bab 2

"Bawakan data para calon karyawan yang kemarin di wawancarai" ucap Aksa pada Sekertarisnya..

"Loh pak buat apa? Bukannya itu sudah jadi jobdesk staff recruitment?" Sekertarisnya mengangkat sebelah alisnya, ia heran, tak biasanya Aksa sebagai pemimpin perusahaan ikut menangani calon karyawan baru , biasanya ia hanya cukup menandatangani kontrak kerja, tanpa harus tau data dan skil para kandidat lebih dalam.

"Lakukan saja apa yang saya perintahkan" tegas Aksa dengan tatapan tajam menatap Sekertarisnya.

Tentu saja sebagai Sekretaris ia selalu menuruti apa yang atasannya perintahkan, meski yang di perintahkan di luar jobdesknya. Sekertarisnya mengangguk pelan "Baik pak, saya akan minta staff recruitmen mengirimkannya lewat surell"

Aksa, pria yang dingin, keras kepala, dan sangat sulit untuk membentangan senyum di wajahnya itu, tiba-tiba saja mengulum senyum dibibirnya matanya berbinar, teroancar aura kebahagiaan saat iya memandang layar laptop di depannya, ntah hal apa yang membuatnya demi kian. Rio asisten pribadinya yang hampir 24/7 bersamanya pun sangat jarang melihat tingkah atasannya seperti itu.

Rupanya Aksa baru saja mendapatkan apa yang ia inginkan, ia penasaran pada gadis yang menjadi kandidat calon karyawan di perusahaannya yang iya temui kemarin. Ia memikirkan bagaimana cara memulai pendekatan pada gadis itu, karena staff recruitmen tidak meloloskan gadis itu untuk bekerja di perusahaannya.

"Apa perlu saya hubungi dia secara langsung? Tapi atas dasar apa? Jika soal pekerjaan. toh dia tidak lolos masuk ke perusahaan ini" gumamnya menggaruk dagunya yang tak gatal, sembari memandang layar laptop sesekali ia meneguk kopi yang sudah disediakan, dengan cerutu di sela-sela jemarinya.

Padahal hal seperti ini bukan pertama kali Aksa alami, sebelumnya ia juga pernah sangat berjuang untuk seorang wanita, hanya saja mereka tak bisa lama bersama, ajal lebih dulu menjemput si wanita. Sejak ia kehilangan perempuan yang sangat ia cintai, Aksa tak pernah lagi tertarik dengan perempuan manapun, ia menutup hatinya, enggan menggantikan dengan sosok pengisi hati yang baru.

Namun, pertemuannya dengan Gadis yang iya temui saat akan wawancara diperusahan miliknya, mampu menggoyahkan hati si Pria yang telah lama menutup hati.

"Rio, tolong antar saya ke toko kue langganan almarhumah istri saya" perintah Aska pada asisten pribadinya.

"Baik pak" Rio mengangguk menuruti perintah Atasannya.

Memasuki mobil yang di kendarai Rio, Aksa duduk di kursi belakang mobil. Situasi hening di dalamnya tanpa ada obrolan, hanya terdengar suara-suara bising kendaraan yang berlalulalang., terlebih Aksa yang tidak pernah mau memulai pembicaraan kecuali dalam keadaan mendesak dan diperlukan.

Di dalam mobil hanya ada Rio dan Aksa, meski Rio sudah dua tahun bekerja menjadi Asisten pribadinya, Rio tetap masih segan dan harus memilih kata yang tepat untuk memulai pembicaraan dengan atasannya itu, alih-alih salah kata dalam bertanya, Aksa sudah pasti enggan untuk menjawab.

Rio menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang, situasi yang canggung ini membuat Rio berusaha memecah keheningan antara mereka beruda "Sepertinya sudah lama bapak tidak mau membeli kue dari tempat itu lagi, terlebih bapak langsung datang ke toko nya"

Mendengar Rio bertanya, Aksa mengalihkan pandangannya yang sejak tadi matanya hanya menatap sendu pada jalanan yang ia lewati. Menyenderkan punggung pada kursi mobil, menatap dengan pandangan kosong "Hari ini Anniversary pernikahan saya bersama Ayesha, hari ini tujuh tahun yang lalu, saya berhasil menyempurnakan kehidupan saya bersamanya, meskipun Ayesha sudah tiada, setiap momen momen berharga bersamanya, saya masih selalu merayakan" Aksa menjawab pertanyaan Rio, Bariton suaranya terdengar lirih dengan sesekali mengedeip-ngedipkan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca, seperti tak ingin terlihat pilu oleh sang asisten.

Memarkirkan mobilnya di depan toko yang dituju, Rio dengan sigap keluar dari mobil membukakan pintu mobil untuk Aska.

"Kamu tunggu saja di mobil, biar saya sendiri yang masuk" ucap Aksa pada Rio.

Sudah satu tahun lebih Aksa tidak pernah datang lagi ke toko ini, memandang tokonya dari kejauhanpun hatinya seakan sesak di penuhi rasa gundah, teringat kenangan bersama mendiang istrinya yang sangat menyukai hidangan yang di sajikan di toko itu.

Aksaa mendekati pintu toko, ia diam sejenak menarik nafas panjang sebelum ia benar-benar masuk. Lalu ia mendekati etalase, matanya seakan-akan berlairian kesana kemari menatap setiap kue yang ada,

Di dalam Toko yang tidak begitu padat pengunjung, Suara langkah kaki yang beradu dengan lantai menghasilkan suara nyaring yang mengusik indra pendengaran Aksa, memalingkan pandangannya kepada si pemilik sura langkah kaki yang kian mendekat. "Permisi pak, bisa saya bantu untuk perkenalkan cake pastry dan desert yang ada disini?"

Aksa menoleh, matanya terbelalak, pandangannya terpaku pada orang yang bertanya kepadanya, ya.. dia adalah si pemilik suara langkah kaki itu, betapa terkejutnya Aksa melihat siapa yang mendekati dan bertanya kepadanya.

...***...

...JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE AND COMENTNYA YA READERS ...

Terpopuler

Comments

LebahMadu

LebahMadu

Terima kasih sudah mampir 😍

2025-11-07

0

aliyanila

aliyanila

ceritanya menarik

2025-11-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!