“Akhirnya” teriak Misae senang, ia membaringkan tubuhnya karena lelah berusaha mengepang rambut sahabatnya itu agar rapi kembali.
“Semua ayo kita dapat panggilan dari Gyuro sensei” teriak Tsuzori, mereka menuju lapangan tempat berkumpul.
Saat berkumpul...
“Baiklah, ujian itu akan di lanjut bulan depan untuk melakukan penentuan sampai akhir, kali ini kami bagi misi untuk pangkat Dasar, misi kalian mencari obat untuk penyembuhan korban insiden tadi, pangkat tengah pergi menyelidiki asal mereka, dan pangkat atas bantu penyembuhan dan pembersihan, waktu hanya 3 hari” perintah Gyuro.
“Sekarang, mulai” mereka bergerak, “Bagaimana cara kita mencari asal mereka?” tanya Asato bingung, “Pertama kita menuju perpustakaan terdekat, di sana ada buku buronan dari mana mereka berada” jawab Daisuke, “Kau cepat memikirkan cara” puji Akito yang ikut bersama mereka saat itu.
“Setelah itu kita akan pikirkan strateginya, kita diberi waktu hanya 3 hari. Karena kita disini juga hanya 2 minggu” tambah Akari.
“Baiklah, aku akan membawa buku dan alat tulis serta beberapa senjata, beri aku waktu 15 menit untuk kembali ke penginapan lagi” pamit Asato, “Baiklah kita bertemu di gerbang depan” jawab Akito.
“Sekarang, Akito-sensei ambil izin terlebih dahulu ke kantor Shizukage, aku dan Daisuke pergi ke perpustakaan terdekat beri kami waktu 15 menit untuk membaca buku itu” saran Akari dengan pemikirannya yang cepat, “Baiklah” mereka berpencar.
Sementara Akari dan Daisuke...
“Ini dia perpustakaannya, Daisuke kau membawa buku dan alat tulis bukan?” tanya Akari ketika mereka sampai di depan perpustakaan itu, “Tentu saja” jawab Daisuke. Mereka masuk.
Akari mencari buku itu, dan ketemu, “Ini dia.. 'Buronan', pertama nama Sawaki dia berasal dari arah mana?” Akari mencari huruf S.
Buku itu lebih mirip dengan kamus bahasa, dia mendapatkan nama Sawaki, pria yang tadi ia lawan, “Dapat.. dia berasal dari daerah timur laut desa ini” dikte Akari.
Daisuke mencatat, “Disana tempat tinggal para Pengkhianat” tambah Akari.
“Artinya kita harus masuk lokasi itu” gumam Akari, “Haruko Isshiku, dan Hazura Naru juga dari sana” Akari mendikte kembali setelah ia mendapat nama dua pria.
“Seingatku ada 2 wilayah Pengkhianat, arah Timur Laut desa ini dan arah Barat desa Aogakure” jawab Daisuke.
“Baiklah, itu akan kita kerjakan setelah sampai di Hoshigakure nanti, sekarang sudah 10 menit.. ayo pergi” jawab Akari.
Daisuke menutup bukunya memasukkannya kedalam kantung kecil celana kaki kanannya.
Mereka munuju Gerbang Depan. Saat sampai, Asato sudah disana menunggu, “Bagaimana?” tanya Asato, “Kita sudah dapat” jawab Akari. 1 menit kemudian Akito datang, “Kita sudah dapat, ayo berangkat” jawab Akito. Mereka mulai melakukan perjalanan, “Sensei kita akan menuju timur laut.. disana mereka berasal” kata Akari, “Baiklah kita kesana” jawab Akito senang.
1 Jam kemudian...
“Ini kah tempatnya?” tanya Akito sedikit merinding dengan wilayah di depan mereka. Ada wilayah dengan tulisan larangan, “Biar aku lihat” jawab Akari, “Mūnai” mata milik klan Suyhifang milik Akari ia keluarkan.
“Benar ini adalah tempatnya” jawab Akari lalu matanya kembali semula, “Kita harus masuk wilayah ini dengan sembunyi-sembunyi?” tanya Asato, “Wilayah terlarang bukanlah mudah untuk di masukki, satu-satunya cara kita adalah berubah menjadi orang lain” jawab Daisuke.
“Aku ada ide” kata Akari senang, “Eh?!” tanya mereka bertiga bingung.
Beberapa menit kemudian...
“Baiklah aku akan menjadi Sawaki, Asato menjadi Haruko, Daisuke menjadi Naru, Akari menjadi Shinji” kata Akito mengulangi rencana mereka.
“Tapi bukankah mereka berniat juga untuk menangkap Sandaime-sama tadi?” tanya Asato, “Saat aku melihat isi pikiran mereka, mereka berniat untuk membunuh Sandaime bukan menangkapnya” jawab Akari.
“Yosh, ayo mulai.. Hazura Naru”, “Haruko Isshiku”, “Sawaki Yamada”, “Shinji Fujisawa”
“HENKAN” lalu mereka berubah menjadi yang diinginkan. Mereka masuk wilayah itu.
“Dengan cara begini kita akan tahu apapun yang ada disini karena wilayah ini merupakan wilayah terpencil” bisik Akito, “Rencana bagus Akari” puji Asato tersenyum senang.
“Yosh, kita tetap harus berhati-hati” jawab Akari, mereka sampai di Gerbang masuk.
Penjaga yang mereka lihat tidaklah asing, “Yamura Nato dan Tonaru Henkai” batin Akari ketika melihat 2 pria penjaga yang dia kenal dulu.
“Sawaki-sama, anda hebat berhasil menangkap seorang Dōbutsu ekor 3, itu menakjubkan” puji pria bernama Tonaru— musuh bubuyutan Akito, “Untuk mendapatkan anak ini juga bukanlah hal mudah” jawab Akito yang berpura-pura menjadi Sawaki itu. Anggap saja Sawaki Palsu, “Baiklah silahkan masuk” kata Nato— pria yang juga menjadi musuh bubuyutan Akito, mereka berempat masuk.
Ketika sudah cukup jauh, “Selanjutnya kita akan menjumpai Kenichi, pemimpin di wilayah ini.. aku sudah tahu kalau Kenichi ingin sekali menangkap para Dōbutsu” bisik Akito, “Baiklah.. ketika masuk aku akan menuju ruang rahasianya dan mencuri buku-buku yang sudah mereka ambil dari 5 negara besar” bisik Asato.
“Akari, ketika mereka berusaha mengambil yang ada di tubuhmu, kendalikan mereka menggunakan ilusi itu akan mempan” saran Akito, “Hai” jawab Akari mengerti.
Mereka sampai di kantor kerja Kenichi— pria yang tadi di sebutkan Akito. Akito menyerahkan Akari pada ahli pelepas segel yang sudah mereka tunggu, sementara Asato dan Daisuke masuk ke ruangan tertentu. Dan Akito bertemu Kenichi.
Akito mengetuk pintu lalu masuk ke dalam ruangan kerja Kenichi, “Apakah kau berhasil menangkapnya?” tanya Kenichi, “Benar aku sudah menyerahkan anak itu pada orang yang sudah menunggu di depan”
Sementara Asato dan Daisuke...
“Laboraterium sudah, ruang senjata sudah, dan sekarang ruang rahasia” kata Asato mengabsen seluruh ruangan yang sudah mereka masukki.
Sementara Akari...
“Anak manis, duduk di sini aku akan menyiapkan segalanya untukmu” kata pria yang mendudukkan Akari. Pria itu bernama Hashimura. Akari diam saja.
“Sepertinya mereka tidak sepintar yang aku kira” pikir Akari. Hashimura kembali. Ketika Hashimura menatap matanya, ia terbawa hipnotis Akari, “Sekarang lepaskan aku” perintah Akari. Pria itu melepaskan Akari, “Dimana ruang pakaian milikmu?” tanya Akari. Dia menunjuk kearah lemari di belakang Akari, Akari mengambil masker hitam yang ia miliki, ia mengambil 4 masker.
“Ambil Kunai itu lalu bunuh dirimu” Hashimura membunuh dirinya sendiri. Akari merubah dirinya menjadi Hashimura palsu dan segera menyembunyikan Hashimura asli yang sudah mati ke dalam lemari.
Ia pergi menemui Kenichi. Akito sudah pergi berkumpul dengan Asato dan Daisuke yang juga sudah berhasil memasuki 3 ruangan penting, “Kenichi-sama.. aku sudah mengambil seluruh kekuatan anak itu dan telah membunuhnya, ini adalah minuman yang mengandung kekuatan anak itu” kata Akari memberikan segelas minuman.
Tanpa pikir panjang, Kenichi meminum minuman itu, “Baiklah, silahkan pergi” perintah Kenichi. Akari pergi menemui rekan dan kapten timnya itu.
Tengah malam...
“Bagaimana?” tanya Akito, “Aku sudah mencatat semuanya” kata Asato, “Aku sudah mengambil darah rekan Kenichi saat dia tidur siang” jawab Daisuke.
“Aku menghipnotis Hashimura dan membuatnya membunuh dirinya sendiri, lalu mengambil racun yang sudah dia siapkan untukku tadinya dan memberikan racun itu pada Kenichi” jawab Akari.
“Aku juga mengambil ini” tambah Akari memberikan penutup wajah pada mereka laku mereka memakainya, “Sekarang kita akan keluar dari sini.. Akari gunakan kembali matamu itu dan hipnotis penjaga gerbang, ikuzoo”, “Hai” jawab mereka serentak.
Sesampainya di Gerbang...
“Sumimasen” panggil Akari dari belakang kedua pria itu sambil memegang pundak mereka, “Nani?!” mereka terbawa hipnotis, “Jangan menuruti kata-kata Kenichi Izuma, dan berdiri seperti ini sampai pagi” perintah Akari, mereka menangguk.
Lalu Akari dan 3 lainnya pergi meninggalkan wilayah itu.
Paginya...
“Aku bingung dengan apa yang akan dikatakan mereka ketika mereka tahu kebenaran sebaliknya” kata Asato saat mereka melanjutkan perjalanan mereka melewati padang gurun berpasir itu.
“Aku juga bingung, sebaiknya kita cepat.. sudah hampir sampai” jawab Akito. Dan mereka sampai.
Mereka langsung menuju ruang Shizukage. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat mereka pulang membawa hasil banyak.
“Untung saja kalian selamat, bagaimana bisa kalian menyelinap ke tempat berbahaya?.. tim lain juga kembali membawa hasil tapi tidak sebanyak ini” tanya Gyuro terkejut.
“Ceritanya sangat panjang” jawab Akari terkekeh, “Syukurkah senjataku yang mereka curi kembali” kata Gyuro mengambil Shuriken raksasa miliknya.
“Orang-orang Hoshigakure memang pintar dan hebat” puji Shizukage senang. Mereka menuju penginapan.
“Akari, bagaimana misinya?” tanya Azumi yang sedang duduk dengan Misae, “Lelah sekali, dan lapar” jawab Akari duduk di samping Azumi, “Sudahlah, ini ada Okayu ” tawar Misae, Akari langsung memakannya.
“Arigatou Misae-chan” balas Akari sambil melahap bubur itu dengan cepat.
“Bagaimana? misimu Misae?, kau dengan Tsuzori dan Hideyoshi bukan?” tanya Akari, “Benar kami menangkap salah satu penduduk wilayah perbatasan yang telah melakukan pengkhianatan, jadi mereka membocorkan semuanya” jawab Misae.
“Azumi-sama?” tanya Akari, “Heh, panggilan itu lagi.. aku hampir sama dengan Misae tapi kami langsung menangkap orang yang di wilayah timur laut” jawab Azumi.
“Misi seperti ini cukup menyenangkan” tambah Misae, “Benar.. aku lebih suka misi seperti ini melakukan pemaksaan” jawab Azumi, “Bagaimana dengan rencana kalian?” tanya Azumi pada Akari.
“Kami masuk wilayah itu dan membodohi pemimpinnya” jawab Akari meletakkan wadah buburnya, ia memimun air yang ada dibotol minumnya itu.
“Itu hebat, membodohi pemimpin bukanlah hal mudah” Misae kagum, “Betul.. kita maklumi saja, tim 5 ber-IQ tinggi” Azumi ikut memuji, wajah mereka sangat dekat dengan wajah Akari, Akari bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments