Gema adzan ashar telah berkumandang dengan sangat indah di masjid sekitar. Annisa dan romisa yang sedang menonton tv menghentikan kegiatannya.
"An, kita shalat ashar dulu yuk." Ajak Romisa sambil menyimpan mangkuk yang berisi setengah lagi smoties yogurt ke atas nampan.
Annisa menyeruput jus melon lalu meletakkan gelas nya di atas nampan. "Ayuk mbak," menyanggupi ajakan.
Romisa mematikan tv lalu beranjak menuju kamar mandi untuk mengambil wudu di ikuti annisa.
Setelah mengambil wudu kedua nya melaksanakan shalat ashar dengan khusyuk.
Selesai melaksanakan shalat ashar yang di lanjut mengaji satu surat al-Qur'an. Mereka berdua keluar dari mushola kecil kamar romisa.
"An, bisa minta tolong nggak." ucap Romisa sambil mendudukkan tubuhnya ke atas sofa ruangan dekat ranjang.
"Apa mbak?" Tanya Annisa.
"Tolong ambilin buku tentang kehamilan di perpus dong, mbak lagi pengen baca." Pinta Romisa yang sudah tiduran di sofa panjang.
Annisa beranjak ke perpustakaan mencari buku yang di maksud oleh romisa di antara rak yang berjejer.
Cukup lama annisa mencari buku yang pas untuk romisa dengan memeriksa setiap buku di bagian jajaran tentang kesehatan, dan akhirnya annisa menemukan buku yang di cari nya yang menurutnya pas jika di baca oleh romisa.
Annisa kembali menghampiri romisa yang masih terbaring di sofa ruangan.
"Mbak ini buku nya..." Ucap Annisa menggantung karena melihat romisa sudah menutup mata tertidur di sofa.
"Caelaah mbak, ko ketiduran di sini sih," ucap Annisa sambil meletakkan buku ke atas meja.
Lalu Annisa beranjak ke arah ranjang mengambil selimut dan menyelimuti tubuh romisa sampai sebatas leher.
Annisa menunduk memperhatikan wajah damai romisa.
"Mimpi yang indah yah mbak ku yang cantik dan bawel," ucap Annisa dan mengecup kening romisa.
"Lebih baik aku simpan dulu mangkuk mangkuk yang kotor itu ke dapur. Selagi mbak lagi tidur." Gumam Annisa dan beranjak ke arah sofa tv.
Annisa membereskan bekas ngemilnya dengan romisa tadi, lalu mengangkat nampan besar yang berisi mangkuk bekas cemilan dan gelas kosong untuk di bawa nya ke dapur.
Annisa berjalan menuju pintu keluar kamar meninggalkan romisa yang tertidur, dan beranjak menuju ke dapur.
"Setau ku sih waktu malam itu, arah dapur nya ke sini deh." Ucap Annisa di sela langkah kaki nya menyusuri setiap ruangan.
Dan tiba tiba mata nya melihat salah satu wanita berseragam pelayan yang baru keluar dari salah satu pintu.
"Kak, maaf kalau dapur di mana yah?" Tanya Annisa.
Pelayan wanita itu menoleh pada annisa lalu tersenyum.
"Biar saya saja yang bawakan dek," ucap nya karena melihat Annisa membawa sebuah nampan.
"Ah, tidak usah kak. Tunjukkan saja dapur nya dimana, biar saya saja yang membawa nya ke sana, nanggung juga," tolak halus Annisa.
"Baiklah, ikuti saya." Ucap pelayan wanita lalu berjalan mendahului annisa.
Annisa mengikuti langkah kaki pelayan wanita yang akan membawa nya ke dapur.
Sesampainya di dapur, annisa menaruh nampan besar ke atas meja pantry yang langsung di sambut pelayan wanita tadi untuk di bersihkan nya.
"Dek Annisa." Panggil wanita paruh baya dari arah belakang.
Annisa berbalik lalu tersenyum. "Eh, iya bi.." sahutnya.
"Bi ane." Ucap wanita paruh baya melengkapi panggilan annisa.
"I..ya. Bi Ane, ada apa?" Tanya Annisa.
"Sedang apa dek annisa di mari, apakah nona di kamar baik baik saja?" Tanya balik bi ane.
Annisa menunduk. "Mbak..eh, maksud saya nona Romisa, baik baik saja. Beliau sedang tertidur," ucap Annisa canggung.
Bi Ane mengangguk kecil. "Kembalilah ke kamar dan jaga nona meskipun sedang tertidur," titah Bi Ane dengan nada tegas.
Masih menunduk. "Baik Bi ane, saya kembali lagi ke kamar." Ucap Annisa lalu menunduk hormat dan berlalu meninggalkan dapur untuk menuju kamar romisa.
Apakah pernah terjadi sesuatu sama mbak misa, sampai2 mbak tertidur saja harus di jagain dan di awasi. Sepertinya aku harus segera ke kamar takut dugaan ku benar.. mana tadi aku lupa lagi menutup pintu balkon.
Annisa berjalan dengan langkah cepat melewati setiap ruangan untuk menuju kamar romisa.
Dan saat diri nya memasuki sebuah ruangan yang menyorot jelas lorong kamar Romisa berada, langkah kaki nya melambat, mata Annisa memicing curiga karena melihat seorang laki laki sedang berdiri di depan pintu kamar Romisa dan sesekali laki laki itu menengok ke arah lain beberapa kali.
Siapa itu, kenapa ada laki laki di depan pintu kamar mbak misa.
Kalau suami nya mbak kan bukan kayak gitu wajah nya, setau ku di internet wajah arga putra itu ada bewok tipis terus dimana ada arga putra pasti di situ ada sekertaris nya.
Lah ini, wajah nggak ada bewok nya dan juga kelihatan nya masih sepantaran aku deh. Apa jangan jangan dia punya niat jahat.. dan di lihat dari gerak gerik nya juga seperti mencurigakan. Ini tidak bisa di biarkan.
Laki laki yang sudah berdiri cukup lama di depan pintu kamar romisa akhirnya membuka pintu dan masuk ke dalam nya.
Sedang annisa yang curiga dan mulai tersulut emosi, menaikkan lengan baju dan mengepalkan tinju lalu dengan langkah tergesa menghampiri laki laki tersebut yang sudah masuk ke dalam ruangan luar kamar.
"Woy, siapa lo. Main nyolonong masuk saja ke kamar mbak misa." Bentak Annisa setelah masuk ke ruangan luar kamar romisa.
Laki laki itu yang masih berdiri di dekat pintu kembar di dekat sofa, berbalik ke arah annisa dan menatap heran ke annisa namun tidak berbicara.
Annisa yang geram melihat nya, menatap tajam dan dengan gaya menantang.
"Lo siapa, masuk ke kamar mbak misa nggak permisi dulu," tanya Annisa dengan nada galak.
Laki laki itu mengkerutkan alis nya heran dan terdiam menatap dingin ke annisa.
"Heh lo tuli dan bisu yah, di tanya malah diem aja, jawab sebelum gue panggil keamanan di rumah ini." Bentak Annisa geram.
Dan lagi lagi laki2 itu hanya terdiam dan menatap annisa dengan tatapan heran, lalu laki laki tersebut berbalik hendak mendekati pintu kembar untuk masuk ke dalam kamar Romisa.
Namun Annisa dengan geram menarik kerah jaket jeans nya dengan kasar sehingga laki laki tersebut berbalik.
Dan.
Bugh... Annisa memukul tepat di hidung laki laki tersebut dengan cukup keras.
"Udah gue bilang lo siapa dulu, main nyelonong aja ke kamar mbak misa. Itu akibatnya kalau orang yang mau niat jahat sama mbak misa." Ucap Annisa dengan nada cukup tinggi.
"Hey," teriak laki laki tersebut tercekat lalu memegangi hidung nya yang sudah mengucurkan darah segar.
Sreett..pintu kembar kamar romisa terbuka dan memunculkan romisa dari dalam kamar.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Butterfly Frost
kwkwkwkw
2021-04-22
0
*Adell syancikk*
an an
2021-02-20
0
Kris Wanti
😂😂😂😂😂😂
2020-03-25
0