4. Drexler Vaughn Devereux.

...0o0__0o0...

...Drexler tahu sejak awal Lyra berhasil mengusik hidupnya dan malam ini. Ia sudah bisa menebaknya saat Lyra masuk ke klub dengan langkah santai dan senyum yang terlalu tenang untuk seseorang yang tahu sedang memasuki kandang singa....

...Gadis itu seperti biasa — berani, anggun, dan terlalu menantang untuk di biarkan begitu saja....

...Dan di antara keramaian musik, tawa, dan cahaya lampu redup, hanya Lyra yang bisa membuat mata Drexler berhenti berpindah....

...“Gue gak ngatur,” ucapnya datar, berusaha tetap tenang meski nadanya terdengar lebih tajam dari yang ia maksud. “Gue cuma gak suka lo ngerusak diri buat hal gak penting.”...

...Sebenarnya bukan cuma “gak suka.”...

...Drexler benci....

...Benci membayangkan Lyra melakukan hal bodoh yang bisa membuatnya terluka....

...Benci karena Drexler tahu—sekalipun gadis itu keras kepala, ia tak pernah benar-benar bisa memarahinya....

...Tatapan Lyra selalu menantang. Dan itu seperti biasa, berhasil menguji kesabaran-nya....

...“Dan kalau lo tetap nekat…” Drexler menarik napas dalam-dalam, “…lo harus siap terima hukuman.”...

...Lyra terkekeh, lembut tapi menusuk. Seolah tahu Cowok kutub itu sedang kehilangan kendali....

...Hanya butuh satu langkah sebelum pikirannya berhenti bekerja....

...Dalam satu gerakan cepat, Drexler menariknya, membuat Lyra duduk di atas pangkuan-nya. Ia bisa merasakan tubuh gadis itu menegang, dan untuk sesaat… semuanya hening....

...Udara di sekitar mereka seolah memadat....

...Bahkan musik yang berdentum di Club malam itu terasa jauh....

...Drexler menatap Lyra lama—terlalu lama....

...Cahaya redup menyoroti wajah cantik Lyra, mata yang berkilau, bibir yang selalu berani, napas yang bergetar kecil di antara jarak mereka yang terlalu dekat....

...“Hukuman yang bakal bikin lo berhenti menantang gue,” bisiknya....

...Drexler tidak tahu kenapa mengucapkan-nya. Mungkin karena Lyra membuatnya kehilangan logika....

...Dan ketika Lyra mencondongkan tubuh, memberi gigitan kecil di ujung telinganya. “Kalau gitu, gue mau lihat seberapa berat hukuman-nya.”...

...Drexler nyaris kehilangan kendali sepenuhnya. Refleks, jemarinya mengepal. Ia mengumpat dalam hati....

...Tapi di balik amarah kecil yang menyala, ada sesuatu yang lain sesuatu yang jauh lebih dalam dan lebih berbahaya....

...Lyra membuatnya ingin melindungi, tapi juga membuatnya ingin tenggelam....

...“Lyra…” hanya itu yang bisa ia ucapkan, pelan, nyaris seperti peringatan untuk dirinya sendiri....

...Regal dan Mogi menertawakan suasana yang makin panas, tapi Drexler tidak benar-benar mendengar....

...Semua fokusnya tertuju pada gadis di pangkuan-nya dan pada dirinya sendiri yang tidak bisa lagi berpura-pura tenang....

...Lyra menoleh ke arah Vika, pura-pura santai. “Kasih gue satu gelas whisky,” katanya mantap....

...Ruangan langsung hening....

...Semua tahu — hanya ada satu orang di tempat itu yang berani menentang Drexler, dan sekarang gadis itu melakukan-nya di depan semua orang....

...Tatapan Drexler tajam, dingin, tapi ada bara di balik matanya....

...Ketika Lyra meminta whisky, mereka semua tahu arah pembicaraan ini akan jadi buruk....

...Mereka bisa menebak reaksi Drexler—mereka tahu betapa Cowok kutub itu tidak akan membiarkan Lyra menyentuh alkohol....

...Lyra mendengus pelan. “Apa, kalian semua takut sama dia ?" Matanya melirik ke arah Drexler tajam. "Dasar penakut.”...

...Tatapan mereka bertemu lagi....

...Drexler melihat api di matanya—bukan sekadar keberanian, tapi semacam dorongan untuk menguji sampai batas mana ia bisa menahan diri....

...Dan saat Lyra berdiri hendak mengambil gelas itu sendiri, refleksnya bergerak lebih cepat dari pikirannya....

...Tangan Drexler mencengkeram pinggang gadis itu, menahannya agar tak pergi....

...“Semakin lo menantang,” ucapnya rendah, nyaris berbisik di depan bibir Lyra, “semakin lo bakal terjerat.”...

...Lyra tahu kata-kata itu lebih dari sekadar ancaman....

...Itu juga peringatan—untuk dirinya sendiri....

...Karena tiap kali Lyra menantangnya, tiap kali gadis itu melangkah terlalu dekat, Drexler merasa dirinya yang justru semakin tenggelam....

...Bukan Lyra yang terjerat....

...Tapi dia....

...Lyra menatap Drexler yang masih menahannya dengan genggaman kuat di pinggang. Tatapan matanya menantang, meski napasnya sedikit bergetar....

...“Lepasin, Drex. Gue gak suka di atur,” katanya dingin, berusaha terdengar tenang meski jantungnya berdetak kencang....

...Drexler tak bergeming. “Bukan ngatur,” suaranya dalam dan stabil, “Gue Ngejagain.”...

...Lyra mendengus kecil, senyum sinis terukir di bibirnya. “Bedanya apa ? Buat gue sama aja.”...

...Lyra mencoba menepis tangan Drexler, tapi cowok itu tak bergeser sedikit pun....

...“Bedanya…” Drexler memiringkan kepalanya, mata tajamnya menatap lurus ke mata Lyra. “Kalau orang lain ngatur lo, mereka cuma pengin kuasain lo. Tapi kalau gue—” ia berhenti sebentar, suaranya menurun menjadi nada rendah yang nyaris seperti bisikan, “gue pengin lo selalu aman.”...

...Lyra terdiam sepersekian detik. Tatapan itu terlalu dalam, terlalu jujur. Tapi ia menolak tunduk....

...“Dan siapa lo sampai bisa nentuin apa yang bikin gue aman ?”...

...Drexler menatapnya lama. “Orang yang gak bisa diem tiap kali lo hampir ngerusak diri sendiri.”...

...Kata-kata itu membuat dada Lyra terasa berat. Ia ingin membalas, tapi lidahnya kelu. Ia tahu Drexler tidak sedang menggertak — cowok itu memang seperti ini, selalu tahu cara membuatnya berhenti bicara hanya dengan kalimat pendek....

...Suasana di klub mulai mencair lagi; tawa Regal dan Mogi menggema di sudut, tapi dunia Lyra seolah hanya berputar di antara jarak kecil antara dirinya dan Drexler....

...“Drexler, lo pikir semua keputusan gue salah ?” tanyanya akhirnya, lirih tapi masih dengan nada menantang....

...Drexler mendekat sedikit, sampai napasnya terasa hangat di sisi wajah Lyra. “Gue pikir lo terlalu berani buat sesuatu yang bisa nyakitin diri lo sendiri.” Lalu, dengan suara lebih pelan, “Dan gue gak akan diem liatin itu.”...

...Lyra berusaha menahan tatapan itu, tapi sulit. Ada ketegasan yang memaksa dirinya untuk mendengar, meski sebagian dari dirinya ingin melawan....

...Drexler menunduk sedikit, menatap bibir Lyra yang menegang. “Lo gak perlu nurut sama semua orang, Lyra,” katanya pelan, “tapi kalau sama gue—belajar buat denger.” Nada suaranya lembut tapi tegas....

...Dominan tanpa kasar, menguasai tanpa harus meninggikan nada. Dan itulah Drexler saat sedang berhadapan dengan gadisnya. Hanya Lyra yang mampu membuatnya kehilangan kendali namun tetap bisa mengendalikan dengan tenang....

...Lyra menatapnya balik, matanya menyipit. “Dan kalau gue tetep gak mau ?”...

...Drexler tersenyum tipis, senyum yang lebih seperti ancaman halus. Ia mencondongkan wajahnya lebih dekat, hampir menyentuh kening Lyra....

...“Maka gue bakal bikin lo ngerti. Dengan cara gue.”...

...Lyra terdiam. Dadanya terasa berat, jantungnya kacau. Tapi senyum kecil juga muncul di bibirnya—keras kepala seperti biasa....

...“Kalau gitu, kita lihat siapa yang kalah duluan,” bisiknya....

...Drexler hanya menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya melepaskan genggaman-nya perlahan, namun tatapannya masih menahan Lyra di tempat....

...“Gue gak main buat kalah,” ujarnya datar....

...Dan malam itu, bahkan tanpa sepatah kata lagi, Lyra tahu Drexler bukan sekadar cowok yang bisa dia tantang. Dia adalah badai yang dengan mudah bisa mengguncang seluruh pertahanan-nya....

...0o0__0o0...

...Suasana di klub mulai mereda. Musik pelan menggantikan dentuman keras sebelumnya....

...Lyra masih duduk di kursinya, pura-pura sibuk memainkan gelang di pergelangan tangan. Tapi matanya terus mengikuti Drexler, yang kini berdiri di dekat meja, berbicara sebentar dengan Regal....

...Cowok itu masih dengan aura yang sama—tenang, dingin, dan terlalu memikat untuk di abaikan....

...Lyra menggigit bibir bawahnya. Entah kenapa, ucapan Drexler tadi masih terngiang di kepalanya....

..."Lo di jagain, bukan di atur."...

...Ketika Drexler kembali menghampiri-nya, Lyra mencoba tetap keras kepala....

...“Tuh kan, lo balik lagi. Takut gue minum whisky ?” ujarnya sambil menahan senyum tipis....

...Drexler menatapnya sebentar sebelum menarik kursi dan duduk di hadapannya....

...“Gue gak takut lo minum,” jawabnya pelan, tapi tatapannya tak lepas dari mata Lyra. “Gue cuma takut lo nyesel. Dan jika waktu itu datang, gue gak mau terlibat dalam penyesalan juga.”...

...Nada suaranya rendah, tapi tulus. Tidak ada nada mengancam—hanya kejujuran yang membuat dada Lyra bergetar pelan....

...Lyra menunduk, mencoba menghindari tatapan itu. “Lo selalu punya alasan yang bikin gue ngerasa tak berkutik terus.”...

...“Karena lo terlalu berani buat semua hal, kecuali satu,” Drexler menatapnya lembut, “ngaku kalau lo sedang capek.”...

...Ucapan itu menembus benteng Lyra dalam sekejap. Ia menatap Drexler, terdiam lama, lalu akhirnya mengembuskan napas panjang....

...Untuk pertama kalinya malam itu, nada suara Lyra menurun. “Mungkin… gue emang capek.”...

...Drexler hanya diam, lalu mengulurkan tangan, menepuk lembut kepala Lyra....

...“Udah. Gak perlu buktiin apa-apa malam ini,” katanya pelan. “Cukup duduk sini...bagi gue Lo udah lebih dari kata sempurna.”...

...Lyra terdiam. Ada sesuatu di kalimat itu yang membuat pertahanan-nya perlahan runtuh. Ia menyandarkan kepala di bahunya tanpa banyak kata....

...Untuk sesaat, semua kesombongan dan keberanian-nya sirna berganti dengan rasa nyaman yang sulit di jelaskan....

...Drexler tidak bicara apa-apa lagi, hanya diam sambil mengelus lembut kepalanya. Menatap ke arah lampu-lampu klub yang mulai meredup....

...Dan di antara keheningan itu, Lyra sadar—kadang, menyerah bukan berarti kalah. Kadang, itu cuma cara paling jujur untuk menunjukkan bahwa ia akhirnya percaya. Bahwa sekuat apapun kita... Kita tetap butuh sandaran....

...0o0__0o0...

Terpopuler

Comments

Meimei Meongst

Meimei Meongst

oh sumpah, seketika dunia per haluan gue meronta-ronta. please... kasih gue cowok spek Drexler. bagi inpo Thor... nyarinya dimana? 🤣🤣🤣🤣🤣

2025-10-20

2

Meimei Meongst

Meimei Meongst

sumpah Drexler lo cowok idaman gue banget. dan Lyra lo harus sungkem sama kak othor karena udah kasih cogan model se perfect itu. 🤭🤭🤭🤭

2025-10-20

4

Meimei Meongst

Meimei Meongst

Drexler mending lo kontrol kata-kata lo. gue takut khilaf... terus berujung nyulik lo. 🤣🤣🤣🤣🤣

2025-10-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!