Leo tidak berpikir panjang saat ia mengeluarkan ponsel miliknya dengan terburu-buru, mencari nomor Sofia dan langsung menekan pada tulisan "call" diponselnya begitu ia menemukan nomor ponsel Sofia, namun tidak ada tanda panggilan masuk dan hanya terdengar bunyi 'bep..bep' dan tulisan "Lost signal" diponsel Leo, rupanya jaringan telekomunikasi tidak berfungsi di lembah Pinus itu.
Leo berjalan kian kemari sambil mengangkat ponselnya tinggi-tinggi berusaha mencari signal telepon tapi usahanya berakhir nihil, signal jaringan telekomunikasi tetap tidak ditemukan.
Leo tahu benar semua yang dikatakan Alejandro itu bukan cerita bohong belaka, karena ia sendiri yang menemukan kertas berisi informasi orang hilang dengan foto dua orang terpampang didalamnya sebagai salah satu bukti kebenaran cerita Alejandro dan saat ini kertas itu berada dalam backpack yang sedang ia tenteng. Semua yang dikatakan Alejandro adalah kejadian nyata yang sudah terjadi di hutan Pinus ini, itu sebuah kebenaran yang sudah tidak bisa dipungkiri lagi oleh Leo.
"Ikuti jalan setapak dekat pohon pinus yang tumbang disebelah sana", kata Alejandro menunjuk kearah sebuah pohon Pinus besar yang tumbang.
"Kau akan lebih cepat sampai di danau", kata Alejandro memberi rute untuk dilalui Leo.
"Ikuti saja jalannya", katanya dengan nada agak tinggi kepada Leo yang sudah berjalan tidak jauh darinya.
"Dan Leo.. hindari kabin tua dipinggir danau, jangan masuk kesana!", sebuah larangan terdengar jelas ditelinga Leo yang membuat ia harus berhenti sejenak, mencerna maksud kata-kata Alejandro tadi.
Apa maksudnya "jangan masuk kesana", Leo berusaha mencerna kalimat tersebut sebelum terdengar lagi suara Alejandro berikut,
"jangan pernah masuk ke kabin tua itu", lanjut Alejandro dengan suara agak keras meskipun Leo tidak begitu jauh berada darinya.
Ingin rasanya Leo berbalik kepada Alejandro dan bertanya maksud dari ucapannya tadi, tapi ia sadar, itu akan membuang waktu, ia harus segera sampai ke kabin sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi kepada istrinya, Sofia.
Mengingat kabin itu tempat mereka menginap malam kemarin membuat jantung Leo berdegup kencang, meskipun ia belum sepenuhnya mengerti apa maksud Alejandro melarang mereka masuk kekabin itu tapi ia sadar, ada sesuatu yang salah dengan kabin itu dan Leo tahu bahwa larangan Alejandro lebih baik jangan dianggap sepele. Mungkin kabin tua itu berbahaya untuk dihuni saat ini. Begitu pikir Leo yang pikirannya sedang kacau sejak tadi mengkhawatirkan istrinya, Sofia.
Leo tidak tahu apa yang akan terjadi padanya bila hal buruk sampai terjadi pada Sofia. Leo tidak rela kehilangan wanita yang sudah bersamanya selama 5 tahun terakhir. Leo mencintai Sofia, wanita sederhana dengan suara paling lembut.
Sofia sedang berada dijembatan kecil di depan kabin itu, sambil mengangkat ponselnya tinggi-tinggi, berusaha mencari signal menghubungi Leo yang sudah kurang lebih dua jam belum kembali dari hutan pinus. Dengan wajah kesal dan dengan tangan kirinya diangkat ia berusaha menghalangi sinar matahari pagi yang mengenai wajahnya dan berusaha melindungi matanya dari cahaya ultraviolet matahari pagi itu dan dengan tangannya yang satu ia memegang ponsel dan menggerakkannya kian kemari dengan harapan menemukan signal seluler.
Kabin kecil yang dikelilingi hutan Pinus ini terbuat dari kayu Pinus, kabin berukuran 20 meter persegi dengan halaman berumput hijau yang sudah ditumbuhi rumput ilalang seperti rumput gajah dan tumbuhan warna warni lainnya seperti tumbuhan Edelweiss dan Rhododendron, membuat halaman sekitar tetap terlihat indah meskipun agak berantakan dan tidak terawat. Kabin yang memiliki teras berukuran dua meter itu tidak memiliki kamar atau bilik lain selain ruang kecil berukuran 2x3 meter sebagai dapur mini. Dua buah kursi kayu dan sebuah meja kecil yang tampak lapuk dekat pintu masuk kabin yang sepertinya terbuat dari kayu Pinus terlihat masih kokoh dan bisa digunakan, berada tidak jauh dari tempat perapian dan juga terdapat sebuah kabinet dimana Leo meletakan Glock 19 miliknya yang berdiri berhadapan lurus dengan tempat perapian. Kabin kecil berwarna coklat muda yang kelihatan masih kokoh meskipun sudah termakan usia ini berada satu meter diatas permukaan tanah dengan kayu-kayu Pinus bulat berukuran 10x10 centimeter sebagai tiang penopang dibawahnya. Bersyukur mereka menemukan ranjang di dalam kabin, meskipun sudah usang dan lama tidak digunakan, tapi Leo dan Sofia hanya perlu membersihkannya sehingga dapat digunakan untuk beberapa hari kedepan. Mereka bisa melihat dengan jelas kearah danau Tenebris meskipun berada dalam ruangan kabin sekalipun karena jendela kabin dibuat cukup lebar dan besar.
Sepertinya kabin ini bukan tempat untuk berekreasi tapi sebagai tempat istirahat setelah berburu. Kabin tua kecil ini adalah milik seorang pemburu yang belum diketahui pemiliknya oleh Leo dan Sofia.
Kabin ini berada dibagian Utara danau Tenebris dan menghadap ke bagian selatan dan dibelakangnya terdapat gunung La Nostra. Kabin ini dibangun di bagian teluk danau Tenebris, memang cukup jauh dari lokasi tempat rekreasi utama danau Tenebris dan agak tersembunyi dalam hutan Pinus, tapi Leo dan Sofia berhasil menemukannya, bukan karena mereka ingin mencari kabin ini, tapi karena mereka berdua berjalan terus melewati lokasi utama rekreasi danau Tenebris, mencari pengunjung atau pendaki lain tapi tidak ada satupun orang yang mereka temui diatas sana, dan akhirnya hanya menemukan kabin kecil ini dan mereka memutuskan bermalam disitu.
Danau Tenebris bisa ditelusuri dengan hanya mengikuti tepian danau karena ada jalan setapak yang tidak begitu lebar yang akan ditemui sejak pengunjung tiba dibagian selatan danau setelah mengikuti jalan dari desa Alteas yang memang tidak bisa disusuri menggunakan kendaraan roda empat. Jika pengunjung tidak memiliki motor trail maka sebaiknya disarankan untuk berjalan kaki karena sangat tidak dianjurkan menggunakan sepeda dan kendaraan roda empat dengan jenis apapun, karena memang jalannya sempit dan berbatu.
Pengunjung atau para pendaki bisa menyusuri danau dari bagian selatan terus hingga ke barat dan memutar hingga ke utara, dimana kabin kecil di teluk danau Tenebris berada. Bagian timur danau Tenebris masih lebat dan tidak ada jalan setapak kesana, sungai Ebro yang mengalir, dari lembah Pinus di bawah gunung La Nostra keluar disini, di bagian timur danau Tenebris yang berawah. Bagian timur danau Tenebris bukan tempat yang biasa dikunjungi karena bagian itu terlihat liar, lebat dan masih alami tanpa ada sentuhan manusia, tempat itu berawah-rawah dan basah sepanjang tahun, habitat yang disukai hewan seperti aligator, bangau, katak atau burung kuntul.
Jika tujuan para pendaki adalah gunung La Nostra, maka mereka harus siap berjalan 3 atau 4 hari perjalanan menyusuri hutan pohon pinus yang tinggi menjulang & liar, hal itu sangat tidak dianjurkan oleh masyarakat Alteas.
La Nostra adalah gunung dengan ketinggian 5500 meter diatas permukaan laut yang puncaknya selalu tertutup salju setiap tahun. Para pendaki sangat tidak dianjurkan pergi kesana dan memang belum pernah ada orang yang mendaki kesana.
Desa Alteas berada jauh dibawah pegunungan la Nostra, sebuah Desa yang cukup terkenal dengan kebun anggur dan produk anggur mereka. Beberapa jenis anggur berkualitas bisa ditemukan disini, didesa Alteas ini, seperti anggur jenis Tempranillo merah, anggur Garnacha, anggur Albariñ putih, anggur Verdejo atau anggur jenis Moscatel berwarna putih.
Danau Tenebris memiliki luas sekitar 700 hektar, danau ini juga memiliki tanjung dan teluk disisi barat, Utara, timur dan selatan. dengan bentuk danau kurang lebih seperti starfish, hewan laut yang memiliki lima lengan ditubuhnya. Danau dengan air biru yang cukup luas diatas dataran tinggi.
Sofia kembali kedalam kabin, mengambil backpack berwarna coklat miliknya dan bersiap masuk kedalam hutan pinus mencari Leo yang sedari tadi pergi menyusuri hutan pinus pagi itu. Dengan hanya mengenakan baju lengan pendek merah muda yang cukup ketat, hingga membuat lekukan tubuhnya yang agak ramping terlihat jelas dan mengenakan celana pendek sebatas lutut serta sepatu boot sebagai alas kaki, Sofia sudah memutuskan untuk masuk kedalam hutan Pinus mencari keberadaan Leo. Mengikat rambutnya yang panjang dan ia pun melangkahkan kaki keluar kabin.
Sofia berada diatas teras kabin saat ia berhadapan langsung dengan seorang pria yang menurutnya adalah seorang raksasa, yang berdiri dalam jarak 9 meter darinya, pria aneh dengan bola mata kiri berwarna putih yang sudah tidak berfungsi dan berkepala plontos serta tubuh tinggi sekitar 198 centimeter dengan tubuh besar yang kumal serta tidak begitu terawat, tapi berisi dan terkesan kuat, ia berdiri didepan Sofia dengan memegang kapak kayu berukuran 80centimeter ditangan kanannya.
Sofia diam tertegun, kaget, panik, takut, penasaran, semua perasaan itu bercampur menjadi satu membuat sensasi aneh dalam perutnya, seperti membeku, Sofia sulit menggerakkan tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments