Banyak orang yang mengatakan, buah dari kesabaran akan memberikan sesuatu yang indah di masa depan
Belajar mengikhlaskan dan memaafkan akan menangkan hati
Tapi jika hati tidak terlalu besar dan tidak sanggup melupakan sebuah penghianatan
Apakah dalam diri harus memaksakan sebuah kata telah memaafkan?
🩵🩵🩵🩵
Laras mendengus kesal, wanita yang berdiri di depan nya dengan tangan bersedekap adalah orang yang telah berselingkuh dengan kekasih nya. Banyak yang bilang wanita itu bunga cantik sekolah karena penampilan nya yang terbilang sangat seksi dan menggoda, memperlihatkan paha mulut dan belahan dada yang cukup besar.
Rania!
Dia anak dari pengusaha besar yang ada di kota Jakarta, meski masih berada di bawah perusahaan PT Lumina Bloom. Rania selalu menggunakan kekuasaan keluarganya untuk berbuat semaunya, dia paling tidak suka jika ada yang mengalahkan dirinya. Laras yang sering di gadang - gadang sebagai saingan Rania di sekolah, tentu saja membuat wanita itu merasa dongkol.
Karena itu, dengan pengaruh kekuasaan nya, Rania merampas kekasih dari Laras. Jelas saja rencananya berhasil, apa lagi keluarga kekasih Laras berasal dari keluarga konglomerat. Dan bahkan untuk melakukan itu, Rania rela menyerahkan tubuh nya kepada pria bernama Levis ( Kekasih Laras) Oh, ralat. Maksud nya mantan kekasih.
Laras bangkit dari duduk nya, dia menatap sengit lawan di depan nya."Lo punya mata kan? Bisa lihat? Atau mata lo buta sampai lo nabrak gue?"
Tanpa rasa bersalah, Rania tersenyum sinis ke arah Laras." Sayang nya mata gue alergi ngelihat cewek miskin gak tau diri kaya lo."
Laras mengepalkan tangan nya, ingin sekali rasanya dia menjambak rambut wanita itu."Gak masalah gue miskin, yang penting harga diri gue lebih mahal dari lo. Dan satu lagi, setidaknya gue gak ngambil sampah bekas kaya lo."Menatap ke sebelah, dimana Levis berdiri di samping Rania.
"Lo bilang apa?" Rania melotot tak terima."Levis bukan sampah, matanya sudah terbuka karena itu dia ninggalin lo. Lagian kalo di bandingkan sama gue, jelas gue lebih segalanya. Jaman sekarang modal cantik aja gak akan terpengaruh, minimal lo harus punya kekuasaan."
"Jangan berbangga diri kalo kekuasaan lo itu memanfaatkan nama keluarga lo. Anak manja kaya lo gak akan ngerti. Tapi okelah! Cewek kaya lo emang pantes bersanding sama cowok murahan kaya dia." Menunjuk Levis dengan wajah kecewa.
Levis terdiam, dalam sudut hati terdalam dia masih sangat mencintai Laras. Tapi orang tuanya sama sekali tidak mendukung karena Laras bukan berasal dari keluarga berada. Levis juga tidak mau kehilangan warisan keluarga, karena itu dia terpaksa menerima Rania sebagai orang ketiga.
Menyesal?
Entahlah, yang Levis rasakan saat ini adalah kesedihan. Sedih melihat Laras yang begitu kecewa padanya.
"Ck, bilang aja lo masih belum move on sama Levis. Secara dia itu kaya dan tajir. Lo pasti sedih banget kan kehilangan ATM berjalan lo." Rania mencibir.
Laras tertawa sumbang menanggapi ocehan tak jelas Rania."Sayang nya selama gue pacaran sama Levis, yang selalu berusaha itu gue bukan dia. Dia cuma anak Mama yang bahkan kalo mau ngeluarin uang 50 ribu aja harus minta izin dulu sama Mamanya. ATM lo bilang? Dia lebih mirip sampah gak guna dari pada ATM."
Perkataan Laras kali ini memancing amarah Levis. "Cukup Laras! Kalo kamu masih gak terima aku putusin, itu urusan kamu tapi jangan menghinaku."
Laras kembali tertawa dan bertepuk tangan seperti orang gila."Otak lo ke geser deh, coba lo inget siapa yang mutusin siapa. Kata putus pertama kali di ucapkan dari bibir gue, lo cuma orang bodoh yang kaya patung mendengar semua kata yang gue ucapkan." Memang benar, Laras memergoki Levis bercumbu di apartemen nya saat Laras datang untuk meminjam uang padanya. Kata putus terucap, terlihat Laras yang begitu kecewa. Sementara Levis hanya diam menerima kemarahan Laras saat itu.
"Udahlah, gue bisa jadi gila gara - gara ngadapin orang gak waras kaya lo berdua." Laras memilih pergi dari pada dia hilang kendali. Sementara Rania masih belum puas, dia ingin Laras lebih menderita lagi.
Rania menatap Levis yang masih terpaku melihat kepergian Laras." Nggak usah lihat dia sampe kaya gitu. Kenapa? Kamu nyesel karena udah mutusin dia?" Tuduh Rania dengan perasaan dongkol. Levis hanya tersenyum dan mengecup bibir Rania untuk meredakan kemarahan Rania. Meskipun dalam hati, masih ada nama Laras.
🩷🩷🩷🩷🩷🩷
Sementara Laras bersandar di bawah pohon, meski dia berusaha tegar, nyatanya semua itu tidak menutupi kekecewaan dan rasa sakit hatinya. Begitu banyak kenangan yang dia lalui bersama Levis, meski terkadang pria itu selalu mengabaikan nya. Tapi cinta Laras begitu besar pada Levis, ternyata ketulusannya di balas oleh air mata. Sungguh menyakitkan.
Saat sedang menangis, sebuah tangan menepuk pundak nya."Bestie, lo kenapa nangis?"Wanita berambut pirang, dia Santi. Sahabat Laras.
Laras tak bersuara, dia memeluk Santi dengan erat. Sampai di rasa sudah tenang, Laras menghapus air matanya dengan kasar."Kita ke kelas aja yuk, udah masuk masuk, nanti gue ceritain."Santi tak banyak bicara, dia hanya mengikuti langkah Laras.
Sesampainya di kelas pertama yang harus nya di ajar oleh dosen pria bernama Ridho ternyata Ridho mengajukan cuti dan di gantikan oleh dosen baru di kelas mereka. Makul pertama adalah Matematika ekonomi dan Statistika Ekonomi.
Seorang pria gagah memasuki kelas itu, semua mata tertuju pada sosok dosen baru di kampus mereka. Tak henti - hentinya mereka berdecak kagum pada pesona dari seorang Angkasa Ardelio Brawijaya.
Angkasa...
Dia adalah dosen baru di kampus Laras. Bahkan Laras sempat di buat melongo karena kedatangan Angkasa.
"Gila, tuh dosen ganteng banget." Meski memiliki pacar, Santi tetap terpesona oleh ketampanan seorang Angkasa.
"Dia ngapain disini?" Tanya Laras entah pada siapa, dia masih terkejut.
"Lo kenal sama dia?" Tanya Santi tak sengaja mendengar Laras berkata demikian.
"Ha?" Laras melirik Santi yang memicingkan mata ke arah nya."Itu, nanti gue jelasin."
Di depan sana, Angkasa tersenyum sedikit dan memperkenalkan dirinya. Mapel pun di mulai, saat sedang konsen mendengar penjelasan Angkasa di depan, ponsel milik Laras bergetar di dalam tas, getaran nya bisa Laras rasakan.
Dia membuka dan melihat nya.
✉️____Angkara
Nanti siang, antarkan makanan ke perusahaan saya. Menunya, Rawon plus tempe goreng.
Laras memutar bola matanya malas saat membaca isi pesan dari Angkara, pria menyebalkan itu membuat mood nya tambah buruk. Tapi karena Angkara sudah membayarkan hutang yang di sebabkan oleh mantan pacar Laras ( David) Jadinya Laras tidak bisa menolak.
📩____ Laras
😒😒😒😒Gak sekalian Pak, pake sambal terasi, kayanya lebih enak.
✉️___ Angkara
Ide bagus, buatkan level 10,saya suka pedes.
Dalam hati, Laras mengumpat. Gue sumpahin tuh bibir doer. Dasar, Pak Penculik nyebelin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments