bagian ke lima

  Setelah perbincangan antara Arjuna dan Clara di dalam mobil,kini mereka tau.Bahwa sesungguhnya mereka sama-sama memiliki rasa,hanya karena rasa takut yang membuat mereka menjadi jauh.

  Dan Clara rasa seorang Arjuna sangat layak di beri kesempatan,bukankah Clara termasuk wanita yang beruntung.Arjuna bahkan rela menunggu selama itu demi Clara.

  Mereka pun memutuskan untuk makan malam di rumah Clara,sekalian mulai mengenal lebih dekat tentang anak Clara.

  Bukankah kuncinya ada pada Bayu,asal Arjuna bisa menaklukkan hati anaknya pasti bisa lebih mudah untuk ibundanya.Maka itulah trik yang Arjuna lakukan untuk memulai hubungan bersama Clara.

  "Jadi kita pesan makanan di mana Ra,atau Bayu lebih suka apa??"

  "Bayu bukan anak yang pemilih sih mas kalo soal makanan.Tapi aku lagi pingin banget makan nasi Padang,mas nggak keberatan kan kita pesen nasi Padang."

  "Nggak masalah,aku juga apa pun suka.Apa lagi kamu Ra,aku suka banget"

  Bak anak gadis yang pertama kali jatuh cinta,mendengar rayuan dari Arjuna pun membuat Clara tertunduk malu-malu.Ahhh lagi-lagi pipi Clara terasa panas.Tanpa sadar Clara menyentuh pipinya sendiri.

  "Mas Juna ihh."

  "Kenapa Ra?"

  Arjuna menolehkan kepala ke arah Clara,dan lagi-lagi di suguhi pemandangan yang menggoda iman.

  "DAMN!!!pingin gue cium pipi Clara!".

  Begitulah isi hati Arjuna.

  "Nggak papa mas,depan belok kanan mas.Rumah makan Padang depan mini market Indomini itu ter enak menurutku."

  Arjuna membelokan mobil ke arah yang di tunjukan oleh Clara,suasana petang itu lumayan rame, kendaraan yang berlalu lalang seakan menggambarkan riuhnya keadaan saat itu.Asap dari kendaraan besar mengepul di udara,di kanan kiri pedagang kaki lima mulai menunjukan eksistensinya.

  Arjuna memarkirkan mobil di tempat yang aman,membuka seat belt lantas membuka pintu.Segera berlari memutari mobil untuk membuka pintu bagian Clara.

  Bukan hanya kondisi jalan yang rame dengan hilir mudik kendaraan, suara orang-orang atau desisan minyak panas saat penggorengan itu mulai di gunakan untuk memasak.

  Tapi ada dua hati yang saat itu pun merasakan ramainya isi hati.Ya,Arjuna dan Clara berjalan beriringan menuju rumah makan dengan perasaan yang berdebar.

  "Mas mau lauk apa??"

  Arjuna mengamati etalase yang berisi deretan lauk,matanya mulai memindai mana lauk yang sekiranya akan dia pilih.Setelah menimbang barulah Arjuna menjatuhkan pilihan.

  "Aku mau rendang saja Ra.Kalau kamu sama Bayu biasanya pilih lauk apa?"

  "Aku hari ini lagi pingin perkedel mas,kalau Bayu selalu suka ayam"

  Arjuna menganggukan kepala,segera dia memberi interuksi kepada pelayan untuk menyiapkan pesanan.

  Setelah pesanan selesai,Arjuna mengambil dompet lantas menyerahkan dua lembar uang berwarna merah.Sstelah selesai proses transaksi dan menerima kembalian,Arjuna dan Clara meninggal rumah makan itu.

  Saat pintu di buka,aroma asap dari kendaran bercampur dengan aroma dari gurihnya batagor,mampir pada penciuman Arjuna.sebab di dekat Rumah makan itu memang ada beberapa penjual kaki lima.

  "Kayaknya aku mau beli kue pukis deh mas."

  "Ada batagor tuh Ra,kamu dulu waktu sekolah tiap istirahat nggak pernah absen beli batagor."

  Senyuman Clara pun terbit,bak mentari di pagi hari.

  "Beli dua-duanya kalo gitu,nanti bantu habisin ya mas."

  "anything for you Ra,"

  Dengan langkah yang ringan, Clara dan Arjuna menghampiri pedagang itu.Aroma manis dari adonan kue pukis yang di tuang dalam citakan menggoda penciuman Clara.

***

  Setelah selesai membeli apa yang mereka inginkan,kini Arjuna dan Clara sudah berada di dalam mobil.Melanjutkan perjalanan menuju rumah Clara.

  "Aku masukin alamatku di GPS mobil ya."

  "Boleh,silahkan Ra."

  Arjuna mengendarai mobil dengan kecepatan sedang,hanya tidak ingin menyia-nyiakan waktu berdua bersama Clara.

  "Ra,boleh tanya sesuatu nggak?".

  Clara menoleh, menautkan kedua alisnya sambil menatap tepat pada mata Arjuna.

  "Tanya apa mas?"

  "Kamu pisah sama papa nya Bayu sudah berapa lama?"

  Clara menghembuskan nafas sedikit kasar,meski sedikit Arjuna bisa melihat ada kilatan rasa sakit pada sorot mata Clara.

  "Sekitar empat tahun mas"

  "Mungkin memang aku yang salah,atau mungkin memang aku sama papa nya Bayu yang masih butuh proses.Yang pasti setiap ada masalah,aku atau pun papanya Bayu,nggak pernah duduk berdua lalu ngobrol"

  "Jadi tuh malam kita ribut,pas pagi kita tuh kaya biasa aja mas.Seolah kita tuh nggak ada masalah,aku lakuin hal biasa layaknya istri."

  Arjuna merasa dadanya sesak,meski mereka sudah berpisah tapi membayangkan saat mereka masih bersama entah kenapa rasanya nyeri.Tanpa sadar tangan Arjuna meremas setir mobil lebih erat,hingga buku jari Arjuna terlihat memutih.

  " Jangan di lanjut kalo bikin kamu sakit Ra,maaf aku udah bikin kamu mengorek luka lama"

  "Udah lewat mas,aku justru ngerasa dengan perpisahan ini jadi lebih hidup.Aku bisa jadi diri sendiri,lakuin hal yang aku suka.Dan yang pasti bisa lebih bahagia"

  Kini mereka berdua sudah sampai di depan rumah Clara,rumah sederhana tapi terlihat asri.Ada pohon mangga di samping rumah,serta beberapa tanaman hias di taman kecil rumah Clara.Tapi antara Arjuna maupun Clara tidak ada yang berniat untuk keluar dari mobil.

  Mereka berdua masih betah di dalam mobil,Arjuna menatap Clara penuh rasa sayang.Sorot matanya seakan mengakatan bahwa tenang saja,ada aku di sini yang selalu ada untuk kamu.

  Sedangkan Clara mencerna setiap gestur serta arti dari tatapan yang Arjuna berikan.

  Arjuna kini mengambil tangan Clara,dia bawa dalam genggaman.Meletakan genggaman di atas pangkuan Arjuna.

  "Ra,dulu aku pernah bodoh karena nggak kenal sama apa yang hati aku ingin.Dan itu membuat aku kehilangan kamu.Dan selama itu,hatiku ternyata masih terpaut padamu Ra."

  "Dulu aku berpikir kamu memang ada something sama Fahmi,aku sering denger anak-anak tuh bahas kalian berdua yang sering pulang bareng.Aku mikir tuh kamu naik angkot itu cuma alasan aja.

  Clara menganga,seakan tak percaya dengan penuturan Arjuna.

  Clara menghembuskan nafas,lalu menatap wajah Arjuna.Melihat wajah Arjuna yang seakan putus asa terlihat lucu.

  "Kita masuk dulu yuk mas,aku laper"

  Clara berucap sambil tersenyum,sedikit menundukkan kepala.Antara malu karena memang perutnya lapar,dan juga lucu karena wajah Arjuna.

  Arjuna seketika melepaskan tautan tangan mereka.

  "Sorry banget Ra"

  "it's okey mas Juna,abis makan kita bisa lanjut ngobrol lagi"

  Arjuna menganggukan kepala,tapi saat Clara hendak membuka pintu tangan Arjuna mencegah.

  Arjuna bergegas keluar dari mobil,memutari badan mobil untuk membukakan pintu untuk Clara.

  "Untuk saat ini,hanya hal-hal kecil yang bisa aku kasih buat kamu Ra.Tapi percayalah,mulai sekarang aku akan selalu berusaha lebih baik lagi untuk kamu dan Bayu."

  Semua wanita pasti akan suka di beri perhatian,tak terkecuali Clara.Mata Clara pun berkaca,tatapan matanya sendu.Bukan karena marah,tapi karena bahagia di beri perhatian yang bahkan dulu tak dia dapatkan dari mantan suaminya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!