Saran

Selesai sarapan semua orang yang ada di meja makan beranjak melangkah meninggalkan ruangan untuk menuju ke tempat tujuannya masing masing.

Egi berjalan hendak menuju ke ruang santai ayah nya, karena ayah putra meminta nya untuk ke ruangannya. Dan ketika egi melewati ruangan utama pandangannya tidak sengaja melihat romisa dan arga yang tampak mesra di teras rumah, sehingga kembali lagi menggoreskan luka di hati egi.

Egi terdiam terpaku melihat pemandangan itu, dari balik jendela besar yang teransparan.

Puk...puk... Ayah putra menepuk cukup keras pundak egi sehingga mengembalikan kesadaran egi.

"Kenapa kau diam di sini, ikuti Ayah," ucap Putra lalu berjalan meninggalkan egi yang masih berdiri di dekat jendela.

Egi menghembuskan napas nya panjang. Lalu, beranjak mengikuti Ayah putra.

Sesampainya di ruangan santai Ayah putra.

Egi duduk di sofa tunggal sebrang sofa yang di duduki Ayah putra.

"Ada apa ayah meminta egi kemari," tanya Egi menatap putra.

Putra menghela napas Lalu menyenderkan punggung nya ke senderan sofa. "Apa kau masih marah terhadap Ayah, Egi!!" ucap putra.

Egi tidak menjawab hanya menatap putra dengan tatapan dingin.

"Ternyata benar kau masih marah terhadap Ayah. Egi maafkan Ayah untuk masalah romisa, karena ayah tidak tahu jika romisa itu adalah wanita pujaan hati mu..jadi egi.." tutur Putra namun terpotong oleh egi.

"Sudahlah ayah jangan membahas masalah misa lagi. Itu sama saja ayah mengingatkan kembali tentang perasaan egi," sanggah Egi memotong ucapan putra.

Putra memijit pangkal hidung nya yang tidak gatal. "Ayah tahu jika perasaan mu pada romisa masih sama besar nya seperti dulu. Tp kamu harus ingat nak, dia itu kakak ipar mu dan bahkan sekarang tengah mengandung anak kakak mu. Jadi tolong hapuslah perasaan mu itu terhadap romisa, jangan kau siksa hati mu. Nak," tutur Putra dengan nada rendah.

Egi menatap dingin ke putra."Sudahlah Ayah. Jika ayah hanya ingin membicarakan soal ini, egi akan keluar, sudah terlambat egi ke sekolah," ucap Egi dan bangkit dari duduk nya.

"Tunggu egi..ayah belum selesai menyampaikan maksud ayah," tegas Putra menghentikan niatan egi yang hendak melangkah.

Egi menatap putra dan berdiri di dekat sofa.

Putra mengisyaratkan pengawal nya yang sedari tadi berdiri mengamati dengan gerakan tangannya putra mengisyaratkan. Lalu pengawal nya dengan sigap menaruh sebuah map coklat ke atas meja kaca di hadapan egi.

"Bacalah, seperti nya kakak mu juga sudah mengajukannya untuk mu," titah Putra.

Egi melirik map cokelat di atas meja sejenak, lalu menatap putra."Apakah tentang kuliah keluar negeri lagi, Ayah..." tutur Egi dengan nada jengah.

"Ayah memberikan kau wewenang untuk belajar meneruskan perusahaan di london sekaligus melanjutkan pendidikan mu di sana," jelas Putra membuat egi mengepalkan tangannya kuat.

Egi menatap tajam ke putra."Egi sudah bilang, egi tidak mau meneruskan perusahaan Ayah di negeri mana pun termasuk kuliah keluar negeri," geram Egi.

Putra menatap egi."Nak, hanya ini satu2 nya cara mu agar bisa melupakan romisa, jadi ambillah permintaan ayah ini," tegas Putra.

"Ayah.." ucap egi tercekat. Lalu menghembuskan napas kasar.

"Egi berangkat sekolah dulu," ucap Egi lalu berbalik pergi meninggalkan ruangan putra.

Ayah putra menghembuskan napas panjang dan memijit dahi nya. "Dasar anak bodoh...benar benar susah di atur" gumam nya pelan.

Egi keluar dari ruangan putra dengan langkah kaki tergesa, tatapan nya dingin dan rahang nya mengeras. Karena masih kesal dengan permintaan ayah nya yang memang tidak akan bisa egi memenuhi nya.

Dan ketika egi melewati sebuah ruangan keluarga dekat kamar kucing peliharaan romisa, langkah kaki nya terhenti ketika melihat pintu kamar kucing terbuka separuh yang memperlihatkan romisa sedang tertawa bahagia bermain bersama kucing putih dan di temani oleh cesa pengawal pribadi nya.

Seketika hati egi yang semula merasa panas kesal berubah menjadi adem seperti tersiram air dingin karena melihat senyuman romisa, dan raut wajah egi yang ketat seketika mengendur berubah hangat dan ada senyuman di bibir nya egi.

Lama egi mencuri pandang di balik pintu ke romisa yang tidak menyadari jika egi sedang memperhatikan nya.

Setelah puas memandangi romisa, egi beranjak untuk menuju ke tangga bawah tanah tempat kendaraan nya terparkir. Egi memasuki mobil sport berwarna putih, lalu mulai melajukan mobil nya meninggalkan area parkir dan pelataran rumah nya untuk menuju ke sekolahan nya.

Dan kini mobil egi telah melaju di jalanan kota bergabung dengan kendaraan lainnya.

Ketika di perempatan jalan mobil egi berhenti karena lampu merah.

Tok..tok..tok..

Kaca mobil di ketuk oleh seseorang dari luar. Egi menoleh ke arah jendela mobil yang di ketuk, lalu membukakan kunci pintu mobil nya agar orang di luar tersebut bisa masuk.

Brakk..

Pintu mobil di tutup ketika orang yang mengetuk jendela pintu mobil egi sudah masuk dan duduk di samping kursi egi.

"Untunglah lo masih belum berangkat, bisa selamat gue dari pak kumis, kalau bareng lo ke sekolah nya," ucap nya sambil memakai sabuk pengaman.

"Cih!!" Egi berdecih lalu melajukan mobil nya karena lampu sudah berganti warna hijau.

"Di lihat lihat nih wajah kusut bener, ada apa bro ceritalah," tanya nya menatap egi yang fokus pada kemudi.

"Bukan urusan lo. Ray," ketus Egi malas bercerita.

Ray menghela napas pelan lalu menyenderkan kepala nya. "Roman romannya masalah bu misa lagi nih, kenapa bro..di usir dari rumah, gara gara gagal move on," tanya Ray.

Egi tidak menjawab dia fokus pada jalanan.

"Sudahlah bro..lupakan cinta lo yang mustahil itu ke bu misa. Relain dan ikhlas kan saja laah.. cari ganti nya, banyak cewek yang mengantri panjang ingin jadi pacar lo, tp lo nya cuekin malah galau melulu kerjaan nya, meratapi kesedihan hati lo yang patah hati," cerocos Ray menasehati.

"seperti gue dong..udah berapa banyak cewek yang gue pacari dan tinggalin. Lah lo, gi. satu saja susah lupain nya... maka nya kalau cinta jangan terlalu cinta jadi gitu kan ujungnya..." sambung Ray dengan celotehannya.

Ckiiiit...

Egi mengerem mobil nya mendadak membuat Ray terpental ke depan.

"Hey, kalau patah hati ingin bunuh diri jangan ajak2 gue dong...gue masih pengen hidup belum kawin, belum kaya juga..lo udah ajak2 mati lagi," gerutu Ray sebal.

Egi menatap tajam ke arah Ray, membuat ray menciut dan membisu. "Lo banyak bacot. Turun dari mobil gue!!" tegas egi di liputi rasa kesal.

"I..ya. gue diem, sudah cepet lajukan lagi mobil nya, sudah lewat satu jam pelajaran bro. Dan pelajaran selanjutnya itu bu rina si kaleng rombeng bisa habis telinga gue ngedenger ocehannya nanti kalau kita telat," tutur Ray kembali mencari posisi nyaman dari duduk nya.

Egi mendengus lalu kembali melajukan mobil nya.

"Bro..gimana rasa nya sih, hidup satu rumah dengan bu misa. Gue ngebayangin nya aja kayak nya seru tuh, bisa melihat senyumannya yang manis dan bisa me..." ucapan Ray terhenti karena egi menoleh dan menatapnya dengan tatapan tajam.

Ray terdiam dan menciut."Oke...oke..kali ini gue diam..hah lo. Seneng sekali menatap seperti itu. heran gue sama cewek2 yang ngejar lo," celoteh Ray lalu menyenderkan kepala nya dan memejamkan mata nya.

Sedang egi fokus pada jalanan yang akan di lewati nya.

-------

Mobil yang di tumpangi egi telah sampai di gerbang sekolah SMA pelita yang tertutup rapat.

Pak satpam sekolah yang berada di dekat gerbang sekolah menghampiri mobil egi. Dan egi menurunkan jendela mobil nya agar bisa terlihat oleh pak satpam.

"Eh, den egi. Telat lagi Den," tanya Pak Satpam lalu tersenyum.

Egi mengangguk mengiyakan tanpa bersuara.

"Pak cepet bukain dong..ada pelajaran guru kaleng nih," ucap Ray menolehkan kepala nya yang duduk di samping egi.

"Nak rayhan juga..baiklah," balas Pak Satpam lalu membuka kan gerbang sehingga mobil egi melaju melewati gerbang sekolah.

"Den egi..den egi. Mentang ini sekolah punya keluarga nya jadi bebas keluar masuk sekolah serasa mall saja," gumam Pak Satpam lalu menutup kembali gerbang sekolah.

Egi telah memarkirkan mobil nya di parkiran mobil sekolah. Lalu keluar dari mobil yang di ikuti reyhan.

Kedua nya berjalan menyusuri pelataran sekolah yang sudah sepi karena sedang berlangsung nya pembelajaran di setiap kelas.

Egi dan rayhan kini telah di depan kelas dan hendak memasuki nya.

"Wah..pelajaran bu rina sudah di mulai. Bagaimana nih gi," ucap Ray gusar namun egi memasang wajah dingin dan menggeser pintu kelas tanpa ragu.

Lalu egi masuk ke dalam kelas di ikuti rayhan dari belakang.

Seketika bu rina yang sedang berbicara menerangkan pelajaran di depan kelas menoleh pada kedua anak murid yang baru datang.

"Masih berani juga kalian masuk kelas ketika ibu sedang mengajar, dari mana saja kalian berdua baru datang ke sekolah," tegur Bu Rina dengan nada sewot.

Rayhan maju melangkah mendekati bu rina.

"Bu rina yang cantik dan baik hati sesekolahan ini, kok bisa tahu kita baru datang ke sekolah," rayu Ray.

"Jelas semua orang yang melihat akan tahu jika kalian baru datang, lihatlah di pundak kalian, ada tas yang masih bertengger," tutur Bu Rina dengan nada tegas.

Rayhan cengengesan. "Eh, iya..kalau gitu boleh lah kita duduk bu. Untuk ikut pelajaran ibu," rayu Rahyan membuat bu rina menatap geram.

"Enak saja kalian baru datang dan ingin mengikuti pelajaran ibu. Tidak bisa, ibu minta kalian berdua keluar dari sini dan berdiri di depan lorong kelas dengan kaki di angkat satu, lakukan itu sampai pelajaran ibu selesai. Cepat..sekarang juga!!" tegas Bu Rina dengan nada kesal.

"Tapi bu..." sela Rayhan namun terpotong karena bu rina melotot ke arah nya.

"Apakah masih kurang hukuman nya?" geram Bu Rina.

"Ti..ti..tidak bu. Sudah cukup," ucap Rayhan berbalik dan lari terbirit keluar ruangan kelas.

Egi menatap sejenak pada bu rina dengan tatapan tajam lalu tanpa berbicara egi keluar kelas mengikuti Rayhan.

"Cih!! Benar benar s egi itu, murid durhaka. Untung saja otak nya encer dan adik ipar nya misa. kalau bukan, tak sembur dia dengan air got," gerutu Bu Rina lalu menoleh pada para murid nya yang menatap bengong memperhatikan.

"Kenapa kalian menatap ibu seperti itu. Mau kalian ibu hukum juga seperti mereka," ucap Bu Rina ketus yang di balas dengan gelengan kepala oleh para murid.

Di lorong depan kelas.

Egi dan Rayhan berdiri di depan pintu kelas tp tidak menuruti perintah bu rina untuk mengangkat sebelah kaki nya.

"Gue heran sama bu misa, dia kan orang nya lembut, ramah, baik, dan cantik lagi. tp kok bisa mau temenan sama kaleng rombeng yang mulut nya pedas, mending kalau cantik. lah ini, di bandingin dengan mantan gue yang ke 43 saja nggak ada apa2 nya," gerutu Ray mendumel karena kesal di hukum.

Egi yang berdiri dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, melirik Ray yang sedari tadi setelah keluar kelas terus menggerutu. lalu egi tersenyum miring.

"Jangan bandingin misa dengan orang seperti dia. jelas jauh," ucapnya.

"Gue nggak bandingin..cuman heran saja gitu, bu misa bisa mau temenan sama cewek seperti itu," ucap Ray sambil menggaruk dagu nya yang tidak gatal.

"Lo, udah tahu jawabannya. misa itu..." ucap Egi namun terpotong.

"Baik, sopan, lembut, dan ramah. jadi tidak membeda bedakan teman, lo mau bilang gitu kan. egiii...bagaimana lo bisa move on dari bu misa jika sekarang saja lo masih saja memandang dan menyimpan semua tentang nya di hati lo..heran gue," celoteh Ray lalu membuang muka ke arah lain.

Egi tersenyum kecut.

"Lo, nggak pernah tahu nama nya cinta yang tulus. Ray," jawab Egi lalu menunduk.

"Iya gue akui..emang selama ini gue hanya mainin hati wanita. yaa, karena gue takut aja seperti lo, susah move on dari satu wanita yang jelas2 wanita tersebut tidak mencintai bahkan sudah jadi istri orang..itu gila gii. menurut gue," celoteh nya.

Egi mendengus lalu menatap lurus. Tidak bersuara lagi dan memilih mengamati ke yang lain.

"Gi.gue saranin yah..." ucap Ray namun terhenti.

Sreet... pintu kelas di geser dan memunculkan bu rina melotot ke arah Ray.

"Rayhan andrianto. kenapa bukannya lakukan hukuman dari ibu. ini malah ngobrol, enak yah seperti nongkrong di cafe bisa berdiri santai dan mengobrol. angkat sebelah kaki mu, dan jewer kuping mu..cepat!!" cerocos Bu Rina masih melotot ke arah Ray.

"Ii..ya bu," ucap Ray gagap lalu mengangkat sebelah kaki nya.

"Jewer kedua kuping mu juga. apa mau ibu yang menjewer nya," seloroh Bu Rina hendak menarik daun telinga Ray.

"Eng...enggak. biar Ray sendiri," gagap Ray lalu memegang kedua daun telinga nya.

Bu rina melirik egi yang berdiri santai tanpa melakukan apa yang di lakukan Ray.

"Kenapa kau diam saja. lakukan yang sama seperti bangke ini," titah Bu Rina.

"Sial. gue di bilang bangke," celetuk Ray.

Bu Rina melotot ke arah Ray.."Kau mengumpat pada ibu. Hah," geramnya.

"Eh, enggak bu. ibu salah denger kali," ucap Ray menyangkal.

Bu Rina kembali menoleh pada egi. "Kenapa kau masih diam. cepat lakukan hukuman mu!!" tegas Bu Rina.

Egi menatap sejenak pada bu rina lalu melirik Ray. dan egi melakukan yang sama seperti Ray.

"Bagus..ibu akan buka pintu nya untuk memastikan kalian tidak berleha2 seperti tadi, ketika di tinggalkan oleh ibu," tegas Bu Rina lalu berbalik memasuki ruangan kelas.

Sedang egi dan Ray saling lirik dan memasang wajah kesal karena di hukum seperti itu. siall!! umpat egi dalam hati.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

*Adell syancikk*

*Adell syancikk*

seru Thor . rajin* promo biar banyak yang baca 😍

2021-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Memulai
2 Saran
3 Menjalankan
4 Celoteh
5 Rencana
6 Salah Paham (1)
7 Palah Paham (2)
8 Minta Maaf
9 Obrolan
10 Teguran
11 Pulang
12 Sepakat
13 Memastikan
14 Melawan (1)
15 Melawan (2)
16 Terpesona
17 Berusaha
18 Siasat
19 Perintah
20 Terciduk
21 Memeriksa
22 Di Curigai
23 Permintaan
24 Menjelaskan
25 Janji Suci
26 Ingin di Akui
27 Buku Pemberian
28 Kambuh
29 Menjalankan Kewajiban part 1
30 Menjalankan Kewajiban part 2
31 Sarapan
32 Di Antar
33 Masalah Bekal
34 Berkemas
35 Gara gara Chat
36 Merasa Aneh part 1
37 Merasa Aneh part 2
38 Merasa Aneh part 3
39 Bertemu
40 Salah Paham
41 Mengalah
42 Di Pertanyakan
43 Menyelidik
44 Teringat Dia
45 Memikirkan
46 Bersitegang
47 Pikiran dan Emosi
48 Pesan Peringatan
49 Penasaran
50 Arga dan Romisa
51 Menjemput
52 Egi Sakit part 1
53 Egi Sakit part 2
54 Egi Sakit part 3
55 Egi Sakit part 4
56 Sadar
57 Makan Siang
58 Merajut Rasa
59 Merajut Rasa Part 2
60 Lirikan Curiga
61 Tindakan di Balik Ucapan
62 Keanehan
63 Keinginan
64 ArRos
65 Cemburu
66 Maaf
67 Sengaja
68 Kedatangan
69 MiYam
70 Salah Sangka
71 Bertukar
72 Rencana Pindah
73 Sadap
74 Pindah
75 Romisa Melahirkan part 1
76 Romisa Melahirkan part 2
77 Berkunjung
78 Frist Kiss
79 Penyelidik
80 Hasil Selidik
81 Bersiap Menjemput
82 Pernyataan Alan
83 Akhirnya Bertemu
84 Pernyataan dan Kenyataan
85 Ungkapan Perasaan
86 Jealous Egi
87 Kencan part 1
88 Kencan part 2
89 Rencana ke-2 Ayah Putra
90 Berebut
91 Terakhir satu kamar
92 Kesepakatan Hak
93 Gosip
94 Gosip 2
95 Titipan Alan
96 Perdebatan Ray & Rika
97 Pengganggu
98 Izin untuk Jhon
99 Makan Malam
100 Pisah Kamar
101 Sarapan bareng Jhon
102 Meredam Gosip
103 Pulang Dinas
104 Ungkapan Annisa
105 Trauma Terulang 1
106 Trauma Terulang 2
107 Trauma Terulang 3
108 Trauma Terulang 4
109 Trauma Terulang 5
110 Siuman
111 Kesalah Pahaman
112 Pembalut
113 Darah
114 Hukuman
115 Madu
116 Di Jenguk 1
117 Di Jenguk 2
118 Di Jenguk Ayah
119 Bersiap Pulang
120 Pulang
121 Pergi 1
122 Pergi 2
123 Menahan Asa
124 Membiasakan diri
125 Nyamuk
126 Rindu, Merindu
127 Keluarga Besar
128 Undangan
129 Belanja
130 Bersiap Pesta
131 Resepsi 1
132 Resepsi 2
133 Resepsi 3
134 Pesta Telah Berakhir
135 First Night
136 Ucapan Terimakasih
137 Ekstra Part
138 Bab 1 season 3
139 Bab 2
140 Bab 3
141 Bab 4
142 Bab 5
143 Bab 6
144 Bab 7
145 Bab 8
146 Bab 9
147 Bab 10
148 Bab 11
149 Bab 12
150 Bab 13
151 Bab 14
152 Bab 15
153 Bab 16
154 Bab 17
155 Bab 18
156 Bab 19
157 Bab 20
158 Bab 21
159 Bab 22
160 Bab 23
161 Bab 24
162 Bab 25
163 Bab 26
164 Bab 27
165 Bab 28
166 Bab 29
167 Bab 30
168 Bab 31
169 Bab 32
170 Bab 33
171 Bab 34
172 Bab 35
173 Bab 36
174 Bab 37
175 Bab 38
176 Bab 39
177 Bab 40
178 Bab 41
179 Bab 42
180 Bab 43
181 Bab 44
182 Bab 45
183 Bab 46
184 Bab 47
185 Bab 48
186 Bab 49
187 Bab 50
188 Bab 51
189 Bab 52
190 Bab 53
191 Bab 54
192 Bab 55
193 Bab 56
194 Bab 57
195 Bab 58
196 Bab 59
197 Bab 60
198 Bab 61
199 Bab 62
200 Bab 63
201 Bab 64
202 Bab 65
203 Ekstra Part
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Awal Memulai
2
Saran
3
Menjalankan
4
Celoteh
5
Rencana
6
Salah Paham (1)
7
Palah Paham (2)
8
Minta Maaf
9
Obrolan
10
Teguran
11
Pulang
12
Sepakat
13
Memastikan
14
Melawan (1)
15
Melawan (2)
16
Terpesona
17
Berusaha
18
Siasat
19
Perintah
20
Terciduk
21
Memeriksa
22
Di Curigai
23
Permintaan
24
Menjelaskan
25
Janji Suci
26
Ingin di Akui
27
Buku Pemberian
28
Kambuh
29
Menjalankan Kewajiban part 1
30
Menjalankan Kewajiban part 2
31
Sarapan
32
Di Antar
33
Masalah Bekal
34
Berkemas
35
Gara gara Chat
36
Merasa Aneh part 1
37
Merasa Aneh part 2
38
Merasa Aneh part 3
39
Bertemu
40
Salah Paham
41
Mengalah
42
Di Pertanyakan
43
Menyelidik
44
Teringat Dia
45
Memikirkan
46
Bersitegang
47
Pikiran dan Emosi
48
Pesan Peringatan
49
Penasaran
50
Arga dan Romisa
51
Menjemput
52
Egi Sakit part 1
53
Egi Sakit part 2
54
Egi Sakit part 3
55
Egi Sakit part 4
56
Sadar
57
Makan Siang
58
Merajut Rasa
59
Merajut Rasa Part 2
60
Lirikan Curiga
61
Tindakan di Balik Ucapan
62
Keanehan
63
Keinginan
64
ArRos
65
Cemburu
66
Maaf
67
Sengaja
68
Kedatangan
69
MiYam
70
Salah Sangka
71
Bertukar
72
Rencana Pindah
73
Sadap
74
Pindah
75
Romisa Melahirkan part 1
76
Romisa Melahirkan part 2
77
Berkunjung
78
Frist Kiss
79
Penyelidik
80
Hasil Selidik
81
Bersiap Menjemput
82
Pernyataan Alan
83
Akhirnya Bertemu
84
Pernyataan dan Kenyataan
85
Ungkapan Perasaan
86
Jealous Egi
87
Kencan part 1
88
Kencan part 2
89
Rencana ke-2 Ayah Putra
90
Berebut
91
Terakhir satu kamar
92
Kesepakatan Hak
93
Gosip
94
Gosip 2
95
Titipan Alan
96
Perdebatan Ray & Rika
97
Pengganggu
98
Izin untuk Jhon
99
Makan Malam
100
Pisah Kamar
101
Sarapan bareng Jhon
102
Meredam Gosip
103
Pulang Dinas
104
Ungkapan Annisa
105
Trauma Terulang 1
106
Trauma Terulang 2
107
Trauma Terulang 3
108
Trauma Terulang 4
109
Trauma Terulang 5
110
Siuman
111
Kesalah Pahaman
112
Pembalut
113
Darah
114
Hukuman
115
Madu
116
Di Jenguk 1
117
Di Jenguk 2
118
Di Jenguk Ayah
119
Bersiap Pulang
120
Pulang
121
Pergi 1
122
Pergi 2
123
Menahan Asa
124
Membiasakan diri
125
Nyamuk
126
Rindu, Merindu
127
Keluarga Besar
128
Undangan
129
Belanja
130
Bersiap Pesta
131
Resepsi 1
132
Resepsi 2
133
Resepsi 3
134
Pesta Telah Berakhir
135
First Night
136
Ucapan Terimakasih
137
Ekstra Part
138
Bab 1 season 3
139
Bab 2
140
Bab 3
141
Bab 4
142
Bab 5
143
Bab 6
144
Bab 7
145
Bab 8
146
Bab 9
147
Bab 10
148
Bab 11
149
Bab 12
150
Bab 13
151
Bab 14
152
Bab 15
153
Bab 16
154
Bab 17
155
Bab 18
156
Bab 19
157
Bab 20
158
Bab 21
159
Bab 22
160
Bab 23
161
Bab 24
162
Bab 25
163
Bab 26
164
Bab 27
165
Bab 28
166
Bab 29
167
Bab 30
168
Bab 31
169
Bab 32
170
Bab 33
171
Bab 34
172
Bab 35
173
Bab 36
174
Bab 37
175
Bab 38
176
Bab 39
177
Bab 40
178
Bab 41
179
Bab 42
180
Bab 43
181
Bab 44
182
Bab 45
183
Bab 46
184
Bab 47
185
Bab 48
186
Bab 49
187
Bab 50
188
Bab 51
189
Bab 52
190
Bab 53
191
Bab 54
192
Bab 55
193
Bab 56
194
Bab 57
195
Bab 58
196
Bab 59
197
Bab 60
198
Bab 61
199
Bab 62
200
Bab 63
201
Bab 64
202
Bab 65
203
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!