Teguran

Annisa telah selesai melaksanakan shalat magrib bersama romisa, dan di lanjutkan dengan tadarus al-Qur'an sampai adzan isya berkumandang dan kedua nya di lanjutkan kembali melaksanakan shalat isya.

"An an. Kita ke depan yuk, suami mbak sudah mau pulang." Ucap Romisa di sela melipat mukena.

Annisa menyimpan mukena yang di lipat ke dalam lemari.

"Yuk mbak, sekalian pengen lihat seperti apa sih tuan arga putra yang melegenda itu." Goda Annisa.

Romisa berdiri di depan kaca full body samping lemari mukena dan memakai kerudung nya.

"Melegenda emang nya sejarah." Ucap Romisa merapihkan kerudung.

Annisa ikut berdiri di samping romisa.

"Melegenda meluluhkan hati mbak ku yang cantik ini." Rayu Annisa sambil mencolek pipi romisa.

Tersipu merona. "Sudah ah, keburu pulang suami mbak. Yuk," intrupsi Romisa dan berjalan keluar mushola.

Annisa mengikuti romisa lalu mengambil tas gendong nya yang berada di sofa tv.

Romisa yang melihat annisa mengambil tas mengernyit heran.

"Kok bawa tas, mau kemana?" Tanya nya.

Annisa menghampiri romisa yang sudah berdiri di depan pintu kembar.

"Mbak ini lupa apa gimana sih, tugas annisa kan sampai pukul 7 malam. Dan suami mbak juga akan pulang, masa annisa ikutan tidur di kamar mbak sih, bisa jadi kambing budek dong annisa di sini." Tutur Annisa.

Tertawa pelan. "Iya, mbak lupa An an. Tp besok ke sini lagi kan?" Tanya Romisa.

Annisa mengangguk. "Iya mbak ku sayang." Ucap Annisa dan mengecup sebelah pipi romisa.

Lalu kedua nya berjalan keluar kamar untuk menuju ruang utama karena arga putra akan pulang. Dan annisa sebagai perawat romisa masih harus mengikuti romisa dan bergabung dengan para pelayan yang berjejer untuk menyambut kepulangan tuan nya.

Sedang romisa berdiri di tengah2 para pelayan yang berjejer di ambang pintu namun masih di dalam rumah.

Selain penjaga yang banyak ternyata pelayan yang di miliki nya juga begitu banyak sampai berbaris begini seperti sedang mengikuti upacara saja.

Brumm... Suara mesin mobil berhenti tepat di depan teras rumah, seketika semua para pelayan membungkuk menunduk hormat.

Hanya romisa dan bi ane saja yang tidak menunduk.

Apa aku juga ikutan menunduk yah, tp kan aku bukan pelayan. Sudahlah tidak saja, pengen lihat wajah nya arga putra juga.

Sedang annisa melihat semua menunduk hormat dirinya dengan ragu ragu menatap mereka dan memberanikan diri tidak mengikuti mereka, annisa memilih berdiri tegak seperti bi ane yang berada di sebrang nya.

Dari pintu kemudi turunlah seorang pria tampan berjas rapih berwarna abu gelap, pria itu membuka kan pintu mobil penumpang yang memunculkan seorang pria yang sangat tampan dan gagah dengan prawakan tinggi, beraura wibawa.

Benarkah ini yang bernama arga putra ternyata asli nya jauh lebih tampan dari foto, dan pria berjas abu itu pasti sekertaris Tang yang terkenal kejam dan dingin. Benar benar cuci mata nih, seharian ini melihat pria2 ganteng.

Arga menghampiri romisa, mencium kening nya dan merangkul pinggang romisa lalu berjalan menuju kamar di ikuti bi ane di belakang nya.

sedang sekertaris Tang yang berdiri tidak jauh dari annisa, menatap annisa lalu menghampiri nya.

"Ikuti saya." Titah Tang dan berjalan melewati annisa.

Eh, mau apa aku harus mengikuti nya. Dia tidak akan menghukum ku kan. Apa dia mengetahui jika aku memukul s anak songong itu, semoga...semoga bukan masalah itu.

Annisa mengikuti sekertaris Tang yang membawa nya ke ruangan kerja arga.

Tang memasuki ruangan tersebut dan langsung masuk ke meja kerja lalu duduk di kursi nya.

Sementara annisa dengan langkah ragu memasuki ruangan yang di masuki Tang dan berdiri tidak jauh di depan meja kerja sekertaris Tang.

Kenapa bulu kuduk ku serasa berdiri semua yah, dan suasana di sini mencekam sekali. Sepertinya benar rumor yang beredar jika sekertaris Tang lebih kejam dan dingin dari arga putra.

Sekertaris Tang menatap annisa dengan tatapan dingin.

"Jelaskan kondisi nona kami hari ini dengan rinci." Pinta Sekertaris Tang dengan nada tegas.

Annisa masih menunduk tidak berani menatap Tang.

"Ekhem.." dehem annisa menetralkan suara nya.

"Kondisi kandungan nya baik dan normal, hanya saja kondisi nona romisa sepertinya mengalami anemia." Tutur Annisa.

Alis Tang berkerut meminta kejelasan lebih.

"Apakah itu berbahaya untuk nona, dan kandungan nya?" Tanya Tang.

Annisa mengangguk kecil.

"Akan bahaya jika kondisi ini terus berlanjut, bukan bagi Nona saja tp bagi kandungan nya juga." Jelas Annisa.

Brakk.. Sekertaris Tang menggebrak meja dan menatap Annisa tajam membuat annisa terperanjat.

Kenapa main gebrak meja segala, bikin jantungan saja. Tenang sajalah aku tahu mengenai kondisi mbak misa, dan tahu riwayat mbak misa itu tidak punya riwayat anemia.

Lagian mana mungkin aku juga akan tinggal diam saja, apa aku rekomendasikan vitamin dan suplemen yang terbaik saja yah, suami mbak kan kaya pasti sanggup lah membeli nya mau berapa kotak juga.

"Bagaimana cara mengatasi nya, jelaskan." Tegas Tang dengan nada naik satu oktaf.

Annisa menghela napas pelan.

"Dengan Nona banyak istirahat, banyak mengkonsumsi buah buahan, sayuran, kacang2 an dan saya merekomendasikan vitamin dan suplemen terbaik yang langsung di impor dari negara thailand untuk nona konsumsi. Dengan begitu anemia nona akan pulih dan kondisi kedua nya akan baik baik saja." Jelas Annisa.

"Baiklah, tuliskan resep nya biar dokter kevin dan dokter kandungan terbaik yang akan memeriksa resep itu aman atau tidak nya untuk nona." Tutur Tang.

Annisa mengangguk.

"Itu jauh lebih baik sekertaris Tang, karena bagaimana pun saya masih mahasiswi pemula dalam bidang ini." Ucap Annisa masih menundukkan kepala.

"Tulis." Titah Tang dengan tegas.

"I..ya." Sahut Annisa gagap dan annisa mengeluarkan kertas resep juga pulpen lalu menuliskan nama vitamin dan suplemen nya.

Ini orang nggak ada lembut nya apa, dari tadi bicara nya bikin aku sport jantung saja. Untung nggak punya riwayat penyakit jantung.

Annisa mendekati meja Tang dan berdiri dekat sekali dengan meja. "Ini sekertaris Tang." Menyodorkan kertas ke meja Tang.

Sekertaris Tang melempar selembaran foto ke atas meja nya bersamaan annisa meletakkan selembar kertas, sehingga tampak jelas di lihat oleh annisa gambar siapa yang ada di foto tersebut.

Seketika mata annisa membelalak kaget, tubuh nya gemetar kaku, dan jantung nya berdegup kencang.

Dari mana dia mendapatkan foto ku, dan kenapa bisa secepat ini dia mengetahui nya.

Tang tersenyum miring melihat reaksi annisa.

"Kenapa anda terdiam, jelaskan apa maksud dari foto anda ini?" Tanya Tang dengan nada tajam.

Annisa masih terpaku kaku, dan gemetar.

Bagaimana ini, apa aku harus mengakui jika mengaku bisa di tendang aku dari sini. Oke...tenang lah annisa, kamu harus tenang, jangan tunjukkan rasa takut mu di hadapannya, kalau aku menunjukkan rasa takut ku itu menandakan jika aku melakukan kesalahan.

Annisa membenarkan posisi berdiri nya, dan mencoba menetralkan diri nya agar tidak terpengaruh suasana.

"Sekertaris Tang, anda bisa tahu foto saya dari mana. Apakah segitu tertarik nya anda pada saya sehingga menguntit." Ucap Annisa dengan nada tenang dan di selingi senyuman meski terpaksa.

Tang mendengus.

"Saya tidak suka daun muda seperti anda, nona. Saya bukan menguntit tp cctv rumah ini memberitahukan nya pada saya, mengenai aktivitas di dalam rumah selama Tuan Arga sedang berada di luar." Jelas Tang dengan nada dingin namun tegas.

Annisa menatap dengan teliti foto foto di hadapan nya.

Bodoh..kenapa aku tidak menyadari nya..annisa..annisa, percuma dong usaha mu membujuk tuh anak songong. Dan untung nya kejadian di kamar mbak misa nggak ada dalam foto.

Annisa tetap memasang senyuman nya.

"Anda memang hebat yah, sekertaris Tang." Ucap Annisa.

Tang menyeringai.

"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan nona, cukup anda jawab saja. Ada hubungan apa anda dengan tuan egi, sehingga anda bisa keluar dari kamar tuan egi?" Tanya Tang mengintimidasi.

Sial..aku harus jawab apa, bagaimana ini. baru juga merasa lega sejenak sudah kena jebakan duluan, sial..

Annisa masih mencoba tenang dan menatap Tang.

"Bukannya anda jauh lebih tahu sebelum saya mengatakan nya, jadi jelas Sekertaris Tang sudah tahu mengenai hubungan saya dengan tuan egi." Tutur Annisa mengulur pembicaraan.

Tang menghela napas dan menatap tajam.

"Menurut pandangan saya, anda mempunyai hubungan khusus dengan tuan egi, apakah itu benar?" Tanya nya menyelidik.

Annisa terkekeh pelan.

"Sekertaris Tang coba tanyakan saja pada tuan egi yang akan memberikan jawaban yang memuaskan untuk anda." Jawab Annisa mencoba tenang.

"Baiklah, jika itu yang anda inginkan, Nona Annisatul alawiyah. saya akan menanyakannya langsung pada tuan egi." Ucap Tang dengan menatap tajam ke annisa.

Seketika Annisa tertegun karena di tatap begitu tajam oleh Tang.

Kembali menormalkan sikap tenang.

"Iya, itu jauh lebih baik sekertaris Tang." Ucap Annisa di akhiri senyuman.

Masih menatap Annisa.

"Sepertinya tugas anda telah selesai, silahkan anda keluar dari ruangan ini. Pintu nya sebelah sana." Tegas Tang menunjuk pintu keluar.

Annisa menunduk hormat lalu menatap Tang.

"Baik, terimakasih atas kerja sama nya sekertaris Tang, saya akan lebih giat lagi dan lebih berhati hati dalam bertindak. Selamat malam," Tutur Annisa dan tersenyum misterius lalu berbalik melangkah pergi meninggalkan ruangan kerja arga.

Sepeninggalan annisa.

Sekertaris Tang tersenyum ironi.

"Jiwa pemberani nya seperti Nona Romisa, wanita menarik." Ucap Tang lalu melihat foto annisa yang menggambarkan annisa baru keluar dari kamar egi.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

*Adell syancikk*

*Adell syancikk*

sekretaris tang ting tong 🤣🤣🤣

2021-02-20

0

thinie_kartini 1901

thinie_kartini 1901

wah, kyanya thang ad hati nih sm annisa

2020-02-17

0

Nenk Ipah

Nenk Ipah

thor up..

2020-01-16

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Memulai
2 Saran
3 Menjalankan
4 Celoteh
5 Rencana
6 Salah Paham (1)
7 Palah Paham (2)
8 Minta Maaf
9 Obrolan
10 Teguran
11 Pulang
12 Sepakat
13 Memastikan
14 Melawan (1)
15 Melawan (2)
16 Terpesona
17 Berusaha
18 Siasat
19 Perintah
20 Terciduk
21 Memeriksa
22 Di Curigai
23 Permintaan
24 Menjelaskan
25 Janji Suci
26 Ingin di Akui
27 Buku Pemberian
28 Kambuh
29 Menjalankan Kewajiban part 1
30 Menjalankan Kewajiban part 2
31 Sarapan
32 Di Antar
33 Masalah Bekal
34 Berkemas
35 Gara gara Chat
36 Merasa Aneh part 1
37 Merasa Aneh part 2
38 Merasa Aneh part 3
39 Bertemu
40 Salah Paham
41 Mengalah
42 Di Pertanyakan
43 Menyelidik
44 Teringat Dia
45 Memikirkan
46 Bersitegang
47 Pikiran dan Emosi
48 Pesan Peringatan
49 Penasaran
50 Arga dan Romisa
51 Menjemput
52 Egi Sakit part 1
53 Egi Sakit part 2
54 Egi Sakit part 3
55 Egi Sakit part 4
56 Sadar
57 Makan Siang
58 Merajut Rasa
59 Merajut Rasa Part 2
60 Lirikan Curiga
61 Tindakan di Balik Ucapan
62 Keanehan
63 Keinginan
64 ArRos
65 Cemburu
66 Maaf
67 Sengaja
68 Kedatangan
69 MiYam
70 Salah Sangka
71 Bertukar
72 Rencana Pindah
73 Sadap
74 Pindah
75 Romisa Melahirkan part 1
76 Romisa Melahirkan part 2
77 Berkunjung
78 Frist Kiss
79 Penyelidik
80 Hasil Selidik
81 Bersiap Menjemput
82 Pernyataan Alan
83 Akhirnya Bertemu
84 Pernyataan dan Kenyataan
85 Ungkapan Perasaan
86 Jealous Egi
87 Kencan part 1
88 Kencan part 2
89 Rencana ke-2 Ayah Putra
90 Berebut
91 Terakhir satu kamar
92 Kesepakatan Hak
93 Gosip
94 Gosip 2
95 Titipan Alan
96 Perdebatan Ray & Rika
97 Pengganggu
98 Izin untuk Jhon
99 Makan Malam
100 Pisah Kamar
101 Sarapan bareng Jhon
102 Meredam Gosip
103 Pulang Dinas
104 Ungkapan Annisa
105 Trauma Terulang 1
106 Trauma Terulang 2
107 Trauma Terulang 3
108 Trauma Terulang 4
109 Trauma Terulang 5
110 Siuman
111 Kesalah Pahaman
112 Pembalut
113 Darah
114 Hukuman
115 Madu
116 Di Jenguk 1
117 Di Jenguk 2
118 Di Jenguk Ayah
119 Bersiap Pulang
120 Pulang
121 Pergi 1
122 Pergi 2
123 Menahan Asa
124 Membiasakan diri
125 Nyamuk
126 Rindu, Merindu
127 Keluarga Besar
128 Undangan
129 Belanja
130 Bersiap Pesta
131 Resepsi 1
132 Resepsi 2
133 Resepsi 3
134 Pesta Telah Berakhir
135 First Night
136 Ucapan Terimakasih
137 Ekstra Part
138 Bab 1 season 3
139 Bab 2
140 Bab 3
141 Bab 4
142 Bab 5
143 Bab 6
144 Bab 7
145 Bab 8
146 Bab 9
147 Bab 10
148 Bab 11
149 Bab 12
150 Bab 13
151 Bab 14
152 Bab 15
153 Bab 16
154 Bab 17
155 Bab 18
156 Bab 19
157 Bab 20
158 Bab 21
159 Bab 22
160 Bab 23
161 Bab 24
162 Bab 25
163 Bab 26
164 Bab 27
165 Bab 28
166 Bab 29
167 Bab 30
168 Bab 31
169 Bab 32
170 Bab 33
171 Bab 34
172 Bab 35
173 Bab 36
174 Bab 37
175 Bab 38
176 Bab 39
177 Bab 40
178 Bab 41
179 Bab 42
180 Bab 43
181 Bab 44
182 Bab 45
183 Bab 46
184 Bab 47
185 Bab 48
186 Bab 49
187 Bab 50
188 Bab 51
189 Bab 52
190 Bab 53
191 Bab 54
192 Bab 55
193 Bab 56
194 Bab 57
195 Bab 58
196 Bab 59
197 Bab 60
198 Bab 61
199 Bab 62
200 Bab 63
201 Bab 64
202 Bab 65
203 Ekstra Part
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Awal Memulai
2
Saran
3
Menjalankan
4
Celoteh
5
Rencana
6
Salah Paham (1)
7
Palah Paham (2)
8
Minta Maaf
9
Obrolan
10
Teguran
11
Pulang
12
Sepakat
13
Memastikan
14
Melawan (1)
15
Melawan (2)
16
Terpesona
17
Berusaha
18
Siasat
19
Perintah
20
Terciduk
21
Memeriksa
22
Di Curigai
23
Permintaan
24
Menjelaskan
25
Janji Suci
26
Ingin di Akui
27
Buku Pemberian
28
Kambuh
29
Menjalankan Kewajiban part 1
30
Menjalankan Kewajiban part 2
31
Sarapan
32
Di Antar
33
Masalah Bekal
34
Berkemas
35
Gara gara Chat
36
Merasa Aneh part 1
37
Merasa Aneh part 2
38
Merasa Aneh part 3
39
Bertemu
40
Salah Paham
41
Mengalah
42
Di Pertanyakan
43
Menyelidik
44
Teringat Dia
45
Memikirkan
46
Bersitegang
47
Pikiran dan Emosi
48
Pesan Peringatan
49
Penasaran
50
Arga dan Romisa
51
Menjemput
52
Egi Sakit part 1
53
Egi Sakit part 2
54
Egi Sakit part 3
55
Egi Sakit part 4
56
Sadar
57
Makan Siang
58
Merajut Rasa
59
Merajut Rasa Part 2
60
Lirikan Curiga
61
Tindakan di Balik Ucapan
62
Keanehan
63
Keinginan
64
ArRos
65
Cemburu
66
Maaf
67
Sengaja
68
Kedatangan
69
MiYam
70
Salah Sangka
71
Bertukar
72
Rencana Pindah
73
Sadap
74
Pindah
75
Romisa Melahirkan part 1
76
Romisa Melahirkan part 2
77
Berkunjung
78
Frist Kiss
79
Penyelidik
80
Hasil Selidik
81
Bersiap Menjemput
82
Pernyataan Alan
83
Akhirnya Bertemu
84
Pernyataan dan Kenyataan
85
Ungkapan Perasaan
86
Jealous Egi
87
Kencan part 1
88
Kencan part 2
89
Rencana ke-2 Ayah Putra
90
Berebut
91
Terakhir satu kamar
92
Kesepakatan Hak
93
Gosip
94
Gosip 2
95
Titipan Alan
96
Perdebatan Ray & Rika
97
Pengganggu
98
Izin untuk Jhon
99
Makan Malam
100
Pisah Kamar
101
Sarapan bareng Jhon
102
Meredam Gosip
103
Pulang Dinas
104
Ungkapan Annisa
105
Trauma Terulang 1
106
Trauma Terulang 2
107
Trauma Terulang 3
108
Trauma Terulang 4
109
Trauma Terulang 5
110
Siuman
111
Kesalah Pahaman
112
Pembalut
113
Darah
114
Hukuman
115
Madu
116
Di Jenguk 1
117
Di Jenguk 2
118
Di Jenguk Ayah
119
Bersiap Pulang
120
Pulang
121
Pergi 1
122
Pergi 2
123
Menahan Asa
124
Membiasakan diri
125
Nyamuk
126
Rindu, Merindu
127
Keluarga Besar
128
Undangan
129
Belanja
130
Bersiap Pesta
131
Resepsi 1
132
Resepsi 2
133
Resepsi 3
134
Pesta Telah Berakhir
135
First Night
136
Ucapan Terimakasih
137
Ekstra Part
138
Bab 1 season 3
139
Bab 2
140
Bab 3
141
Bab 4
142
Bab 5
143
Bab 6
144
Bab 7
145
Bab 8
146
Bab 9
147
Bab 10
148
Bab 11
149
Bab 12
150
Bab 13
151
Bab 14
152
Bab 15
153
Bab 16
154
Bab 17
155
Bab 18
156
Bab 19
157
Bab 20
158
Bab 21
159
Bab 22
160
Bab 23
161
Bab 24
162
Bab 25
163
Bab 26
164
Bab 27
165
Bab 28
166
Bab 29
167
Bab 30
168
Bab 31
169
Bab 32
170
Bab 33
171
Bab 34
172
Bab 35
173
Bab 36
174
Bab 37
175
Bab 38
176
Bab 39
177
Bab 40
178
Bab 41
179
Bab 42
180
Bab 43
181
Bab 44
182
Bab 45
183
Bab 46
184
Bab 47
185
Bab 48
186
Bab 49
187
Bab 50
188
Bab 51
189
Bab 52
190
Bab 53
191
Bab 54
192
Bab 55
193
Bab 56
194
Bab 57
195
Bab 58
196
Bab 59
197
Bab 60
198
Bab 61
199
Bab 62
200
Bab 63
201
Bab 64
202
Bab 65
203
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!