"An an, kenapa nggak bilang2 kalau mau ke sini." Tanya Romisa sambil memeluk annisa.
"Haduuh, mbak jangan terlalu erat meluk nya, annis nggak bisa napas nih." Gumam Annisa dalam pelukan romisa.
Romisa melepaskan pelukan nya. "Hehe..maaf mbak terlalu senang ada kamu di sini," ucap Romisa.
"Annisa juga seneng bisa di beri tugas sebagai perawat mbak. Jadi kan annisa bakal ketemu mbak setiap hari," ucap Annisa.
"Iya An an. Anak kadal nya mbak," balas romisa mencubit ujung hidung annisa.
"Iih mbak jangan bilang anak kadal depan mbak ini dong. Kan annis malu mbak." Bisik annisa pelan, yang di balas kekehan tawa pelan romisa.
Romisa melirik cesa di samping annisa.
"Oh, iya. Kenalin An an dia ini cesa pengawal pribadi mbak, dan cesa ini annisa yang akan merawat saya." Sambung romisa memperkenalkan cesa.
Annisa mengulurkan tangan. "Salam kenal mbak cesa. Aku annisa," ucap annisa.
Cesa menerima uluran tangan. "Salam kenal juga dek." Balas Cesa.
"Nona, seperti nya tugas saya sudah selesai, karena sekarang nona sudah ada yang menemani." Tutur Cesa pada romisa.
Romisa mengangguk. "Iya cesa, makasih. Dan jika mau pulang hati hati di jalan," ucap Romisa.
"Baik nona." Jawab cesa lalu beralih menatap annisa.
"Dek Annisa, tolong jalankan tugas adek untuk menjaga dan merawat nona dengan baik, dan jika ada orang yang mencurigakan masuk ke dalam kamar ini, segera ambil tindakan sebisa adek," tutur Cesa memberi peringatan pada annisa.
"Iya mbak, saya paham." Jawab annisa.
"Kalau begitu. Nona, dek annisa saya permisi. Assalamualaikum," pamit cesa menunduk hormat pada romisa lalu berbalik meninggalkan annisa dan romisa di dalam kamar.
"Walaikumsalam." Serempak Romisa dan Annisa
Sepeninggalan Cesa.
"An mau minum apa?" Tanya Romisa.
"Emang boleh mbak. Annisa di sini kan sebagai penjaga mbak, bukan tamu."
Romisa memegang kedua tangan annisa dan menggiring annisa agar duduk di sofa.
"Bagi mbak, An an itu sebagai tamu bukan penjaga atau perawat. Sudah duduk dulu, mbak mau pesenin dulu minuman, biar enak ngobrol nya." Titah Romisa lalu beranjak ke atas nakas dekat ranjang.
Sementara annisa menurut duduk dan memperhatikan romisa.
Romisa memesan cemilan dan dua gelas jus ke bi ane lewat interkom di atas nakas.
"An masih jus melon kan kesukaan mu?" Tanya Romisa sambil kembali menghampiri annisa yang tengah terduduk di sofa.
"Masih mbak." jawab nya.
Romisa duduk di samping annisa dan menghadap ke arah nya. "Haha..di kirain penampilan berubah kesukaan dan kebiasaan juga berubah," guyon romisa sambil mencolek pipi gembil annisa.
Menarik ujung kerudung romisa."Ya nggak lah mbak, annisa ya tetap annisa hanya casing yang berubah." Jawabnya sambil memainkan ujung kerudung romisa.
"Nah, ini nih kebiasaan kamu jika dekat dengan mbak, suka mainin kerudung," ucap Romisa lalu mencubit ujung hidung annisa.
Mencapit hidung dengan jemari nya."Mbak juga sama suka maen cubit2 hidung annisa." Jawab Annisa.
"Hahaha..kamu anak kadal nya mbak, sini...sini...mbak peluk, masih kangen." Merentangkan tangan dan merangkul tubuh annisa.
Annisa berhambur memeluk romisa.
"Annisa juga kangen banget sama mbak, nggak nyangka bakal ke bagi tugas jagain mbak." Gumam annisa dalam pelukan romisa.
"An kamu masih suka pukul orang nggak?" Tanya Romisa.
Annisa melepaskan diri dari pelukan lalu menatap romisa."hehe..masih mbak." Jawabnya dan tertawa malu.
Mencubit pipi annisa. "Jangan gitu an, nggak baik cukup waktu dulu kamu suka berantem dan berlagak kayak petinju. Sekarang rubahlah kan mau jadi bidan, kalau bidan ya harus punya sifat ke ibuan, An an." Seloroh romisa sambil menarik narik pipi annisa.
Memegang pipi nya yang di tarik. "Aaaw..haiish. Mbak sakit. Iya..iya annisa suka tinju orang juga ya kalau orang itu nya cari gara2 baru pukul tuh orang, nggak asal tinju juga laah mbak." Gerutu Annisa.
Romisa melepaskan cubitannya lalu menepuk nepuk pelan pipi annisa.
"Nah, gitu. Boleh ahli dalam berkelahi tp hanya untuk pertahanan diri saja jangan di pakai jagoan seperti dulu. Kamu kan suka sekali ngajak berantem anak2 cowo di sekitar panti atau di lapangan desa sampai babak belur dan ujung2 nya bibi ita jadi korban omelan orang tua s anak," Cerocos Romisa menasehati.
Memegang tangan romisa yang menempel di pipi nya.
"Iya mbak ku sayang. Dulu juga annisa berbuat seperti itu karena banyak cowok yang mau gangguin mbak, jadi yaa wajar lah hanya pukulan kecil, agar jera." Ucap Annisa lalu tersenyum.
"Kamu ini yah, bisa aja mengeles dasar anak kadal." Ucap Romisa sambil menggelitik pinggang annisa.
"Haha..ampun mbak, iya..iya maaf mbak, ampuun." Celoteh Annisa namun romisa masih tetap menggelitik annisa.
"Nona, saya pelayan mengantarkan pesanan." Intrupsi suara dari luar kamar menghentikan gerakan tangan romisa lalu kedua nya menoleh ke arah pintu.
"An an..benerin kerudung dan cara duduk mu," ucap Romisa berbisik pelan dekat telinga annisa.
Annisa mengangguk dan membenarkan kerudung juga posisi duduk nya menjadi elegan dan tegak.
"Masuk," titah Romisa setelah melihat annisa rapih.
Pintu kembar kamar terbuka dan memunculkan seorang pelayan wanita mendorong troli yang di atas nya terdapat nampan besar berisi camilan dan dua gelas jus.
Pelayan mengangkat nampan besar itu dan meletakkan nya ke atas meja dekat romisa dan annisa duduk.
"Apakah benar pesanan nya nona?" Tanya Pelayan.
Romisa mengangguk. "Iya terimakasih," ucapnya.
"Baik saya permisi dulu nona." Ucap pelayan menunduk hormat lalu berbalik mendorong troli dan keluar dari kamar romisa.
"Yuk An kita pindah ke sofa tv. Mbak pengen ngemil sambil nonton," ucap Romisa dan hendak mengangkat nampan besar.
Annisa mencekal lengan romisa. "Biar annisa saja mbak yang angkat, mbak kan lagi berbadan dua." Mengambil alih memegang nampan lalu mengangkat nya.
"An an. Kamu terlalu berlebihan, padahal mbak masih bisa loh mengangkat nya," celoteh Romisa mengikuti langkah kaki annisa menuju ruang tv dengan mengangkat nampan.
"Bukan berlebihan, tp memang tugas annisa adalah menjaga dan merawat mbak." Ucap Annisa sambil meletakkan nampan di atas meja sofa tv.
Romisa duduk di sofa, dan hendak meraih salah satu kotak cemilan di atas nampan namun annisa mencegah nya kembali.
Alis romisa mengernyit heran. "Kenapa An?"
Annisa duduk di samping romisa lalu annisa menggeleng kecil.
"Sebentar, sebelum makan. Annisa ingin memeriksa kesehatan mbak juga janin, jadi mbak menurut yah." Tutur Annisa mengeluarkan alat2 pemeriksaan dari tas gendong nya.
"Tp mbak, sudah pengen makan kacang almond nya An an," ucap Romisa dengan nada manja.
Annisa menggeleng beberapa kali.
"Mbak, Annisa mengecek nya juga hanya sebentar. Udah diam dan turuti," ucap Annisa dan mulai memeriksa tubuh romisa dengan teliti.
Romisa memberenggut sebal membuat annisa terkekeh pelan.
Mbak..mbak..memang hormon orang hamil sering berubah ubah. Mbak yang selalu sabar dan tidak pernah bersikap seperti ini jadi mengalami nya ketika hamil. Tp sangat menggemaskan juga melihat nya.
Annisa memeriksa romisa sesuai tugas nya sebagai perawat romisa, dan setelah memeriksa romisa. Mereka berdua bercengkrama ria sambil menonton tv dan ngemil.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
*Adell syancikk*
suka ceritanya thor
2021-02-20
0
Kim_ISZU
kayaknya bakalan jadi incaran Egi ni
2020-01-14
7
Sasorigawami
yey,trimss thorr
2020-01-13
3