Jemari Lisa menari diatas keyboard dengan lincahnya. Keningnya sesekali mengerut dan sesekali air matanya menetes. Apa yang dia tulis membuat suasana hatinya sedih. Bagaimana kabar pembacanya? Novel milik Lisa selalu bisa menguras suasana hati pembaca.
Lisa tidak pernah menyangka jika dia akan bisa sesukses ini, tinggal menunggu novelnya menjadi salah satu film layar lebar, keinginan Lisa tercapai. Dia hanya tinggal menunggu orang-orang tahu siapa dirinya lewat promosi film. Meski belum ada, tapi Lisa akan berusaha lagi dan lagi supaya suatu hari nanti salah satu novelnya dijadikan film layar lebar, seperti penulis-penulis lain.
"Nggak bisa ini! Belum kelar malah nangis mulu!" gumam Lisa.
Ponsel Lisa berdering panjang. Gadis itu langsung menekan tombol earphone nya. Tanpa melihat nama si penelpon Lisa sudah tahu siapa yang menghubunginya.
"Ya, sayang?" kata Lisa.
"Aku ada dibawah, nih ada martabak manis buat kamu."
"Ya ampun, ya udah bentar!" Lisa segera menghapus jejak air matanya dengan tissue.
Lalu berlari keluar kamar kost dengan tergesa karena takut jika Dion menunggu terlalu lama.
"Kamu malam-malam gini ngapain sih keluyuran?" tanya Lisa pada Dion yang sedang duduk di teras.
"Aku kan tadi keluar sama temen. Terus mampir beliin martabak buat kamu. Pasti kamu lapar kan?" tanya Dion.
Lisa mengangguk, dia memang lapar kalau sedang menulis tengah malam. Menulis kan memang menguras energi.
"Ya udah aku pulang ya. Jangan begadang!" Dion mengusap puncak kepala Lisa.
"Ih bentar banget sih!" protesnya.
Dion tersenyum, "Kenapa? Mau keluar jalan-jalan?" Dion melirik jam tangannya.
Sudah menunjukkan jam setengah dua belas malam.
"Nggak ah, udah malem. Besok aja, kamu hati-hati ya." Lisa memeluk lengan Dion dan mengantarkannya sampai pada mobil yang terparkir di luar pagar.
"Iya, ya udah sana masuk. Nanti sakit kamu. Aku telepon ya nanti kalau udah sampai!"
Lisa mengangguk dan melambaikan tangannya. Menatap mobil Dion hingga benar-benar pergi.
"Mas Dion perhatian sekali ya, Mbak!" ucap Pak Slamet.
"Ih, bapak ngagetin!" Lisa mengusap dadanya.
Dia kaget karena tiba-tiba Pak Slamet ada di belakangnya.
"Ngopi, Mbak!" Pak Slamet mengangkat segala kopi hitam yang masih mengepulkan asapnya.
"Nggak ah, oh iya martabak nih, kita bagi dua ya!" Lisa mengambil piring bersih yang memang selalu ada di post satpam.
Lalu meletakkan beberapa potong martabak untuk Pak Slamet.
"Aku nggak bakal abis soalnya," jelas Lisa.
"Bisa-bisa Bapak makin gemuk ini kalau tiap hari dikasih jajan sama Mbak Lisa," ucap Pak Slamet.
"Biar sehat, doain Lisa ya supaya sukses dan bisa beliin bapak jajan terus," kata Lisa sambil meringis.
"Bapak selalu doain, Mbak. Juga supaya langgeng sama Mas Dion terus nikah."
"Makasih, Bapak! Lisa masuk ya," katanya.
"Makasih juga martabaknya."
Lisa mengangkat kedua jari jempolnya dan melangkah masuk ke dalam. Melanjutkan menulis sambil menikmati martabak manis kesukaannya.
"Hah, perhatian banget! Makin sayang deh," gumam Lisa sambil mengangkat kantong kresek berisi martabak itu.
Lisa pun berjalan menuju meja kerjanya, kali ini dia tidak menulis, melainkan membaca ulang tulisannya sambil mengedit jika ada typo atau kalimat yang kurang tepat.
Tidak lama kemudian ponselnya berdering, Lisa tersenyum tipis saat tahu siapa yang menelponnya.
"Ya, sayang? Udah sampe?" tanya Lisa.
Siapa lagi kalau bukan Dion. Lelaki pujaan hati yang selalu berhasil membuat Lisa jatuh cinta setiap harinya. Lisa selalu merasa di cintai oleh laki-laki itu karena perlakuannya. Tidak perduli pada wanita di luar sana yang menginginkan Dion. Meski kadang kesal juga sih sama para netizen. Apalagi kalau berkomentar di akun sosial media Dion. Membuat darah Lisa mendidih. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena Dion tidak pernah meladeninya.
***
"Anjir, ini banyak bener yang harus gue anter?" ucap Lisa saat melihat daftar alamat pesanan kue.
Kayla, pemilik toko tersebut terkekeh melihat ekspresi Lisa. Semenjak ada Lisa suasana toko lebih ceria karena Lisa selalu membuat mereka tertawa dan mudah akrab dengan siapapun.
"Sabar ya, Lisa. Tenang nanti coffe latte menantimu!" kata Keyla merayu.
Lisa melirik bosnya itu, "Ah, kopi doang nggak asyik. Minimal kebab sama burger juga kek!" ujar Lisa bercanda.
"Matre banget pacar Dion ini!" protes Keyla.
Lisa tertawa, dia memang seperti itu tidak pernah canggung kepada bosnya itu. Terlebih Keyla masih muda dan Lisa selalu menganggap Keyla seperti kakak sendiri. Keyla juga ramah kepada karyawan lainnya. Maka dari itu pada karyawan Keyla sangat betah bekerja di sana. Apalagi kehadiran Lisa mengubah semuanya. Mengubah Keyla menjadi sosok yang lebih ceria juga.
Keyla juga sudah banyak membantu Lisa selama ini, dulu saat Lisa mencari pekerjaan Keyla lah yang menawarkan Lisa bekerja di tokonya. Jadi, untuk Lisa keluar pun tidak akan sanggup karena sekarang hanya ini satu-satunya pekerjaan nyata yang Lisa jalani. Lisa juga berat jika harus keluar dari pekerjaan itu karena banyak kenangan di sana. Dimana Lisa berada di bawah untuk makan pun susah hingga akhirnya sekarang berada di titik ini.
"Harus, kalau nggak matre nggak punya duit nanti," ujar Lisa.
"Iya aja deh ya. Nanti semua akan ada kalau kamu pulang antar pesanan ini!" Keyla menunjuk beberapa paper bag berisi kue kering.
Lisa mendesah pendek. Sejujurnya malas sekali kalau harus mengantarkan kue. Apalagi kesabaran Lisa ini setipis tissue jadi kadang ada saja pelanggan yang buat emosi Lisa naik.
"Nanti gue mau minta jatah jajan sama si Aldo! Siapa suruh kagak masuk!" gerutu Lisa.
Aldo adalah karyawan bagian pengantar pesanan kue. Biasanya dia lah yang mengantar semua pesanan itu dari pagi hingga toko tutup. Hanya saja saat ini dia sedang sakit dan tidak bisa masuk bekerja.
"Eh, iya dia kan habis dapat uang tips lumayan itu, Lis," kata Keyla mengompori.
"Heran ngapa kalau dia banyak yang kasih uang tips sih. Giliran gue yang nganter nggak ada!"
Keyla tertawa, banyak pelanggan yang memang menyukai Aldo karena pesona laki-laki itu. Jadi ya maklum pasti mereka memberikan tips karena senang di antar oleh laki-laki tampan. Sementara Lisa? Beberapa ada juga yang gemas dengan tingkah Lisa. Meski menyebalkan tapi bisa menghibur. Namun, entah mengapa dia jarang sekali di beri uang tips oleh pelanggan. Ya, mungkin belum rejeki Lisa ya.
"Banyak ibu-ibu ganjen!"
"Dah ah mau berangkat ngojek dulu!" Lisa mengulurkan tangannya. Kebiasaan dia kalau datang dan pergi selalu bersalaman dengan Keyla.
"Hati-hati ya."
"Siap, bos!"
Lisa pun meletakkan paper bag itu pada keranjang yang tersedia. Beruntung hari ini pesanan hanya kue kering saja jadi mau ngebut juga aman saja.
Lisa memang pernah masuk club balap sebelum mengenal Dion. Laki-laki itu melarangnya setelah menjadi kekasih Lisa, karena tidak mau jika Lisa bergaul dengan laki-laki lain. Dion memang overprotektif.
Lisa berhenti pada sebuah bangunan mewah di kawasan perumahan elit. Meski tadi dia harus menahan emosi karena proses masuk yang tidak mudah dan sangat ketat itu. Sekarang Lisa harus menunggu pemilik rumah di teras dengan suguhan menggiurkan memang.
"Cuma nganter kue aja suruh minum jus sama camilan!" Lisa terkekeh melihat pelayan tadi langsung memberikan kudapan itu.
"Maaf ya, Nis. Lama ya nunggu Tante?" tanya seorang wanita yang baru saja keluar.
Dia adalah pemilik rumah mewah itu. Dini namanya. Meski sudah berkepala empat, wanita itu masih terlihat muda.
Lisa bangkit dari duduknya dan tersenyum.
"Nggak kok saya baru saja datang," kata Lisa.
"Ya udah kita pergi sekarang aja ya?" ajak Dini.
Lisa tidak mengerti, saat Dini hendak mengandeng tangan Lisa, gadis itu sedikit mundur.
"Saya kemari mau antar pesanan kue kering, Tante. Bukan mau pergi," kata Lisa sambil menyodorkan paper bag berisi beberapa toples kue kering.
Dini menatap Lisa dengan kening mengerut dan berganti menatap ke arah paper bag yang bertuliskan Kayla Bakery.
"Lho kamu kerja di sini? Sejak kapan kamu kerja?" tanya Dini heran.
"Sudah sejak saya duduk di kelas dua SMA, Tante," jawab Lisa apa adanya.
Dini yang terlihat bingung membuat Lisa tidak enak hati. Namun, suasana itu tidak berlangsung lama karena dering ponsel Dini terdengar. Dini melihat layar benda pipih itu yang kebetulan dia genggam sejak tadi. Dini pun kembali menatap Lisa.
"Oh, ya ampun. Sepertinya Tante salah orang. Soalnya ada janji sama anak teman arisan Tante dan itu Tante kira kamu. Maaf ya," jelas Dini.
"Eh, nggak apa-apa, Tante. Duh maaf ya tadi jus saya habiskan. Saya pikir buat saya," ucap Lisa yang merasa tidak enak karena rupanya pelayan juga salah paham.
"Eh, nggak apa-apa. Memang siapa aja yang datang Tante kasih minum."
"Kalau gitu terima kasih, Tante. Saya permisi ya karena banyak yang harus saya antar. Permisi." Lisa sedikit membungkukkan badannya.
Dini hanya mengangguk karena merasa canggung. Efek salah paham dengan Lisa. Dia kira Lisa adalah calon menantunya yang kebetulan mau datang untuk menemaninya shoping.
"Kok hampir mirip ya? Mungkin karena gaya rambut sama!" gumam Dini yang masih menatap kepergian Lisa.
"Ah, dia tomboy dan bisa naik motor. Anisa nggak, kayaknya aku rindu dia deh jadi lihat anak tadi malah lihat Nisa. Bener-bener ini mata, saking rindunya sama calon mantu!" Dini menepuk keningnya.
Sudah hampir satu bulan Dini tidak bertemu Anisa, calon menantunya. Kesibukan Anisa membuat Dini harus menahan rasa rindu itu. Biasanya Dini selalu bepergian dengan Anisa. Entah itu shoping atau hanya sekadar minum teh saja. Dini sudah menganggap Anisa seperti anak sendiri. Maka dari itu satu bulan adalah waktu yang lama untuk Dini.
Dini pun kembali menelpon Anisa karena tadi saat dia menelpon Dini, tidak mengangkatnya karena sedang heran dengan Lisa. Dini kira Lisa adalah Anis. Bukan hanya Dini saja, asisten rumah tangganya pun mengira itu Anis. Maka dari itu asisten rumah tangganya pun memberikan jus dan kudapan untuk menunggu Dini. Rupanya Lisa datang untuk mengantar kue, Dini jadi merasa tidak enak karena telah membuat Lisa menunggu lama.
"Lebih baik aku minta maaf nanti sama Keyla," gumam Dini setelah selesai berbincang-bincang dengan Anisa.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Evi Bening
kak Tomy ganteng dan Mey cantik jd klop dech klo mereka berdua menikah
2021-07-31
0