaikum." Memberikan helm ke alan.
Lalu Annisa menunduk dan berbalik meninggalkan alan yang masih menatap nya.
"Walaikumsalam." Jawab alan setelah annisa menjauh dari nya.
Seharusnya aku yang jajanin kamu annisa, tp jika aku melakukan itu kamu akan curiga dengan penyamaran ku.
Hmm..memang wanita idaman, kapan aku bisa menyatakan perasaan pada nya. takut nya jika menyatakan perasaan dan dia menolak, bisa membuat ku tidak bisa bertemu lagi nanti nya, lebih baik begini saja aku sudah merasa senang dengan menjadi ojek nya karena dengan begini aku bisa selalu dekat dengan mu annisa. Gumam alan dalam hati.
Alan melirik kantung kresek juga uang yang di berikan annisa, ada senyuman senang dalam bibir nya.
"Annisa..annisa." Gumam alan pelan.
Lalu Alan menyimpan helm dan bantalan ke dalam bagasi sedang kantung kresek nya dia pegang, alan menyalakan motor menuju asrama kampus nya yang berada di sebrang kampus annisa.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
NuRiefah
siapakah alan,kok kenal Arga juga ?
2020-03-16
0