My Arrogant Husband
"Maafkan Ibu, Lil. Tapi kamu harus mau menikah dengan putra Nyonya Handoyo."
Kata-kata ibunya membuat Dalila Mariana, wanita dengan kacamata tanduk itu termenung. Dia masih berusia Dua puluh empat tahun, masih banyak impian yang ingin dia wujudkan.
Dalila juga ingin tetap bekerja, untuk menyekolahkan adik perempuan satu-satunya. Meskipun dia hanya berkerja sebagai penulis novel online, tapi dia masih ingi ikut membantu ibunya menyekolahkan adiknya.
Tapi kini sang ibu justru menyuruhnya untuk menikah dengan seseorang yang bahkan tidak pernah dia temui.
"Bu, haruskah aku, tetap menikah dengan putranya Nyonya Handoyo? Apakah tidak ada jalan keluar lain?" Dalila mencoba mengatur suaranya agar terdengar jelas, meskipun matanya sudah terlihat berkaca-kaca.
"Nyonya Handoyo, sudah sering menolong kita. Beliau juga yang membayar semua tagihan rumah sakit mendiang ayahmu," balas ibunya sendu.
"Aku takut, Bu," ucap Dalila jujur.
Bagaimana Dalila tidak takut, dia bahkan tidak pernah bertemu atau melihat calon suaminya. Delila khawatir, jika nanti calon suaminya akan kecewa melihat wajah dan penampilannya yang biasa saja.
"Putra Nyonya Handoyo pasti baik, seperti kedua orang tuanya." Ucap ibunya mencoba menenangkan hati putrinya.
Meskipun hatinya sedikit tidak rela, jika putri sulungnya harus berkorban demi membalas budi keluarga Handoyo pada keluarganya. Tapi sang ibu tetap memantapkan hati.
Lagi pula Delila, akan hidup dengan terjamin. Keluarga Handoyo adalah salah satu keluarga terkaya di negeri ini, jadi ibunya merasa terhormat juga bahwa putrinya yang dari keluarga biasa saja, akan di persunting oleh salah seorang keluarga konglomerat.
***
Dalila masih memandangi gaun berwarna putih gading, yang tergantung di pintu kamarnya. Besok adalah acara pemberkatannya bersama putra pertama Nyonya Handoyo.
Entah kenapa hatinya menjadi tidak karuan, apalagi kata Valerie, adiknya. Putra pertama Nyonya Handoyo itu sangat tampan. Apakah pantas seorang upik abu sepertinya, bersanding dengan seorang pangeran?
Tok ... Tok ... Tok ....
Saat sedang melamun, seseorang mengetuk pintunya.
"Kak, aku boleh masuk?" tanya suara di balik pintu kamarnya.
"Masuk aja, Val," balas Delila.
Valerie pun langsung masuk ke dalam kamar kakaknya. Dilihatnya kakaknya itu sedang termenung di ranjang.
"Kak Lila, belum tidur?" tanya Valerie lembut.
"Aku kepikiran acara besok, Val," jawab Delila lirih.
"Semuanya akan baik-baik aja kak. Kak Lila tenang aja," Hibur Valerie.
Delila hanya tersenyum, senyum yang memperlihatkan lesung pipinya.
****
Hari ini adalah hari pernikahannya, tapi Adonis sama sekali tidak tampak bahagia. Sedari tadi malam, dia tidak bisa tidur. Wajah tampannya terlihat keras, membuat siapa pun yang melihatnya akan terpesona sekaligus takut.
"Tuan Adonis, Nyonya dan Tuan Handoyo sudah menunggu di bawah," ucap seorang perempuan yang memakai baju pelayan dengan takut.
Tanpa menyahut, Adonis mengambil tuxedo hitam dan memakainya. Dia pun keluar dari kamar untuk menuju ruang tamu dimana kedua orang tuanya berada.
"Pengantin pria yang tampan," ucap Nyonya Handoyo, sang ibu dengan senyum lebar.
"Puas, Mi?" tanya Adonis jutek.
"Jangan cemberut, nanti ketampanan ini hilang," balas maminya sembari mencubit pipi anak laki-lakinya itu.
"Jangan kebanyakan bicara, pengantin wanitanya sudah menunggu dari tadi!" salak seorang laki-laki paruh baya yang duduk di kursi roda.
Laki-laki paruh baya itu adalah Tuan Herman Handoyo. Salah satu pengusaha terkenal pemilik kerajaan bisnis fashion dan properti di negri ini.
Karena sekarang dirinya sudah tua, jadi semua bisnisnya dia wariskan pada putra satu-satunya, Adonis Evander Handoyo. Meskipun awalnya Herman tidak yakin akan kemampuan anaknya, tapi sekarang terbukti bahwa anaknya mampu memimpin kerajaan bisnisnya.
****
Mereka sampai di tempat acara pernikahan tepat setelah sang pendeta datang. Adonis langsung berdiri di altar yang sudah di hias dengan indah.
Dia berdiri dengan gelisah, menanti calon pengantin wanita yang tidak di harapkan nya. Semua ini gara-gara ide gila maminya.
"Kamu harus menikah dengannya, karena ini jalan satu-satunya agar papimu, mau menyerahkan semua perusahaanya padamu," ujar maminya malam itu.
"Tapi Mi, aku sudah punya pilihan sendiri," balas Adonis sebal.
"Maksud kamu Meghan?" tanya ibunya penuh selidik.
"Ya."
"Jangan bodoh, itu hanya cinta monyet yang berlanjut karena kalian bertemu lagi."
"Tapi aku mencintainya, dari dulu dan tidak akan pernah berhenti mencintainya!" balas Adonis dingin.
Maminya hanya menghela nafas, dia tahu putranya sangat keras kepala. Semua yang dia inginkan, harus dia dapatkan.
Tapi sekarang bukan waktunya berdebat dengan putranya, sekarang dia harus berpikir agar Adonis mau menikah dengan wanita pilihan suaminya.
Entah kenapa suaminya bersikeras menikahkan putra satu-satunya dengan gadis kampungan, yang bahkan tidak bisa berdandan.
Bahkan dari dulu, suaminya sangat baik pada keluarga wanita itu, jadi dia juga harus pura-pura baik pada mereka.
"Kamu hanya menikah di atas kertas, setelah menikah kamu masih bisa tetap bebas berhubungan dengan Meghan. Wanita yang akan kamu nikahi ini hanya wanita bodoh," ujar sang ibu sembari mengelus pundak putranya.
"Tapi tetap saja, membayangkan harus satu kamar dengan wanita itu membuatku mual."
"Sudahlah, ikuti saja permintaan mamimu ini. Mami yakin, semuanya akan mudah untuk kamu," ucap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.
Seperti itulah, akhirnya Adonis mau mengikuti ide gila dari maminya.
****
"Dalila Mariana, aku mengambil engkau menjadi seorang istri, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang sangat tulus."
Adonis mengucapkan janji pernikahan dengan suara sedikit bergetar, tapi mampu membuat Dalila dan sebagian tamu, menjadi tersentuh.
"Selamat, Kak Lila dan Kak Adonis," ucap Valerie sembari memeluk kakak perempuannya itu.
"Makasih, Val," balas Dalila tulus.
Adonia hanya diam, sedari tadi dia memang tidak banyak berucap. Saat ditanyai Dalila pun, Adonis tidak menjawabnya. Tapi Dalila berpikir positif, mungkin suaminya sedang merasa lelah.
Di pelaminan, Dalila beberapa kali melirik Adonis yang memakai tuxedo berwarna hitam. Wajahnya memang sangat tampan, berkulit putih, hidung mancung, alis tebal yang menaungi sepasang mata yang menyorot tajam.
Melihat Adonis rasanya seperti melihat patung dewa-dewa Yunani. Tidak heran, kebanyakan tamu wanita terlihat gembira saat bersalaman dengan laki-laki tampan yang kini sudah menjadi suaminya itu.
Akhirnya acara pernikahan itu sudah selesai, sebenarnya itu hanyalah acara pemberkatan saja. Karena acara resepsi akan di langsungkan nanti. Tapi tamu dari pihak wanita sudah banyak yang datang.
"Bu, Dalila pamit dulu, ya," pamit Dalila setelah selesai acara.
Dari awal memang keluarga Handoyo meminta Dalila untuk tinggal di rumah mereka. Tentu saja ibunya langsung setuju.
Setelah pamit, Dalila yang masih memakai gaun pernikahannya duduk di jok belakang mobil bersama suaminya. Tapi saat sudah dalam perjalanan, Adonis menyuruh sopirnya untuk berhenti.
"Berhenti dulu, Pak!" perintah Adonis dingin.
"Mau apa, Tuan?" tanya sopir dengan wajah takut.
"Aku bilang berhenti!!"
Akhirnya si sopir memberhentikan mobil di pinggir jalan, Dalila yang baru pertama bertemu dengan Adonis pun belum tahu betapa arogan dan dinginnya laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya itu.
Setelah mobil berhenti, Adonis langsung membuka pintu mobil.
"Bawa dia pulang, Pak. Aku mau pergi makan malam bersama kekasihku," ujar Adonis tanpa memandang Dalila yang sekarang hanya bengong mendengarkan jawabannya.
"Kekasih? Apa berarti Adonis sedang menduakanku?" batin Dalila sembari melihat kepergian Adonis.
Ini hanyalah awal dari neraka kecil untuk hidup Dalila. Mampukah Dalila menjalani kehidupan pernikahannya?
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Lintang Maharani
seperti nya bagus baru baca, soalnya nunggu marlangen gak muncul 2, wkwkwkwkwkw kok gak ada visualnya ya Thor,kan d tulis pria asing beralis tebal d bayanganku laki2 bule dgn garis wajah yg tegas dan cool hehehe
2021-02-01
1
zen aril
hayyaa gk cocoklah wajah tampan di jadi karakter Arogan,,,,
tapi q suka dengan ketamvanannya👍👍
2020-12-06
1
ida Abizar
hay².. stelah Aku Baca d Group FB.
akhir nya Aku Mampir Thoor..
semangat,Aku Baru mau Mulai
2020-11-06
1