"Hey," teriak laki laki tersebut tercekat lalu memegangi hidung nya yang sudah mengucurkan darah segar.
Sreett..pintu kembar kamar Romisa terbuka dan memunculkan romisa dari dalam kamar.
Romisa melihat annisa yang bersedekap dada dan tersenyum puas.
Dan ada seorang laki laki yang masih membelakangi Romisa.
"An an ada apa ini. Mbak dengar dari dalam ada ribut ribut?" Tanya Romisa bingung.
"Ini mbak ada orang yang berniat jahat yang masuk nyelonong saja mau ke kamar mbak," ucap Annisa menunjuk laki laki di hadapan nya dengan dagu.
Romisa berjalan memutari laki laki tersebut dan seketika mata nya terbelalak.
"Egi, kamu tidak apa apa?" Tanya Romisa panik karena melihat darah mengalir dari hidung egi.
Annisa bingung dengan melihat romisa mengenali laki laki tersebut.
"M..mbak kenal orang ini?" Gagap Annisa bertanya.
Romisa menoleh ke arah annisa lalu mengangguk.
"Iya An, dia ini adik ipar mbak. Nama nya egi," ucap Romisa lalu menatap kembali ke egi.
Annisa terpaku mencerna apa yang terjadi.
Adik ipar berarti adik nya tuan arga putra dong. Wah bisa gawat nih kalau sampai nih cowok laporan ke kakak nya, bisa bisa aku di phk dong jadi perawat nya mbak misa.
Dan gawat nya lagi aku mengecewakan om reno juga nggak bisa ketemu mbak misa lagi.. wah, kenapa aku bisa ceroboh gini sih.
Egi masih memegangi hidung nya yang masih mengalirkan darah.
"Egi bawakan titipan dari bu rina." Ucap Egi menyodorkan paper bag berisi kotak makanan ke Romisa.
Romisa menerima nya. "Oh iya kue pesanan saya. Terimakasih Egi, maaf kamu mau saya panggilkan pelayan untuk mengobati dulu luka di hidung mu itu," ucap Romisa sambil melihat wajah egi.
"Egi balik ke kamar, biar nanti egi sendiri obati," ucap Egi.
Lalu Egi berjalan ke arah pintu keluar dan meninggalkan romisa dan annisa yang masih terbengong.
Romisa melirik annisa yang masih mematung tegang.
"An an, kenapa bisa berdarah seperti itu hidung nya?" Tanya Romisa menyelidik.
Annisa tersadar dari lamunan nya dan menatap gugup ke arah romisa.
"Aku...aku..tadi me..mukul nya mbak." Gagap Annisa dan menunduk.
Romisa meletakkan paper bag ke atas meja lalu mendekati Annisa dan berdiri di hadapannya.
"An an mbak kan sudah bilang jangan main pukul pukul saja anak orang, mana yang kamu pukul sekarang adik nya suami mbak. Minta maaf sana An, mbak nggak mau dengan kejadian ini membuat mu tidak bisa bertemu dengan mbak lagi. Karena sifat suami mbak itu orang nya sangat tegas dan jika ada yang melakukan kesalahan sedikit saja langsung main pecat dan menjauhkannya dari keluarga ini. Jadi mbak mohon kamu minta maaf yah sama s Egi, ini demi kebaikan mu An." Tutur panjang Romisa menasehati sambil memegang kedua tangan Annisa.
"Tp mbak, kalau saja tuh cowok nggak maen nyelonong ke kamar mbak, Annisa juga nggak bakal berbuat seperti tadi." Sanggah Annisa menatap sendu ke Romisa.
"Tambah lagi di tanya dan di panggil panggil diem aja, kayak orang tuli dan bisu tau mbak, bagaimana Annisa nggak berperasangka buruk dan emosi sedang dia akan masuk ke kamar mbak tanpa menjawab pertanyaan Annisa dulu," sambung Annisa menggebu masih kesal dengan kejadian tadi.
Romisa menghela napas pelan lalu menangkup wajah Annisa agar terfokus pada nya.
"An an, memang dia itu sifat nya begitu, jarang berbicara dengan bibir tapi berbicara nya lewat tatapan. Dia bisa bicara dan bisa mendengar, tp setiap orang punya sifat yang unik nya masing masing. Dan dia unik nya jarang berbicara. Maafkan mbak juga, tidak memberitahukan kamu sebelumnya jika suami mbak mempunyai adik laki2 juga dan mempunyai sifat seperti itu. Tapi An an, mbak minta kamu minta maaflah pada nya, karena bagaimana pun kamu sudah membuat nya terluka. Seperti yang tadi mbak bilang, ini demi kebaikan mu sebelum suami mbak mengetahui perbuatan mu ini An, jadi minta maaflah pada nya An." Tutur Romisa dengan nada lembut.
Benar kata mbak, aku juga sudah tahu dengan sikap dan sifat nya tuan arga sangat kejam dan tegas dalam hal apapun.
Jika s tuli itu sampai memberitahukan kejadian ini sudah pasti aku akan di tendang dari pekerjaan ini juga nggak bisa bertemu dengan mbak misa. Masa baru sehari bekerja sudah di tendang lagi sih, itu kan akan mencoreng nama baik mbak misa, dan om reno nanti nya.
Annisa menatap romisa.
"Baiklah mbak, Annisa akan meminta maaf ke pada nya." Ucap Annisa mantap.
Romisa mengusap pipi annisa dengan ibu jari.
"Maafkan mbak, An an.. karena mbak nggak bisa membantu mu ketika dalam situasi ini, bagaimana pun kekerasan yang tidak sengaja atau di sengaja kamu harus meminta maaf pada nya sebagai tanggung jawab mu An," tutur Romisa dengan nada lembut.
Annisa mengangguk.
"Iya mbak. Annisa akan bertanggung jawab dan meminta maaf pada nya. Baiklah annisa datangi dulu orang nya yah mbak." Ucap Annisa.
Romisa mengusap puncuk kepala annisa.
"Iya, kamar dia di paling pojok bersebrangan dengan pintu kamar mbak," ucap Romisa.
"Mbak nggak apa apa kan di tinggal sebentar sama annisa?" Tanya Annisa.
"Iya nggak apa2 An an. Sudah sana minta maaf." Ucap Romisa dan mencubit ujung hidung annisa.
Annisa mengangguk lalu melangkah kan kaki nya, membuka pintu tunggal dan keluar ruangan untuk menuju kamar egi.
"An an.. An an. Main tinju saja orang sih, jadi nya gitu kan repot sendiri. Dasar anak kadal ku." Gumam Romisa pelan.
Lalu Romisa mengambil paper bag yang sempat di taruh di atas meja dan beranjak masuk ke dalam kamar.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Kim_ISZU
hihihi bakalan ada cinlok nih, lanjut Thor
2020-01-14
1
چحيا
lannjuuuut
2020-01-13
2
Sasorigawami
lanjut thorr
suka banget
2020-01-13
3