CHAPTER—4

“Cium lagi.” Kini dengan kedua tangannya wanita itu sudah memegang sepasang pipi Joel. Ingin menarik agar pria itu kembali mengecup bibirnya, namun ditahan oleh Joel dengan mengeraskan otot lehernya.

Alhasil Cassia sedikit ngeri dengan reaksi Joel tersebut. Sekuat tenaga menarik wajah Joel agar kembali mengecup bibirnya, namun Joel sangat keras bisa menahan lehernya agar tak jatuh ke wajah Cassia.

“Kenapa, anda marah?” tanya Cassia saat tak mendengar sepatah kata pun keluar dari mulut Joel.

Joel bergeming. Tapi Cassia tak kehabisan akal. Ia kemudian memajukan wajahnya hingga menyentuh bibir Joel, lalu memagutnya.

Pagutan serampangan. Apalagi Joel hanya diam kaku tak merespon pergerakan Cassia. Tapi wanita muda itu terus melakukan pagutannya, hingga giginya membuat bibir Joel terluka.

Ringisan Joel menghentikan aksi Cassia. Merasa bersalah, wanita itu segera meminta maaf. “Maaf… saya nggak sengaja. Anda sih dicium bukannya balas, malah diam seperti manekin.” ringisnya.

“Kau yang salah, tapi malah menyalahkanku? Harusnya sebelum memutuskan untuk menjual diri, belajar dulu tentang cara berciu man. Baru… setelah itu datang padaku!” bentak Joel membuat Cassia terdiam.

Tapi tak lama kini ia sudah kembali bersuara. “Kalau belajar dulu sama orang, berarti anda sudah bukan yang pertama dong? Sementara anda berani bayar saya mahal karena tawaran saya untuk jadi yang pertama ‘kan?”

Kalimat itu membuat Joel meradang, karena apa yang diucapkan Cassia ada benarnya.

Joel membayar mahal Cassia, karena wanita itu menawarkan segala hal untuk menjadi yang pertama. Jika Cassia sudah jago dalam hal berciu man, bukankah itu berarti wanita itu membohonginya?

Merasa menang dengan alibinya. Nyatanya hal tersebut tidak semudah pemikiran Cassia. Dengan sigap Joel mengangkat tubuh Cassia, agar semakin naik ke atas. Kemudian mengambil sepasang borgol yang ia selipkan dibawah bantal, memborgol kedua tangan Cassia dengan ujung tiang dipan sebagai penyangga.

Tentu saja Cassia berontak. Namun, tenaganya kalah kuat dengan Joel yang berbeda spesies dengannya. Sehingga kini tak hanya kedua tangan yang terikat, tapi juga kedua kaki Cassia.

‘Bodoh… bodoh… bodoh… kenapa aku lancang memprovokasinya? Harusnya barusan aku diam saja, maka semua akan cepat selesai!’

“Tuan…” Meski sempat berontak, namun Cassia dengan cepat bisa tenang. “Anda tidak berniat mau—”

“Menurutmu?” timpal Joel yang seolah tahu arah pemikiran Cassia, bahkan ketika wanita itu belum selesai bicara.

Namun lagi Cassia dengan tenang menjawab. “Saya tidak tahu, maka dari itu bertanya. Juga jika anda memberikan saya pilihan… saya ingin anda melakukannya dengan lembut dan benar.”

“Ini pengalaman pertama saya. Meskipun anda telah membeli saya. Tapi sebagai seorang wanita yang masih dara, saya juga ingin memiliki pengalaman berkesan untuk percintaan pertama saya,” sambungnya.

Cassia menatap Joel penuh harap. Sepasang maniknya bahkan berbinar, berharap Joel mau mengabulkan permintaannya.

Joel tak menunjukkan ekspresi apapun. Wajahnya tampak datar memandangi Cassia. Tatapan Joel yang seperti itu membuat wanita itu tersulut keresahan. Takut Joel memperlakukan seperti yang ada dalam bayangannya.

Joel berdehem. Ia menaikkan satu alisnya. Lalu dengan rakus memagut bibir Cassia juga meremas kuat satu pegunungannya.

 Kasar. Perbuatan Joel membuat Cassia meringis. Remasan Joel pada salah satu pegunungannya membuat wanita itu menjerit kecil. Suara itu tertahan di dalam pagutan yang Joel lakukan. Menekan dalam diri agar tak melawan, sudi membiarkan setiap pergerakan telapak tangan Joel yang terus meremah tak beraturan.

Kesulitan bernapas. Sesekali Cassia mencuri udara dengan menggerakkan wajah ke samping. Pria itu seperti tak memberinya ruang untuk menikmati pergumulan bibir tersebut. Memagutnya dengan kasar sekaligus rakus bagai serigala yang sedang menyantap mangsanya.

Cassia meradang. Joel sepertinya tidak akan membiarkan ia menikmati permainan ini. Tidak mengabulkan permintaan Cassia yang ingin memiliki pengalaman berkesan untuk hal pertamanya.

Akan tetapi di saat pemikiran itu semakin liar, Joel tiba-tiba saja menghentikan pagutannya, menatap lekat mata Cassia. Sesaat. Sebelum akhirnya melanjutkan dengan ritme pelan.

“Uhmmm….” Tanpa sadar desauan itu lolos dari mulut Cassia. Menunjukkan penerimaannya pada sikap Joel yang mendadak berubah?

“Kau suka?” tanya Joel berhenti sebentar. Cassia mengangguk. Lalu Joel kembali melanjutkan aksinya.

Tidak ada lagi kerakusan. Apa yang dilakukan Joel kini penuh kelembutan. Bahkan kedua tangan Joel yang tadi sempat meremas kuat pada pegunungan Cassia berubah menjadi pijatan yang merangsang titik sensitif Cassia.

Cassia terlena. Apa yang dilakukan Joel kini membuat ia terbawa suasana. Larut akan keromantisan Joel, serta kelihaiannya dalam menaklukkan wanita. Hingga tanpa sadar berulang kali wanita itu meloloskan desauannya.

“Benar-benar seorang penggoda.” Joel berdesis tepat di telinga Cassia. Kemudian melanjutkan dengan menyesap salah satu pegunungan Cassia.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!