4

Semasa SMP, aku dan daniel termasuk siswa populer karena, kami adalah anak dari pemilik sekolah dan baik guru mau pun seluruh siswa tahu akan hal itu.

Aku bukan tipe yang pemilih teman, semua orang ku ajak berteman. Mulia dari ekonominya di bawah, sedang, dan hampir setara dengan keluargaku, ku perlakukan selayaknya manusia yang memang harus di hargai dan mereka juga balas menghargaiku bukan menghormati atau segan padaku.

Saat itu, usiaku masih 14 tahun. Aku tidak tahu apakah aku tipe orang terlalu baik, terlalu bodoh memilih teman atau terlalu naif, jadi mudah di mafaatkan orang lain. pernah ada kejadian dimana aku terperdaya dan ikut dengan salah satu gang yang terkenal tajir dan paling fashionis di sekolah.

Hanya karena kami sepantaran dan nama orangtuaku sangat berpenggaruh pada kelancaran pekerjaan orangtua mereka masing-masing, mereka terus saja berusaha menarik perhatianku.

Jujurnya aku tidak nyaman berteman dengan mereka yang ekonomi orangtuanya sepantaran denganku, karena jelas sekali kalo mereka ingin memanfaatkan nama besar yang ada di belakang namaku.

Awalnya aku punya teman akrap kami dekat, aku bahkan sudah sering kerumahnya dan orangtuanya sudah menggangapku layaknya anak sendiri tapi entah bagaimana teman yang mengaku sebagai orang kaya ini, mengusik pertemanan kami dan mereka selalu punya cara membuat orang lain menjauhiku.

Saat semua teman kelas menjaga jarak denganku, gang anak kaya ini mendekatiku. Aku sebenarnya sudah terlalu sering aku menolak ajakan mereka, tapi entah kenapa hari itu, aku ingin sekali ke mall.

Mereka tahu niatku, jadi itu dijadikan kesempatan untuk pergi bersama. Dengan segala hasutan mereka, akhirnya aku luluh dan pergilah kami ke mall. katanya kami akan ke mall untuk bersenang-senang, Niatnya bersenang senang tapi nyatanya hanya untuk menjadikan aku ATM multi fungsi mereka.

FLASH BACK ON.

Kejadian ini sebenarnya sudah lama saat aku masih di kelas 3 SMP. Kemarin kami baru saja menyelesaikan ujian pelulusan, dan hari itu kami datang ke sekolah hanya untuk setor wajah, sekolah saat itu sepi senyap karena adik kelas memang diliburkan, dan kalo sudah tidak ada urusan, kami diperbolehkan pulang padahal jarum jam masih 9:30.

kami diantar menggunakan mobil yang biasa digunakan Api dan ati jadi saat kami baru saja tiba dilobby utama, tiba-tiba kami di sambut dengan beberapa orang yang ku lupa mereka siapa.

Wajah dari orang- orang yang menjemput kedatangan kami, tadinya cukup tegang tapi ketika melihat beberapa gadis turun dan berseragam sekolah seakan kecewa tapi juga ada sedikit kelegahan.

Mereka menggenalku jelas karena Ati sering membawaku menggecek beberapa hal di mall ini. Salah satu lelaki hampir paruh baya yang kuingat secara samar-samar bername tag resky dan menjabat sebagai manager seketika berkata

“Selamat datang nona Danisa, kami menyambut kedatangan anda, ada yang bisa kami bantu?” Tanya dengan senyum sopan.

“Tidak" Jawabku kikuk karena kami semua jadi sorotan pekerja juga penggunjung mall lainnya.

"Apa ada perintah untuk kami, dari nona adipatih?"

"Tidak. kalian silahkan menggerjakan pekerjaan kalian” kataku agak kaku karena tidak nyaman.

Mendengar itu akhirnya mereka menunduk sedikit dan melangkah pergi satu persatu, melihat itu temanku bernama Aulia berkata

“wahh kamu diperlakukan sebegitu sopannya, memang enak ya kalo mainnya sama anak orang kaya” katanya dengan antusias

“setiap kamu kesini selalu diperlakukan begitu?” kata Marwa

“iya” ujarku mengiyakan saja agar pertanyana mereka cepat selesai.

“hebat nama keluargamu saking berpengaruhnya ya disini?” Tanya Hana

“Anak sultan mah memang top marko top deh, hehehe tar kalo kita belanja denganmu ada diskon gede-gedean ngak?”Ujar Mawar

“Tidak tahu dan kayaknya tidak bakal ada selain menang harga barangnya diskon” ujarku mulai muak mendengar penuturan mereka, walau begitu kami kami tetap melangkan untuk menggelilinggi toko-toko.

Kami telah makan dan menonton dan tahu siapa yang membayar itu semua? Aku jelas AKU. Mereka menodongku untuk membayar dengan alasan

“Danisa kamu yang bayar ya, aku ada tas yang kuincar dan aku harus ngehemat biar uangnya cukup beli tas itu ya” Ujar Aulia dengan wajah sok manis yang memuakkan sedangkan Marwa, Linda dan Hana ikut menggangguk. Jelas mau tidak mau aku yang bayar wong pramusaji telah menyodorkan billnya kok!

Jika harganya 100 hingaa 300 ratus ribu sih masih oke tapi jangan harap karena kami makan di salah satu restoran jepang yang memang khusus untuk orang mentereng jadi harganya 20 kali lipat. Setelah makan kami nonton dan bayar siapa? Jelas aku, semuanya masih termaafkan termasuk ketika aku membelikan popcorn dan minumannya hingga kami setelah nonton dan mampir di toko tas, nah disitu masalahnya.

Kami baru hampir 15 menit lebih atau kurang aku tak tahu tapi yang kutahu sangat jelas kala aku sudah menggeluarkan uang 58 juga hanya untuk 4 tas.

Kok bisa? Jadi ceritanya mereka punya uang sendiri dan uangnya cukup untuk beli 1 tas tapi dengan makrupnya mereka mengginginkan 1 tas lagi dan masing-masing dari mereka uangnya kurang, tahu solusinya? Ya mereka meminta aku untuk menambahnya.

Aku jelas enggan karena itu untuk mereka, bahkan aku saja tidak memiliki satu barangpun yang menarik minatku untuk membeli tapi dengan desakan mereka dan malu karena dilihat-lihat oleh yang pengunjug juga pelayan toko akhirnya kubayar walaupun hati ngelangsa.

Prada, chanel, Louis Vuitton, Hermes sudah ditangan mereka. Setelah kami keluar dari toko beberapa orang berbalik hanya uuntuk melihat tetengan gadis-gadis berseragam sama denganku.

jelas mereka heran wong marah mewah yang kerap kali digunakan ibu-ibu socialita kok diteteng dan mampu dibeli anak SMP.

Melihat mereka berjalan dengan bangga aku hanya muak dengan mereka dan sudah bersumpah tidak akan mau ikut nongkrong cantik ala mereka juga tidak akan percaya dengan semua penuturan mereka.

Uang seperti itu sebenarnya tidak begitu berpengaruh untuk keluarga kami tapi aku sudah membayangkan akan penghematan besar-besaran untukku karena ulah gadis-gadis bersifat lintah sawah itu.

Tepat pukul 07:00 sore aku telah sampai dirumah. Pada saat itu, ketika aku sudah memijakkan kaki diruang keluarga, kudapati semua keluarga juga semua Art berkumpul untuk menyambut kedatanganku.

Suasana seketika terasa mencekam apa lagi ati sudah memegang kertas yang ku yakin bukti penggeluaranku seharian ini. Jangan harapkan karena berstatus sebagai anak orang kaya jadi boleh berbelanja sesukannya.

semua keuangan keluarga diurusi oleh Ati dan laporannya akan masuk ke SMS bangking Ati, kenapa seperti itu?, jawabannya adalah, Atilah pemilik kekuasaan dikerajaan Dimas Putra Adipati.

Semua uang di kontrol oleh ati. aku tidak heras sebenarnya kalo Ati adalah orang pertama yang mengetahui keluar, masuknya uang di ATM, kartu kredit, dan debit keluarga adipatih tapi apa memang harus ada rapat dadakan seperti ini?.

Terpopuler

Comments

sam uni

sam uni

ATM berjalan..kata Ati mu, Danisha.

2020-06-25

2

Sabila Billo

Sabila Billo

mewekkk akunya...

2019-07-02

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!