Sang Penakluk 2
Setelah mendengar penjelasan dari dokter spesialis kandungan yang memeriksa kondisi Istrinya, Jhong pun terduduk lemas di kursi panjang rumah sakit. Jhong terdiam dan mencoba mencerna apa yang dokter itu bicarakan, beberapa saat kemudian butiran kristal bening mulai terlihat di pelupuk mata pria itu, dengan tatapan kosong memandang ke dinding putih rumah sakit. Pria itu tak tau apa yang harus dia lakukan karna kebodohannya lah yang membuatnya kehilangan bayinya, bahkan janin itu pun masih sangat kecil, harapannya seakan sirna mengetahui jika janin yang ada di rahim istrinya kini telah di ambil oleh yang maha kuasa.
Pria itu masih terdiam dengan tatapan kosong terlihat juga Ray, Senjoo dan Jim, juga shock mendengar apa yang Dokter ucapkan, mereka terlihat sibuk menenangkan sahabatnya yang terlihat berduka karna kehilangan bayinya. Namun Jhong hanya diam tak mengubris apa yang sahabatnya ucapkan.
Pria itu memejamkan matanya menyesali atas perlakuannya terhadap istrinya, dilihat dari raut wajahnya pria itu sangat teramat menyesal karna lebih memilih menjaga hati teman masa kecilnya, dari pada menjaga perasaan Istrinya yang sedang mengandung!
Lorong rumah sakit yang terlihat mewah, dengan cat berwarna putih dan terlihat bangku-bangku rumah sakit yang tertata rapi di depan setiap ruangan, entah mengapa di sore hari itu lorong rumah sakit itu terlihat sepi dan sunyi, bahkan langit pun terlihat mulai gelap, karna tertutup awan hitam yang menyelimutinya, Pria itu masih duduk kaku di depan ruangan istrinya, dia tak tau apa yang harus di lakukan wajah Jhong terlihat pucat dan tak hentinya dia menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian janin yang ada di rahim Istrinya.
"Andai saja aku menjaga mu, pasti musibah ini tak akan menimpamu Sayang, betapa bodohnya aku lebih memilih menjaga hati wanita lain dan mengabaikan mu begitu saja. Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahan terbesarku! karna keegoisan ku membuatmu kehilangan janin yang sedang berada di rahim mu. Bahkan janin itu masih sangatlah kecil dia bahkan bulum sempat terlahir ke dunia ini." Ucap lelaki tersebut dengan menelan keras Saliva nya yang terasa getir.
"Yang lebih aku sesali lagi ialah, jika saja sejak awal aku tak menuruti permintaan Ibu Mertua yang menyuruhku merahasiakan penyakitnya mungkin kamu tidak akan semenderita ini Sayang. Dan aku tidak perlu menerima kebencian dan amarahmu aku bahkan tak sanggup melihatmu menitihkan air mata, tapi kenapa aku malah menjadi sebab dari semua duka, rasa sakit, rasa kecewa yang selalu kau rasakan! Bahkan aku juga yang menjadi sebab dari semua rasa sakit yang kini kau alami" Pria itu masih tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi.
Apalah daya semua sudah terjadi, janin yang tadinya tumbuh sehat di rahim istrinya harus di keluarkan paksa oleh dokter.
2 Jam kemudian
Pria itu terlihat berdiri dari posisi duduknya, dan melangkah dengan perlahan menuju ke arah pintu ruangan istrinya di rawat, wajahnya terlihat sedih dan pucat Pasih, kristal bening masih terlihat di pelupuk mata pria tersebut.
Jhon membuka perlahan pintu ruangan istrinya itu, dan melangkah kakinya menuju ranjang rumah sakit, dengan tatapan senduh alangkah terkejutnya Jhong Back mengetahui jika ranjang rumah sakit itu sudah kosong dan tak terlihat Istrinya di ranjang dingin pasien! Mata pria itu terlihat berkeliling menatap setiap sudut ruangan, namun masih tak menemukan keberadaan Istri cantiknya. Pria itu terlihat menyerukan namun Istrinya tapi masih tak ada jawaban. Jhong berteriak histeris mencari keberadaan istrinya tersebut, Matanya seketika membulat dan dia berlari menuju kamar mandi, dibukanya pintu itu dengan kasar dan segera masuk kedalam kamar mandi yang ada di dalam ruangan tersebut, namun Jhong masih tidak menemukan keberadaan Istrinya.
Dengan wajah kebingungan Pria itu terlihat berteriak-teriak menyerukan nama Istrinya kembali, dengan suara lantang dan raut wajah terlihat sangat khawatir, ketiga pangeran pun yang berada di luar ruangan segera masuk setelah mendengar teriakkan sahabatnya itu, ketiga pangeran pun seketika terperanjat melihat ranjang pasien yang sudah kosong melompong.
"Apa yang terjadi! Mana Una?" Ucap Ray dengan wajah terlihat kebingungan. Sedangkan Senjoo dan Jim masih mencari Una di sekitar ruangan tersebut, ruangan VIP itu sangatlah luas karna itu memang ruang khusus yang biasanya di gunakan Jimmi nan jika sedang sakit.
Jhong melirik tajam kearah Jimmi nan yang tengah sibuk mencari keberadaan Istrinya.
"Pasti kau yang telah menyembunyikan Istriku!" Bentak Jhong dengan nada suara meninggi sembari menajamkan alisnya dan mengepalkan kedua tangannya. Setelah mendengar ucapan Jhong seketika tubuh Jim terlihat kaku dan berbalik menatap Jhong dengan menyipitkan matanya.
"Bagaimana mungkin aku melakukannya! Sedangkan aku bersama kalian sedari tadi." Jawab Jim dengan balas meloto ke arah Jhong.
Kedua pria itu saling memandang dengan tatapan membunuh, tangan kedua pria itu terlihat saling mengepal dengan rahang terlihat mulai mengeras, Jhong melangkah kasar mendekati Jim yang sedang berdiri di tengah ruangan, setelah sampai di hadapan Jim tanpa basa-basi Jhong langsung melayangkan tinjunya di wajah Jim, namun dengan cepat Jim menangkis tinju tersebut, hingga Jhong hanya menghantam angin.
Ray dan Senjoo tak tinggal diam melihat perkelahian itu, mereka berdua segera melangkah mendekati kedua orang yang sedang bertengkar itu, Mencoba menenagkan keduanya.
"Apakah dengan kalian berdua bertengkar akan membuat Una kembali lagi! Lebih baik kita berfikir dengan kepala dingin dan mencari keberadaan Una." Ucap Ray dengan suara terdengar berat mencoba menahan kegeramannya.
Untuk beberapa saat Jhong terdiam, Dia terlihat mencoba mencerna kata-kata sahabatnya itu.
"Aku harus menemukan Istriku segera!" Ucap Jhong dengan bergegas melangkah keluar dari ruangan tersebut kemudian di ikutin oleh Ray dan Senjoo.
Jim masih tak bergeming dari tempatnya berdiri, setelah ketiga pangeran pergi meninggalkan ruangan tersebut. Jim terlihat mengeluarkan selembar kertas putih dari saku celananya, Jim terlihat berjalan menuju laci kecil yang ada di samping meja pasien, pria itu mengelakkan kertas itu begitu saja dan berlalu pergi menyusul ketiga temannya yang lebih dulu keluar dari ruangan.
Jhong hampir gila mencari keberadaan Hyouna, dia bahkan menyuruh ratusan anak buahnya untuk mencari keberadaan Istrinya! Ratusan pengawal itu mengeledah setiap ruangan yang ada di rumah sakit itu, namun sia-sia tak ada satupun pengawalnya yang menemukan Istrinya. Bahkan rekaman Cctv pun tak luput dari pemeriksaan namun anehnya rekaman tersebut seakan sengaja di hapus oleh seseorang! Hingga kepergian sang Istri pun tak dapat dilacak oleh para bodyguard Jhong back,
Mata Jhong menatap tajam ke arah Dokter yang tadi memeriksa Istrinya, Wajah Dokter itu pucat Pasih dengan keringat mulai menetes dari dahinya dan jatuh perlahan membasahi pipinya, Dokter tersebut segera menundukkan pandanganya karna takut dengan amarah Jhong, tubuh Dokter tersebut terlihat bergetar karna takut bahkan terlihat beberapa kali dokter tersebut menyeka peluh yang ada di keningnya!
Jhong segera menghentikan langkahnya setelah tiba di hadapan dokter tersebut.
"Di mana kau sembunyikan Istriku? Apakah kau tidak ingin hidup lebih lama lagi di dunia ini!" Ancam Jhong dengan mengambil kerah baju dokter tersebut dengan kasar dan tatapan membunuh.
Jangan lupa like dan komentar nya ya☺️☺️ serta beri keritik dan saran agar saya lebih semangat lagi untuk melanjutkan ceritanya.
Komen dan like kalian adalah semangat autor!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
💫Sun love 💫
bagus ....aku suka keputusan Una untuk pergi...
2021-11-23
1
LUNA HIATUS
baru mampir thor..
2021-11-06
0
🎮 ⏤͟͟͞ROcthie ଓε⚽🏚€
nama-nama tokohnya sulit untuk diingat
😊😊😊
2021-10-07
1