[PIAIT] Bab 2 : Kegiatan panas di mobil [WARNING]

Setelah puas memandang dada bidang pria itu, Lucianna mulai menciumnya. Pria itu berusaha melepaskan diri dari ciuman tersebut, namun tangan Lucianna menahan kepalanya agar tak beranjak. Hingga akhirnya, ciuman itu mulai disambut dan dibalas oleh pria tersebut.

"Mmmhhh," desah mereka, saling melumat bibir satu sama lain. Bahkan pria itu menunjukkan gairah yang lebih buas, bibirnya kini berpindah ke leher Lucianna.

Merasa tak puas hanya dengan ciuman, Lucianna mulai membuka ikat pinggang pria itu. Ia menarik ritsleting celananya dan mengusap benda yang mulai membesar di balik kain.

Lucianna mengeluarkan benda itu. Sebuah benda besar dan tegang menyembul keluar. Lucianna belum pernah melayani pria dengan ukuran yang sebesar ini. Ia mengelusnya, merasakan potensi benda itu untuk membesar lebih lanjut.

Lucianna kemudian mengambil pengaman yang terselip di belahan dadanya dan memakaikannya pada milik pria itu. Sedikit sulit karena ukurannya yang begitu besar.

Lucianna juga mengarahkan tangan kiri pria itu untuk meremas dadanya. Tangan kanan pria itu menyusup ke dalam celana dalam Lucianna.

"Anda seharusnya tahu apa yang harus dilakukan," ucap Lucianna menggoda. Ciuman panas itu tak berhenti. Tangan pria itu mulai bergerak menyusup ke dalam bagian dalam Lucianna.

"Ssstt, Ahhh," desahnya tak tertahankan. Lucianna hampir saja terlonjak karena terkejut. Bagaimana mungkin seseorang memiliki jari sebesar itu? Tangan pria itu bergerak dengan lihai, dan Lucianna pun tak mau kalah.

Gaun Lucianna yang semula menutupi dadanya kini melorot, memperlihatkan dua buah dada besar miliknya. Tangan kiri pria itu tak berhenti meremas dan memainkan manik-manik di dada Lucianna.

Pria ini seolah perpaduan sempurna bagi Lucianna: tubuh besar dengan dada bidang, tangan yang terampil, dan si kecil yang perkasa.

"Sepertinya ini sudah cukup longgar," Lucianna melepaskan tangan pria itu yang masih asyik menjelajahi bagian dalamnya. Tampaknya gairah mereka sudah tak tertahankan.

Lucianna melepaskan celana dalamnya. Kemudian menyalakan pendingin udara. Lucianna membungkuk ke depan untuk menyalakan lagu di radio. Untuk apa ia menyalakan lagu? Jelas, untuk menutupi suara desahan yang akan segera memenuhi mobil.

Menggunakan kesempatan dalam kesempitan, milik pria itu berhasil masuk ke dalam miliknya. "AAaahhh!!!"

Lucianna merasa bagian dalamnya sudah cukup longgar. Namun, saat benda itu masuk secara tiba-tiba, ia merasakan perih. Bahkan, sedikit darah menetes dari miliknya.

Ini terasa seperti pengalaman pertamanya.

Pria itu mulai menggoyangkan pinggulnya. Desahan demi desahan keluar dari mulut mereka berdua. Suara hentakan keras tubuh mereka juga bergema di dalam mobil.

Parkiran ini adalah parkiran umum. Siapa pun bisa datang ke sini. Jika mereka melihat sebuah mobil berguncang cepat, siapa yang akan menyangka ada aktivitas panas di dalamnya? Mungkin saja ada orang yang sedang berjoget di dalamnya.

Berharap saja mereka yang melihatnya akan berusaha berpikir positif.

"Ah-Ah-Ah, angghhh, nikmat sekali," desah Lucianna. Ini mungkin pengalaman terbaik yang pernah ia rasakan.

Pinggul pria itu tak berhenti bergerak, bahkan semakin cepat. Tiba-tiba saja, pria itu berhenti.

'Ada apa?' batin Lucianna. Saat Lucianna menoleh ke belakang, pria itu langsung menciumnya. Ia juga memutar tubuh Lucianna agar menghadap ke arahnya. Kemudian, ia kembali menggerakkan pinggulnya, dan kali ini lebih cepat.

Lucianna merasakan panas yang diciptakan benda itu di dalam rahimnya. Ciuman mereka masih tak terlepas. Milik pria itu juga selalu menekan tepat pada titik terbaik Lucianna.

Guncangan di mobil terlihat semakin kuat. Pria itu sangat bersemangat menusuk rahim Lucianna. Hingga akhirnya, mereka mencapai klimaks bersama.

"Ahhh..." desah mereka serentak, merasakan kelegaan.

Biasanya, Lucianna mampu melayani pria hingga beberapa ronde. Namun kali ini, baru satu kali saja sudah membuat Lucianna kewalahan. Saat Lucianna ingin melepaskan milik pria itu dari miliknya, pria itu malah kembali menggerakkan pinggulnya.

"Ah-ah-ah, tunggu," sebelum Lucianna merasakan kenikmatan lagi, ia segera melepaskan milik pria itu. Pria itu sepertinya belum merasa puas. Tangannya menahan pinggang Lucianna agar tidak pergi.

"Jika Anda ingin melanjutkan, mari kita lakukan di rumah Anda. Aku mulai merasa lemas di dalam mobil yang pengap ini," ucap Lucianna. Ia merogoh jas pria itu dan mengambil dompetnya.

Bukan untuk mencuri, melainkan mencari kartu identitas. Lucianna ingin mencari alamat rumah pria itu, juga untuk memastikan apakah pria itu benar-benar kaya atau sangat kaya.

Lucianna menemukan kartu identitasnya. "Daniel Radcliffe."

Itu nama pria itu. Lucianna merapikan sedikit pakaiannya, kemudian pergi ke kursi pengemudi. Ia menjalankan mobilnya dan membawa mereka menuju alamat di kartu identitas.

Selama perjalanan, Lucianna tidak bisa fokus. Tangan pria itu menyusup ke depan dan meremas dadanya. Pakaian yang sudah ia rapikan juga kembali melorot, membuat salah satu buah dadanya menyembul keluar dari gaunnya.

"Cih, dia bilang aku menjijikkan, tetapi ternyata dia jauh lebih bernafsu dariku. Seperti sudah lama tak pernah melakukannya," ucap Lucianna, berusaha fokus pada jalanan.

Akhirnya, mereka sampai di wilayah perumahan pria itu. Lucianna hanya perlu mencari di mana rumah pria itu—Daniel Radcliffe. Ia sempat berputar di sekitar perumahan, hingga ia melihat sebuah rumah yang ukurannya jauh lebih besar dari rumah-rumah di sekitarnya.

Saat ia berhenti di depan rumah itu, di temboknya terdapat tulisan 'Kediaman Radcliffe'. Lucianna yakin itu rumahnya.

Lucianna berhenti di depan gerbang, sedikit gugup, kemudian membunyikan klakson. Beberapa detik kemudian, gerbang terlihat dibuka oleh seorang satpam. Lucianna masuk ke dalam rumah tanpa ragu.

Sepertinya satpam itu sangat mengantuk. Ia bahkan tidak merasa waspada. Mungkin karena yang datang adalah mobil majikannya. Berarti ini benar rumahnya.

Lucianna memarkirkan mobilnya. Ia kembali merogoh pakaian Daniel untuk mencari kunci rumah. Saat ia membopong tubuh Daniel dari mobil, satpamnya sudah terlihat kembali tidur di posnya.

Siapa juga yang tidak mengantuk pada pukul 2 pagi.

Lucianna membawa Daniel masuk. Ia langsung disambut dengan ruangan besar dan megah. Ada tangga di dekatnya. Dari pengalamannya, kamar utama selalu berada di lantai atas. Tanpa berpikir panjang, Lucianna segera membopong pria itu menaiki tangga.

Tubuh pria ini memang berat, tetapi Lucianna tidak sabar untuk meneruskan aktivitas panasnya.

Sesuai dengan perkiraannya. Setelah sampai di atas, Lucianna langsung disambut dengan pintu ruangan. Lucianna membawanya masuk ke ruangan yang tidak terkunci itu.

'Kamar ini besar dan mewah. Jelas ini kamar utama,' batin Lucianna. Ia menjatuhkan pria itu ke kasur. Lucianna menutup pintu kemudian naik ke atas tubuh Daniel.

Tangan Daniel masih bergerak meremas bokong Lucianna, menandakan bahwa Daniel masih bersemangat untuk melanjutkannya.

Mereka melanjutkan aktivitas panas itu. Kali ini lebih leluasa karena kasur yang besar dan empuk.

...****************...

Keesokan paginya, pukul 6, Lucianna terbangun. Ia segera mandi di kamar mandi tanpa merasa canggung.

Anggap saja rumah sendiri.

"Aku tidak mungkin memakai gaun ini lagi," Lucianna melihat gaun yang sudah sobek dan kini terlihat seperti kain biasa. Lucianna kemudian membuka lemari dan mencari pakaian.

Lucianna mengambil sebuah kaus dan celana pendek. Bajunya kebesaran, tetapi tidak masalah. Lucianna menatap ponsel Daniel yang tergeletak di bawah.

Mungkin saat sedang beraktivitas, mereka tidak menyadari ponselnya jatuh. Lucianna mengambilnya. Ponsel itu tidak memiliki sandi, jadi Lucianna mengoperasikannya. Ia memasukkan nomor miliknya ke kontak Daniel. Kemudian menelepon sebentar untuk memastikan nomornya benar.

Lucianna meninggalkan pesan teks di ponsel Daniel. Tertulis seperti ini: "Jika Anda menyukai pelayanan saya, Anda bisa menghubungi saya lagi. Ini kontak saya. Silakan kirimkan uangnya ke sini. Lucianna Forger."

Lucianna merasa sangat bahagia. Ia menjinjing tasnya untuk pergi. Saat membuka pintu, Lucianna terkejut.

"Aaa!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Iyikadin

Iyikadin

Astaghfirullah, maafin aku Ya Allah , wkwk

2025-10-14

1

iqbal nasution

iqbal nasution

milik yg mana, pistol air ya.💪

2025-10-27

1

☘️🍀Author Sylvia🍀☘️

☘️🍀Author Sylvia🍀☘️

nggak ada rasa malunya,lucianna ini. kok aku jadi geli sendiri sama yang dia lakuin ya/Panic//Panic//Panic/

2025-10-06

1

lihat semua
Episodes
1 [PIAIT] Bab 1 : Target baru
2 [PIAIT] Bab 2 : Kegiatan panas di mobil [WARNING]
3 [PIAIT] Bab 3 : Berpura-pura menjadi pengasuh
4 [PIAIT] Bab 4 : Impian konyol
5 [PIAIT] Bab 5 : Jangan mendekati keluargaku
6 [PIAIT] Bab 6 : Berhenti jadi pelacur
7 [PIAIT] Bab 7 : Pekerjaan baru
8 [PIAIT] Bab 8 : Cocok menjadi Nyonya rumah
9 [PIAIT] Bab 9 : Perkelahian Konyol
10 [PIAIT] Bab 10 : Belajar untuk tenang
11 [PIAIT] Bab 11 : Masih mengharapkan hukuman
12 [PIAIT] Bab 12 : Mengajak ke kebun binatang
13 [PIAIT] Bab 13 : Kebun binatang pertama
14 [PIAIT] Bab 14 : Trauma Berenang
15 [PIAIT] Bab 15 : Hukuman lagi? [WARNING]
16 [PIAIT] Bab 16 : Waktu sore bersama
17 [PIAIT] Bab 17 : Lebih semangat untuk mendapatkanmu
18 [PIAIT] Bab 18 : Selagi belum jadi istri
19 [PIAIT] Bab 19 : Kopi dan nasi goreng
20 [PIAIT] Bab 20 : Tetap kalah saing
21 [PIAIT] Bab 21 : Akhirnya berlibur bersama
22 [PIAIT] Bab 22 : Rencana lainnya
23 [PIAIT] Bab 23 : Mempertanyakan perasaan
24 [PIAIT] Bab 24 : Flu tiba-tiba
25 [PIAIT] Bab 25 : Mimpi aneh [WARNING]
26 [PIAIT] Bab 26 : Kantung merah yang mencurigakan
27 [PIAIT] Bab 27 : Dipecat dari pekerjaan
28 [PIAIT] Bab 28 : Apakah kau sudah tidak mencintaiku lagi?
29 [PIAIT] Bab 29 : Fakta masa lalu yang kelam
30 [PIAIT] Bab 30 : Pelanggan Pertama Lucianna
31 [PIAIT] Bab 31 : Kecurigaan dan kebohongan
32 [PIAIT] Bab 32 : Apa alasannya?
33 [PIAIT] Bab 33 : Mati listrik
34 [PIAIT] Bab 34 : Membangun Pertemanan
35 [PIAIT] Bab 35 : Bahagia sampai tua
36 [PIAIT] Bab 36 : Hari yang terlupakan
37 [PIAIT] Bab 37 : Kejutan istimewa
38 [PIAIT] Bab 38 : Menyempurnakan hadiah
39 [PIAIT] Bab 39 : Pertemuan tidak terduga
40 [PIAIT] Bab 40 : Cemburu?
41 [PIAIT] Bab 41 : Donor tiba-tiba
42 [PIAIT] Bab 42 : Harapan
43 [PIAIT] Bab 43 : Masih lemah
44 [PIAIT] Bab 44 : Karma Masa Lalu
45 [PIAIT] Bab 45 : Luci dan Anna
46 [PIAIT] Bab 46 : Mengubah Pandangan
47 [PIAIT] Bab 47 : Masa subur
48 [PIAIT] Bab 48 : Membatalkan Rencana
49 [PIAIT] Bab 49 : Hanya saat tidur
Episodes

Updated 49 Episodes

1
[PIAIT] Bab 1 : Target baru
2
[PIAIT] Bab 2 : Kegiatan panas di mobil [WARNING]
3
[PIAIT] Bab 3 : Berpura-pura menjadi pengasuh
4
[PIAIT] Bab 4 : Impian konyol
5
[PIAIT] Bab 5 : Jangan mendekati keluargaku
6
[PIAIT] Bab 6 : Berhenti jadi pelacur
7
[PIAIT] Bab 7 : Pekerjaan baru
8
[PIAIT] Bab 8 : Cocok menjadi Nyonya rumah
9
[PIAIT] Bab 9 : Perkelahian Konyol
10
[PIAIT] Bab 10 : Belajar untuk tenang
11
[PIAIT] Bab 11 : Masih mengharapkan hukuman
12
[PIAIT] Bab 12 : Mengajak ke kebun binatang
13
[PIAIT] Bab 13 : Kebun binatang pertama
14
[PIAIT] Bab 14 : Trauma Berenang
15
[PIAIT] Bab 15 : Hukuman lagi? [WARNING]
16
[PIAIT] Bab 16 : Waktu sore bersama
17
[PIAIT] Bab 17 : Lebih semangat untuk mendapatkanmu
18
[PIAIT] Bab 18 : Selagi belum jadi istri
19
[PIAIT] Bab 19 : Kopi dan nasi goreng
20
[PIAIT] Bab 20 : Tetap kalah saing
21
[PIAIT] Bab 21 : Akhirnya berlibur bersama
22
[PIAIT] Bab 22 : Rencana lainnya
23
[PIAIT] Bab 23 : Mempertanyakan perasaan
24
[PIAIT] Bab 24 : Flu tiba-tiba
25
[PIAIT] Bab 25 : Mimpi aneh [WARNING]
26
[PIAIT] Bab 26 : Kantung merah yang mencurigakan
27
[PIAIT] Bab 27 : Dipecat dari pekerjaan
28
[PIAIT] Bab 28 : Apakah kau sudah tidak mencintaiku lagi?
29
[PIAIT] Bab 29 : Fakta masa lalu yang kelam
30
[PIAIT] Bab 30 : Pelanggan Pertama Lucianna
31
[PIAIT] Bab 31 : Kecurigaan dan kebohongan
32
[PIAIT] Bab 32 : Apa alasannya?
33
[PIAIT] Bab 33 : Mati listrik
34
[PIAIT] Bab 34 : Membangun Pertemanan
35
[PIAIT] Bab 35 : Bahagia sampai tua
36
[PIAIT] Bab 36 : Hari yang terlupakan
37
[PIAIT] Bab 37 : Kejutan istimewa
38
[PIAIT] Bab 38 : Menyempurnakan hadiah
39
[PIAIT] Bab 39 : Pertemuan tidak terduga
40
[PIAIT] Bab 40 : Cemburu?
41
[PIAIT] Bab 41 : Donor tiba-tiba
42
[PIAIT] Bab 42 : Harapan
43
[PIAIT] Bab 43 : Masih lemah
44
[PIAIT] Bab 44 : Karma Masa Lalu
45
[PIAIT] Bab 45 : Luci dan Anna
46
[PIAIT] Bab 46 : Mengubah Pandangan
47
[PIAIT] Bab 47 : Masa subur
48
[PIAIT] Bab 48 : Membatalkan Rencana
49
[PIAIT] Bab 49 : Hanya saat tidur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!