"Adek balek dulu y kak", Brian merasa ngantuk dan lelah karena dia begadang semalam dan paginya dah langsung nongki di kafe Karin.
"Jangan, nanti dulu dek" rengek Karin dan secara spontan meegang tangan Brian.
Surrrr... gile muka Karin memerah seperti kepiting rebus, dan Brian terlihat kikkuk, mereka bertatapan lama dan ntah apa yg mereka rasakan, stop Karin..... stop... mana akal sehatmu, ingat dia bocah.
"Kakak adek ngantuk bngt " rengek Brian dengan manja.
Rengekan itu membuat lamuann Karin buyar, gejolak hatinya jadi menggebu gebu, dia jadi salting, dan terlihat Brian menyunggingkan senyum nakal di ujung bibir nya karena melihat muka merah Karin.
"Brengsek, ni anak berhasil bikin gue salting, lihat senyum puas di bibirnya, bikin gue merasa rendah banget, sepertinya dia merasa menang karena kami sempat saling merasa paling hebat. Kalau dia menggoda gue, gue bakal jatuh kepeluaknnya, dan gue jg membalas kalo gue menggoda dia, di bakal jatuh kepelukan gue.
"Ok lah, pulang sana!" ucap Karin dengan sombong.
Lalu dia pergi, sambil mengucapkan, kalimat menggoda lagi, "dah kakakku tayang-tayang, manis-manis dan manjah-manjah".
"Dasar Kampret, brengsek, jelek ngangenin, gue sumpehin tambah cakep loe" ucap Karin dengan lantang sambil tersenyum manis.
Esoknya Brian datang lagi. Kali ini dia terlihat sangat kucel dan lesu, tapi tetap saja, bagi pandangan Karin dia sangat manis dan manja.
"Kamu dari mana? kok gak kabari kakak dulu mau kesini?" tanya Karin.
"Emang sejak kapan adek kalo mau kesini kasih kabar kakak dulu? nggak pernah kan?" lagian emang nggak boleh kalau kesini nggak bilang dulu?, kalau gak boleh adek balek aja lg" Brian berdiri, tapi ditahan oleh Karin.
"Kamu kenapa? kamu sakit? lagi ada masalh?" tanya Karin sedikit ke ibuan.
"Nggak kenapa-napa" jawab Brian pelan, lalu merebahkan kepalanya diatas meja.
"Adek gak bisa tidur semaleman kakak, jadi sampe sekarang masih ngantuk bnget" rengek Brian.
"Terus kenapa kamu nggak tidur aja dikosan?" tanya Karin.
"Adek mau kebengkel perbaiki motor. Tapi laper.... mau makan dulu,masakin gih makanannya, tapi jangn pedes, inget y jangan pedes!" ucapannya sambil tersenyum manis...
"Iya tuan kampret super manjah" Karin pun menyiapkan makanan untuk Brian, Brian makan dengan lahap, tapi ternyata tetap saja, masakan Karin terasa pedes. Ya iyalah, secara Brian emang nggak bisa makan pedes sama sekali, jadi bagaimanapun, masakan Karin tetap bakal terasa pedesnya. Tapi, Brian tetap memakannya dengan khas nya dia , makan sambil males malesan.
Tidak lama kemudian Karin kedatangan pelanggan lain. Tapi, lagi-lagi pelanggannya adalah seorang lelaki. Dia juga tertarik pada Karin, makanya dia sering mampir ke kafe milik Karin.
"Karin, pesen makanan dong buat aku, makan sini ya" lelaki itu berbicara sambil tersenyum manis pada Karin.
Karin lalu menghampiri lelaki itu, "ok, sebentar y" ucap Karin dengan sopan dan ramah sambil tersenyum manis.
Karin menyiapkan makanannya, jelas-jelas lelaki itu selalu melihat ke arah Karin, dan itu membuat Brian kesal. "Dasar mata keranjang Brengsek" umpat Brian dalam hatinya.
Saat Karin meletakan makanannya tiba-tiba lelaki itu dengan sengaja memegang tangan Karin, dan berpura-pura meminta maaf. Setelah itu, sontak Brian berdiri dan menghjar lelaki itu, sebuah tinju melayang ke wajah lelaki yang hampir seumuran dengan papa Brian.
"Bukkk , "
"Brengsek, loe kalau mau belanja yang sopan ya, ini Kafe, bukan Club malam" maki Brian.
"Jangan seenak loe megang terus pura-pura minta maaf, loe pikir gue nggak lihat kelakuan bejad loe"
Karin sangat kaget dan mencoba menenangkan Brian. Tapi Brian masih emosi dan mengusir lelaki itu.
"Untuk seterusnya loe nggak usah belanja disini, makan loe biar gue yang bayar. Gue nggak sudi kakak gue nerima duit dari orang macam loe, pergi!". bentak Brian, lelaki itu lalu buru-bru pergi dan meninggalkan kafe Karin dengan rasa malu.
"Kakak nggak kenapa-napa?" Brian bertanya pada Karin yg masih terdiam dan takjub.
"Gilak, gue nggak pernah liat Brian semarah ini? dia kenapa? kenapa bisa sampai begitu marahnya? ada apa denganya?" karin bertanya tanya dalam hati.
"Kak" Brian memanggil Karin lagi.
Karin tersadar dari lamunannya, "eh iya, apa? apa dek?" tanya Karin gagap.
"Aku yang nanya, kakak nggak apa-apa?" tanya Brian lagi.
"Harusnya kakak yang nanya kamu dek, tangan kamu gimana? sakitkah?" Karin lalu mengambil tangan Brian dan memeriksanya. Ternyata nggak apa apa, lalu baru Karin bernafas dengan lega.
"Makasih y dek" kamu sangat peduli sama kakak. Hati Brian bergetar dengan ucapan rapuh Karin itu, krn Karin selalu terlihat manis saat dia merasa rapuh. Dan lagi-lagi tanpa mereka sadari, begitu kuat rasa peduli mereka satu sama lainnya.
Mereka seakan sudah kenal lama, saling dekat, saling jaga dan saling peduli. Hubungan kakak adek yang sangat manis. Namun tidak ada yang tau, mau dibawa kemana arah hubungan ini. Yang jelas Karin sangat peduli ke pada Brian, sebaliknya. Brian juga sangat memperdulikan Karin.
Mereka kemudian melanjutkan obrolan mereka. Namun karena ngantuk Brian hanya menjadi pendengar yang baik. Sambil mendengar Karin bercerita Brian melipt kedua tangnnya dan menaruh kepalanya di atas lipatan tangannya tersebut. Brian mulai memguap, dia terlihat sangat memgantuk. Akhirnya Karin meminta Brian tidur saja. Namun Brian masih bersikeras tidak mengantum.
"Tidurlah dek, kamu terlihat sangat mengantuk dan berantakan" ucap Karin.
Brian hanya menggelengkN kepala nya. Namun tidak selang beberapa menit Brian tertidur. Karin melihat nya yang sedang tertidur. "Manisss sekali" ucap Karin dalm hatinya. Karin hanya bisa memperhatikan adik manis nya itu tertidur pulas.
"Tidurlah dan istirahat yang cukup ya dek" ucap Karin pean namun tidak ada balasan, karena Brian memang sekarang sudah tertidur dengan lelap nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
irendunk
ayo.... ayo....
temen2 kasih komen dong, biar author tambah smngt ni bikin episod selanjutnya..., kalo bs kasih saran jg ya 😉
Mkc cemua cemua.....
2020-01-15
3