She is Rianti Azalea Jauhar

Rianti mengerjapkan matanya. Peluh mengalir di keningnya. Dua puluh menit lagi. Dan Rianti masih ada di halte menunggu busway.

Dia berdiri dengan gelisah, berdesakan dengan orang-orang yang juga diburu waktu. Sesekali ia menatap jam klasik warna cokleat yang melingkar di pegelangan tangannya.

Ia lantas memakai hoodie kebesarannya dan mencepol rambutnya yang tergerai dan berlari memasuki busway.

Rianti menghela napas panjang. Dia terlambat tiga puluh menit. Masalahnya, ini bukan hari biasa. Pagi ini ada matkul Kedokteran Dasar, dengan dosen terkiller sepanjang masa di kampus paling terkenal di Jakarta.

Rianti sudah dua kali terlambat, dan ini kali ketiga. Terlambat ketiga kalinya adalah kesialan terlaknat. Apa kata Pak Brotowali nantinya? Nada bicaranya selalu pahit, sepahit namanya.

Setelah pintu keluar busway terbuka, Rianti bergegas keluar dan berlari-lari layaknya pengejar pencopet dompetnya.

"Ya Tuhan, tolong jangan terlambat, jangan terlambat," mulut Rianti komat-kamit sambil berlari sepanjang koridor kampus menuju kelasnya.

Rianti hanya berharap dosen paling killer itu belum hadir. Meski itu jelas-jelas tidak mungkin, karena pasti Pak Broto sudah ada di kelasnya sepuluh menit sebelum kuliah dimulai.

Rianti menata napasnya di depan pintu kelasnya. Jantungnya berpacu cepat seolah-olah habis lari maraton jarak jauh. Rasa gugup membuat jemari Rianti sedikit bergetar. Gadis itu merapikan rambutnya yang digulung ketat di bawah leher. Hanya poni tipis yang menutupi dahinya. Kaca mata berbingkai hitam menghias mata hitam tajam yang ia miliki.

Menghela napas panjang, Rianti mengetuk pintu tiga kali sebelum berujar dengan suara sedikit lantang, "Permisi, Pak. Apakah saya boleh masuk?"

"Masuk."

Suara rendah yang mampu membuat hati siapapun berdesir ketakutan. Rianti mebuka pintu kelasnya masih dengan tangan bergetar.

"Permisi, Pak. Maaf saya terlambat."

Pak Brotowali melotot marah, "Siapa namamu?"

"Rianti," cicit Rianti tercekat. "Rianti Azalea Jauhar."

"Sudah berapa kali Anda terlambat?"

"Eng."

"Kalau saya tidak salah, ini yang ketiga kalinya, bukan?"

Rianti menunduk.

"Anda tahu apa konsekuensinya?"

Gadis itu semakin dalam menunduk. Yaa Tuhan, tolonglah, Rianti tidak mau mengulang mata kuliah ini semester depan.

"Keluar dari kelas saya. Anda mendapatkan nilai E di mata kuliah ini karena Anda sudah melanggar peraturan saya."

Rianti memejamkan matanya erat. Jangan menangis jangan menangis. Bisiknya menguatkan diri.

Dengan gontai Rianti berbalik, "Tapi, Pak. Saya terlambat karena...."

"Keluar!"

Gadis itu berbalik, ia berjalan dengan menunduk, tangannya mengepal erat di dalam saku hoodie-nya. Dia berusaha mati-matian untuk mengabaikan semua pandangan yang seolah menghujam di sekelilingnya.

Baru saat ini Rianti merasa menyesal dengan keinginannya untuk kuliah di kampus ini.

Kampus yang paling terkenal di kota metropolitan. Tidak Rianti pungkiri jika kampus ini memang paling bagus, dan pastinya akan diisi oleh orang-orang yang benar-benar beruang. Bukan gadis miskin dan kuliah hanya karena beasiswa sepertinya.

Rianti keluar dari kelas dengan air mata meleleh di pipinya. Memang salahnya jika ia terlambat. Dirinya harus bekerja ketika dia selesai kuliah.

Kuliah di kota besar dengan jurusan kedokteran umum membuatnya harus rela menghabiskan waktunya di luar jam kuliah untuk bekerja paruh waktu.

Hanya mengandalkan beasiswa saja, Rianti tidak yakin akan bisa menyelesaikan kuliahnya. Rasanya tidak tega kalau harus meminta kiriman uang dari orang tuanya. Memang ayahnya rutin mengirimkan uang. Tapi itu pun tidak akan cukup untuk satu bulan.

Bruk

Rianti memegangi lututnya dengan tangan yang gemetar. Bibirnya ia gigit dengan keras untuk menahan rasa sakit. Ingin rasanya ia memukul wanita yang baru saja mendorongnya dari belakang hingga tersungkur seperti ini, tapi apa daya, semakin ia melawan, maka semakin banyak yang akan mengganggunya. Memang, Rianti selalu mendapatkan bully sejak hari pertama.

Alasannya hanya satu yang ia tahu, karena dia miskin.

Dengan perlahan Rianti bangkit, tapi ia langsung kembali duduk begitu kakinya terasa ngilu. Rianti ingin kembali menangis. Tapi dia tak ingin menangis di hadapan semua orang. Yang harus ia lakukan sekarang adalah secepatnya pergi dari sini.

Aku harus kuat!

Rianti mencoba menyemangati dirinya sendiri. Akhirnya Rianti berhasil berdiri dan berjalan pelan menuju toilet. Benar, toilet adalah tempat favoritnya di kampus, karena hanya tempat itu saja yang membuatnya tenang dan terhindar dari masalah.

Rianti masuk toilet dengan mengusap matanya yang basah. Jika bukan karena ingin menyelesaikan kuliahnya dan menjadi dokter untuk membanggakan kedua orang tuanya, Rianti sudah lama ingin menyerah saja.

Harusnya dulu Rianti menuruti perintah ayahnya untuk kuliah di kota kecilnya saja. Tidak muluk-muluk untuk mengejar cita-citanya kuliah di kampus yang konon katanya paling bergengsi ini.

Pintu toilet terbuka dan Rianti langsung menghapus air matanya. Dia tidak mau jika siapapun melihatnya menangis seperti ini. Rianti bergeser ketika melihat seorang gadis sangat cantik berambut sebahu mencuci tangan di wastafel.

"Sakit?"

Rianti menatap gadis cantik itu dengan bingung.

"Kau bicara padaku?" tunjuk Rianti pada dirinya sendiri.

"Aku belum gila dengan bicara sendiri."

"Maaf," ucap Rianti dengan tertunduk.

Gadis cantik itu kembali menatapnya, "Kau harusnya melawan mereka."

Rianti menggeleng dan tersenyum kecut, "Aku tidak mau beasiswaku dicabut karena membuat ulah."

"Kau tidak sehari dua hari di sini. Kau mau selamanya ditindas seperti itu?"

Wajah Rianti terangkat dan menatap gadis cantik itu dengan terkejut. Baru sekali ini ada seseorang yang berbicara dari hati ke hati padanya.

"Aku tidak masalah dengan itu."

Gadis cantik itu memutar matanya jengah, "Jangan bodoh! Ini obati lukamu."

Rianti menerima plester itu dengan ragu, "Terima kasih."

"Namaku Lyca, dan jika kau butuh bantuanku, jangan sungkan, anggap saja aku temanmu."

Rianti mengerutkan keningnya bingung.

Lyca berdecak, "Kau tidak mau berteman denganku?"

"Oh tidak. Aku tentu sangat senang berteman denganmu. Tapi kenapa kau mau berteman denganku?"

"Aku berteman dengan siapapun. Apa salahnya juga berteman dengan gadis cantik dan pandai sepertimu? Apalagi aku juga tidak suka Tiara dan kawan-kawannya selalu membullymu. Kamu tau apa alasan mereka?"

"Mungkin karena aku miskin?"

"Salah satunya. Tapi alasan yang lain adalah karena kedekatanmu dengan Dori."

"Kak Dori?" Rianti mengerutkan keningnya.

Apa ada yang salah? Kak Dori ketua BEM itu memang dekat dengannya sejak hari pertama OSPEK di kampus. Ketua BEM itu memang selalu membelanya jika ada kakak tingkatnya yang mencoba mengganggunya.

Tunggu dulu, tapi memang sejak kedekatannya itu dia selalu dibully, bukan hanya oleh Tiara dan kawan-kawannya, melainkan juga oleh kakak tingkatnya yang lain.

"Apa mungkin mereka suka dengan Kak Dori?"

Lyca tertawa, "Kau lugu banget, Ri."

"Kau tau namaku?"

Lyca semakin keras tertawanya. "Gadis yang selalu dibully benar-benar terkenal, right?"

Dengan perlahan senyuman mulai terukir di bibir Rianti. Akhirnya dia bisa mempunyai teman sekarang.

"Maaf, aku tidak membelamu kemarin-kemarin. Karena memang aku belum mengenalmu, dan juga aku sibuk bantu Mama di butiknya."

Rianti tersenyum lebar, "Tidak masalah. Aku sudah sangat senang mempunyai teman sekarang. Teman-temanku yang selama OSPEK baik padaku, kini mulai meninggalkanku karena takut akan dibully juga sepertiku."

Mereka saling tersenyum hingga suara dering ponsel Lyca mengagetkan mereka berdua.

Lyca segera menggeser tombol hijau pada ponsel dengan logo buah apel itu.

"Iya, Kak. Ok. Aku segera ke sana."

Lyca berdecak sebal, "Aku minta maaf, Ri. Kakakku yang menyebalkan itu menyuruhku ke kantornya."

"Kau tidak ada kelas siang ini?"

"Ada, kita memiliki jadwal yang sama. Tapi...," Lyca menggantung kalimatnya, "Kau bisa mengizinkanku kalau aku sakit perut karena datang bulan, kan?"

"Hah?"

"Aku harus pergi," Lyca menepuk pundak Rianti dan segera berlalu pergi.

Masih dengan tersenyum, Rianti keluar dari toilet. Kelas akan dimulai sebentar lagi dan kini ia tidak sabar untuk pulang ke kostan. Dia ingin menelpon dan bercerita kepada ibunya jika ia telah berhasil mendapatkan teman. Konyol memang. Tapi itulah yang ingin disampaikan pada ibunya, bahwa dia akan lebih bersemangat lagi kuliah dan hidup bahagia seperti remaja normal lainnya.

🍁🍁🍁

Ini cocok tidak? Rianti Azalea Jauhar.

Terpopuler

Comments

Em Mooney

Em Mooney

cantik kok

2023-12-16

0

Dua Lima

Dua Lima

kurang cocok kak.. kl pake fotoku pasti cocok 🤣

2023-01-31

0

Reva Azriyanty

Reva Azriyanty

cocok Thor,aku suka banget visualnya.

2022-12-17

2

lihat semua
Episodes
1 PENGENALAN TOKOH
2 Alexander Kemal Malik
3 Monica Young
4 Dinner
5 Monica's Family
6 Crazy Idea
7 She is Rianti Azalea Jauhar
8 The Woman Selected
9 Target
10 A Trap
11 Contract
12 Terikat
13 Terpesona
14 Bimbang
15 Sakitnya Dikhianati
16 Dating
17 Visual Tokoh
18 Romantic Dinner
19 Dragonfly
20 Jadian?
21 This Is Love
22 Tunangan
23 Terhempas Kenyataan
24 Jealous
25 Lamaran
26 Married
27 I'm Sorry
28 Honeymoon
29 Rencana Anne
30 Full Moon
31 Beautiful Night
32 Pulang
33 Inikah Rindu
34 Sickness
35 Shocked
36 Shocked (2)
37 I'm Promise
38 Keputusan
39 Oh My God, Lewi?
40 You Are Mine
41 Monica's Mission
42 Who is He?
43 Who is He? (2)
44 Monica Mission (1)
45 William Sean Waston
46 Trouble
47 Trouble (2)
48 Punishment
49 Trouble (3)
50 Trouble (4)
51 He is Dangerous
52 This is Time
53 This Is Time
54 Was She Kidnapped?
55 New Friend
56 Suspicious Thing
57 Angry
58 Mr. Arrogant
59 Meeting
60 The Games
61 The Retaliation
62 Rencana
63 Mengidam
64 Monica Mission (2)
65 Monica Mission (3)
66 She's Crazy
67 Trust Me
68 Help Me
69 Be Careful
70 Poor Lyca
71 Kabur
72 Let's Start This Game
73 The Paradise
74 The Paradise (2)
75 Play With Me? I'll Kill You
76 You Hit Me And I Hit You
77 Game Over
78 RIP Mach
79 I Love You
80 Kasta
81 Lelang Amal (Special Episode)
82 Firasat
83 Sakit Tapi Tak Berdarah
84 Sakit Tapi Tak Berdarah (2)
85 You are My Sunshine
86 Bayangan Masa Lalu
87 Dia Mesum
88 Taruhan
89 Kamu adalah Bukti
90 Sepenggal Kisah Masa Lalu
91 Sepenggal Kisah Masa Lalu (2)
92 The Love Triangle
93 Persiapan Reuni
94 Dori (Dorian Barqi Abbasy)
95 Perjalanan
96 Tanda Cintaku Untuk Pembaca Semua
97 Mantis
98 Reuni
99 Nikah Kontrak
100 Lyca Anabella Malik
101 Teşekkür ederim
102 Antonio Young
103 Perjanjian
104 Penghargaan
105 Penyesalan
106 Pengakuan
107 Bad News
108 Balap Mobil
109 Seni Seviyorum (Aku Mencintaimu)
110 Cinta Tak Harus Memiliki
111 Racing Car
112 Mengungkap Rahasia
113 Obat Nyamuk
114 Kencan Pertama
115 Aku Mau Kamu
116 Patah Hati
117 Who is She?
118 Sean's Mission
119 Kebohongan Itu Menyakitkan
120 Pasti akan Ada Pelangi Setelah Hujan
121 Ayo pulang!
122 Pulanglah
123 Sweetheart, Aku Mencintaimu
124 Mabuk
125 Birbirlerine ver ve birbirini tamamla
126 Morning Sickness
127 Morning Sickness (2)
128 Skandal
129 Menyusul Rianti
130 Pengakuan Anton
131 Perjuangan
132 Kejutan
133 Sabar
134 Gangguan
135 Dilema
136 Jejak Elena
137 Dia seorang psikopat
138 Maafkan Monica
139 Tetaplah di Sisiku
140 Poor Monica
141 Khawatir
142 Kencan
143 Malaikat Tak Bersayap
144 Umpan sudah Masuk Perangkap
145 Benimle Evlenir Misin?
146 RIP Elena?
147 Karma
148 Apa yang Terjadi dengan Sean?
149 White Room
150 Gundah
151 RIP ELENA
152 Perjuangan Anton
153 Queen?
154 Harapan
155 Akhir yang Indah?
156 Bucin
157 Ujian Cinta
158 Ujian Cinta Lyca
159 Anton's Choice
160 Rud Amnesia
161 Ngambeg
162 Salah Paham
163 Pupus
164 Poor Dori
165 Berharap Ditemukan
166 Gagal Lagi
167 Bad Boy
168 Undangan
169 Rahasia Anton
170 It's Hurt
171 Galau
172 Lewi Barqi Abbasy
173 Diterima
174 Perpisahan
175 Like Father, Like Son
176 The Wedding
177 Happily Ever After
178 Pesan dan Kesan
179 SPECIAL CAST
180 Give Birth
181 Welcome to The World, Baby El
182 Behind the Scenes
183 Pengumuman
184 Back To You
185 Leedon Road, Singapore
186 Hari Pertama Kuliah
187 TANDA CINTA BUAT PEMBACA
188 PULANG KAMPUNG
189 MY BABY GIRL
190 GIVEAWAY
191 MALAM PERTAMA
192 PERJODOHAN
Episodes

Updated 192 Episodes

1
PENGENALAN TOKOH
2
Alexander Kemal Malik
3
Monica Young
4
Dinner
5
Monica's Family
6
Crazy Idea
7
She is Rianti Azalea Jauhar
8
The Woman Selected
9
Target
10
A Trap
11
Contract
12
Terikat
13
Terpesona
14
Bimbang
15
Sakitnya Dikhianati
16
Dating
17
Visual Tokoh
18
Romantic Dinner
19
Dragonfly
20
Jadian?
21
This Is Love
22
Tunangan
23
Terhempas Kenyataan
24
Jealous
25
Lamaran
26
Married
27
I'm Sorry
28
Honeymoon
29
Rencana Anne
30
Full Moon
31
Beautiful Night
32
Pulang
33
Inikah Rindu
34
Sickness
35
Shocked
36
Shocked (2)
37
I'm Promise
38
Keputusan
39
Oh My God, Lewi?
40
You Are Mine
41
Monica's Mission
42
Who is He?
43
Who is He? (2)
44
Monica Mission (1)
45
William Sean Waston
46
Trouble
47
Trouble (2)
48
Punishment
49
Trouble (3)
50
Trouble (4)
51
He is Dangerous
52
This is Time
53
This Is Time
54
Was She Kidnapped?
55
New Friend
56
Suspicious Thing
57
Angry
58
Mr. Arrogant
59
Meeting
60
The Games
61
The Retaliation
62
Rencana
63
Mengidam
64
Monica Mission (2)
65
Monica Mission (3)
66
She's Crazy
67
Trust Me
68
Help Me
69
Be Careful
70
Poor Lyca
71
Kabur
72
Let's Start This Game
73
The Paradise
74
The Paradise (2)
75
Play With Me? I'll Kill You
76
You Hit Me And I Hit You
77
Game Over
78
RIP Mach
79
I Love You
80
Kasta
81
Lelang Amal (Special Episode)
82
Firasat
83
Sakit Tapi Tak Berdarah
84
Sakit Tapi Tak Berdarah (2)
85
You are My Sunshine
86
Bayangan Masa Lalu
87
Dia Mesum
88
Taruhan
89
Kamu adalah Bukti
90
Sepenggal Kisah Masa Lalu
91
Sepenggal Kisah Masa Lalu (2)
92
The Love Triangle
93
Persiapan Reuni
94
Dori (Dorian Barqi Abbasy)
95
Perjalanan
96
Tanda Cintaku Untuk Pembaca Semua
97
Mantis
98
Reuni
99
Nikah Kontrak
100
Lyca Anabella Malik
101
Teşekkür ederim
102
Antonio Young
103
Perjanjian
104
Penghargaan
105
Penyesalan
106
Pengakuan
107
Bad News
108
Balap Mobil
109
Seni Seviyorum (Aku Mencintaimu)
110
Cinta Tak Harus Memiliki
111
Racing Car
112
Mengungkap Rahasia
113
Obat Nyamuk
114
Kencan Pertama
115
Aku Mau Kamu
116
Patah Hati
117
Who is She?
118
Sean's Mission
119
Kebohongan Itu Menyakitkan
120
Pasti akan Ada Pelangi Setelah Hujan
121
Ayo pulang!
122
Pulanglah
123
Sweetheart, Aku Mencintaimu
124
Mabuk
125
Birbirlerine ver ve birbirini tamamla
126
Morning Sickness
127
Morning Sickness (2)
128
Skandal
129
Menyusul Rianti
130
Pengakuan Anton
131
Perjuangan
132
Kejutan
133
Sabar
134
Gangguan
135
Dilema
136
Jejak Elena
137
Dia seorang psikopat
138
Maafkan Monica
139
Tetaplah di Sisiku
140
Poor Monica
141
Khawatir
142
Kencan
143
Malaikat Tak Bersayap
144
Umpan sudah Masuk Perangkap
145
Benimle Evlenir Misin?
146
RIP Elena?
147
Karma
148
Apa yang Terjadi dengan Sean?
149
White Room
150
Gundah
151
RIP ELENA
152
Perjuangan Anton
153
Queen?
154
Harapan
155
Akhir yang Indah?
156
Bucin
157
Ujian Cinta
158
Ujian Cinta Lyca
159
Anton's Choice
160
Rud Amnesia
161
Ngambeg
162
Salah Paham
163
Pupus
164
Poor Dori
165
Berharap Ditemukan
166
Gagal Lagi
167
Bad Boy
168
Undangan
169
Rahasia Anton
170
It's Hurt
171
Galau
172
Lewi Barqi Abbasy
173
Diterima
174
Perpisahan
175
Like Father, Like Son
176
The Wedding
177
Happily Ever After
178
Pesan dan Kesan
179
SPECIAL CAST
180
Give Birth
181
Welcome to The World, Baby El
182
Behind the Scenes
183
Pengumuman
184
Back To You
185
Leedon Road, Singapore
186
Hari Pertama Kuliah
187
TANDA CINTA BUAT PEMBACA
188
PULANG KAMPUNG
189
MY BABY GIRL
190
GIVEAWAY
191
MALAM PERTAMA
192
PERJODOHAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!