My Future Husband
*****
Arkan menyipitkan matanya melihat Febri menangis di depan mobilnya. Ia melangkahkan kakinya menghampiri gadis itu. Ini kali pertama bagi Arkan melihat gadis cerewet itu menangis. Biasanya gadis itu selalu membuat kehebohan hingga kepalanya sakit.
"Kamu kenapa?" tanya Arkan.
Febri menghentikan tangisnya mendapati Arkan di hadapannya. Tanpa pikir panjang ia memeluk pria itu. Kemudian melanjutkan tangisnya yang tertunda. Arkan langsung mengernyit bingung melihat tingkah aneh Febri. Kepalanya melihat ke sekeliling, mereka masih berada di dalam area Kampus. Ia tidak ingin jika ada yang berpikiran macam-macam tentang mereka. Sebelum ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Arkan membawa gadis itu masuk ke dalam mobil untunglah gadis itu menurut dan tidak menolak.
Arkan menyalakan mesin mobil, diliriknya Febri dari sudut matanya. Gadis itu masih menangis entahlah apa penyebabnya. Pasti ada suatu hal buruk yang menimpa gadis itu.
Mobil Arkan membelah jalan raya selama perjalanan tidak ada satupun suara yang keluar kecuali suara isak tangis Febri. Ia bingung, bagaimana cara menghentikan seorang wanita yang sedang menangis? Arkan mendesah pantas saja istrinya dulu meninggalkannya, ia terlalu kaku menjadi seorang laki-laki.
Bahkan ia tidak tahu, bagaimana bersikap manis dengan seorang wanita? Arkan menggelengkan kepalanya, berada di dekat Febri membuatnya ingin melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan dengan perempuan manapun. Kehadirannya membawa warna di hidupnya yang hitam putih. Mobilnya berhenti ketika sampai di sebuah pantai, bunyi deburan ombak terdengar jelas di telinganya.
"Ayo turun," ajak Arkan.
Febri menurut, langkah kakinya mengikuti Arkan yang membawanya menyusuri bibir pantai.
"Jadi ceritakan kenapa kamu menangis?" Arkan membalikkan badan, tangannya memegang bahu Febri. Gadis itu mengigit bibir gugup, ia ragu untuk menceritakannya, tapi berada di dekat pria itu dirinya merasa terlindungi.
"Febri di jodohkan pak hiks, hiks, hiks......"
"Febrikan belum mau menikah, apalagi yang dijodohkan dengan Febri seorang duda, dia pasti udah tua, berperut buncit, punya kumis hiks hiks.....Febri ngak mau menikah dengan dia..." Febri mencurahkan isi hatinya sambil menangis bahkan tak tahu malu mengelap airmatanya di kemeja Arkan. Untung saja Arkan tidak bisa melihat karena tubuhnya yang kecil.
Arkan menarik sudut bibirnya mendengar itu, ia menduga Febri belum tahu jika pria yang dijodohkan adalah dirinya. Ia hanya sedikit tersinggung ketika Febri meledek orang yang dijodohkannya, itu sama saja seperti menghinanya. Arkan menarik napas, sepertinya ia harus menyediakan pasokan oksigen yang banyak untuk berhadapan dengan gadis ini.
"Trus apa masalahnya?" Tanya Arkan datar. Matanya mengamati wajah sendu Febri yang makin sedih mendengar responnya, bola mata itu mengeluarkan airmata dan dilanjutkan dengan tangisan yang lebih mirip jeritan yang memekakan telingan Arkan, astaga dia salah memilih lawan.
"HIKS...HIKS.... PAK ARKAN JAHAT, FEBRI BENCI....."
"Tenang Febri, saya minta maaf, kamu mau apa sekarang pasti akan saya turuti?" tiba-tiba tangis Febri terhenti, ia menatap Arkan penuh harap. Mulut terkutuk, Arkan mengumpat melihat wajah berbinar Febri yang merencanakan sesuatu.
"Kenapa ngak bapak saja yang dijodohkan dengan Febri? walaupun bapak udah tua dan duda, tapi Febri mau sama bapak." Arkan mendesis mendengar ucapan polos Febri astaga gadis ini apa tidak bisa menjaga mulutnya Arkan membayangkan hidupnya jika harus hidup bersama Febri selama-lamanya, bayangan kartun Squidward yang merasa tersiksa harus bersama spongbob selama-lama-lamnya melintas dipikirannya.
"Shit!!" Arkan mengumpat membayangan itu.
"Pak Arkan," tegur Febri ketika ia mendengar umpatan Arkan, Arkan menatap Febri tidak suka.
"Pak Febri minta tolong!"
"Setelah menghina saya kamu masih berani minta tolong."
"Ih bapak nyebelin," Sekarang Arkan tahu kenapa wanita selalu benar dan laki-laki selalu salah.
"Hem, kamu mau minta tolong apa?"
"Febri cuma mau minta tolong, tolong bawa Febri pergi pak. Selamatkan Febri, Febri ingin Lari dari kehidupan yang berat ini." Arkan termenung, gadis ini benar-benar bodoh, mau gadis itu di bawa kabur kan sama saja bohong ujung-ujungnya Febri akan ia nikahi. Arkan menatap matahari yang sebentar lagi terbenam, merasa tidak direspon Febri ikut menatap Matahari terbenam itu.
Entah kenapa hatinya merasa tenang, apalagi hembusan angin yang menerpa wajahnya. Ia merasa sangat nyaman, ia kembali menatap Arkan, dilihatnya wajah tampan itu. Pipinya terasa panas, ia menyukai kebersamaan mereka.
Arkan menatap tangan Febri ragu, ia ingin menggenggam tangan itu. Ia juga tahu Febri dari tadi melirik dirinya. Tapi melihat hari yang sudah mulai gelap dan matahari yang hampir tenggelam membuatnya ingin melakukan sesuatu. Digenggamnya tangan Febri tiba-tiba, jantungnya berdebar hanya melakukan itu, begitupun Febri ia merasa sengatan listrik ketika tangan Arkan menggenggamnya.
Kemudian Febri merasa tubuhnya di tarik ternyata pria itu membawanya berlari di sudut pinggir pantai menyusuri pantai ini. Wajah Arkan yang biasanya tidak pernah tersenyum, sekarang pria itu tersenyum begitu lebar kepadanya Febri ikut tersenyum melihat itu. Mereka terus berlari hingga lelah. Lalu Febri merasa tubuhnya di peluk erat di bawah langit gemintang.
"Karena kamu meminta saya membawamu untuk lari, maka saya membawamu pergi Febri, dan jangan sekali-kali kamu pergi dari genggaman saya. Karena saya tidak akan mengijinkannya sekalipun," Jantung Febri berdebar mendengar itu.
***
Note:
Teruntuk kamu, hidup dan matiku
Yang telah mengajarkan aku tentang apa itu cinta..
Aku tak tahu lagi harus dengan kata apa aku menuliskannya..
Atau dengan kalimat apa aku mengungkapkannya tentang bagaimana perasaan ku padamu...
Perasaan yang terus tumbuh dan berkembang di hati ini...
Rasa yang membuatku mengerti arti sabar..
Karena untuk ke sekian kalinya..
Kau buat aku kembali percaya akan kata cinta
Dan benar, bahwa cinta masih berkuasa di atas segalanya
Ketika hati yang mudah rapuh ini
Di uji oleh duniawi, di uji oleh materi untuk kesekian kali
Lagi, lagi, dan lagi
kau masih bertahan dalam cinta..
begitu juga aku tak bisa lepas dari setia...
tahukah kamu Febri
begitulah caraku mencintaimu sampai akhir nanti..
Ku tuliskan semua kenangan tentang caraku menemukan dirimu di hidupku
Tentang apa yang membuatku mudah berikan hatiku padamu
Takkan habis sejuta alunan lagu untuk menceritakan betapa cantinya dirimu
'Kan teramat panjang puisi 'tuk menyuratkan betapa hebatnya cinta ini
Telah habis sudah cinta ini tak lagi tersisa untuk dunia
Karena telah 'ku habiskan sisa cintaku hanya untuk mu
Karena cintaku hanya untuk mu seorang my beautiful wife... love me until the end.. Be my favorite wife until Jannah.. I want have child with you...
love your husband
Arkan ♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Telik sandi Megantara
rasanya aku pernah baca novel ini, tapi lupaaa. diulang lagi biar gak penasara
2024-09-13
1
Trisna
ehem...
batuk nih dudanya meresahkan
2024-04-16
0
Eman Sulaeman
menyimak
2022-06-08
0