"aku mencintaimu Novalll ... entah sampai kapan ... ",
ucap Kinara lirih dengan air matanya yang mengalir.
Kinara tau, 10 tahun bukan lah waktu yang sebentar, mungkin bagi siapa pun 10 tahun adalah waktu yang sangat amat lama.
Wajar saja apabila Noval marah, bahkan membencinya seumur hidup, karena kesalahan fatal yang Kinara perbuat pada saat dulu.
Pada saat dimana Kinara dan Noval akan merayakan kelulusan SDnya, namun Kinara menghilang begitu saja bak ditelan bumi. Tanpa pamit dan memberi kabar.
Kinara memang cantik, bukan berarti tidak ada lelaki yang jatuh cinta pada Kinara, bahkan banyak yang menginginkannya. Hanya saja hati Kinara belum bisa menerima dan melupakan seseorang, yaitu Noval.
Tiba-tiba ponsel Kinara berdering. Ia pun terbangun dari lamunannya, dengan sigap Kinara menghapus air matanya dan mencari ponselnya yang ada didalam tasnya.
"Bunda .. ", gumam Kinara.
"Hallo ... Assalamu'alaikum bun ... ", Kinara mengangkat telponnya.
"Kamu dimana nak' ??? .. "
"eemmmm ... Kinara masih dijalan bun, ini mau arah rumah bunda ko' ... ",
"Owwhhh ... yaudah hati-hati yah, bunda tunggu ",
"iya bun ... ", Kinara menutup telponnya.
Kinara pun menyalakan mesin mobilnya dan melaju kearah rumah sang bunda. Setelah sekitar setengah jam Kinara sampai dirumah bundanya. Kinara langsung memarkirkan mobilnya dan keluar dari dalam mobilnya.
"Onty Nallllaaa .. !!! "
Ternyata sudah ada yang menyambut kedatangan Kinara.
"Nuka !!! ... " , seru Kinara.
yah ... Nuka adalah keponakan laki-laki Kinara yang sangat menggemaskan, umurnya sekitar 3 tahun.
Bocah tersebut berlari dan langsung memeluk Kinara. Kinara menggendong dan menciuminya dengan gemas.
"Apa kabar nih ponakan onty ??? ... aduhhh makin berat aja nih sekarang !!! ... ",
seru Kinara sambil mengangkat tubuh Nuka.
Terlihat bunda dan kak Nina tersenyum gembira menghampiri Kinara, mereka semua berpelukan.
Lalu mereka semua pun beriringan berjalan menuju ruang tamu untuk berbincang-bincang terlebih dahulu melepas rasa rindu.
Selang berapa lama kemudian, asisten rumah tangga sang bunda menghampiri mereka bertiga yang sedang berbincang-bincang, untuk memberitahu bahwa makan malam sudah siap.
acara makan malam pun berlangsung,
"bun ... Kak ... !!! ", sela Kinara ditengah-tengah makan malam bersama, bunda dan kak Nina pun menoleh ke arah Kinara.
"Kenapa nak' ??? ... ", tanya bunda.
"Maaf ya bun, kayanya besok pagi Kinara harus cepet-cepet balik ke Jakarta, ngga apa-apa kan ??? ... ", tanya Kinara, dengan wajah yang cemas kepada sang bunda.
"Kenapa buru-buru sihh .. kamu kan baru aja dateng, katanya mau nginep 2 hari disini .. ", tampak kekecewaan diwajah bunda.
"iya bun, tadi pas dirumah Popon, sekretaris Nara telpon kalo besok ada meeting penting dan itu mendadak besok pagi .. ",
Kinara coba menjelaskan.
"Kamu habiskan aja dulu makanannya, ngga baik kalo bicara sambil makan .. ", sang bunda malah menjawab seperti itu, tapi yang jelas terlihat kekecewaan dari wajah sang bunda, membuat Kinara merasa khawatir.
Setelah selesai makan malam bersama, Kinara, kak Nina dan sang bunda membantu terlebih dahulu pekerjaan sang ART, membereskan sisa-sisa bekas acara makan malam bersama tadi.
Walaupun mereka mempunyai ART, tapi sang bunda tidak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk terlalu membebani sang ART dan menganggapnya sebagai pembantu. Karena awalnya keluarga ini pun pernah merasakan seperti apa dulunya kesulitan dalam hidup dan ekonomi. Jadi sang bunda tetap selalu membantu ARTnya dalam pekerjaan apapun dan itu sudah menjadi hal yang biasa.
Setelah selesai, tampak sang bunda meninggalkan Kinara dan kak Nina terlebih dahulu ke kamarnya. Kinara yang menyadari itu, diberi instruksi oleh sang kakak untuk menyusul bundanya dan memberi pengertian. Kinara pun mengangguk dan segera menyusul sang bunda.
Tanpa mengetuk kamar sang bunda, Kinara langsung masuk kedalamnya, karena memang pintu kamar itu sudah terbuka.
"Bundaaa ... ",
Kinara memeluk bundanya dari arah belakang dan menengelamkan wajahnya dipunggung sang bunda.
"Bunda marah yah sama Nara ??? ... ", tanya Kinara khawatir.
"Enggak Nak', bunda ngga marah .. ", jawab bunda dengan perangainya yang halus dan memang sudah menjadi sifatnya.
"Maafin Nara yah bun, kalo Nara selalu bikin bunda kecewa .. ", Kinara mengeratkan pelukannya.
entah kenapa sang bunda menjadi diam, membuat Kinara khawatir dan melepaskan pelukkannya. Kinara pun melangkahkan kakinya berdiri sejajar disampih tubuh sang bunda.
"Bun ... bunda tau kan sekarang Nara punya tugas dan tanggung jawab yang besar terhadap perusahaan yang Nara pimpin, dan Nara ngga bisa lepas tanggung jawab Nara gitu aj!a, Nara juga ngk mau memberikan contoh yang ngk baik sama karyawan-karyawan Nara ... ",
Kinara mencoba untuk memberikan pengertiannya.
Bunda pun membalikkan badannya menghadap Kinara.
"Iya sayang, bunda tau ... bunda tau kamu sekarang punya tugas dan tanggung jawab yang besar .. ", bunda membelai lembut kepala puterinya itu.
"Yang bunda takutkan, kamu terlalu fokus akan dunia kamu yang sekarang. Bunda ngga takut kalo kamu jatuh dari dunia kamu, tapi yang bunda takutkan, kamu lupa sama bunda dan kodrat kamu sebagai Wanita ... ",
Bunda menjelaskan dengan air matanya yang tak bisa lagi dibendung.
"Bunda ... ",
entah mengapa rasanya ada yang mencekik tenggorokan Kinara, mendengar ucapan sang bunda barusan.
"eeemmmm ... maaf sayang kalo bunda bicara seperti itu .. "
Bunda tersenyum dan sebenernya ada rasa takut pada saat mengungkapkan isi hatinya.
"Bunda hanya takut .. ", jawab bunda lagi dan sekarang membelai pipi Kinara.
Kinara langsung menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ngga bun ... Kinara ngga akan pernah seperti itu, bunda jangan ngomong kaya gitu, tanpa do'a bunda Kinara ngga akan bisa jadi Kinara yang sekarang, ini semua juga berkat do'a bunda ... ",
Isak Kinara, dan bunda pun mengangguk memahami kondisi Kinara yang mulai tertekan, dan jujur sebenarnya sang bunda takut melukai perasaan puterinya itu.
"iya sayang .. yaudah, udah malem .. kamu istirahat sana, besok pagi kan kamu harus udah berangkat, bunda mau liat Nuka dulu .. " ,
Bunda pun berlalu meninggalkan Kinara.
Kinara tahu, kenapa bundanya berbicara seperti itu ... karena bundanya masih ingin berlama-lama bersama dirinya. Karena memang semenjak Kinara di Jakarta, jarang sekali Kinara bisa satu atap seperti ini bersama ibu dan kakak perempuannya.
Bukannya Kinara tidak mau, tapi pekerjaannya yang sekarang ini yang membuat Kinara jarang untuk bisa rutin mengunjungi dan bersama sang bunda. Hanya telpon dan Vicall yang selalu menghubungi mereka berdua saat terpisah.
Kinara tahu, maksud lain dari perkataan bundanya tadi. Dia tau bundanya juga ingin Kinara segera menikah, setidaknya Kinara memiliki sang kekasih, agar ada yang bisa menjaga dirinya disaat jauh dari sang bunda.
Entah kenapa pikiran Kinara pun kemana-mana, sehingga membuat kepalanya sedikit pusing. Kinara pun memutuskan untuk pergi kekamarnya yang berada disebelah kamar sang bunda.
...----------------...
Sekian episode kali ini yahhhh 😉
Jangan lupa kasih Like dan Comentnya, terima kasih 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments